Share by Letda Adm Faizal
PERANG EROPA (Jilid 1) Edisi Revisi
Sebuah karya dari P. K. Ojong
Ketika telah cukup umur. Hilter harus masuk
milisi atau wajib militer. Tetapi dia tidak melaporkan diri. Ia malah ke luar
negeri ke Kota Munchen di Jerman. Dia dikejar oleh polisi Austria sebagai
desertir.
"Semua tabung torpedo kini telah kosong. Saya putuskan untuk mengundurkan diri, antara lain karena dugaan seorang pengendara mobil telah memergoki kami. Mobilnya berhenti di depan kami, kemudian memutar dan lari sekencang-kencangnya ke arah Scapa.." (Gunter Prien, Komandan U-47 Setelah berhasil menenggelamkan kapal tempur Inggris HMS Royal Oak di Pangkalan Scapa Flow)
"Tak pernah dalam konflik Kemanuasiaan
sedemikian banyak orang yang berutang atau menggantungkan diri kepada begitu
sedikit orang.." (PM Churchill tatkala memuji para pilot RAF yang akhirnya
berhasil mengalahkan Lufwaffe dalam Battle of Bratain)
"Saya melihat pesawat terbang meledak lalu
tampak pasukan yang diangkutnya bertebaran di udara seperti kacang berantakan
dari kantung kertas yang robek.."
Akan tetapi, tampak jelas bahwa sikap pasukan
Rusia berbeda sekali apabila dibandingkan dengan lawan Jerman di Polandia atau
Eropa Barat. "Sekalipun terkurung tentara Rusia terus bertahan dan
bertempur.." Demikian seorang Jendral Jerman
Ketika Rommel melintas perbatasan Mesir pada
tanggal 24 Juni 1942, maka dia tinggal mempunyai 12 atau 13 tank saja.
Persediaan bahan bakar dan mesiu juga sangat mengkhawatirkan. Meskipun
demikian. Inggris tak mampu juga menghancurkan tentara Rommel yang telah
menipis itu.
Buku Perang Eropa Jilid 1 mengisahkan awal dari
pecahnya peperangan di Eropa hingga pendaratan Sekutu di Afrika Utara. Buku ini
dibuka dengan kisah seputar Blitzkrieg yang merupakan strategi perang cepat
Jerman yang dengannya berhasil mendominasi daratan Eropa. Blitzkrieg disokong
dengan senjata rising star kala itu, tank, sehingga keberadaan berlapis
baja ini memberikan perspektif baru mengenai perang yang mengandalkan kecepatan
dan senjata modern. Lewat strategi ini, Jerman dibawah pimpinan Hitler mampu
menguasai Polandia, Perancis, belanda,
Yunani, Afrika Utara, dan wilayah Eropa lainnya dalam kurun waktu 3 tahun saja.
Buku ini juga membahas kehidupan Adolf Hitler,
sang pemimpin Jerman pada kala itu. Melalui buku ini bisa memahami bagaimana
kharisma Hitler bisa membuat warga Jerman terbuai pada mimpi kejayaan Jerman
yang agung. Semua mimpi itu sudah terwujud ketika Hitler kecil menunjukan bakat
memimpin dan mempengaruhi teman-temannya, meskipun, secara akademik
kepintarannya tidak menonjol.
Pembahasan perang dunia ke 2 terus belanjut ke
peperangan di lautan. Buku ini menceritakan bagaimana kapal-kapal selam Jerman,
U-Boat, menjadi kekuatan yang paling ditakuti di laut Atlantik. Superioritasnya di laut Atlantik didukung
dengan kapal bajak laut, pocket battleship, dan bahkan kapal tempur
terbesar di dunia kala itu, Bismarck. Menyelami setiap halaman buku ini, kita
bisa melihat dinamika kekuatan armada laut dunia yang berpusat pada 3 poros,
Inggirs, Amerika, dan Jerman.
Buku ini juga membahas kiprah tentara sekutu – Jerman di Afrika Utara yang oleh Stalin disebut sebagai “perut buaya”. Istilah ini digunakan karena Sekutu menganggap front perang Selat Channel sangat sulit ditembus dan begitu ganas sehingga diasosiasikan sebagai mulut buaya. Sedangkan front utara eropa yang meliputi Norwegia, Denmark, dan sekitarnya juga memiliki pertahanan yang sangat kuat seperti kulit punggung buaya. Oleh karena front selatan Eropa terdapat Spanyol dan Italia yang relatif kurang kuat dibanding front lainnya, Sekutu memutuskan untuk menusuk Jerman dari sisi ini.
HAL YANG MENARIK
Hal menarik yang dibahas dari buku ini adalah
kiprah jenius-jenius militer seperti Erwin Rommel (The Desert Fox), Von
Mainstein dari Jerman dan Zhukov dari Rusia yang memegang peranan penting dalam
front Timur, juga Eisenhower, George Patton, Bradley, dan Montgomery yang
berkuasa di front Barat. Keberadaan mereka menunjukan bahwa perang adalah
sebuah seni yang sayangnya juga merupakan suatu tragedi terburuk bagi umat
manusia.
Bagian yang menarik lainnya adalah bab-bab
yang menceritakan tentang pertempuran di laut. Secara detil dan rinci, P.K.
Ojong mengisahkan jenis dan kemampuan berbagai kapal laut yang digunakan dalam
masa perang, mulai dari kapal perusak, kapal penjelajah, dan kapal selam. Belum
lagi, tentang ‘Perang Ilmu Pengetahuan’ yang dilancarkan kedua belah pihak demi
menghasilkan senjata atau alat penangkis serangan musuh. Lalu tentang
kepandaian penyamaran kapal perang yang dibuat seolah-olah terlihat seperti
kapal dagang. Sehingga buku ini sangatlah menarik.
MORAL
YANG DIDAPAT
Kepemimpinan, semangat perjuangan, dan pengendalian diri adalah beberapa poin yang saya dapat dari buku ini. Saya merasakan bagaimana frustasinya jenderal-jenderal perang Jerman dalam perang yang bukan karena kuatnya musuh yang dihadapi, tapi beratnya mempertahankan prinsip mereka terhadap kediktatoran Hitler. Buku ini secara ineksplisit menyatakan bahwa jika Hitler lebih mendengarkan jenderal-jenderalnya, mungkin Jerman yang akan keluar menjadi pemenang Perang Dunia Kedua. Namun itulah masa lalu yang bisa kita pelajari nilai-nilainya untuk kita aplikasikan di masa kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar