Photo Bersama Skadron 7 tahun 2013 |
SEJARAH SINGKAT SKADRON UDARA 7
Sejak berdirinya AURI s/d tahun 1952, kekuatan
udara RI dikenal dengan jenis “Fix Wing Air Craft”. Kemajuan Angkatan Udara negara lain di dunia
yang dilengkapi Multipurpose Air Craft juga mempengaruhi perkembangan AURI pada
saat itu yang tentunya juga membutuhkan jenis pesawat serba guna demi
kelengkapan kekuatan Udara kita. Tugas
serba guna ini hanya dapat dilakukan oleh pesawat-pesawat “Rotary Wing” atau
yang di kenal sebagai Pesawat Helikopter.
SKADRON
PERCOBAAN
Pada tahun 1953 sebagai Skadron Percobaan digunakan Helikopter jenis Hiller-360 dengan
penerbang pertamanya adalah Komodor Wiwieko.
Setelah kedatangan pesawat tersebut Letnan Udara Dua Joem Soemarsono
seorang Ground Instructure Aerodinamika dari Sekolah Penerbang mendapat didikan
terbang dari Komodor Udara Wiwieko.
Kedua orang inilah yang kemudian melatih tokoh-tokoh Helikopter lainnya.
Pd
tahun 1957 dengan tibanya 4 buah pesawat Bell Trooper 47 G-2 maka terbentuklah
“Skadron Helikopter Percobaan” di Lanud Husein Sastranegara Bandung, dibawah
pimpinan Letnan Udara Satu J. Soemarsono.
TERBENTUKNYA
WING OPS 004
Pada tanggal 22 Mei 1965 Mentri / Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Oemar
Dhani meresmikan sebuah Wing Operasi yang langsung dibawah Komando Operasi
yaitu Wing Operasional 004 atau khusus Wing Helikopter yang terdiri dari 4
Skadron. Tampuk pimpinan dipegang oleh
Komandan Wing yaitu Kol. Udara Soewoto Soekendar. Sedangkan sebagai pejabat Komandan Skadron
masing-masing ialah :
1. Letnan Udara Satu S.P Oetomo sbg Danskadud
6 (Skd Helikopter Sedang) dengan type Mi-4.
2. Letnan Udara Satu A. Aulia Suratno sbg
Danskadud 7 (Skd Helikopter Khusus) dengan Type Mi-4, SM-1 dan jenis Bell
(Trooper, Ranger, Iroquois).
3. Mayor Udara Imam Suwongso sbg Danskadud
8 (Skd Helikopter Berat) dengan Type Mi-6.
4. Kapten Udara Burachman sbg Dan Skatek
06 yang berfungsi untuk melayani maintenance/service semua type pesawat yang
ada di Skadron Udara 6,7dan 8.
PERJALANAN SKADRON UDARA 7
Skadron
Udara 7 yang pada waktu itu sebagian besar terdiri dari penerbang-penerbang
muda serta para tehnisi yang masih baru namun telah mampu memberi andil yang
besar, yaitu sebagai Helikopter Unit Istana, operasi-operasi militer,
kemanusiaan, pertanian, di samping tugasnya sebagai Skadron Pendidikan Penerbang
Helikopter.
Untuk memenuhi kebutuhan latihan
terbang bagi para Siswa Penerbang Jurusan Helikopter, secara bertahap sejak
tahun 1984 pesawat jenis Bell 47 G-3 BL Sioux dimodifikasi menjadi “SOLOY”.
Berdasarkan
Instruksi Kepala Staf TNI AU Nomor : Ins/03/III/1965 tanggal 12 Maret 1985
sejalan dengan reorganisasi di Wing Operasi 004 dimana Skadron Udara 7 berada
di dalam jajaranya, Skadron Udara 7 diserahkan kepada Komandan Pangkalan Atang
Senjaya.
Tepat tanggal 17 April 1989
dilaksanakan Operasi Boyong dari Lanud Atang Sanjaya ke Lanud Kalijati, tahap
pertama dengan satu flight helikopter Hughes 500 yang terdiri dari 3 pesawat, 8
orang penerbang , dan 7 orang teknisi beserta dukungannya.
Tanggal 11 Juni 1990 diberangkatkan
16 truk untuk mangangkut semua peralatan dinas, 40 personil pendukung, pengawal
serta pengawas. Tanggal 13 Juni 1990
diberangkatkan 47 personil anggota beserta keluarga dan barang-barangnya.
Sesuai Surat Keputusan KASAU Nomor :
SKEP / 19 / XI / 1990 tertanggal 20 November 1990 tentang kedudukan Skadron
Udara 7, maka secara resmi terhitung mulai tanggal 1 Januari 1991, Skadron
Udara 7 berada di dalam jajaran Pangkalan TNI AU Kalijati (sekarang Suryadarma)
Setelah
Wing Ops 004 dibubarkan, Skadud 7 mendapat tugas tambahan untuk menyelenggarakan
pendidikan sekolah penerbang helikopter sampai sekarang dan pesawat yang
digunakan adalah Bell 47 G Soloy yang merupakan modifikasi
dari pesawat jenis Bell 47 3B1 Sioux. Selain itu untuk menunjang tugas pokoknya
Skadron juga memiliki pesawat EC 120 B
Colibri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar