Kamis, 06 April 2023

KISAH SEORANG ANAK PRAJURIT TNI

 Letda Pnb Kurta

Siswa Sekolah Penerbang Rotary Wing A-102

        Lahir di Malang 2 Agustus tahun 2000. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayahku merupakan seorang prajurit TNI Angkatan Udara sedangkan Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga. kami berpindah-pindah tempat karena menyesuaikan pekerjaan ayahku sebagai prajurit yang harus siap ditempatkan dimana saja. Malang merupakan penempatan pertama ayah saya dan merupakan tempat kelahiran saya. Berbeda dengan adik saya yang lahir di tempat penempatan ke dua ayah saya yaitu di Magetan. Terlahir di keluarga berlatar belakang Militer membentuk kami sebagai pribadi yang disiplin dan correct sehingga hidup kami sangat teratur. Kebiasaan yang kami ciptakan membuat semangat kami untuk mengikuti jejak ayah semakin bulat. Terlahir di Kawasan wilayah TNI bagian matra udara yang kesehariannya melihat pesawat dan landasan membuat keingintahuan tentang ilmu kedirgantaraan kami meningkat. Dengan adanya penambahan pesawat-pesawat baru di kala itu membuat kami semakin yakin bahwa kelak nanti kami akan menunggangi alutsista-alutsista tersebut.

          Singkat cerita, Seluruh pendidikan dasar SD, SMP, SMA kami tempuh di wilayah komplek TNI AU sehingga banyak sekali suara-suara gemuruh-gemuruh pesawat terbang ditambah pada saat perayaan HUT TNI AU yang dimeriahkan oleh seluruh alutsista, sehingga seluruh kegiatan di wilayah Bandara dihentikan untuk perayaan HUT tersebut. Membuat kami penasaran dan menghadiri acara tersebut. Benar, sungguh takjub kami melihat para elang elang muda yang menunggaki seluruh alutsista yang dimiliki oleh negara, membuat kami semakin yakin untuk meneruskan cita-cita tersebut.

          SMA kami bukanlah sekolah yang berdasar pendidikan semi militer, melainkan sekolah negeri biasa yang berada di Kawasan militer, SMA Negeri 42 Jakarta namanya. Dalam hal kedisiplinan sekolah kami merupakan sekolah paling di contoh di Kawasan. Terbukti sekolah kami memenangkan 2 kali lomba Adiwiyata tingkat Nasional merupakan juara lomba kebersihan tingkat Nasional. Sehingga tidak kalah banyak sekolah kami mencetak calon pemimpin bangsa tanah air. Terbukti pada angkatanku sebanyak 11 orang yang tercetak dari SMA NEGRI 42 JAKARTA.

          Pada saat masa akhir sekolah dimana rekan rekan seangkatan berusaha untuk meningkatkan nilai per semester untuk memperjuangkan jalur undangan pada PTN pilihan, kami yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang pengabdi negara berjuang dengan cara yang berbeda, kami belajar dan berlatih 2x lipat dari rekan rekan seangkatan, kami berolahraga untuk mengejar batas lulus dan lolos dalam hal ke samaptaan berlatih psikotes dan rutin mengecek kondisi Kesehatan badan setiap bulannya agar dapat lulus dan lolos seleksi. Sampai pada akhirnya kami diterima dan masuk sebagai Taruna Akademi Angkatan Udara.

          Perjalanan pendidikan taruna yang menyenangkan membuat kami semangat untuk meraih cita cita kami menjadi seorang penerbang. Prodi Teknik Aeronautika merupakan prodi yang kami ambil karena kami suka sekali dengan pesawat terbang. Sampai pada akhirnya di fase Semester 6 kami selesai mengerjakan tugas akhir sebagai syarat kelulusan menjadi prajurit TNI Angkatan Udara. Kami terpilih sebagai Casis Sekbang merupakan suatu kebahagiaan, dimana cita cita kami sudah berada di depan mata. Kami sangat berhati hati dan berikhtiar agar dapat dikabulkannya cita cita kami sedari dulu. Banyak tahapan tes yang dilewati sama halnya seperti pendaftaran Calon Taruna namun banyak hal yang lebih diperhatikan melihat betapa tingginya resiko pekerjaan seorang Penerbang.

          Setelah menjalani beberapa tahapan tes menjadi seorang penerbang. Tibalah saat yang ditunggu, Pengumuman seleksi yang dinyatakan lulus dan lolos. Sebanyak 32 orang Sekbang A-102 terpilih sebagai Calon perwira penerbang di masa yang akan datang. Dan Alhamdulillah berkat do’a dan ikhitiar orang tua, keluarga, dan rekan, kami diberikan kesempatan menjadi seorang Airman. Sungguh perjalanan yang tidak mudah karena banyak pengorbanan yang harus di lakukan untuk menggapai cita cita kami. Bersyukur tak henti-hentinya kami panjatkan untuk kedua orang tua kami yang sudah membesarkan kami sehingga dapat berada di titik seperti ini. Kita hebat, karena do’a ibu yang kuat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar