by Letda Pnb Dhanes
Siswa Sekolah Penerbang A-102 Skadik 105 Wing 100
Perkenalkan nama saya Nicolas Dhaneswara Gaganantara.
Saya lahir di Jakarta 12 Oktober 1998. Saya lahir dari Pasangan Aloysius
Nugroho dan Ratih Kumala Dewi. Orang tua saya sehari-hari bekerja sebagai
TNI-AD berpangkat Brigjen TNI dan Ibu saya seorang Ibu Rumah tangga. Saya
adalah alumni AAU tahun 2022 berpangkat Letnan Dua Penerbang. Saya akan
menceritakan sedikit tentang perjalanan saya sampai bisa menyandang Pangkat
Letnan Dua Penerbang.
Saya berasal dari keluarga yang kebetulan sangat kental dengan TNI mulai dari TNI-AU dan TNI-AD. Kakek saya keduanya adalah pensiunan TNI-AU dan TNI-AD berpangkat Kolonel. Paman saya dan ayah saya adalah seorang Perwira TNI-AD berpangkat Kolonel dan Brigjen TNI. Jadi sedikit banyak saya mengerti tentang dunia keperwiraan dan militer.. Selepas lulus dari SMA saya mencoba mendaftar menjadi Perwira TNI-AU melalui Lanud Halim. Saya sempat gagal di seleksi pusat pada percobaan pertama tahun 2017, tak patah semangat saya mendaftar pada kesempatan selanjutnya yaitu di tahun 2018. Puji Tuhan kali ini saya berhasil lulus dan lolos menjadi Taruna AAU.
Menjadi
seorang Taruna merupakan suatu kebanggaan yang tidak ternilai bagi saya dan
keluarga, rasanya sama seperti meneruskan tongkat estafet keturunan keluarga
saya sebagai abdi negara di masa depan. Saya selalu ingat pesan dari kedua
orang tua saya setiap saya melangkahkan kaki dari rumah untuk memulai sesuatu
apapun itu. Beliau berkata bahwa setiap kamu melangkahkan kaki keluar dari
rumah kamu membawa nama baik dan kehormatan keluarga dan diri sendiri jadi
jangan pernah kamu membuat cela dan malu bagi diri sendiri dan keluarga. Nasehat
ini saya pegang sampai sekarang saya menjadi Letnan Dua Penerbang.
Masa
Taruna saya Puji Tuhan berjalan dengan lancar dan berhasil saya tuntaskan di
tahun 2022. Tentunya saya tidak akan berhasil jika bukan karna doa kedua orang
tua dan seluruh keluarga saya. Selama saya mengenyam pendidikan di AAU saya
berhasil menjadi salah satu anggota Lembaga Musyawarah Taruna pada tingkat 2
(Sersan Taruna), menjadi Komandan Flight Taruna tingkat 1 di tingkat 4
(Sermatutar) dan menjadi Komandan kelompok alat Tenor drumband Gita Dirgantara
saat tingkat 4 (Sermatutar). Tidak hanya dari sisi organisasi, saya juga
berhasil menuntaskan pendidikan akademis saya dengan IPK 3,47 pada Penutupan
Pendidikan Taruna.
Saya mendapat banyak pelajaran selama saya di AAU, namun yang paling saya dapatkan adalah tentang karakter dan integritas sebagai seorang perwira Angkatan Udara. Tidak hanya dari pendidikan sehari-hari namun saya juga mendapat banyak pelajaran dari banyak role model di AAU mulai dari dosen, pengasuh sampai dengan Komandan. Salah satu yang paling berkesan adalah role model yang ditunjukkan oleh Kolonel Pnb Anton Pallaguna. Salah satu Komadan skadron di AAU yang sempat mengasuh saya di tingkat 1 dan 4. Dari Beliau saya belajar banyak tentang integritas dan karakter sebagai seorang pemimipin Angkatan Udara.
Saat
tingkat 4 atau di pangkat Sermatutar Puji Tuhan saya mendapat kesempatan untuk
bisa masuk ke Sekolah Penerbang, Sekolah pendidikan calon penerbang TNI-AU. Ini
merupakan tujuan awal saya masuk ke AAU dulu. Sebuah kesempatan besar untuk
bisa menjadi seorang pemimpin TNI-AU di masa depan. Selama Sekbang pada masa
Taruna saya melewati fase Latih Dasar di Lanud Adi Sucipto menggunakan pesawat
Grob. Disini saya mendapatkan kurang lebih 100 jam terbang. Namun lebih dari
itu saya mendapat banyak pelajaran baru yang belum pernah saya dapatkan di AAU.
Masa Latih Dasar merupakan salah satu fase yang sulit di hidup saya. Karena
tuntutan yang tinggi dan waktu yang sangat padat. Namun saya belajar bagaimana
untuk lebih bisa mengorganisir stress dan pekerjaan dengan baik yang dimulai
dari pembelajaran di cockpit pesawat.
"Plan your flight, fly your plan". Mungkin itulah
kata yang cocok untuk menggambarkan apa yang harus dikerjakan seorang penerbang
untuk melaksanakan penerbangan. Di Sekolah Penerbang ini saya juga mendapat
banyak role model dari para Instruktur Penerbang di Lanud Adi Sucipto,
salah satu yang paling berkesan yaitu Mayor Pnb Reza Yori Prasetyo dan Kapten
Pnb Yanifa Eska. Beliau merupakan Komandan Flight dan Komandan Korsis saya
sewaktu fase Latih dasar di pesawat Grob. Beliau selalu memotivasi dan membantu
saya dan teman-teman untuk bisa mampu melewati fase latih dasar dengan baik.
Salah satu kata-kata beliau adalah "victory loves preparation" jadi
setiap apapun yang kita lakukan dengan persiapan yang matang akan membawa hasil
yang baik untuk setiap pekerjaan yang kita lakukan.
Di Sekolah Penerbang saya bukan hanya
mendapatkan pelajaran tentang penerbangan dan cara terbang. Namun juga mendapat
banyak pelajaran keperwiraan untuk bekal menjadi seorang pemimpin di masa
depan. Meskipun merupakan pendidikan yang tidak mudah bagi saya. Saya selalu
ingat kata-kata dari Kolonel Pnb Anton Pallaguna yaitu sesuatu yang tidak
membuatmu mati akan membuatmu menjadi lebih kuat, dari kata-kata ini saya
belajar untuk tidak mengeluh dan mengerjakan semuanya dengan sepenuh hati karna
akan ada waktunya nanti saya menuai hasil yang besar dari perjuangan saya di
masa depan.
Puji Tuhan saya berhasil menyelesaikan
pendidikan latih dasar pada bulan maret 2022. setelah menyelesaikan pendidikan
latih dasar saya lulus dari Taruna pada Juli tahun 2022 pada upacara Prasetya
Perwira di Istana Negara dan dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo saat
itu dan berhak menyandang pangkat Letnan Dua Penerbang. Saya sangat bersyukur
karena bisa menyelesaikan Pendidikan selama 4 tahun dan memberikan kebangaan
kepada keluarga saya khususnya kedua orang tua dan kakak saya.
Tak lama setelah dilantik menjadi
Letnan Dua, saya melanjutkan pendidikan Sekbang saya di fase latih lanjut dan
pada fase ini kami di bagi menjadi jurusan Fixed Wing dan Rotary Wing.
Kami dijuruskan berdasarkan minat dan bakat terbang kami masing-masing. Puji
Tuhan saya masuk pada Jurusan Rotary Wing dan melanjutkan pendidikan
sekbang latih lanjut di Skadik 105 yang bertempat di Lanud Suryadharma
Kalijati.
Pada fase ini meskipun berganti
pesawat menjadi Helikopter, saya dan teman-teman tidak mengalami kesulitan yang
berarti karena kami sudah mempunyai bekal terbang pada fase latih dasar. Saya
mendapat pengalaman baru menerbangkan Helikopter EC 120B Colibri pada fase ini.
Suatu pengalaman yang menurut saya sangat baik karena saya sudah berhasil
menerbangan jenis pesawat Fixed Wing dan Rotary Wing. Fase latih
lanjut tidak banyak penyesuaian yang harus saya lakukan karena kami sudah
mempunyai basic dari keperwiraan dan penerbangan yang saya dapat di AAU
dan fase latih dasar.
Pada fase ini saya mendapat lagi
banyak role model dari para Instruktur disini yang tentunya baik untuk
bekal saya menjadi seorang Perwira penerbang di satuan nanti. Banyak santiaji yang mulai menjurus pada kehidupan nanti
di Satuan setelah menyelesaikan Pendidikan Sekbang. Di Sekbang Rotary ini
saya mendapat pelajaran baru yang belum pernah saya dapatkan di fase latih
dasar salah satunya adalah disini saya tidak hanyak dituntut untuk mempelajari
bagaimana terbang dengan helikopter, namun saya juga mempelajari bagaimana
mengurus keseluruhan kegiatan penerbangan mulai dari penyusunan jadwal terbang,
pengajuan ke pimpinan, mengorganisir acara di satuan, membuat laporan
penerbangan di satuan dan menjadi seorang duty pilot di satuan yang
mengurusi tentang semua kegiatan penerbangan dan jam terbang dari semua
penerbang di satuan tersebut. Kebetulan kami berkesempatan langsung belajar
dari skadron operasi yaitu skadron udara 7 dan skadik 105.
Kebanggaan menurut saya adalah sesuatu yang membuat kita terus dan terus mau berjuang untuk mendapatkan sesuatu, Kebangaan mungkin tidak membuat kita menjadi kaya raya, namun kebangaan membuat kita menjadi pribadi yang selalu lebih baik dari sebelumnya dan menjaga kita agar selalu pada jalurnya dari cara bersikap maupun tindak tanduk kita.
Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena memberikan saya kesempatan menjadi seorang Perwira Penerbang dan belajar dari banyak orang hebat di sekeliling saya. Masih banyak pencapaian dan cita-cita yang harus saya raih kedepannya dan tentunya membutuhkan perjuangan dan kerja keras. Demikian cerita yang dapat saya bagikan semoga dapat menginspirasi para pembaca untuk memberikan kebangaan dan senyuman untuk diri sendiri dan keluarga tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar