Kamis, 06 April 2023

A PIECES OF MY STORIES

 Letda Pnb Hadiyan

Siswa Sekolah Penerbang Rotary Wing A-102


        Nama Saya Muhammad Hadyan Hadafi, kelahiran Jakarta, 03 November 2000. Saya anak kedua dari empat bersaudara. Di lingkungan saya disebut dengan panggilan Hadafi. Ya Hadafi, Nama dari pemimpin Negara Libya pada zaman itu Muammar Khadafi, dengan harapan dari orangtua kelak sifat kepemimpinan saya dapat seperti beliau, Pemimpin yang adil, membela rakyatnya, dan tidak takut dengan musuh musuhnya. Saya terlahir dari lingkungan TNI-AU. Ayah saya adalah seorang Anggota TNI-AU, sedangkan ibu saya  seorang pegawai negeri sipil POLRI, keduanya berdinas di Jakarta, namun di umur 6 tahun saya sering ikut berpindah pindah di luar kota karena tuntutan dinas ayah saya.


Saya mulai masuk sekolah dasar pada umur 5 tahun, di kelas saya termasuk murid dengan umur yang muda. Saya bersekolah di SD Angkasa 1, letaknya tidak jauh dari rumah. Saat lulus SD, saya melanjutkan pendidikan di wilayah yang sama di SMPN 80 Jakarta sampai tahun 2015.

          Saat SMP tahun 2013, kakak pertama saya mulai pergi untuk menuntut ilmu, Beliau pergi menuju kota Magelang untuk menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang, kemudian di tahun berikutnya dilanjutkan adik laki-laki saya yang melanjutkan Menuntut ilmu islam dengan bersekolah di Pesantren Tahfidz Daarul Quran kota Banten, besar harapan orangtua kami untuk menjadikan kami sebagai manusia yang kelak dapat bermanfaat untuk lingkungan di sekitarnya, saya selalu ingat pesan ayah saya untuk Selalu berdoa dimanapun dan kapanpun, karena kita tidak tau pula kapan doa kita akan diijabah oleh Tuhan.

Setelah lulus dari SMP saya melanjutkan pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang, disana adalah awal saya dididik, dibina, ditempa untuk menjadi seorang murid yang diberi bekal ilmu dan jiwa kejuangan, kebangsaan, dan kebudayaan.

Saat lulus SMA saya banyak berdiksusi dengan orangtua mengenai studi lanjut dan perkuliahan. jujur saya tidak banyak melihat gambaran tentang kehidupan perkuliahan sehingga saya lebih berminat di studi lanjutan negeri dan akademi.

        Pesan dari ibu saya, Saya tidak boleh hanya mendaftar hanya pada satu pilihan, saya juga harus mendaftar pada studi lanjut lain agar Ketika tidak dapat di satu pilihan, saya masih punya kesempatan lain di tempat lain.

Di masa akhir SMA akhirnya saya mendaftar di beberapa akademi yaitu Akademi militer, Akademi Angkatan Udara, dan Akademi Imigrasi, Syukurnya di semua akademi yang saya daftar, saya lolos sampai tahap pusat, kemudian saya memutuskan untuk memilih melanjutkan di Akademi Angkatan udara karena saya sudah terbiasa berada dilingkungan TNI-AU sejak kecil.Saya akhirnya menjalani Pendidikan di Akademi Angkatan Udara selama 4 tahun, saya mengikuti segala kegiatan pendidikan yang ada. Saat penjurusan Program Studi saya mendapatkan jurusan Teknik Aeronautika, Dimana saya mempelajari mengenai sistem dalam pesawat terbang. Saya sangat bersyukur karena ilmu saya tentang penerbangan sangatlah sedikit, sehingga di jurusan ini lah saya dapat meng-explore diri saya dibidang penerbangan.

Pada saat menjalani kegiatan Groundschool di Departemen Aeronautika ada suatu momen dimana, momen tersebut sangat menjadi teguran dan sekaligus pelajaran bagi saya dan rekan rekan saya, yaitu pada saat Tingkat 3 kami sedang melaksanakan praktek di Ruang Praktek, Dari 33 Taruna, Sekitar 30 Taruna di kelas kami termasuk saya malas untuk mengubah pangkat di pakaian Wearpack dari Tingkat 2 menjadi Tingkat 3, dan ternyata tanpa sepengetahuan kami saat itu juga Gubernur Akademi Angkatan Udara sedang berkeliling Gedung Praktek tersebut, kemudian Gubernur dan pejabat masuk ke ruangan dan setelah mengobrol mengenai materi perkuliahan, beliau menegur perihal pangkat yang digunakan di pakaian kami belum diubah ke Tingkat 3, Spontan keluar di Ucapan beliau adalah “Malam ini yang tidak disiplin dihukum dengan sanksi pangkas rambut sampai botak’’ kami kaget dan mau tidak mau kami harus terima. Dari momen tersebutlah kami belajar bahwa kita tidak tau kapan kita dilihat, dan kita tidak tau kapan kita dinilai. Disisi lain kami juga belajar untuk siap menerima konsekuensi dari setiap kesalahan yang kita buat. Tapi setiap kesalahan itu wajar, semua manusia tidak akan luput dari kesalahan dan setiap kesalahan itu adalah media untuk belajar karena “if we never try an error, we would never know how to recovery’’.

Setelah menjalani pendidikan dan tempaan di Akademi angkatan Udara selama 4 Tahun, Saya lulus dan dilantik menjadi Letda Pnb dengan gelar S.Tr.Han , Merupakan Syukur dan Kebanggan untuk saya karena bisa bertahan dan menyelesaikan pendidikan selama 4 Tahun lamanya.

Saya bersyukur dapat melanjutkan pendidikan di Sekolah penerbang TNI-AU dan menjadi salah satu siswa Sekolah Penerbang TNI-AU Angkatan Ke-102 yang sudah menyelesaikan pendidikan terbang fase Latih Dasar dengan melaksanakan 100 jam terbang latihan menggunakan pesawat Grob G120 TP-A, dan saat ini saya melaksanakan pendidikan Sekolah Penerbang fase Latih Lanjut sesuai jurusan yang didapat yaitu Rotary Wing.

“You don’t know the value of the moment until it becomes a memories”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar