Rabu, 09 September 2020

LATIHAN JALAK SAKTI T. A. 2020 - KOOPS AU I


“WE TRAIN LIKE WE FIGHT”

 

Komando Operasi Angkatan Udara 1 atau yang disingkat dengan sebutan Koopsau 1, adalah salah satu Komando Utama Operasi yang dimiliki oleh TNI AU. Layaknya Kotama Operasi lainnya, setiap tahun nya Koopsau 1 melaksanakan latihan guna mengecek tingkat kesiapan satuan-satuan yang berada dibawah jajarannya. Latihan tersebut diberi kode nama Jalak Sakti.

 

Latihan pada tahun 2020 ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Gladi Posko dan Manuver Lapangan. khusus untuk Gladi Posko dilaksanakan secara Video conference yang berpusat di Markas Komando (Mako) Koopsau 1 - Jakarta pada tanggal 1 dan 2 September. Sedangkan Manuver Lapangan dilaksanakan di dua tempat, yaitu hari pertama di Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn) - Pekanbaru pada tanggal 7 September, dan hari ke dua di Lanud Sultan Iskandar Muda (Sim) – Aceh pada tanggal 8 September.

 

Latihan terdiri dari beberapa pentahapan, dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran. Sudah dari jauh hari para staf dari Koopsau1 melaksanakan persiapan, dimulai dengan membuat Rencana Garis Besar latihan dan briefing-briefing secara internal sampai dengan mengundang instansi sipil dan lembaga pemerintah yang akan dilibatkan dalam latihan.

  

Tahan Persiapan.

Dikarenakan masih pada kondisi Pandemi Covid-19, Gladi Posko tidak bisa dilaksanakan secara langsung, melainkan dengan menggunakan teknologi Video conference antara Mako Koopsau1 dengan Lanud-Lanud jajarannya. Dengan segala keterbatasan, namun tidak mengurangi esensi dari latihan. Gladi Posko terlaksana selama 2 hari dengan diakhiri pelaksanaan Tactical Floor Game (TFG).


Ada hal menarik pada pelaksanaan TFG saat itu, Direktur latihan menginginkan agar pada saat TFG berjalan dikombinasikan dengan narasi pada saat demonstrasi Manuver Lapangan hari ke-2. Ini merupakan hal yang baru bagi saya setelah sekian lama menggeluti dunia narator. Karena memang ada hal dasar yang sangat berbeda antara narasi saat TFG dengan latihan narasi saat demo udara. Dimana narasi pada TFG dibaca oleh seorang Dinamisator, sedangkan pada demonstrasi oleh seorang Narator.

 

Perbedaan nya adalah, untuk kontrol waktu saat narasi TFG menggunakan waktu asumsi dan kegiatan mengalir sesuai dengan urutan tanpa perlu menunggu sebenarnya. Sedangkan narasi untuk demonstrasi bisa menggunakan asumsi waktu, namun alokasi waktu per kegiatan dilaksanakan sesuai alokasi waktu yang ada, tidak ditambah atau dikurangi. Karena hal inilah, menurut saya narasi TFG dengan narasi demonstrasi tidak bisa digabungkan, walaupun kegiatan tersebut pada pelaksanaan dilapangkan berjalan beriringan.

 

Dan betul saja, pada pelaksanaan nya yang terjadi adalah saya lebih dulu membaca narasi demo, walau tidak sampai dengan selesai, barulah dilanjutkan dengan narasi TFG. Namun tersebut tetaplah menjadi satu pengalaman yang berharga bagi saya.

 

Pada rapat persiapan Manuver Lapangan, saya secara pribadi meminta tambahan personel narator untuk membantu saya pada saat pelaksanaan demo udara. Dalam hal ini, saya ingin membentuk tim narator yang terdiri dari masing-masing unsur yang terlibat demonstrasi. Akhirnya saya diberikan tambahan personel 1 orang penerbang helikopter dan 1 orang navigator pesawat angkut. Sangat disayangkan personel dari Paskhas AU tidak diperbantukan ke saya secara langsung, sehingga narasi yang berhubungan dengan Paskhas AU di back up oleh narator lainnya.

  

Tahap Pelaksanaan.

Pada hari Sabtu tanggal 5 September, kami melaksanakan pemberangkatan dari Lanud Halim (Hlm) dengan rute ; Hlm-Rsn-Sim, menggunakan pesawat CN-295. Kami berangkat bersama dengan staf Komando Latihan (Kolat) lainnya dari Koopsau 1.

 

Ada sedikit kejadian menarik saat saya berangkat dari Lanud Suryadarma pukul 4.00 Subuh dengan diantar oleh kendaraan dinas dari Skadron. Sewaktu kami masuk dari pintu tol Kalijati, baru berjalan 3 Km mendadak mobil terpaksa berhenti karena kemacetan lalu lintas. Padahal kami sengaja berangkat dini hari untuk menghindari hal tersebut, namun kok bisa tetap terjadi kemacetan. Usut punya usut, ternyata terjadi evakuasi mobil yang mengalami kecelakaan di depan sehingga kendaraan lain tidak bisa lewat.

 

Mendadak rasa kantuk saya menghilang, karena stres takut terlambat bisa ketinggalan pesawat. Saya pun segera berdoa kepada Allah SWT. semoga segera dilancarkan jalannya, sambil memutar otak mencari solusi alternatif. Syukur Alhamdullilah, 30 menit kemudian evakuasi selesai dilaksanakan dan kemacetan mulai terurai, kami pun bisa melanjutkan perjalanan. Mau tidur lagi, namun sudah terlanjur hilang rasa kantuk nya.


 

Pada latihan kali ini, sejatinya saya sudah naik kelas menjadi Kordinator Narator, dengan membawahi 2 orang perwira. Namun dikarenakan jumlah manuver nya cukup banyak dan harus berkoordinasi ketat dengan tim pengendali demo udara, maka saya putuskan 1 orang perwira atas nama Lettu Nav Igi yang berasal dari Skadron Udara 31, bertugas sebagai pengontrol waktu dan berhubungan langsung dengan pengendali demo udara dan darat. Akhirnya, seluruh narasi yang ada saya bagi dua dengan perwira satu nya atas nama Letda Pnb Gilang yang berasal dari Skadron Udara 7.

 

Kegiatan Manuver Lapangan dilaksanakan selama 2 hari. Hari pertama di wilayah Lanud Rsn, dengan melaksanakan simulasi Operasi Lawan Udara dengan melaksanakan pengeboman di Air Weapon Range (AWR) Siabu. Pada hari tersebut hanya dilaksanakan oleh pesawat tempur Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1 dan 12, serta F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 16. Dan hari ke dua di Lanud Sim, melaksanakan demonstrasi penanggulangan bencana oleh TNI AU dan pemerintah daerah Aceh.

 

Tim narator yang dipimpin oleh Kapten Pnb Galung, bekerja pada hari ke dua Manuver Lapangan di Lanud Sim-Aceh. Dikarenakan melibatkan banyak jenis pesawat dan juga lembaga pemerintah, maka dilaksanakan proses gladi latihan sebanyak 2 kali.

 

Pesan dari Flight Director kepada seluruh unsur yang terlibat latihan :

 

1. Safety first.

2. Abite TOT (Time Over Target).

3. Consideration.

4. Good show.

 

 

- Gladi kotor, Minggu 6 September.

Pada gladi kotor ini ternyata ada beberapa hal yang masih belum siap dikarenakan dinamika lapangan yang ada, dan juga beberapa unsur yang tidak bisa mengikuti gladi kotor, serta sempat terjadi emergency minor terhadap pesawat CN-295 yang melaksanakan dukungan penerjunan (dukjun) heli box. Dan yang paling terasa adalah belum terjalin kerja sama yang baik diantara pengisi acara demo darat.

 

Khusus untuk evaluasi kerja sama demo darat dimana narator juga berada disana, dikarenakan belum tergelar nya jaring komunikasi di setiap unsur yang terlibat. Terlebih lagi belum adanya petugas pengendali demo darat, membuat pelaksanaan gladi kotor menjadi kurang teratur. Kesimpulan dari Flight Director pada gladi kotor adalah, “safety first sudah tercapai, namun masih belum good show”.

 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibuatkanlah jalur koordinasi bagi seluruh unsur yang tergabung dalam kegiatan demo darat. Dan ditunjuk juga perwira sebagai pengendali demo darat, beserta dengan wakil nya. Dilaksanakan juga koordinasi khusus antara ; narator, Puspen (yang mengatur video), senkom (yang mengatur audio) dan pengendali demo darat.

 


- Gladi bersih, Senin 7 September.

Rencana awal dari Kolat hanya melaksanakan 1 kali gladi, namun melihat pelaksanaan gladi kotor yang masih belum terlihat pola nya, maka diputuskan untuk melaksanakan gladi yang ke dua atau gladi bersih. Berbekal pengalaman di gladi kotor dan evaluasi pada perangkat demo darat, maka gladi bersih dapat terlaksana dengan cukup baik. Walaupun masih ada beberapa unsur udara yang belum bisa mengikuti gladi dikarenakan terlibat kegiatan lainnya.

 

Tidak terlalu banyak koreksi yang ditemukan pada gladi bersih ini, seluruh unsur baik darat dan udara melaksanakan perannya dengan sangat baik. Sehingga hanya sedikit evaluasi dan tambahan untuk menyempurnakan kegiatan pada hari pelaksanaan nya.

 

-    Hari H, Selasa 8 September.

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Setelah persiapan yang panjang dan latihan yang keras, akhir nya sampailah waktu untuk menampilkan demonstrasi gabungan antara TNI AU dengan lembaga pemerintah provinsi Aceh. Pada demonstrasi ini turut pula melibatkan ; Basarnar, BPBA, Tagana, PMI dan Kemensos provinsi Aceh.

 

Latihan Jalak Sakti kali ini juga digabungkan dengan pelaksanaan latihan Harda Maruta dari Wing 3 Pasukhas TNI AU. Sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi semakin kompleks dan menarik untuk disaksikan. Seluruh jajaran Muspida provinsi Aceh dan perwakilan masyarakat, turut diundang untuk menyaksikan demonstrasi tersebut. Mulai dari ; Bapak Wali Nangroe, Gubernur Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kapolda Aceh, Kepala Kantor SAR Aceh, Kepala BPBA, Organisasi Buda Suci dan lain sebagainya.

 


Pukul 06.00 WIB saya beserta rombongan Kolat lainnya sudah berangkat dari mes menuju Lanud Sim. Selama latihan kami tinggal di mes Pringgodani yang lokasi nya tidak jauh dari mesjid Raya Aceh yang fenomenal. Di pagi hari perjalanan memakan waktu 15 menit, dan sesampainya di posko, langsung melaksanakan briefing internal bersama tim narator saya.

 

Kami teliti kembali setiap waktu per kegiatan, dan evaluasi latihan kemarin kami beri penekanan khusus agar hari ini menjadi lebih baik. Setelah selesai, kamu melanjutkan briefing singkat perangkat acara lainnya seperti ; operator video dari Dispen dan pengendali demo darat untuk sinkronisasi main set sebelum melaksanakan demo.

 

Pada pukul 07.30 tamu undangan sudah mulai berdatangan, perangkat acara pun sudah standby di daerah persiapan nya masing-masing. Jaringan komunikasi telah tergelar semuanya, tampak seluruh unsur siap untuk demonstrasi hari ini. Saya pun memimpin berdoa tim narator saya, tidak lupa kami mengambil dokumentasi sebelum acara dimulai.

 

Tepat pada pukul 07.53 pembawa acara oleh personel Wara Koopsau 1,  membuka acara dengan mengucapkan selamat datang kepada tamu dan undangan. Memang ini maju 2 Menit dari waktu yang telah direncanakan. Di sinilah kepiawaian seorang narator diuji, bagaimana mengkondisikan acara agar bisa menarik dan kembali lagi sesuai dengan rencana yang ada. Saya pun memutar otak untuk menyesuaikan kondisi demo yang ada dengan skenario latihan, dan alhamdulillah berhasil.

 

Alhamdullilah, secara umum seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang dilatihkan dan direncanakan. Satu per satu kegiatan dapat berjalan mengalir. Narator secara bergantian sahut-sahutan membawa audience menikmati jalan nya acara. Pengontrol waktu menjalankan tugas nya dengan sangat baik, koordinasi yang ketat antara pengendali demo udara dan demo darat, dapat didukung dengan jaring komunikasi yang optimal.

 

Walau ada sedikit kekurangan pada saat opening demo, yaitu sempat tidak terdengar suara dari video yang diputar. Mendapati hal tersebut, saya mencoba menenangkan tim narator yang memang masih belum berpengalaman namun sudah memiliki kemampuan dasar yang memadai.

 

Saya arahkan perwira pengontrol waktu saya untuk berkoordinasi dengan bagian sounds system, sambil tetap saya membaca narasi dengan menggebu-gebu agar tidak terlalu terlihat kekurangan yang terjadi saat itu. Tidak lama kemudian, audio dari video yang diputar berangsur-angsur terdengar, kami pun bisa bernafas dengan lega dan melanjutkan skenario latihan.

 

Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata penyebab eror nya adalah dikarenakan volume speaker feed back yang berada di depan narator dibesarkan memenuhi permintaan wartawan untuk peliputan beritanya. Hal tersebut mengganggu keseimbangan volume audio lainnya. Sangat disayangkan, namun memang selalu ada dinamika di setiap penampilan demo. Dan pesan moral yang dapat diambil adalah betapa pentingnya posisi sound system beserta perangkatnya untuk menghasilkan sebuah pertunjukan yang memukau seluruh tamu dan undangan.

 

Selesai acara, banyak pihak yang berterima kasih dan memuji hasil penampilan tim narator hari ini, terutama para pejabat yang terlibat kegiatan. Saya sangat bersyukur kepada Allah Swt. telah menjawab hasil kerja keras kami dan di setiap kesulitan pasti ada kemudahan.

 


Latihan demo Jalak Sakti ini sekaligus saya jadikan momentum untuk membentuk narator-narator muda TNI Angkatan Udara, agar kedepannya bisa terus tampil dengan baik pada even-even demo udara lainnya, dan turut mengharumkan nama TNI AU di Indonesia bahkan di level internasional, seperti yang pernah saya alami sebelumnya.

 

Tahap Pengakhiran.

Selesai pelaksanaan demo, kami pun beristirahat sejenak sambil menunggu pelaksanaan De brief sekaligus penutup dari kegiatan demo udara yang akan dipimpin langsung oleh Flight Director. Secara singkat Flight Director mengucapkan terimakasih kepada seluruh unsur yang terlibat demo baik udara maupun darat, dan tetap mempersiapkan untuk proses kepulangan seluruh unsur udara kembali ke home base nya masing-masing, serta tidak lupa menitip pesan agar latihan Jalak Sakti dan Harda Maruta kali ini dapat dijadikan pengalaman dan peningkatan kemampuan seluruh unsur yang terlibat.

 


Siang hari nya, kami beserta rombongan Kolat langsung kembali menggunakan pesawat CN-295 menuju Lanud Hlm dengan melalui rute sebaliknya saat kami berangkat. Sedangkan untuk rombongan pejabat Koopsau 1 sudah berangkat lebih dulu  menggunakan pesawat Boeing Skadron Udara 5.

 

Demikian lah sepenggal kisah latihan Jalak Sakti tahun 2020 dari kacamata seorang senior dan profesional narator TNI AU. Semoga kisah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi para pembaca.

 

End.

#tulisanmu-bukti-keberadaanmu

Portal Berita & Medsos :

 




Informasi Tambahan.

 Urutan pelaksanaan demonstrasi :

1.   Menarasikan video simulasi Operasi Udara / pengeboman di AWR Siabu.

2.   Menarasikan video simulasi identifikasi pesawat asing s.d. Force down.

3.   Menarasikan simulasi bencana alam Tsunami.

4.   Force down pesawat asing oleh 2 pesawat F-16.

5.   Photo udara oleh CN-295.

6.   Terjun free fall - Dalpur dengan CN-295.

7.   Terjun statik dengan 2 CN-295.

8.   Air landed oleh C-130 Hercules.

9.   Manuver darat oleh Basarnas dan PMI ex Air landed.

10.       SAR rapelling oleh EC-725 Caracal.

11.       SAR Hoisting oleh AS-265 milik Basarnas.

12.       Medevac oleh EC-725 Caracal.

13.       Manuver darat Ransus Komob dan DF.

14.       Terjun CDD oleh C-130 Hercules.

15.       Terjun Heli box oleh CN-295.

16.       Cargo sling oleh AS-332 Superpuma.

 

Alutsista udara yang terlibat :

1.   F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 16.

2.   CN-295 dari Skadron Udara 2.

3.   C-130 Hercules dari Skadron Udara 31.

4.   EC-725 Caracal dari Skadron Udara 8.

5.   AS-332 Superpuma dari Skadron Udara 6.

6.   AS-265 dari Basarnas.

 

Lembaga sipil / pemerintah yang terlibat :

1.   Badan SAR Nasional (Basarnas).

2.   Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).

3.   Taruna Siaga Bencana (Tagana).

4.   Palang Merah Indonesia (PMI).

5.   Kementrian Sosial provinsi Aceh.


2 komentar:

  1. Siap Bang terima kasih Bang, atas Ilmu dan pengalamanya yang sudah diberikan... Sukses selalu.. sama boleh kan kalau ada acara berikutnya nanya nanya seandainya ada Kepercayaan lagi yang diberikan.. 😂

    BalasHapus