Senin, 27 Mei 2013

HISTORY OF ERWIN ROMMEL


ERWIN ROMMEL “THE DESERT FOX

I.                  PENDAHULUAN

Puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Allah swt atas rahmat dan hidayah-Nya, dengan telah diselesaikannya tugas synopsis tentang perjuangan Erwin Rommel, seorang panglima legendaris Jerman dalam menghadapi sekutu dalam Perang Dunia II. Jerman dapat meraih berbagai kemenangan dalam perang tersebut tidak lain adalah berkat perjuangan Rommel, bahkan ia tetap setia terhadap bangsa dan negaranya walaupun pasukan Jerman telah sampai pada kondisi terburuknya.
Ada hal yang patut kita jadikan teladan dalam berperilaku di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia, yaitu sikap kesetiaan pada tanah air, menjalankan tugas negara secara professional dan penuh dedikasi, serta membela kebenaran dan keadilan. Hal tersebut telah ditunjukan oleh Rommel yang tetap mengindahkan nilai-nilai kemanusian di medan perang, bahkan terhadap musuhnya sekalipun. Sesuatu yang sangat jarang ditunjukan oleh orang yang terlibat dalam perang. Strategi perang yang dijalankan Rommel pun diacungi jempol oleh kawan dan lawannya. Ia mempunyai taktik perang yang brilian di berbagai front, yaitu mampu memadukan taktik memenangkan perang dengan etika moral.
Bagi sekutu, sosok Rommel belum tentu ada dikalangan mereka sendiri. Seorang pemimpin yang memiliki pandangan dan ide brilian itu. Ini yang menyebabkan Rommel kemudian bersebrangan dengan Hitler. Perbedaan pandangan itu mencapai puncaknyaketika ia dituduh terlibat dalam percobaan pembunuhan terhadap Hitler, di saat Jerman sedang menghadapi penyerbuan Sekutu, sebuah situasi yang sulit. Sungguh ironis ia lalu harus dieksekusi (dihukum) mati oleh Hitler sendiri.
Dalam sejarah terdapat pemahaman suatu peristiwa secara objektif dan kritis. Selama ini, banyak litelatur tentang PD II dibahas dan disajikan dari kondisi negara sekutu sehingga belum banyak orang yang memahami tentang kondisi Jerman ketika itu. Dengan synopsis ini,diharapkan pembaca dapat mengerti akan kenyataan yang sebenarnya. Selain itu juga diharapkan dapat memenuhi keingintahuan dan minat para pembaca akan sejarang perang. Selamat membaca……!!



II.               ISI DAN PEMBAHASAN

1.                 Awal Sebuah Perang Besar
PD II berkobar tanggal 1 September 1939, yang ditandai Jerman menyerang Polandia. Mulaing bagilah sebuah kisah (drama) perang yang bagi banyak orang masih dikenang dan diteladani sampai saat ini.
Latar Belakang PD II dapat dianalisis dari suatu keadaan yang timbul akibat PD I. Setelah PD I usai, banyak perjanjian yang dibuat untuk mengatur atau membagi milik negara-negara yang kalah perang. Sudah tentu situasi ini memaksa rakyat dan pemerintah Jerman berpikir dua kali guna menerima secara mutlak Perjanjian Versailles selama-lamanya, yang berisi :
a.      Jerman harus membayar ganti rugi perang sebanyak 132M Mark emas.
b.      Angkatan Perang Jerman diperkecil tidak boleh lebih dari 100.000 pasukan.
c.       Jerman tidak boleh memiliki daerah jajahan / koloni.
d.      Kapal-kapal perang Jerman harus menyerahkan Elzas dan Lotharingen kepada Prancis.
e.      Danzig dan sekitarnya berada di bawah pengawasan LBB.
f.        Daerah Sungai Rhein Barat diduduki Sekutu.

2.                 Rommel di Front Eropa Barat
Sukses pasukan Rommel yang menyerang Belgia dalam waktu singkat, bukan saja menimbulkan kekaguman lawan, tetapi juga rasa hormat dari kawan-kawannya. “Rommel telah menemukan apa yang dikehendakinya sebagai seorang militer sejati,” menurut seorang panglima Jerman. Pernah, panglimanya memerintahkan panser Rommel agar jangan menghamburkan banyak amunisi tank. Akan tetapi, Rommel tidak mengacuhkan perintah itu. Perang adalah perang. Setiap tembakan harus dibalas tembakan pula.
Namun, sebenarnya Rommel bukanlah seorang militer yang buas. Malah sebaliknya, ia seorang yang bersikap fair. Perang tanpa kebencian adalah pengakuan Rommel yang sebenarnya, seperti di dalam bukunya Krieg Ohne Hass.Namun, karena kehantuan pasukannya itulah yang menyebabkan orang gemeteran dibuatnya, oleh ketangguhan dan kecepatan majunya. Dengan cepatnya, Divisi Panser III bergerak menuju kota Landrecies. Hantu yang menakutkan itu, dalam sekejap mata sudah dapat melumpuhkan pertahanan Prancis.

3.                 Rommel Merebut Afrika Utara
Berbeda dengan pertempuran yang sudah pernah dihadapi Rommel di Eropa, pertempuran di Afrika Utara adalah medan tempur padang gurun. Pertempuran di gurun pasir tidak akan dapat disamakan dengan medan tempur rimba/hutan biasa. Digurun pasir, tidak terdapat tempat persembunyian atau tidak ada kamuflase.
Korps Afrika dibentuk tanggal 4 April 1941, saat kondisi tentara Italia di Afrika Utara memang sudah sangat payah,  malah kalau tidak lekas dibantu, keadaan akan semakin gawat. Pengerahan pasukan Jerman ke Afrika Utara berjumlah 350.000 tentara, dan bulan Februari 1941 juga sudah mulai diangkut secara berangsur-angsur ke pangkalan Tripoli.
Kemajuan pesat yang dicapai Jendral Rommel dengan Korps Afrikanya telah menimbulkan keguncangan dikalangan pimpinan Sekutu. Malah, ahli militer di London merasa menyesal sekali, mengapa Inggris tidak memperkuat pertahanan di Libya saat Korps Afrika masih dalam konsolidasi lagi.
Ketika Korps Afrika sedang hebat-hebatnya mengamuk di Libya, pimpinan militer Inggris di London memutuskan untuk mengirimkan persenjataan ke Mesir lewat Iskandaria, sebagai desakan yang terus-menerus dari Archibald Wavell, panglima tertinggi tentara Inggris di Timur Tengah.
Begitu serunya Korps Afrika bertarung untuk merebut Tobruk, begitu sengitnya pula Sekutu mempertahankan Tobruk. Tidak ada yang mau mengalah sedikitpun. Kedua pihak sama-sama mempertunjukan taktik tempur yang hebat, sama-sama ingin menjadi pemenangnya. Churchill sudah memperingatkan stafnya, “Kalau Tobruk sempat direbut Rommel, maka kedudukan Sekutu di Timur Tengah akan terancam.
Kemengan Rommel tanggal 20 Juni 1941, menumbuhkan rasa angkuh bagi pimpinan nazidi Berlin. Inggris yang bertempur di Afrika Utara, sejak tanggal 22 Juni 1941 sudah tidak sendirian lagi. Rusia memasuki perang juga. Ini karena pada tanggal tersebut, Menteri Luar Negeri Von Ribbentrop menyerahkan sebuah pernyatan perang kepada duta besar Rusia di Berlin.

4.                 Sekutu Merebut Afrika Utara
Saatnya tiba Sekutu merasa cukup kuat, maka dilancarkanlah serangan balasan itu. Divisi IX Australia berhasil merebut Tel el Esia si dekat El Alamien meski Rommel bertubi-tubi  melancarkan serangan untuk melumpuhkan tentara Australia. Juga, Brigade V India dan New Zealand telah mencapai Ruweitsat. Rommel menyadari bahwa kemenangan sekutu ini, karena menyerang dengan kekuatan yang masih baru. Sementara pasukannya benar-benar sudah letih dan ia merasakan kondisinya lemah sekarang.
Perubahan pimpinan Sekutu di Timur Tengah, ternyata membawa juga perubahan pada kondisi Rommel. Akhir Augstus 1942, nasib malang mendatangi Rommel lagi. Setelah masa istirahatyang lama dari masa yang digunakan Auchinleck, maka Sekutu menyerang kembali. Teutama, serangan dilancarkan pada minggu terakhir bulan Oktober 1942, di El Alamien. Di bawah Montgomery, Sekutu banyak memperoleh kemajuan. Terutama, kemajuan dalam semangat tempur dan percaya diri sendiri.
Jenderal Alexander sebagai panglima Sekutu di Timur Tengah, mengirimkan telegram kepada Churchill ketika Rommel menyerang tentara Sekutu pada tanggal 30 Agustus 1942. Telegram itu hanya berisi sepatah kata, yakni ‘zip’. Ini berarti Rommel sudah menyerang. Medan tempur sekarang terbentang dari Sidi El Rachman melalui Kidney Rigde-Koweitt Ridge, terus ke Qatarra Depression di selatan.
Bulan September 1942, Rommel jatuh sakit, yakni penyakit kuning. Korps Afrika terkejut sekali mendengar kabar ini. Mereka sudah sangat payah, dan sekarang pemimpin yang dapat menolong mereka telah sakit, karena terlalu bekerja keras siang-malam tanpa memperhatikan makan dan istirahat. Rommel pulang ke tanah air, masuk Rumah Sakit Zommering, dan kedudukannya sebagai komandan Korps Afrika digantikan sementara oleh Jenderal Von Stumme, dan Jendral Von Thoma sebagai panglima tinggi.
Di mana pun pertahanan Rommel kebobolan. Anak buah Monty dengan semangat berkobar menerobos terus, di antara pasukan Jerman yang kepayahan. Di Fuka dan Tel el Mampsra, Rommel kalah. Ia memutuskan untuk mengundurkan pasukannya yang luka parah itu, tidak peduli Hitler setuju atau tidak. Keesokan hari, dating telegram Hitler mengatakan bahwa Rommel dapat dibenarkan mengundurkan pasukannya di Fuka. Akan tetapi apakah tepat waktunya? Fuka sudah berantakan direbut tentara Monty.

5.                 Rommel Kembali ke Eropa
Marschall Erwin Rommel mendapat tugas di medan tempur Eropa Barat untukmembangun Atlantik Mauer. Kampanye ini sengaja di jalankan Hitler, karena merasa sudah saatnya tiba bagi Sekutu membuka front di Eropa Barat. Bagai mempunyai indra keenam, Hitler sudah tahu bahwa Sekutu pasti akan menyerang dan mendarat di Prancis. Akan tetapi, di mana tempatnta, tidak dapat diduga Hitler. Sebab itu, dia melancarkan kampanye terhadap Sekutu berupa pertahanan militer (pantai) Tembok Atlantik. Untuk memberikan kepercayaan bagi rakyat Jerman itu sendiri, juga Prancis atau Eropa Barat yang didudukinya, Hitler sengaja mengangkat Rommel untuk pemimpin Tembok Atlantik.
Speidel sangat sibuk. Apalagi Rommel tidak berada di markasnya. Yang diterima baru laporan pendaratan Sekutu di Normandy. Oleh sebab itu, menurut Speidel, belumlah dapat diputuskan secara tegas dan strategis sebelum diterima laporan tentang gerak-gerik musuh. Yang jelas, saat itu di udara sudah dikuasai Sekutu. Pesawat-pesawat Jerman segera dikalahkan. Landasa terbang tempat pemburu dan pengebom dihancurkan Sekutu dengan hebat.

6.                 Pembalasan Hitler Terhadap Lawannya
Rommel terpaksa dirawat karena luka yang dideritanya akibat mobilnya diserang pesawat Sekutu tanggal 17 Juli 1944. Dan tiga hari kemudian, tanggal 20 Juli 1944, meledaklah bom yang membunuh Hitler. Semula dikabarkan oleh gerakan anti Hitler bahwa ia sudah binasa. Ternyata, memang tidak. Hitler masih hidup dan berbicara sendiri melalui radio yang menuduh kudeta di kalangan militer merupakan ambisi para opsir yang ingin mendapatkan kedudukan dan pangkat saja.
Bulan Agustus 1944, Goebbles berpidato di Posen. Ia mengatakan bahwa tindakan balasan terhadap para pengkhianat yang mencoba membunuh Hitler tanggal 20 Juli 1944 adalah wajar. Dan menurutnya lagi, pembersihan di kalangan militer Jerman, terutama perwiranya, bukanlah ditujukan terhadap Angkatan Perang, melainkan pribadi orang-orang itu sendiri. Begitulah pengikut setia Hitler mengelabui dunia dan rakyat nya sendiri.


7.                 Akhir Riwayat Seorang Pahlawan
Dari hari ke hari, darah makin banyak yang tumpah. Orang-orang yang dicurigai Hitler dihukum tanpa pemeriksaan yang teliti. Sesudah Gestapo mengetahui bahwa nama Rommel disebut-sebut oleh Stuelpnagel, maka Gestapo sengaja mengerahkan orangnya untuk mengintai Rommel. Ketika itu, Rommel sedang berada Di rumah, masih dalam keadaan sakit. Ia beristirahat di rumah bersama istri dan anaknya, Manfred, yang ditemani Aldinger. Di saat tertentu, Aldinger yang teteap mengawasi kondisi disekitar rumah mengetahui bahwa ada Gestapo yang sedang mengintai Rommel.
Rommel sudah mengetahui Hitler pasti tidak akan melepaskan cengkraman terhadap dirinya kali ini. Setiap saat Gestapo telah mengintainya, sebagai predator yang sedang menantikan mangsanya. Dalam kondisi yang kritis, Rommel selalu mendapat kekuatan dari Lucie dan Manfred, yang ditambah Aldinger di dekatnya.
Bagaimanapun Rommel termasuk seorang tokoh yang populer bagi rakyat Jerman saat itu. Kegemilangan Rommel di medan tempur telah menyebabkan dikagumi dan dihormati oleh kawan dan lawannya. Karena itu, Hitler sepertinya tidak berani mengambil resiko akan memburuk-burukkan Rommel. Makanya, Hitler memalsukan kematian sang Rubah Gurun kepada rakyat.

8.                 Catatan Lain Tentang Rommel
Gentleman Like
            Rommel tidaklah dapat kita samakan dengan pemimpin Jerman lainnya dalam masa PD II yang kebanyakan dibenci Sekutu. Di medan tempur mana pun juga dalam PD II, jika Gestapo turut campur, maka perang akan begitu kejamnya. Jika Himmler sebagai komandan Gestapo yang main cabut kuku dan membutakan korbannya, ditambah dengan Hitler yang main gantung sama-sama campur tangan dalam pertempuran, maka dapatlah kita banyangkan betapa kejamnya perang ini. Tetapi tidak sama halnya pertempuran Afrika Utara, di mana Rommel saja yang berkuasa dan bertanggung jawab atas pasukan axis. Oleh karenanya, pertempuran di Afrika Utara dikatakan Gentleman like. Karena disini, baik Hitler maupun Himmler dengan Gestaponya, tidak turut beraksi. Bahkan Rommel merasa bersyukur bahwa mereka jauh dari Afrika. Sekutu memuji Rommel sebagai seorang pemimipin axis yang tahu adat dan berperikemanusiaan.


III.            PENUTUP

Kepemimpinan Erwin Rommel tetap menjadi legenda di hati orang-orang Jerman. Kepiawaiannya dalam memimpin sebuah pertempuran menghasilkan banyak kemenangan di kubu Hitler. Di dalam keganasan perang, ia tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, oleh sebab itu ia sangat dihormati dan dihargai oleh kawan dan lawannya. Sifat nya yang pantang menyerah dalam berbagai pertempuran, dan dapat memanfaatkan peluang-peluang kecil di medan perang. Kepeduliannya terhadap anggota, menyebabkan ia sangat diterima dan menjadi kebanggaan Korps Afrika Utara.
Bahkan sampai akhir hayatnya, Rommel tetap tidak memikirkan dirinya sendiri. Ia lebih memilih mati diracun, dengan tetap mempertahankan harga diri dan kebanggannya sebgai prajurit Jerman dan kondisi keluarganya yang terancam oleh Hitler. Ia tidak memilih melarikan diri, tetapi memperhatikan kondisi keluarga dan anggotanya.
Pada akhirnya, Rommel tetap menjadi pahlawan kebanggan Jerman yang tetap dikenang sampai saat ini. Jasa-jasa nya terhadap bangsa Jerman menjadi suri tauladan seluruh rakyat Jerman. Banyak hal yang bias kita petik dari kepahlawanan Rommel ini. Semoga karya tulis ini berguna bagi para pembaca, terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar