ERWIN ROMMEL
“THE DESERT FOX”
I.
PENDAHULUAN
Puji dan
syukur saya haturkan ke hadirat Allah swt atas rahmat dan hidayah-Nya, dengan
telah diselesaikannya tugas synopsis tentang perjuangan Erwin Rommel, seorang
panglima legendaris Jerman dalam menghadapi sekutu dalam Perang Dunia II. Jerman
dapat meraih berbagai kemenangan dalam perang tersebut tidak lain adalah berkat
perjuangan Rommel, bahkan ia tetap setia terhadap bangsa dan negaranya walaupun
pasukan Jerman telah sampai pada kondisi terburuknya.
Ada hal yang
patut kita jadikan teladan dalam berperilaku di tengah-tengah masyarakat bangsa
Indonesia, yaitu sikap kesetiaan pada tanah air, menjalankan tugas negara
secara professional dan penuh dedikasi, serta membela kebenaran dan keadilan.
Hal tersebut telah ditunjukan oleh Rommel yang tetap mengindahkan nilai-nilai
kemanusian di medan perang, bahkan terhadap musuhnya sekalipun. Sesuatu yang
sangat jarang ditunjukan oleh orang yang terlibat dalam perang. Strategi perang
yang dijalankan Rommel pun diacungi jempol oleh kawan dan lawannya. Ia
mempunyai taktik perang yang brilian di berbagai front, yaitu mampu memadukan taktik memenangkan perang dengan etika
moral.
Bagi sekutu,
sosok Rommel belum tentu ada dikalangan mereka sendiri. Seorang pemimpin yang
memiliki pandangan dan ide brilian itu. Ini yang menyebabkan Rommel kemudian
bersebrangan dengan Hitler. Perbedaan pandangan itu mencapai puncaknyaketika ia
dituduh terlibat dalam percobaan pembunuhan terhadap Hitler, di saat Jerman
sedang menghadapi penyerbuan Sekutu, sebuah situasi yang sulit. Sungguh ironis
ia lalu harus dieksekusi (dihukum) mati oleh Hitler sendiri.
Dalam
sejarah terdapat pemahaman suatu peristiwa secara objektif dan kritis. Selama
ini, banyak litelatur tentang PD II dibahas dan disajikan dari kondisi negara
sekutu sehingga belum banyak orang yang memahami tentang kondisi Jerman ketika
itu. Dengan synopsis ini,diharapkan pembaca dapat mengerti akan kenyataan yang
sebenarnya. Selain itu juga diharapkan dapat memenuhi keingintahuan dan minat
para pembaca akan sejarang perang. Selamat membaca……!!
II.
ISI DAN PEMBAHASAN
1.
Awal Sebuah Perang Besar
PD II
berkobar tanggal 1 September 1939, yang ditandai Jerman menyerang Polandia.
Mulaing bagilah sebuah kisah (drama) perang yang bagi banyak orang masih
dikenang dan diteladani sampai saat ini.
Latar
Belakang PD II dapat dianalisis dari suatu keadaan yang timbul akibat PD I.
Setelah PD I usai, banyak perjanjian yang dibuat untuk mengatur atau membagi
milik negara-negara yang kalah perang. Sudah tentu situasi ini memaksa rakyat
dan pemerintah Jerman berpikir dua kali guna menerima secara mutlak Perjanjian
Versailles selama-lamanya, yang berisi :
a.
Jerman harus membayar ganti rugi perang sebanyak 132M Mark
emas.
b.
Angkatan Perang Jerman diperkecil tidak boleh lebih dari
100.000 pasukan.
c.
Jerman tidak boleh memiliki daerah jajahan / koloni.
d.
Kapal-kapal perang Jerman harus menyerahkan Elzas dan
Lotharingen kepada Prancis.
e.
Danzig dan sekitarnya berada di bawah pengawasan LBB.
f.
Daerah Sungai Rhein Barat diduduki Sekutu.
2.
Rommel di Front Eropa Barat
Sukses
pasukan Rommel yang menyerang Belgia dalam waktu singkat, bukan saja
menimbulkan kekaguman lawan, tetapi juga rasa hormat dari kawan-kawannya.
“Rommel telah menemukan apa yang dikehendakinya sebagai seorang militer
sejati,” menurut seorang panglima Jerman. Pernah, panglimanya memerintahkan
panser Rommel agar jangan menghamburkan banyak amunisi tank. Akan tetapi,
Rommel tidak mengacuhkan perintah itu. Perang adalah perang. Setiap tembakan
harus dibalas tembakan pula.
Namun, sebenarnya
Rommel bukanlah seorang militer yang buas. Malah sebaliknya, ia seorang yang
bersikap fair. Perang tanpa kebencian
adalah pengakuan Rommel yang sebenarnya, seperti di dalam bukunya Krieg Ohne Hass.Namun, karena kehantuan
pasukannya itulah yang menyebabkan orang gemeteran dibuatnya, oleh ketangguhan
dan kecepatan majunya. Dengan cepatnya, Divisi Panser III bergerak menuju kota
Landrecies. Hantu yang menakutkan itu, dalam sekejap mata sudah dapat
melumpuhkan pertahanan Prancis.
3.
Rommel Merebut Afrika Utara
Berbeda
dengan pertempuran yang sudah pernah dihadapi Rommel di Eropa, pertempuran di
Afrika Utara adalah medan tempur padang gurun. Pertempuran di gurun pasir tidak
akan dapat disamakan dengan medan tempur rimba/hutan biasa. Digurun pasir,
tidak terdapat tempat persembunyian atau tidak ada kamuflase.
Korps Afrika
dibentuk tanggal 4 April 1941, saat kondisi tentara Italia di Afrika Utara
memang sudah sangat payah, malah kalau
tidak lekas dibantu, keadaan akan semakin gawat. Pengerahan pasukan Jerman ke
Afrika Utara berjumlah 350.000 tentara, dan bulan Februari 1941 juga sudah
mulai diangkut secara berangsur-angsur ke pangkalan Tripoli.
Kemajuan
pesat yang dicapai Jendral Rommel dengan Korps Afrikanya telah menimbulkan keguncangan
dikalangan pimpinan Sekutu. Malah, ahli militer di London merasa menyesal
sekali, mengapa Inggris tidak memperkuat pertahanan di Libya saat Korps Afrika
masih dalam konsolidasi lagi.
Ketika Korps
Afrika sedang hebat-hebatnya mengamuk di Libya, pimpinan militer Inggris di
London memutuskan untuk mengirimkan persenjataan ke Mesir lewat Iskandaria,
sebagai desakan yang terus-menerus dari Archibald Wavell, panglima tertinggi
tentara Inggris di Timur Tengah.
Begitu
serunya Korps Afrika bertarung untuk merebut Tobruk, begitu sengitnya pula
Sekutu mempertahankan Tobruk. Tidak ada yang mau mengalah sedikitpun. Kedua
pihak sama-sama mempertunjukan taktik tempur yang hebat, sama-sama ingin
menjadi pemenangnya. Churchill sudah memperingatkan stafnya, “Kalau Tobruk
sempat direbut Rommel, maka kedudukan Sekutu di Timur Tengah akan terancam.
Kemengan
Rommel tanggal 20 Juni 1941, menumbuhkan rasa angkuh bagi pimpinan nazidi
Berlin. Inggris yang bertempur di Afrika Utara, sejak tanggal 22 Juni 1941
sudah tidak sendirian lagi. Rusia memasuki perang juga. Ini karena pada tanggal
tersebut, Menteri Luar Negeri Von Ribbentrop menyerahkan sebuah pernyatan
perang kepada duta besar Rusia di Berlin.
4.
Sekutu
Merebut Afrika Utara
Saatnya tiba
Sekutu merasa cukup kuat, maka dilancarkanlah serangan balasan itu. Divisi IX
Australia berhasil merebut Tel el Esia si dekat El Alamien meski Rommel
bertubi-tubi melancarkan serangan untuk
melumpuhkan tentara Australia. Juga, Brigade V India dan New Zealand telah
mencapai Ruweitsat. Rommel menyadari bahwa kemenangan sekutu ini, karena
menyerang dengan kekuatan yang masih baru. Sementara pasukannya benar-benar
sudah letih dan ia merasakan kondisinya lemah sekarang.
Perubahan
pimpinan Sekutu di Timur Tengah, ternyata membawa juga perubahan pada kondisi
Rommel. Akhir Augstus 1942, nasib malang mendatangi Rommel lagi. Setelah masa
istirahatyang lama dari masa yang digunakan Auchinleck, maka Sekutu menyerang
kembali. Teutama, serangan dilancarkan pada minggu terakhir bulan Oktober 1942,
di El Alamien. Di bawah Montgomery, Sekutu banyak memperoleh kemajuan.
Terutama, kemajuan dalam semangat tempur dan percaya diri sendiri.
Jenderal
Alexander sebagai panglima Sekutu di Timur Tengah, mengirimkan telegram kepada
Churchill ketika Rommel menyerang tentara Sekutu pada tanggal 30 Agustus 1942.
Telegram itu hanya berisi sepatah kata, yakni ‘zip’. Ini berarti Rommel sudah
menyerang. Medan tempur sekarang terbentang dari Sidi El Rachman melalui Kidney
Rigde-Koweitt Ridge, terus ke Qatarra Depression di selatan.
Bulan
September 1942, Rommel jatuh sakit, yakni penyakit kuning. Korps Afrika
terkejut sekali mendengar kabar ini. Mereka sudah sangat payah, dan sekarang
pemimpin yang dapat menolong mereka telah sakit, karena terlalu bekerja keras
siang-malam tanpa memperhatikan makan dan istirahat. Rommel pulang ke tanah
air, masuk Rumah Sakit Zommering, dan kedudukannya sebagai komandan Korps
Afrika digantikan sementara oleh Jenderal Von Stumme, dan Jendral Von Thoma
sebagai panglima tinggi.
Di mana pun
pertahanan Rommel kebobolan. Anak buah Monty dengan semangat berkobar menerobos
terus, di antara pasukan Jerman yang kepayahan. Di Fuka dan Tel el Mampsra,
Rommel kalah. Ia memutuskan untuk mengundurkan pasukannya yang luka parah itu,
tidak peduli Hitler setuju atau tidak. Keesokan hari, dating telegram Hitler
mengatakan bahwa Rommel dapat dibenarkan mengundurkan pasukannya di Fuka. Akan
tetapi apakah tepat waktunya? Fuka sudah berantakan direbut tentara Monty.
5.
Rommel Kembali ke Eropa
Marschall Erwin Rommel mendapat tugas di medan
tempur Eropa Barat untukmembangun Atlantik Mauer.
Kampanye ini sengaja di jalankan Hitler, karena merasa sudah saatnya tiba
bagi Sekutu membuka front di Eropa
Barat. Bagai mempunyai indra keenam, Hitler sudah tahu bahwa Sekutu pasti akan
menyerang dan mendarat di Prancis. Akan tetapi, di mana tempatnta, tidak dapat
diduga Hitler. Sebab itu, dia melancarkan kampanye terhadap Sekutu berupa
pertahanan militer (pantai) Tembok Atlantik. Untuk memberikan kepercayaan bagi
rakyat Jerman itu sendiri, juga Prancis atau Eropa Barat yang didudukinya,
Hitler sengaja mengangkat Rommel untuk pemimpin Tembok Atlantik.
Speidel
sangat sibuk. Apalagi Rommel tidak berada di markasnya. Yang diterima baru
laporan pendaratan Sekutu di Normandy. Oleh sebab itu, menurut Speidel,
belumlah dapat diputuskan secara tegas dan strategis sebelum diterima laporan
tentang gerak-gerik musuh. Yang jelas, saat itu di udara sudah dikuasai Sekutu.
Pesawat-pesawat Jerman segera dikalahkan. Landasa terbang tempat pemburu dan
pengebom dihancurkan Sekutu dengan hebat.
6.
Pembalasan Hitler Terhadap
Lawannya
Rommel
terpaksa dirawat karena luka yang dideritanya akibat mobilnya diserang pesawat
Sekutu tanggal 17 Juli 1944. Dan tiga hari kemudian, tanggal 20 Juli 1944,
meledaklah bom yang membunuh Hitler. Semula dikabarkan oleh gerakan anti Hitler
bahwa ia sudah binasa. Ternyata, memang tidak. Hitler masih hidup dan berbicara
sendiri melalui radio yang menuduh kudeta di kalangan militer merupakan ambisi
para opsir yang ingin mendapatkan kedudukan dan pangkat saja.
Bulan Agustus
1944, Goebbles berpidato di Posen. Ia mengatakan bahwa tindakan balasan
terhadap para pengkhianat yang mencoba membunuh Hitler tanggal 20 Juli 1944
adalah wajar. Dan menurutnya lagi, pembersihan di kalangan militer Jerman,
terutama perwiranya, bukanlah ditujukan terhadap Angkatan Perang, melainkan
pribadi orang-orang itu sendiri. Begitulah pengikut setia Hitler mengelabui
dunia dan rakyat nya sendiri.
7.
Akhir Riwayat Seorang
Pahlawan
Dari hari ke
hari, darah makin banyak yang tumpah. Orang-orang yang dicurigai Hitler dihukum
tanpa pemeriksaan yang teliti. Sesudah Gestapo mengetahui bahwa nama Rommel
disebut-sebut oleh Stuelpnagel, maka Gestapo sengaja mengerahkan orangnya untuk
mengintai Rommel. Ketika itu, Rommel sedang berada Di rumah, masih dalam keadaan
sakit. Ia beristirahat di rumah bersama istri dan anaknya, Manfred, yang
ditemani Aldinger. Di saat tertentu, Aldinger yang teteap mengawasi kondisi
disekitar rumah mengetahui bahwa ada Gestapo yang sedang mengintai Rommel.
Rommel sudah
mengetahui Hitler pasti tidak akan melepaskan cengkraman terhadap dirinya kali
ini. Setiap saat Gestapo telah mengintainya, sebagai predator yang sedang
menantikan mangsanya. Dalam kondisi yang kritis, Rommel selalu mendapat
kekuatan dari Lucie dan Manfred, yang ditambah Aldinger di dekatnya.
Bagaimanapun
Rommel termasuk seorang tokoh yang populer bagi rakyat Jerman saat itu.
Kegemilangan Rommel di medan tempur telah menyebabkan dikagumi dan dihormati
oleh kawan dan lawannya. Karena itu, Hitler sepertinya tidak berani mengambil
resiko akan memburuk-burukkan Rommel. Makanya, Hitler memalsukan kematian sang
Rubah Gurun kepada rakyat.
8.
Catatan Lain Tentang
Rommel
Gentleman Like
Rommel tidaklah
dapat kita samakan dengan pemimpin Jerman lainnya dalam masa PD II yang kebanyakan
dibenci Sekutu. Di medan tempur mana pun juga dalam PD II, jika Gestapo turut
campur, maka perang akan begitu kejamnya. Jika Himmler sebagai komandan Gestapo
yang main cabut kuku dan membutakan korbannya, ditambah dengan Hitler yang main
gantung sama-sama campur tangan dalam pertempuran, maka dapatlah kita
banyangkan betapa kejamnya perang ini. Tetapi tidak sama halnya pertempuran
Afrika Utara, di mana Rommel saja yang berkuasa dan bertanggung jawab atas
pasukan axis. Oleh karenanya, pertempuran di Afrika Utara dikatakan Gentleman like. Karena disini, baik
Hitler maupun Himmler dengan Gestaponya, tidak turut beraksi. Bahkan Rommel
merasa bersyukur bahwa mereka jauh dari Afrika. Sekutu memuji Rommel sebagai
seorang pemimipin axis yang tahu adat dan berperikemanusiaan.
III.
PENUTUP
Kepemimpinan
Erwin Rommel tetap menjadi legenda di hati orang-orang Jerman. Kepiawaiannya
dalam memimpin sebuah pertempuran menghasilkan banyak kemenangan di kubu
Hitler. Di dalam keganasan perang, ia tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusian, oleh sebab itu ia sangat dihormati dan dihargai oleh kawan dan
lawannya. Sifat nya yang pantang menyerah dalam berbagai pertempuran, dan dapat
memanfaatkan peluang-peluang kecil di medan perang. Kepeduliannya terhadap
anggota, menyebabkan ia sangat diterima dan menjadi kebanggaan Korps Afrika
Utara.
Bahkan
sampai akhir hayatnya, Rommel tetap tidak memikirkan dirinya sendiri. Ia lebih
memilih mati diracun, dengan tetap mempertahankan harga diri dan kebanggannya
sebgai prajurit Jerman dan kondisi keluarganya yang terancam oleh Hitler. Ia
tidak memilih melarikan diri, tetapi memperhatikan kondisi keluarga dan
anggotanya.
Pada
akhirnya, Rommel tetap menjadi pahlawan kebanggan Jerman yang tetap dikenang
sampai saat ini. Jasa-jasa nya terhadap bangsa Jerman menjadi suri tauladan
seluruh rakyat Jerman. Banyak hal yang bias kita petik dari kepahlawanan Rommel
ini. Semoga karya tulis ini berguna bagi para pembaca, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar