Kamis, 06 April 2023

THIS IS STORY OF MY LIFE

by Letda Pnb Apri
Siswa Sekolah Penerbang Rotary Wing A-102


           Ivan Rizki Apriharjadi itulah nama saya, biasa di panggil ivan oleh rekan rekan saya. Saya lahir di Bogor pada tanggal 12 April 1999 dari pasangan Bapak Serma Yasin Maskur yang berprofesi sebagai Prajurit TNI AU berdinas di Kipan C 467 Paskhas Bogor dan Ibu R. Dwi Ahvianti yang sehari-harinya menjadi Ibu Rumah Tangga. Saya anak pertama dari tiga bersaudara. Adik saya yang pertama Bernama Devina Rizky Febrihafidzah dan yang kedua yaitu Adinda Rizki Artyavani. Saya di besarkan di Kota Hujan yaitu Kota Bogor dengan segala penuh kasih sayang dari kedua orang tua saya yang selalu mengajarkan untuk selalu jujur dan berbuat kebaikan tidak lupa untuk patuh pada agama dan sejak kecil di ajarkan untuk membaca doa untuk kedua orang tua pada saat selesai sholat dan kebiasaan itupun masih saya lakukan sampai sekarang.

         Memasuki masa sekolah, saya melaksanakan Pendidikan di TK Tarbiyatun Nisaa di  Bogor yang lokasinya tidak jauh dari rumah Nenek saya. Kemudian saya melanjutkan ke Sekolah Dasar yang lumayan favorit yaitu SDN Semplak 2 Bogor. Pada saat saya menduduki bangku SD saya memiliki hobi bermain bola dan tenis lapangan. Setelah lulus dari Sekolah Dasar saya melanjutkan Pendidikan di SMP Negeri 6 Bogor, pada saat itupun hobi saya berubah menjadi pemain basket dan karate. Setelah sekian banyak olahraga yang pernah saya tekuni saya merasa ada yang kurang pas dari diri saya. Jiwa muda membara mencari jati diri akhirnya saya temukan di jenjang SMA, saya melanjutkan Pendidikan di SMA Negeri 10 Bogor dan disitulah saya menemukan jati diri saya, yaitu sebagai pecinta alam. Hobi yang sangat cocok yaitu naik gunung di kolaborasikan dengan Fotografi adalah komposisi yang pas dan masih saya tekuni sampai saat ini. Pada saat saya SMA saya pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pecinta Alam dan saya pernah mendapatkan juara 1 pada saat lomba Fotografi se-Kota Bogor.

           Hari demi hari saya lewati dan tak terasa saya sudah memasuki akhir dari Pendidikan, saya lulus SMA pada tahun 2017. Sejak kecil saya ingin sekali meneruskan jejak ayah saya yaitu sebaga Tentara, tetapi di samping itu saya pun ingin menjadi seorang pilot. Setelah saya lulus SMA di tahun 2017 saya pun memutuskan untuk mencari ilmu di Kampung Inggris di Pare, Kota Kediri untuk modal saya melaksanakan sekolah penerbangan karena pada saat itu saya ingin sekali menjadi seorang pilot. Di tengah tengah perjalanan saya di beritahu oleh Ayah saya, bahwa di Indonesia ada sekitar 1.200 lulusan sekolah pilot itu banyak yang menganggur. Kemudian ayah saya menyarankan untuk daftar Karbol, karena setelah lulus dari Karbol bisa menjadi seorang Penerbang. Tanpa berfikir panjang sayapun menuruti kemauan orang tua saya karena saya yakin setiap pilihan orang tua itu pasti yang terbaik untuk anaknya. Dan akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti pilihan kedua orang tua saya. Saya bergegas kembali ke Kota kelahiran saya dan saya mempersiapkan diri untuk mendaftar Taruna Akademi Angkatan Udara. Pada akhirnya di tahun 2018 saya mendaftarkan diri menjadi Taruna Akademi Angkatan Udara dan Alhamdullilah hanya 1 kali tes saya dapat menempuh Pendidikan menjadi Taruna.

          Awal jalan hidup saya baru saja di mulai, Pendidikan Kawah Chandradimuka pun di buka. Saya sangat semangat menjalani Pendidikan di Kawah Chandradimuka untuk membuktikan kepada orang tua saya bahwa saya yang dahulunya sering main, bandel dan kadang membuat orang tua jengkel bahwa saya bisa membuat orang tua saya menangis bangga di acara Wisuda Prajurit. Hari demi hari di lewati. Tak terasa 6 bulan sudah saya jalani, kini saatnya kami untuk kembali ke Matra masing masing dan saya harus melanjutkan Pendidikan di Ksatrian Akademi Angkatan Udara Yogyakarta tercinta ini. Pangkat Sersan Taruna pun di emban. Bertambah juga satu kualifikasi yaitu Para Dasar. Di akhir masa Sersan Taruna kami melaksanakan Latihan Terbang Layang. Memasuki masa Taruna Tingkat 3 atau biasa di sebut Mayor Dua, banyak hal-hal yang saya dapatkan mulai dari kepemimpinan, sifat dan karakteristik Leadership. Pada saat saya mengemban pangkat Mayor Dua saya pun bergabung dengan tim IT AAU yang merupakan  hobi saya di bidang fotografi, videografi maupun editing. Banyak karya-karya di hasilkan di ruang IT banyak pula Latihan-latihan seperti Survival dan Pertahanan Pangkalan. Banyak hal yang saya capai contohnya saya mendapatkan Ati Tanggal Emas sebanyak 2 kali dan merupakan kandidat Tugas Akhir Terbaik Prodi Teknik Manajemen Industri.


          Tiba saatnya menjadi Taruna Senior. Di awal masa Mayor Satu saya mendapatkan amanah menjabat sebagai Kasikomnetiptekbah atau sekarang menjadi Kasipentak. Tetapi jabatan itu tidak lama di emban karena saya terpilih sebagai Mayor Satu Siswa Sekolah Penerbang Angkatan 102. Sangat bangga sekali saya di masa Mayor Satu saya bisa menerbangkan pesawat sendiri. Sungguh hal yang tidak dapat saya bayangkan akhirnya keinginan saya menjadi seorang pilot tercapai. Hingga saat ini saya telah melewati 75 sories penerbangan dengan menggantungi total jam terbang pada pesawat Grob G-120TP-A kurang lebih 100 jam terbang.

          Masa Pendidikan akhir Taruna telah di lewati yaitu Latihan Integritas Taruna Wreda Nusantara (Latsitarda) di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Alhamdullilah puji syukur yang tiada hentinya dan atas kekuatan doa kedua orang tua di saatu tutup pendidikan taruna saya pendapatkan anugerah Thropy Gubernur sebagai Adi Sakti Prodi Teknik Manajemen Industri Pertahanan. Penantian yang sangat panjang akhirnya tiba, yaitu Presetya Perwira, Setelah 2 tahun di laksanakan secara online karena dampak pandemi Covid-19 alhamdullilah angkatan saya dapat melaksanakan di Istana, rasa bangga dan bersyukur tiada hentinya. Tiba saatnya bertemu dengan keluarga tangis tawa canda bahagia tertumpah di kala bertemu orang tua.


         Waktu demi waktu terlewati tiba saatnya kembali menempuh pendidikan Sekolah Penerbang dalam fase Latih Lanjut. Dari kecil memang saya sering melihat helikopter di Lanud Atang Sendjaya dan tak disangka sangka saya mendapatkan penjurusan helikopter. Suatu kebanggan tersendiri untuk saya bisa menjadi penerbang helikopter yang selalu saya lihat di kala saya kecil. Pendidikan Helikopter dilaksanakan di Kalijati. Sebuah Kota kecil namun memiliki banyak arti, banyak pelajaran yang bisa kami dapat di Kalijati. Kedewasaan, Kepemimpinan dan banyak hal lainnya kami dapatkan disini. Tiba saatnya kami selesai bina terbang dan dapat mengeppakkan sayap tanah air Dirgantara Indonesia. Mimpi dan pencapaian masih berlanjut, perjalanan masih panjang, dan semangat tiada putus untuk memberikan kebanggan kepada orang tua.

          Banyak pengalaman yang saya dapatkan dan saya tidak menyangka atas pencapaian saya pada saat ini. Sebuah usaha tidak akan menghianati hasil. Percayalah pada diri sendiri bahwa kita bisa pasti bisa dan yakin bisa. Kita tidak akan pernah tahu jika kita belum mencobanya, maka jangan takutlah untuk mencoba, ikhtiar, berdoa dan berusaha itulah kuncinya. Apapun hasilnya itulah yang terbaik. Lakukanlah yang terbaik di setiap kesempatan. Jangan pernah putus asa, tetaplah berjuang dan berusaha semaksimal mungkin. Milikilah rasa ingin tahu yang tinggi, teruslah belajar dan jangan pernah merasa puas. Berjuanglah untuk selalu konsisten, karena itulah kunci sukses.


          Rasa bersyukur yang tak terhenti-hentinya saya panjatkan kepada Allah SWT. Dan tak lupa rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya, keluarga besar saya atas dukungan dan doa serta motivasi saya untuk menjalani Pendidikan. Dan tak lupa terima kasih kami ucapkan dan kehormatan saya berikan kepada para Pengasuh, Dosen, Instruktur dan Pelatih yang telah mendidik, membina dan membentuk saya hingga saya menjadi seperti sekarang ini.     

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar