Sharing by Letda Lek Dimas Segara
“DARI SEGARA KE ANGKASA”
(Masa Kanak-Kanak)
Sebuah karya dari Chappy Hakim
Masa kecil Marsekal TNI Chappy Hakim tinggal di Jalan Segara 4 nomor 4. Sekarang berubah nama menjadi Jalan Veteran. Anak-anak yang tinggal di jalan tersebut pada umumnya memiliki kesempatan untuk mengikuti sekolah Taman Kanak-Kanak di halaman istana. Pada saat sekolah beliau sekelas dengan Megawati Soekarnoputri. Sekian puluh tahun setelah itu Marsekal TNI Chappy Hakim berada kembali di tengah halaman Istana tersebut pada resepsi kenegaraan 17 Agusutus 2003 dan 2004 sebagai Kasau dan Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden. Beliau duduk kembali di kupel yang sama pada saat beliau menjadi murid Ibu Tuti di Taman Kanak-kanak, karena kupel tersebut telah dihias untuk tempat Presiden dan keluarganya duduk setelah selesai menerima ucapan selamat dari tamu-tamu Korps Diplomatik dan pejabat lainnya.
Kenangan Marsekal TNI Chappy Hakim di Sekitar Jalan Segara 4, Pada hari Minggu atau libur sekolah, anak-anak Jalan Segara 4 sering berjalan-jalan ke arah sepanjang Jalan Nusantara untuk melihat-lihat etalase. Saya masih ingat beberapa toko di Jalan Nusantara tersebut seperti Olivetti Soekardi, Toko Oen, Van Dorp, sampai ke ujung Jalan Nusantara ada Pintu Air yang didekatnya terdapat dua buah bioskop terkenal saat itu, yaitu Capitol dan Astoria.
(Masa Sekolah: SR, SMP, dan SMA)
Di Sekolah Rakyat Negeri Nomor 47 selepas sekolah Taman Kanak-kanak, beliau meneruskan sekolah ke Sekolah Dasar yang pada waktu itu dikenal dengan nama Sekolah Rkyat dan biasa disingkat dengan SR. Sekolah tersebut berlokasi di Jalan Taman Petojo Jaga Monyet, tidak begitu jauh dari rumah Jalan Veteran 4. Pengalaman menarik beliau selama menjalani pendidikan di sekolah rakyat, yaitu saat beliau mendapatkan vonis sebagai anak yang “kurang gizi” oleh satu tim yang dikirim dari dinas kesehatan DKI Jakarta. Tim tersebut berkeliling ke sekolah-sekolah di seluruh Jakarta dan melaksanakan pemeriksaan kondisi kesehatan anak-anak untuk antara lain mendata anak-anak yang kondisi kesehatannya kurang baik atau pun juga yang “kurang gizi”.
Setelah selesai menjalani pedidikan di Sekolah Rakyat, beliau melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama. Beliau diterima di sekolah SMP Sumbangsih di kawasan Setiabudi, tidak jauh dari Bendungan Hilir. Sekolah Swasta yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari Bendungan Hilir ke tempat mereka tinggal. Di masa kelas satu SMP Sumbangsih beliau berkesempatan untuk main film, “Band Cilik” judulnya. Satu film anak-anak yang diproduksi oleh “Anom Pictures” dengan sutradara Ling Inata dan para pemain yang terdiri dari Wolly Sutinah, Atmonadi dan Soes DA serta Mangapul Panggabean. Beliau bisa bermain film karena ditawarkan oleh ayahnya yang membaca iklan di surat kabar mengenai pencarian tokoh anak laki-laki sebagai pemeran filmnya.
Setelah selesai menjalani pendidikan di SMP beliau melanjutkan pedidikan ke SMA. Beliau diterima di SMA Perguruan Rakyat, asuhan tokoh pendidikan yang terkenal: Bapak Said, yang beberapa waktu setelah periode beliau sekolah di SMA, beliau menjabat Menteri PDK. Di SMA tersebut Marsekal TNI Chappy Hakim mendapatkan pelajaran Bahasa Jerman. Selama menjalani pendidikan di SMA beliau bercita-cita menjadi seorang penerbang. Hal yang memotivasinya adalah melihat penerbang Dakota yang sering beliau lihat semasa kecil. Beliau ingin keliling dunia dengan pesawat.
(Masa
di Akademi)
Dari Yogyakarta, Akademi Angkatan Udara, semua yang memenuhi syarat dan diterima sebagai calon Taruna Akabri Udara saat itu diangkut dengan Bus Karbol ( sebutan bagi Taruna Udara) merek Fiat yang besar dan bagus sekali. Semua orang bahagia dengan penuh kebanggaan bergerak menuju Magelang untuk memulai kehidupan baru sebagai Taruna Akabri. Lebih dari 1.000 orang anak muda dari segenap penjuru tanah air, dengan penuh senyum kemenangan setelah lebih dari dua minggu menempuh tes penyaringan yang tidak ringan dan dengan dada yang membusung serta benak pikiran yang berbunga-bunga, melangkah tegap memasuki pintu gerbang AMN ( Akademi Militer Nasional) yang berada di kaki Gunung Tidar yang rimbun dan berudara sejuk.
Pada saat awal pendidikan di Magelang, ada rekan dari Marsekal Chappy Hakim yang meninggal dunia yang bernama Koesno. Almarhum adalah anak dari seorang anggota Angkatan Udara yang merupakan rekan pendaftaran dari Marsekal TNI Chappy Hakim. Setelah pendidikan Dasar Militer telah dilewati selama 3 bulan, Marsekal TNI Chappy Hakim melanjutkan ke tahap selanjutnya hingga memasuki tahun ke 4 di Akademi, tantangan baru telah menanti, karena pada tingkat inilah, pada semester kedua, yaitu pertengahan tahun ajaran berjalan, orang yang terpilih akan mulai memasuki Sekolah Penerbang. Dari 18 orang terdapat nama Marsekal TNI Chappy Hakim yang lulus menjadi siswa sekolah penerbang. Setelah dilantik menjadi seorang perwira, Marsekal TNI Chappy Hakim melanjutkan pendidikan sekolah penerbangnya sampai beliau lulus dan dilantik menjadi Letnan Dua Udara.
(Menempuh
Karir Perwira)
Memulai karir sebagai Perwira Pertama dengan Pangkat Letna Dua Udara, setelah selesai mengikuti pendidikan Sekolah Penerbang Angkatan 18 , pada tahun 1973 beliau dan rekan-rekannya sebanyak 8 orang ditempatkan di Wing Operasi 001 Lintas Udara Lanud Halim Perdanakusuma. Tahun 1978 adalah tahun anugerah bagi beliau, karena pada tahun itu beliau naik pangkat menjadi Kapten Penerbang dengan status yang sudah berhasil diraih, Full Captain Pilot. Dan pada tahun yang sama, yaitu pada 30 November 1978, beliau memasuki mahligai rumah tangga dengan menikahi Ade Pusparani Hasjim, Sarjana Psikologi lulusan Universitas Indonesia.
Pada tahun 1978 saat beliau sedang melaksanakan ground school pesawat baru bagi Skadron 2, yaitu Fokker F-27, beliau beserta Kapten Bachrum dan Kapten Gaharudin Gunawan menerima surat perintah penugasan ke PT. Mandala Airline. Pada waktu itu TNI AU membantu Mandala Airlines dengan tiga buah pesawat Dakota lengkap dengan tiga set crew-nya. Pada tahun 1981 setelah Marsekal TNI Chappy Hakim selesai melaksanakan Sekkau, beliau kembali ke Halim, namun tidak ke Skadron 2 lagi dengan pesawat Dakota dan Fokker F-27 nya. Beliau langsung menerima perintah untuk menempuh ground school pesawat C-130 Hercules. Pada saat itu Hercules adalah pesawat terbesar yang dimiliki oleh TNI AU.
Beraneaka ragam tugas yang
beliau emban selama menjalankan tugas sebagai penerbang Hercules pada umumnya
sangat menyenangkan dan sekaligus menantang. Beliau selalu berupaya untuk dapat
berbuat yang terbaik sebagai Kapten Pilot Hercules Angkatan Udara. Beberapa
catatan dalam melaksanakan tugasnya antara lain: beliau berkesempatan
menerbangkan pesawat Hercules hampir ke seluruh dunia. Beliau sudah
menerbangkannya ke lima benua: Asia, Eropa, Australia, Amerika dan Afrika.
(Memasuki Masa Sebagai Perwira Tinggi)
Selepas dari menyelsaikan pendidikan di Seskogab, beliau berdinas sebagai Asrenbang, Asisten Perencanaan dan Pengembangan, Komando Operasi TNI AU (Koopsau II) Ujung Pandang, sekarang berubah nama kembali menjadi Makassar. Jabatan beliau setelah menjadi Asrenbang adalah beliau menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Sulaiman Margahayu, Bandung. Beliau sangat mensyukuri keputusan tersebut, karena menjadi Komandan Pangkalan Udara adalah ajang menguji kemampuan untuk menjadi pemimpin Angkatan Udara, karena suatu Pangkalan Udara adalah miniature dari Angkatan Udara itu sendiri. Setelah menjadi Komandan Lanud Sulaiman, beliau berpindah ke Jakarta dan mengemban tugas baru sebagai Direktur Operasi dan Latihan Angkatan Udara, Perwira Tinggi Bintang Satu, Marsekal Pertama TNI.
Pada suatu hari beliau dipanggil menghadap Kepala Staf Angkatan Udara dan beliau diberitahu bahwa beliau akan segara diganti dari posisi Diropslatau dan dipromosikan sebagai Gubernur Akademi Angkatan Udara, jabatan Bintang Dua dengan sebutan Marsekal Muda TNI. Bertigas sebagai Gubernur Akademi Angkatan Udara, berarti beliau harus kembali pindah ke Yogyakarta, karena memang Akademi Angkatan Udara terletak disana. Ini adalah untuk kedua kalinya beliau berdinas di AAU setelah pada tahun 1992 beliau bertugas sebagai Komandan Wing Taruna AAU, dengan tingkat kepangkatan kolonel. Setelah selesai bertugas sebagai Gubernur AAU, beliau dipromosikan menjadi Asisten Personel Kasau. Saat itu beliau menjadi Asisten Kasau yang termuda. Beliau menjabat Asisten Personel Kasau menggantikan Marsekal Muda TNI Holki BK.
Seperti halnya dengan saat
menjadi Gubernur AAU, beliau juga menggantikan Marsekal Muda TNI Gandhi NS,
keduanya lulusan AAU tahun 1967. Tidak beberapa lama setelah beliau berdinas
sebagai Asisten Kasau Bidang Personel, beliau mendapatkan kepercayaan pimpinan
untuk menjabat sebagai Komandan Jenderal Akademi TNI, Perwira Tinggi Bintang
Tiga. Dengan demikian berarti beliau dipromosikan untuk naik pangkat menjadi
Marsekal Madya TNI.
(Menjadi Kasau)
Sepanjang tahun 2001 sampai dengan pertengahan April 2002 beredar isu atau gossip atau kabar burung atau apapun namanya, selentingan tentang pergantian Kepala Staf Angkatan Udara. Muncullah beberapa nama yang dikabarkan masuk nominasi atau unggulan kandidat pengganti Kepala Staf Angkatan Udara. Isu ini berkembang riuh rendah dengan semarak seiring munculnya beberapa nama yang silih berganti untuk didominasikan sebagai unggulan.
Beliau dilantik sebagai Kepala Staf Angakatan
Udara di Istana Merdeka oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 25
April 2002. Rumah dinas Kepala Staf Angkatan Udara adalah “Wisma Angkasa” yang
terletak di Jalan Wijaya 13 nomor 31 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Itu
adalah rumah dinas terakhir beliau selama berdinas di Angakatan Udara. Rumah
dinas yang beliau tempati berkait dengan posisi beliau di Angkatan Udara yang
telah mencapai Top Position, posisi nomor satu, posisi Air Force One. Posisi
yang beliau piker adalah posisi akhir dari perjalanan panjang karier hidup saya
di Angkatan Perang Republik Indonesia, karena beliau mencapainya pada tahun di
mana beliau akan berumur 55 tahun yaitu pada tahun 2002. Jalan Wijaya 13 nomor
31, suatu angka yang cukup menarik, yaitu bila dijumlah hasilnya adalah 4 dan
4, mirip dengan rumah beliau semasa kecil, yaitu Jalan Segara 4 nomor 4. Itulah
sebabnya beliau beri judul buku ini dengan : “Dari SEGARA KE ANGKASA”.
HAL YANG MENARIK
Hal yang menarik dari pengalaman hidup
Marsekal TNI Chappy Hakim adalah beliau merupakan teman kecil dari Presiden RI
Megawati Soekarnoputri dan pada saat beliau dilantik menjadi Kepala Staf
Angkatan Udara, Presiden RI Megawati Soekarnoputri lah yang melantik beliau.
Hal tersebut merupakan suata peristiwa yang sangat menarik. Selain itu beliau
merupakan Kepala Staf Angkatan Udara yang berasal dari penerbang angkut. Hal
tersebut membuktikan bahwa semua penerbang di TNI AU berkesempatan menjadi
seorang Kepala Staf Angkatan Udara.
MORAL OF THE HISTORY
Semua tugas atau perintah harus dilaksanakan secara profesionalisme, empati dan pengabdian yang didasarkan pada bakti ke Allah SWT, semuanya dilakukan secara wajar dan biasa saja. Tidak perlu mencari muka atau menunjukan siapa kita kepada orang-orang, laksanakan semua tugas dengan ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar