Personel Satgas SGS24-TOC |
By Maj “Dompak” Hutagalung
Super Garuda Shield 2024 (SGS24) merupakan latihan gabungan bersama (latgabma)
yang melibatkan unsur darat, laut dan udara dari negara-negara sahabat yang berpartisipasi.
Latgabma SGS24 diawali dengan tahap persiapan pada tanggal 3 s.d. 24 Agustus, dan
tahap pelaksanaan 26 Agustus s.d. 6 September 2024. Khusus kegiatan manuver
lapangan diikuti oleh Indonesia dengan US-Indopacom sebagai pasukan inti, dan ditambah
dengan negara-negara sahabat yang terlibat yaitu: Canada, Australia, UK,
Jepang, dan Singapura. Disamping itu, ada juga negara-negara yang diundang
sebagai observer seperti: India, Korea Selatan, Thailand, Belanda, Prancis,
German, dan lain sebagainya. Latihan militer yang melibatkan tidak kurang dari
4732 personel TNI, dilaksanakan dibeberapa tempat yaitu: Baturaja-Lampung;
Lanudal Juanda, Armada dua-Surabaya; PLP5 Marinir, Dodiklatpur-Situbondo, Camp
515, bandara Belimbingsari-Banyuwangi. Bagaimanakah kisah selengkapnya latihan
SGS24 dari sudut pandang seorang perwira penghubung matra udara di satgas
Tactical Operation Center (TOC)?
ANGGOTA
SATGAS SGS24-TOC:
1. Dansatgas SGS = RAJAWALI, Kolonel Inf Frega Wenas Inkiriwang
2. Koordinator Personel (C-1 Pers) = RAJAWALI-1, Letkol Mar Widi Permono
3. Staf Pers (C-1 Pers) = RAJAWALI-1A, Letda Arm Fadjar Zega
4. Staf Intel C-2 Intel = RAJAWALI-2, Letda Kav Ngurah Rega
5. Air Space Planner (C-3 Ops) = RAJAWALI-3, Mayor Lek Maryadi
6. Air Space Planner = RAJAWALI-3A, Lettu Cpn Adhi
7. Lead Planner (C-3 Ops) = RAJAWALI-3B, Letda Arm Charles
8. Battle planner (C-3 Ops) = RAJAWALI-3C, Lettu Arh Rino
9. Joint Strike Planner (C-3 Ops) = RAJAWALI-3D, Mayor Laut (P) Pungkas
10. Koordinator Log (C-4 Log) = RAJAWALI-4, Mayor Tek Erick F. Hutapea
11. Log Planner (C-4 Log) = RAJAWALI-4A, Lettu Inf Dahran
12. C-6 Com = RAJAWALI-5, Mayor Cke Roestan Setiawan
13. Enginering Planner (C3-OPS) = RAJAWALI-6, Mayor Mar Brayat Laksana
14. Koordinator Kesehatan = RAJAWALI-7, Mayor Kes Ronny
15. Staf Kesehatan = RAJAWALI-7A, Kapten Kes Ari Widodo
16. SOF PLANNER = RAJAWALI-8, Kapten Mar Sakti
17. PMO (Provost Marshall Officer)= RAJAWALI-9, Kapten Cpm Hugo Adi N.
18. Pamen PAO = RAJAWALI-10, Mayor Laut Rudy Hernawan
19. LNO Liaison Officer = RAJAWALI-11, Letkol Arm Indra Andriansyah
20. LNO Liaison Officer = RAJAWALI-12, Mayor Laut Hudha Dwi Saputro
21. LNO-Liaison Officer = RAJAWALI-13, Mayor Pnb Dolly J.P. Hutagalung
Ruang Satgas TOC kala itu |
EXERCISE
UTAMA yang dilaksanakan meliputi:
- 1. Airborn
Operation atau penerjunan linud di daerah Baturaja-Lampung yang melibatkan 2 pesawat
C-130H TNI dan 2 C-130J USAF serta ratusan peterjun. Simulasi penerjunan
pasukan ke daerah lawan guna membentuk kantung-kantung pertahanan dari pasukan
kawan.
- 2. Joint
Strike atau penembakan bersama dari unsur Darat (HIMARS, ASTROS, VAMPIRE), Laut
(simulasi), Udara (UH-1Y, AH-1, F-16). Simulasi serangan gabungan ke wilayah pertahanan
pantai lawan guna melemahkan dan menghancurkan benteng pertahanan lawan sebelum
memulai serangan utama untuk menguasai wilayah pantai.
- 3. Sea
Phase. Pergeseran unsur-unsur laut
menuju lokasi pendaratan amphibi.
- 4. Amphibious
exercise. Pendaratan pasukan
amphibi untuk menguasai wilayah pantai lawan yang nanti akan digunakan sebagai
wilayah tumpuan untuk operasi lanjutan.
- 5. ALFEX
(Combain Arm Life Fire Exercise). Simulasi
penyerangan ke jantung pertahan lawan dengan menggunakan bantuan tembakan
artileri, bantuan tembakan udara dan pasukan manuver sebagai inti dari serangan.
- 6. CSAR
and Medevac. Simulasi
penyelamatan personel yang menjadi korban selama peperangan dengan menggunakan
pesawat heli dari wilayah lawan (CSAR) maupun wilayah kawan (Medevac).
- 7. SMEE
(Subject Mater Expert Exchange). Kegiatannya
meliputi seminar dan praktek materi kemiliteran yang dilaksanakan secara
pararel dengan manuver lapangan.
- 8. ENCAP
(Enginering Civic Assistance Program).
Wujud kegiatan dengan merenovasi bangunan sekolah di sekitar wilayah
latihan.
- 9. EDCAP
(Medical Civic Assistance Program). Wujud kegiatan dengan memberikan bantuan
kesehatan dan sosial kepada warga-warga yang berada di lokasi latihan terutama
yang menerima dampak kerusakan di lahan dan sekitarnya.
- 10. CYBEREX
& STAFFEX dilaksanakan di Surabaya oleh tim yang berbeda dengan yang
terlibat manuver lapangan.
DINAMIKA MANUVER LAPANGAN
- Airborne
Ops (hari-H, 29 Agustus 2024): HLP-Baturaja-PLB
o
Distribusi info ke lanud Hlm kurang lancar,
sehingga H-1 masih banyak stick holder yang belum memonitor giat.
o
Delay 2 jam 15 menit akibat herky USAF ada
permasalahan pada instal CDS dan penempatan pasukan yg berpengaruh terhadap CG
pesawat.
o
Herky-1 Indo mengalami permasalahan di pintu
kanan sehingga 10 peterjun gagal lompat
o 1 peterjun Jepang gagal terjun akibat unfit/heat stroke karena menunggu lama di apron sebelum masuk ke pesawat.
- Joint
Strike (hari-H, 31 Agustus 2024):
o
Tidak ada radio cx dari perwakilan unsur
(Artileri: US Army, TNI; Heli tempur: US Navy dari USS Green Bay, Pesawat
tempur: F-16 AU) sebelum mulai kegiatan, sehingga jarkom belum terbangun.
o
Perbedaan alkom antara US dgn Indo, sehingga
komunikasi tidak terjalin langsung, namun melalui perantara. Hal ini membuat
jarkom semakin panjang shg transfer info semakin lambat.
o
Komunikasi dari unit di lapangan tidak
tersampaikan seluruhnya ke kormat yg berada di T-12, sehingga relay info kepada
narator menjadi kurang tepat terkait dengan jalannya skenario latihan yang
disampaikan kepada VIP.
o
Info HIMARS gagal menembak 1 round tidak cepat
tersampaikan kepada kormat, dan rencana untuk menembak kembali tidak dapat
dilaksanakan karena kendala teknis.
o Heli
US (Huey dan Cobra) tidak
dapat masuk ke ROZ karena menunggu area clear dari HIMARS yg mengalami permasalahan
teknis.
o
Leader F-16 gagal mengenai sasaran di first run,
W/M abort saat attack profile karena terlalu dekat dengan pesawat leader.
Recovery dengan melaksanakan re-attack. Re-attack pertama masih belum tepat mengenai
tanda sasaran, dan re-attack kedua tepat mengenai tanda sasaran.
o Narator tidak dapat memonitor komunikasi di HT dengan baik, sehingga banyak info yang terlewat, dan tidak ada radio GTA sehingga tidak memonitor dinamika dari unsur udara. Pembacaan narasi harus bisa fleksibel dan menyesuaikan dinamika latihan.
- AmphibiEX
(hari-H, 5 September 2024):
o
Persiapan:
§
Penentuan TOT CAS T-50i dan MFF yang
berubah-ubah s.d. malam H-1. Konsiderasinya adalah safety (terlalu banyak aset
udara yg terlibat dalam window time yang berdekatan pada area yang sama),
protokoler (PJU ingin menyaksikan demo), dan kegiatan MEDCAP saat pagi harinya.
§
Penambahan skenario latihan berupa penembakan HIMARS
yang melaksanakan simulasi bantuan tembakan, sebelum pasukan Amphibi mendarat
di pantai.
§
Pelaksanaan mini TFG di TOC/PLP5, sedangkan TFG
utama sudah dilaksanakan sebelumnya di Surabaya namun belum dimonitor oleh
unsur TOC dan Kolat.
o
Pelaksanaan:
§
Terjadi kebakaran kecil di area tumput di
samping tower tinjau akibat simulasi geranat yang dilemparkan oleh personel US.
Namun dapat dipadamkan segera oleh personel TNI yang berada disekitar.
§
Pesawat MV-22 Osprey delay take off dari Juanda
akibat padat nya traffic di bandara, sehingga sampai di LZ nya mundur 20 menit
dari planning awal.
§
Informasi pergerakan MV-22 di Satgasud tidak
terkomunikasikan dengan baik karena personel yang seharus nya incharge
melaksanakan DL dan personel penggantinya tidak segera incharge dalam kegiatan
latihan.
§
Tidak ada perwakilan personel Amphibex di TOC.
§
Komunikasi via HT belum dapat terjalin dengan
unsur laut yang berada di kapal.
§
Komunikasi pasukan amphibi yang telah mendarat
di Pantai dapat di broadcast ke sound system di Menara tinjau, dengan
penerimaan 5/5.
Kegiatan CAR (Combain Arm Rehearsal) Calfex |
- CALFEX
(6 September 2024)
o
Persiapan:
§
TFG/CAR (Combain Arm Rehearsal) dilaksanakan dua
kali (gladi dan hari-H), dilanjutkan dengan gladi kotor menggunakan metode pergerakan
tanpa pasukan utama, hanya berdasarkan sequence manuver saja. Pelaksanaan gladi
bersih sudah menggunakan pasukan lengkap, namun hanya menggunakan amunisi
hampa, sedangkan untuk artileri menggunakan munisi tajam hanya jumlah munisinya
lebih sedikit dari hari-H. Setelah gladi bersih masih dilaksanakan pemantapan TFG
kembali.
§
H-1 dilaksanakan mini TFG di TOC berupa briefing
akhir sebelum pelaksanaan hari H. Penekanan mengenai hasil evaluasi dari gladi
bersih, dan memastikan seluruh unsur yang terlibat memahami apa yang harus
dikerjakan.
§
Pimpinan US Arrmy General Wiliam dan Kol King
menekankan bahwa pada hari-H agar manuver dilakukan step by step, on sequence,
tidak terburu-buru, walaupun disaksikan oleh VIP. Pastikan kegiatan berjalan
dengan aman. Dan remarks yang terjadi pada gladi bersih agar dapat diperbaiki.
§
Remarks Gladi bersih:
·
Jaringan komunikasi belum terjalin dengan
sempurna. go/no go akan diputuskan oleh komandan (Kol Frega dan Kol King) yang
berada di lapangan bersama dengan pasukan manuver. Kormat yang berada di T-12
hanya mempersilahkan komandan untuk memulai manuver, dan memberikan informasi
pelaksanaan sequences manuver kepada VIP.
·
Meriam milik US ada yang mengalami permasalahan
teknis sehingga beberapa manuver pasukan harus dihentikan dan diulangi dengan
alasan safety. Hal ini menyebabkan jalannya gladi tidak mengalir sesuai dengan
sequences.
·
Manuver CSAR agar confirm setelah manuver Calfex
selesai dan seluruh persenjataan dinyatakan COLD (kosong dan terkunci), baru
lah heli dapat di release meninggalkan holding point. Dan ingressnya heli
searah dengan datang nya pasukan manuver (dari wilayah kawan).
o
Pelaksanaan:
§
VIP sampai ke T-12 sedikit terlambat dari waktu
yang telah direncanakan.
§
Pada saat kegiatan baru dimulai, Himars kembali
mengalami permasalahan teknis karena terlalu lama di standby-kan menunggu. Hal
ini menyebabkan acara mundur sampai 25 menit terhadap rencana awal. Namun
kegiatan-kegiatan setelah nya dapat berlangsung lebih cepat, sehingga
keterlambatan waktu perlahan-lahan dapat terkoreksi.
§
Pesawat tempur F-16 langsung dapat menghancurkan
sasaran dengan sempurna, diikuti oleh Super Tucano yang tidak kalah presisinya.
Hal ini langsung merubah suasana mood para VIP menjadi ceria.
§
Manuver terakhir Calfex adalah penembakan
senjata Javelin milik US yang merupakan senjata anti-tank dan pesawat. Namun
beberapa amunisi tidak dapat diluncurkan karena kendala teknis. Setelah
menunggu cukup lama dan amunisi tetap tidak bisa diluncurkan maka kolat
memutuskan untuk meng-cut (cease fire) kegiatan, agar dapat segera dilanjutkan
dengan manuver heli Combat SAR dan Medevac.
§
Unsur heli TNI pada manuver CSAR tidak
melaksanakan terbang formasi dengan heli Blackhawk US karena belum pernah
melaskanakan rehearsal. Hal ini disebabkan karena di setiap alokasi hari
rehearsal heli Blackhawk tidak pernah bisa berpastisipasi.
§
TOT unsur udara yang semula mundur 25 menit,
namun karena cepatnya manuver pasukan atau space waktu yang diberikan disetiap
kegiatan manuver, menyebabkan TOT menjadi maju 22 menit. Namun demikian, karena
senjata Javelin mengalami permasalahan, TOT berubah menjadi mundur 5 menit.
Dapat dirasakan betapa dinamisnya penentuaan TOT unsur udara apabila dikaitkan
dengan pelaksanaan manuver darat yang pola nya menggunakan sequences bukan TOT.
SARAN:
1. Agar
latihan SGS selanjutnya mayoritas personel TOC bisa ikut dari perencanaan awal
s.d. pelaksanaan manuver lapangan. Atau apabila memungkinkan personel TOC
langsung di import dari satuan organik TNI AD dengan komandan berpangkat
Kolonel beserta dengan staf nya, sehingga sudah memiliki soliditas dan jaring
komando yang kuat. Sedangkan kebutuhan personel dari matra lain bisa dilengkapi
guna mendukung satgas.
2. 2. Agar
ada perwakilan perwira (LO) dari masing-masing exercise utama (Airborne, Joint
Strike, Amphibiex, Calfex) di TOC, sehingga dapat mengetahui detail exercise
dan dapat berkoordinasi langsung dengan planners dari TNI dan US.
3. 3. Adanya
tambahan jabatan di TOC berupa perwira aviation dari tiap-tiap matra yang
memiliki unsur udara atau minimal 1 orang yang mewakili unsur udara TNI sebagai
counterpart dari US Aviation Officer dalam merencanakan pelibatan unsur udara
pada setiap hari latihan.
4. 4. Agar pelaksanaan TFG selalu melibatkan TOC baik sescara offline maupun online, karena pimpinan Kolat selalu meminta informasi ke TOC tidak langsung ke unsur atau satgas di luar TOC. Dan di TOC juga terdapat komandan dan planner dari negara-negara yang terlibat latihan, sehingga apabila ada perubahan bisa langsung mendapat approval.
Final brief H-1 sebelum melaksanakan exercise |
LAIN-LAIN:
1. Seluruh
kegiatan manuver lapangan SGS24 dapat berjalan dengan aman dan lancar. Walaupun
ada beberapa personel yang mengalami cedera/sakit akibat latihan namun kondisinya menengah
ke bawah, tidak ada yang fatal.
2. Satgas
SGS-TOC dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, walaupun dengan segala
keterbatasannya. Terutama fakta bahwa hampir seluruh personel TOC tidak
mengikuti kegiatan perencanaan awal-tengah-akhir SGS sehingga perlu effort yang
cukup besar bagi personel TOC untuk memahami dan menjalankan tugas pokoknya.
Ditambah lagi ada beberapa personel yang
didadak menggantikan personel utama.
3. Peran
Komandan Satgas Kol Inf Frega menjadi sangat vital dalam mengarahkan staf TOC
mulai dari awal sampai akhir, serta menghubungkan satgas TNI dengan US
counterpart dan negara-negara sahabat lainnya. Disamping itu, kerja keras dari
para staf TOC memilki peran yang sangat penting pada pelaksanaan Latgabma SGS.
Agar kedepan Satgas SGS-TOC lebih mendapatkan perhatian dari pimpinan milai
dari fase persiapan s.d. pengakhiran.
4. Tidak
lupa bahwa segala keberhasilan maupun kegagalan baik secara makro dan mikro
merupakan kuasa Allah SWT Tuhan TME. Tugas kita adalah berusaha dengan
semaksimal mungkin dan mengambil pengalaman dari kegiatan yang telah
dilaksanakan untuk dijadikan bahan pelajaran pada latihan-latihan selanjutnya.
On the Other
Side (me):
- Didadak
berangkat menggantikan personel yang berhalangan. Naik kereta api Blambangan
dari stasiun Cirebon ke stasiun Banyuwangi kota, lanjut dijemput Mayor Laut (P)
menuju ke Karang Tekok Asembagus Situbondo.
- Akomodasi:
hotel Barokah, kendaraan dinas sekelas elef atau bis mikro, antar jemput dari
penginapan ke posko (PLP5).
- Menjabat
sebagai LNO (LO) Matra Udara dalam posko SGS - TOC (Tactical Operation
Center)/JOC (Joint Operation Control), total 21 personel dipimpin oleh
Dansatgas SGS Kol Inf Frega, Akmil 98.
- Tugas/giat
yang dilaksanakan LNO Udara selama Posko TOC:
o Mencari informasi yang dibutuhkan oleh unsur udara TNI dan US counterpart terkait kegiatan penerbangan berupa: penentuan dan atau perubahan TOT/Window Time, lokasi (koordinat), sparasi altitude, frequensi radio, target pesawat, manuver pesawat, aset udara yang terlibat, dan lain sebagainya.
o Memberikan informasi hal-hal yang menonjol
terkait kegiatan penerbangan, permasalahan dan kendala-kendala, baik sebelum,
saat, maupun sesudah pelaksanaan manuver lapangan.
o
Memberikan saran dan masukan kepada Dansatgas
TOC mengenai pelibatan kekuatan udara dalam operasi gabungan bersama
o
Memonitor pelaksanaan TFG masing-masing kegiatan
operasi yang khususnya yang melibatkan unsur udara.
o
Mengkomunikasikan hasil koordinasi, briefing,
TFG kepada pelaku unsur udara yang terlibat mabuver lapangan.
Disamping melaksanakan tugas sebagai LNO Udara di TOC, juga ikut membantu tugas Satgasud dalam mengkoordinasikan pelibatan unsur kekuatan udara untuk eksternal maupun internal satgas, serta membantu tugas Dansatgasud terkait dengan kegiatan di Satgas TOC dan PLP5. Mewakili unsur-unsur udara yang terlibat manuver lapangan pada saat kegiatan briefing dan TFG di TOC/PLP5.
- Pada saat kegiatan manuver lapangan, ikut membangu Satgasud sesuai kebutuhan dari Dansatgas, seperti: meneruskan informasi penerbangan dari Satgasud ke TOC (begitu pula sebalinya), memberikan informasi penerbangan kepada kordinator materi latihan di lapangan, memberikan saran masukan kepada Dansatgasud, dan lain sebagainya.
Stay sharp "demi kejayaan Angkatan Udara" |
Hormat kami,
Mayor Pnb “Dompak” Hutagalung
LNO Udara Satgas SGS24-TOC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar