Minggu, 13 September 2020

KUNJUNGAN KERJA TIM ROAD TO ZERO ACCIDENT


 

THINK SAFETY AND DO SAFELY

 

Mission first - safety always, misi yang utama dan selamat selalu. Semboyan yang sangat sering digaungkan oleh TNI Angkatan Udara. Terkesan normatif memang, namun begitulah adanya, karena sejatinya tidak ada misi yang dikatakan berhasil tanpa didampingi dengan keselamatan, terutama kondisi pada masa damai ini.

Namun safety / kesalamatan ini bukanlah tugas yang ringan,  memerlukan kerjasama mulai dari pimpinan tertinggi TNI sampai dengan prajurit dengan pangkat terendah. Terbukti pada tahun 2020 ini telah terjadi beberapa incident bahkan accident yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan alutsista. Oleh karena itu, Pusat Kelaikan Udara Keselamatan Terbang dan Kerja Angkatan Udara (Puslaik Lambangja AU) mengadakan program Road to Zero Accident dengan mengunjungi lanud-lanud yang ada di TNI AU.

Program RTZA ini merupakan program tahunan dari Puslaik Lambangja AU dengan tujuan untuk mengecek tingkat safety disetiap satuan, menjaring saran dan masukkan dari satuan bawah dan himbauan safety. Selama beberapa hari tim RTZA berada di lanud Suryadarma dan melaksanakan kunjungan ke dinas-dinas terkait untuk mencari data-data yang berkaitan dengan safety, dan sebagai finishing nya adalah pelaksanaan pengarahan yang dilaksanakan di dalam Hanggar Colibri Skadron Udara 7.



Pengarahan dari RTZA diikuti oleh seluruh perwira Skadron Udara 7 dan ditambah dengan perwakilan personel dari tiap-tiap dinas. Jumlah peserta pengarahan memang sengaja dibatasi sesuai dengan protokol pencegahan Covid-19. Tim RTZA juga membawa perwakilan-perwakilan dari instansi terkait, seperti ; Sops AU, Puspom AU, Dispsi AU dan Lakespra. Seluruh perwakilan staf tersebut sengaja didatangkan untuk memberikan himbauan safety kepada personel lanud Suryadarma.

Pengarahan dibuka oleh Komandan Lanud Suryadarma dan dilanjutkan dengan ketua rombongan RTZA, Wakil kepala Puslaikut Lambangja AU yang berpangkat bintang satu, dan dilanjutkan dengan paparan singkat oleh Paban bagian pebinaan dan ditutup dengan himbauan safety dari tim RTZA.

Sedikit saya rangkum mengenai pengarahan tim RTZA di lanud Suryadarma, sebagai berikut :

 

# Pabandya Bin.

Nara Sumber adalah seorang perwira penerbang senior di TNI AU yang sudah lama berdinas di bagian Keselamatan Terbang dan Kerja. Beliau mengawali dengan penjelasan validasi di lingkungan TNI AU. Semula Kapuslaik Lambangja AU bernama Dislambangja AU yang dipimpin oleh perwira tinggi berpangkat bintang satu. Saat ini Kapuslaik Lambangja telah dipimpin oleh perwita tinggi berpangkat bintang dua, dan membawahi dua direktorat yaitu ; Direktorat Kelaikan Udara dan Direktorat Lambangja, masing-masing dipimping oleh perwira tinggi berpangkat bintang satu.

Beliau melanjutkan dengan penjelasan mengenai persentase incident dan accident yang terjadi di lingkungan TNI AU selama beberapa tahun belakangan ini. Beliau juga menyinggung tentang safety management system dan safety culture, dimana ke dua hal tersebut diharapkan dapat selalu diterapkan di lingkungan kerja Skadron Udara 7 dan lanud Suryadarma.

 


# Puspom AU.

Nara sumber merupakan perwira korps Polisi Militer yang sudah cukup lama berdinas di TNI AU. Beliau menginformasikan bahwa telah terjadi cukup banyak kecelakaan dilingkungan dinas, yang dialami oleh personel TNI AU dan cukup banyak memakan korban jiwa. Hal ini sangatlah merugikan institusi TNI AU.

Beliau menghimbau agar seluruh personel lanud Suryadarma selalu berhati-hati dalam berkendaraan, karena kecelakaan dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Seluruh personel agar selalu melengkapi administrasi berkendaraan dan mengecek kondisi kendaraannya secara berkala. Serta tidak lupa mengingatkan agar tidak hanya menjadi seorang safety driver, namun dapat menjadi defensive driver.

 

# Dispsi AU.

Nara sumebr adalah seorang perwira Psikologi yang sangat ahli dibidangnya. Beliau banyak membahas megenai motivasi dan beban kerja personel lanud Suryadarma berdasarkan data angket yang telah disebar sebelumnya. Sejumlah 210 orang telah berpartisipasi pada angket   tersebut, dari perwakilan personel masing-masing dinas. Dimana beliau menjelaskan bahwa beban kerja yang dimiliki oleh tiap-tiap personel haruslah berimbang, karena apabila terlalu banyak akan membuat jenuh dan apabila kurang akan menjadi bosan. Ke dua kondisi tersebut dapat menyebabkan stres dan akhirnya menurunkan motivasi kerja. Disinilah peran pimpinan menjadi sangat penting untuk menempatkan orang yang tepat di tempat yang sesuai dengan kemampuannya, meng-upgrade kemampuan anggota agar cocok dengan lingkungannya dan membuat variasi kegiatan agar tidak monoton dan membosankan.

Dalam kesempatan ini pun meliau sedikit menitipkan pesan agar selalu peduli antar sesama anggota. Apabila ada salah seorang personel yang kebiasaannya mendadak berubah atau menjadi penyendiri, harus segera ditanyakan kondisinya. Jangan sampai ada permasalahan yang tidak diketahui menjadi membesar sehingga tidak dapat ditangani.

 

# Lakespra.

Nara sumber merupakan seorang dokter spesialis paru yang saat ini tergabung dalam tim penangan Covid-19 di jakarta. Beliau banyak membahas mengenai kondisi penularan Covid-19 di ibu kota semenjak PSBB dilonggarkan. Beliau juga mengapresiasi Danlanud Suryadarma atas seluruh kebijakan terkait dengan protokol pencegahan Covid-19 dan juga kepada seluruh personel lanud yang telah dengan baik melaksanakan prosedur tersebut, terlihat dari data kesehatan bahwa tidak ada warga lanud Suryadarma yang terpapar Covid-19. Dan berharap kondisi ini dapat dipertahankan seterusnya.

Khusus untuk perihal kesehatan personel Skadron Udara 7 berdasarkan data dari lembaga kesehatan Lakespra Saryanto, ada beberapa hal yang perlu diberikan perhatian khusus sebagai berikut :

1)      15 orang personel telah mengalami gangguan pendengaran mulai tingkat ringan s. d. sedang, yang diakibatkan oleh terpapar suara bising pada intensitas yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. Perlu kita ketahui bahwa bekerja disekitaran pesawat helikopter pasti akan menghadapi suara bising dari mesin pesawat, dan rata-rata personel bekerja sampai belasan bahkan puluhan tahun, sehingga kondisi ini sangat rentan mengakibatkan gangguan pendengaran.

Oleh karena itu,  disarankan agar personel yang bertugas selalu menggunakan APT (Alat Pelindung Telinga) dengan kondisi yang baik dan cara pemakaian yang benar. Bila perlu dirangkap pemakaian ear plug dengan ear muff, sehingga dapat mengurangi dampak kebisingan terhadap telinga. Khusus pilot, agar selalu menggunakan helm terbang dengan baik.

2)      Selanjutnya adalah efek dari getaran / vibrasi pesawat secara terus menerus dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Perlu kita ketahui bahwa pesawat udara sangat rentan terhadap vibrasi, terutama pada fase-fase tertentu seperti saat start engine, take off, landing dan lain sebagainya. Khusus pada pesawat helikopter, vibrasi merupakan permasalahan yang sangat sering terjadi. Oleh karena itu setiap pesawat melaksanakan perawatan, pegecekan terhadap vibrasi harus dilaksanakan dengan benar.

 

Pembaca yang budiman, demikianlah sepenggal cerita tentang kegiatan Road to Zero Accident, semoga keselamatan selalu menyertai kita disetiap pelaksanaan tugas khusus nya di TNI AU. Terimakasih, semoga bermanfaat. ;-)

 

End.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar