Jumat, 01 Januari 2021

PENTINGNYA PENDIDIKAN TINGGI BAGI CALON PERWIRA TINGGI

 

By Kapten Pnb Hutagalung

Hidup adalah never ending learning, dan tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat. Saya rasa itu adalah ungkapan yang tepat untuk mewakili dasar pemikiran saya menulis artikel ini. Saya pribadi merasa menyesal kenapa baru sekarang memulai, tidak sedari dulu medaftar di perguruan tinggi. “Masak harus nunggu pandemi sih”, guman saya dalam hati. Namun lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Bahkan saya men-challenge diri saya sendiri, kira-kira seberapa banyak ilmu yang bisa saya peroleh dan bagikan selama hidup. Bagaimana, jadi ikut tertarik kah? Hayuk atuh kita mulai menambah ilmu mulai dari hal yang simpel-simpel saja. Take it easy and make sure you always happy.

     Mengapa saya memulai kuliah, setelah 11 tahun lamanya berdinas di TNI AU? Ini merupakan pertanyaan yang sangat menarik sekali. Jujur, hal ini sudah lama saya pikirkan semenjak berpangkat Letnan Satu, namun dikarenakan kesibukan dan pemikiran saya bahwa kuliah itu belum menjadi suatu prioritas, menyebabkan hal tersebut semakin membuat api jauh dari pada panggang. Sampai akhirnya saya mendapati senior satu klik di atas saya sedang mengenyam pendidikan S1 di salah satu universitas swasta di daerah Cimahi, baru lah cakrawala pemikiran saya terbuka. “Kayaknya, ini saat nya deh gue kuliah”, pikir saya singkat.


Alasan lain yang menguatkan hati saya untuk kuliah lagi adalah di fase jabatan saya yang sekarang sebagai Komandan Flight Ops “A” Skadron Udara 7, saya mendapati bahwa ada sedikit waktu luang yang bisa dimaksimalkan untuk menuntut ilmu. Disamping itu, rasa haus saya terhadap ilmu pengetahuan sudah tidak terbendung lagi, saya ingin mempelajari disiplin ilmu yang lain, selain ilmu militer dan penerbangan yang sudah saya dalami selama ini.

Alasan selanjutnya adalah karena tuntutan penugasan ke depannya. Seperti yang telah kita ketahui bersama, seluruh alumni Akademi Angkatan Udara semenjak tahun 2011 sudah mendapatkan gelar Sarjana Pertahanan, atau setara dengan S1. Sedangkan saya sebagai alumni tahun 2008, statusnya masih setara dengan lulusan D3. Hal ini jelas membutuhkan perhatian khusus, dan menurut pendapat saya pribadi, kebutuhan akan gelar akademis ini akan menjadi penentu pemilihan penugasan dan jabatan karir perwira di masa yang akan datang.

 

Melihat semua kondisi di atas, saya pun memutuskan untuk memulai perkuliahan dengan sebelumnya mencari info tentang universitas dan fakultas yang sekiranya cocok untuk saya tapaki. Salah satunya adalah dengan berkonsultasi dengan beberapa senior yang telah dan sedang melaksanakan kuliah, serta mencari referensi melalui internet. Sementara itu pandemic Covid-19 pun tiba, seluruh aktivitas belajar mengajar bertransformasi dari yang semula tatap muka normal, menjadi melalui daring. Disitu lah saya berfikir, universitas mana yang sudah establish dalam menerapkan system belajar mengajar jarak jauh atau menggunakan daring, dan saat itulah saya berkesimpulan tentang Universitas Terbuka (UT).

          Tidak puas dengan informasi tentang UT yang saya dapat melalui situs www.ut.ic.id , saya pun berkonsultasi langsung dengan senior satu skadron yang telah lulus terlebih dahulu dari UT. Sampai akhirnya memantapkan diri mendaftar di fakultas FHISIP UT, jurusan Administrasi Publik (S1). Jurusan yang saya ambil telah melalui diskusi yang matang dengan istri yang kebetulan baru saja menyelesaikan Pendidikan Master Manajemen nya di Universitar Pendidikan Indonesia – Bandung, dan juga telah berkonsultasi dengan senior-senior di kantor.

 

          Setelah mendaftar resmi sebagai mahasiswa UT, dan tergabung sebagai Angkatan 2020.2, maksudnya adalah tahun 2020 semester 2. Bantak pengalaman baru dan hal menarik yang saya alami selama berkuliah satu semester di UT. Mau tau cerita lebih lanjut, simak terus kisahnya di galungs8007.blogpsot.com.

To be continue...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar