Minggu, 08 September 2024

NARASI CALFEX SGS2024

Take a photo after show time


Capt Gene Maslink – Narator US Army

Lettu Pnb Marshal “Frogman” Tobing – Narator TNI AU

Letda Arm Charles – Narator TNI AD

Mayor Pnb “Dompak” Hutagalung – TNI AU (Asisten)

 

Assalamualaikum wr wb, Syalom, Om Swasti Astu, selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Good morning Ladies and Gentlemen.

My name is CAPT Gene Maslink; I am the Garuda Shield Task Force US Battle Captain, and I’m joined by my partner, 

Saya Lettu Pnb Frendy D.  “Frogman” Marshal Tobing, Penerbang Skadron Udara 4 dari TNI AU 

dan Saya Letda Arm Charles, dari Batalion Armed 10

and today, we will be your narrators for 

Super Garuda Shield 2024 Joint-Multinational Combined Arms Live Fire Exercise. 

 

Yang terhormat Panglima TNI

The honorable Commanding Chief of the Indonesian Armed Forces

Yang kami hormati ……….

The honorable Commanding in Chief of USARPAC

Yang kami hormati ……….

The honorable Chief Of Staff of Ground Self-Defense Force

And distinguished guest

Yang kami hormati ………., beserta para hadirin sekalian

Selamat datang di T-12, Puslatpur Marinir

Welcome to T-12, Puslatpur Marinir

 

CALFEX (COMBINED ARMS LIVE FIRE EXERCISE) MERUPAKAN MATERI LATIHAN PUNCAK YANG MENGINTEGRASIKAN PENEMBAKAN SELURUH ALUSISTA DAN PERGERAKAN SATUAN MANUVER YANG TERGABUNG DALAM LATIHAN GABUNGAN BERSAMA SUPER GARUDA SHIELD 2024 TERDIRI DARI 6 NEGARA YAITU INDONESIA, AMERIKA SERIKAT, AUSTRALIA, SINGAPURA, JEPANG DAN INGGRIS, BAIK MATRA DARAT, LAUT MAUPUN UDARA. JUMLAH PERSONEL YANG TERLIBAT DALAM CALFEX SEJUMLAH 884 ORANG

CALFEX IS A TOP TRAINING MATERIAL THAT INTEGRATES THE SHOOTING OF ALL THE ALUSISTA AND THE MOVEMENT OF MANEUVER UNITS JOINED IN THE JOINT EXERCISE WITH SUPER GARUDA SHIELD 2024 CONSISTING OF 6 COUNTRIES, NAMELY INDONESIA, UNITED STATES, AUSTRALIA, SINGAPORE, JAPAN AND ENGLAND, BOTH LAND, SEA AND AIR DIMENSIONS. THE NUMBER OF PERSONNEL INVOLVED IN CALFEX WAS 884 PEOPLE

 

ADAPUN JENIS ALUTSISTA YANG TERLIBAT TERDIRI DARI ALUTSISTA UDARA BERUPA 2 UNIT PESAWAT TEMPUR F-16 FIGHTING FALCON, 2 UNIT PESAWAT TEMPUR EMB-314 SUPER TUCANO, 2 UNIT CH-47 CHINOOK, 1 UNIT UH-60 BLACK HAWK, 1 UNIT Mi 17. SEMENTARA ALUTSISTA DARAT TERDIRI DARI 2 UNIT ROKET HIMARS, 2 UNIT ASTROS, 1 UNIT VAMPIRE, 6 CUK MER 105 mm, 4 UNIT MORTIR 120 MM, 6 UNIT ATGM JAVELINE, 6 UNIT INSTALANZA, MORTIR 60 MM, MORTIR 81 DAN BERBAGAI SENJATA INFANTERI RINGAN SERTA SENJATA MESIN LAINNYA.

THE TYPES OF DEFENSE EQUIPMENT INVOLVED CONSISTED OF AIR DEFENSE EQUIPMENT IN THE FORM OF 2 F-16 FIGHTING FALCON FIGHTER AIRCRAFT, 2 EMB-314 SUPER TUCANO FIGHTER AIRCRAFT, 2 CH-47 CHINOOK UNITS, 1 UH-60 BLACK HAWK UNIT, 1 Mi 17 UNIT. WHILE THE LAND DEFENSE EQUIPMENT CONSISTED OF 2 HIMARS ROCKET UNITS, 2 ASTROS UNITS, 1 VAMPIRE UNIT, 6 105 mm CUK MER, 4 120 MM MORTAR UNITS, 6 JAVELINE ATGM UNITS, 6 INSTALANZA UNITS, 60 MM MORTAR, 81 AND VARIOUS LIGHT INFANTRY WEAPONS AND OTHER MACHINE GUNS.

 

2.   (Battle space description)

(OPTION TO ADD INDOPACOM ROAD TO WAR SCENARIO VERBIAGE FOR INTEGRATED SCENE SETTER)

LINE………….      Selanjutnya izinkan kami untuk memandu acara pada pagi hari ini. Selamat datang di wilayah sasaran IJEN, wilayah yang diperebutkan di negara fiksi Donga, mitra sekutu yang sudah lama ada. Kekuatan ancaman hibrida telah memantapkan diri mereka dalam postur pertahanan di sekitar sistem pertahanan udara terpadu mereka, menyangkal kebebasan bermanuver bagi koalisi pasukan multinasional kita. Untuk tujuan LATIHAN hari ini, Satgas Garuda adalah anggota Pasukan Tanggap Kontinjensi Gabungan-Multinasional, yang diselaraskan secara regional dan dikerahkan sebagai pasukan terdepan di Donga, dengan misi untuk menyerang sasaran IJEN dan menghancurkan sistem Pertahanan Akses Area musuh. Dalam beberapa saat, Anda akan menyaksikan SERANGAN ARTILERI (ARTILERRY STRIKE), SERANGAN UDARA, TEMBAKAN sarana bantuan tembakan artileri medan SERTA MANUVER PASUKAN INFANTERI KE ARAH SELATAN untuk menyelesaikan misi mereka, DENGAN TUMUAN UNTUK mengusir pasukan musuh dari Donga dan memulihkan integritas teritorial dan kedaulatan negara.

LINE.   Now to orient you to the Area of Operations. Welcome to Objective Torgue, a contested territory in the notional nation of Dongan, a longstanding allied partner. A hybrid threat force has established themselves in a defensive posture around their integrated air defense system, denying freedom of maneuver to our mutli-national coalition of forces. For the purposes of today’s demonstration, Task Force Garuda is a member of the Joint-Multinational Contingency Response Force, regionally aligned and forward deployed in Dongan, given the mission to attack OBJ IJEN and destroy the enemy Anti-Access Area Denial system. In a few moments, you will witness a Light Infantry Task Force conduct a deliberate attack, supported by Air and Artillery assets to seize OBJ Torque in order to enable follow-on forces to expel enemy forces from Dongan and restore the country’s territorial sovereignty.

 

LINE 8115 (COMBINED MLRS EXECUTE)

Berdasarkan hasil Laporan Intelijen bahwa musuh masih memiliki kekuatan Pertahanan Udara beserta Pusat Kendali Operasi yang masih beroperasi, maka perlu dilaksanakan Artillery Strike untuk melumpuhkan sejumlah objek vital tersebut.

Unmanned Aerial Surveillance assets have identified enemy Air Defense forces and an Operations Control Center that is operating in the Enemy’s Deep Area. Intelligence and Targeting Officers in the Task Force Joint Operations Center designated these targets as high value targets, and the Commander has directed the Operation’s Center’s fires team to conduct an Artillery Strike to neutralize these assets.

 Diawali oleh M142 HIMARS dengan meluncurkan 6 unit RRPR dengan sasaran Pusat Kendali Operasi musuh. HIMARS merupakan sistem ROKET MULTI LARAS yang dapat diangkut dengan pesawat dan mampu menembakkan roket serta menyerang target dari jarak jauh dengan meluncurkan peluru kendali dan presisi tinggi.  Dengan Kode sasaran KH 5000

Dilanjutkan dengan peluncuran Roket ASTROS II MK 6 menembakan 48 roket SS-09 dengan sasaran artileri pertahanan udara musuh , Sistem roket ASTROS II adalah sistem ROKET MULTI LARAS yang mampu menembakkan roket dengan kaliber bervariasi serta memiliki Sub Kaliber yang memungkinkan menghancurkan Sasaran Area yang bersifat Strategis dari jarak jauh.

Serangan Artilleri ditutup dengan penembakan Roket JROF sejumlah 24 unit oleh Vampire Marinir TNI AL yang akan menghancurkan dan menetralisir sarana bantem musuh.

After receiving the fire order, the Fire Direction Officer carries out the calculation of the target data and convert it into firing data. The fire direction officer gives the order for all elements in its command to conduct the fire mission. 

The M142 HIMARS launches 6 rockets targeting the enemy Operations Control Center. The HIMARS is a MULTI LAUNCHER ROCKET System that can move under its own power and be transported by aircraft and is capable of attacking targets from a distance by launching guided missiles with high precision.

When the HIMARS ceases fire, the ASTROS II Rocket fires 64 SS-09 rockets targeting the enemy air defense artillery. The ASTROS II is a MULTI Launcher ROCKET system capable of firing rockets with a Sub Caliber that allows it to destroy Strategic Area Targets.

Finally, the Indonesian Navy's Vampire Artillery System launches 34 JROF Rockets to further neutralize enemy air defenses in preparation for friendly air infiltration.

 

LINE 8125 *ROCKETS FIRE**ROUNDS COMPLETE*

Misi penembakan telah selesai dan penilaian kerusakan pertempuran terhadap target dikonfirmasi oleh aset ISR di UDARA.

The Indonesian Scan Eagle  confirms air defense systems in the Enemy’s deep area have been effectively neutralized, and the live feed of the UAS’s cameras is shown directly in the Joint Operations Center. The Task Force Operations Center disseminates the Battle Damage Assessment to all subordinate headquarters.

 

LINE 8130

Baterai Gabungan MLRS, sekarang TELAH MENYELESAIKAN misinya, berpindah dari posisinya agar tidak menarik perhatian tembakan baterai balasan musuh.

The Combined MLRS Battery, now complete with its mission, rapidly displaces from its position to avoid enemy counter battery fires.

 

LINE 8140-8145

Tembakan Artileri: Dengan kemampuan musuh untuk menahan dan memberikan tembakan balasan dengan menggunakan sisa kekuatan yang ada, Satuan Tugas Garuda sekarang menekan kekuatan musuh dengan tembakan artileri Medan dalam rangka melindungi dan memberikan keleluasaan manuver bagi pasukan penyerang. Tembakan Artileri Medan ini diberikan oleh 3 pucuk Howitzer 105 mm M119 US Army, 2 pucuk Howitzer 105 mm KH 178 TNI AD dan 1 pucuk Howitzer 105 mm LG 1 TNI AL dengan kode sasaran KH 5005

Didukung dengan bantuan tembakan Meriam 105 MM Howitzer mereka, pasukan depan Satgas Garuda mulai bergerak dari Posisi Serangan menuju sasaran pertama mereka.

Awalnya, Peninjau Depan meminta tembakan lintas lengkung... permintaan tembakan adalah permintaan yang dibuat untuk Sarana Bantuan Tembakan, baik Artileri Medan maupun Mortir, yang mengkomunikasikan lokasi dan deskripsi sasaran. Tembakan lintas lengkung digunakan untuk melawan musuh yang terlalu jauh untuk dilawan dengan tembakan langsung atau tidak dapat dilihat oleh pasukan depan. Dalam contoh yang baru saja kita saksikan, Baterai Artileri Medan TNI dan AS menggunakan munisi berdaya ledak tinggi setelah Peninjau Depan meminta bantuan tembakan.  Sebagai keuntungan dari koordinasi senjata gabungan ini maka secara efektif menghancurkan pengamatan pos depan musuh, melindungi pergerakan dan memberikan keleluasaan bagi Satgas Garuda untuk memulai serangan.

Pada sudut pandang lainnya dapat kita saksika bersama pergerakan pasukan manuver dibawah kepemimpinan Komandan Satuan Tugas bergerak dengan cepat dan penuh kerahasiaan menuju kedudukan yang telah ditentukan.

Di sisi lain, dapat kita saksikan kedudukan steling Meriam 105 mm yang terdiri dari 2 Meriam 105 mm  kh 178 TNI AD, 3 Meriam M 119 mm Amerika Serikat. 1 pucuk meriam LG 1. Baterai Armed stand by, melakukan perkuatan perkubuan dan menunggu adanya permintaan bantuan tembakan  dari pasukan manuver.

Artillery Fire: To enable the displacement of the MLRS and allow for the maneuver of friendly ground forces, a battery of Combined US and TNI 105mm howitzers suppress enemy artillery assets and fix the enemy ground forces in their positions. This artillery barrage is provided by 2 X 105mm TNI AD and 1 X 105 mm TNI AL.

Forward Observers serve as the fire controllers for indirect fire missions…a call for fire is a request made to a firing unit, artillery or mortars, that communicates a target location and description. Indirect fires are used against enemy who are either too far away to engage with direct fire or cannot be seen by an acquiring unit. In the example you just witnessed, the TNI and US Artillery Battery engaged with high explosive ammunition after the Forward Observers called for fire.  The effects of this combined arms coordination have effectively stripped away the forward eyes of the enemy, setting the conditions for Task Force Garuda to begin the attack.”


LINE 8145

Misi Tembakan Pertama Meriam 105mm AS 1: Mari kita dengarkan bersama yaitu suara Meriam 105 mm Howitzer AS memberikan bantuan tembakan tambahan yang diperlukan untuk mempertahankan tekanan terhadap elemen-elemen manuver musuh, sementara itu Satgas Garuda terus bergerak kedepan untuk membangun kedudukan dalam rangka memperoleh posisi tembak yang menguntungkan dalam rangka mendukung operasi penerobosan.

US 105mm Fire Mission 1: US 105mm Howitzers provide the additional fire support necessary to maintain suppression of enemy maneuver elements while the Bison Troop moves to conduct its reconnaissance, setting the conditions for a combined arms breach.

 

LINE 8145 - LINE 8155

MISI PENEMBAKAN SELESAI

The Fire Mission is Complete. Supported by their Howitzers, TF Garuda’s Bison Troop initiates movement from Attack Position Bravo in order to conduct area reconnaissance for positive confirmation of enemy obstacles on Objective Torq. 

As the Troop travels south toward Objective Torq, the scouts on the ground report valuable information for follow-on units, including information on the terrain, obstacles, and enemy activity throughout their area of responsibility.

 

LINE 8165

BERDASARKAN HASIL PENINJAUAN DAN ANALISIS ISR DAN TIM RECON MULTINASIONAL YANG MENYATAKAN BAHWA SYSTEM PERTAHANAN UDARA MUSUH TELAH LUMPUH MAKA UNIT SKUADRON UDARA MELANJUTKAN OPERASI PENGHANCURAN, OBJEK VITAL MUSUH BERUPA KUBU PERTAHANAN, GUDANG MUNISI DAN KEDUDUKAN SARANA BANTUAN TEMBAKAN MUSUH. 

While Bison Troop continues their movement, Scan Eagle UAS operators identify strategic targets in the enemy’s deep area. Target analysts and airspace planners at the Joint Operations Center provide the Commander the recommendation for an airstrike to destroy vital enemy fortifications and fire support facilities. 

SESAAT LAGI KITA AKAN SAKSIKAN, SERANGAN UDARA, YANG AKAN DI EKSEKUSI OLEH NAGA FLIGHT, TERCDIRI ATAS 2 UNIT PESAWAT TEMPUR F-16 FIGHTING FALCON MILIK TNI ANGKATAN UDARA

The Task Force Commander approves the airstrike and tasks the Naga Flight team, consisting of a pair of TNI F-16 Fighting Falcons.

EAGLE FLIGHT DIPIMPIN OLEH KAPTEN PNB HANGGA “ROCKET”, SEBAGAI FLIGHT LEADER, DAN LETTU PNB SULISTYO “BLACK LICE” SEBAGAI WINGMAN DARI EAGLE FLIGHT

EAGLE FLIGHT IS LED BY CAPT HANGGA “ROCKET”, AS THE FLIGHT LEADER, AND 1ST LT SULISTYO “BLACK LICE” AS THE WINGMAN.

EAGLE FLIGHT AKAN MELAKSANAKAN ELEMENT ATTACK, MENGGUNAKAN PROFILE DIVE 20 DERAJAT, DAN KECEPATAN 450 KNOTS SAAT MELEPASKAN BOMB MK 82, F-16 FIGHTING FALCON SIAP UNTUK MENGHANCURKAN SASARAN

EAGLE FLIGHT, IN CONJUNCTION WITH THEIR JOINT AIR TACTICAL CONTROLLERS ON THE GROUND, CALCULATE THE SPECIFICS OF THEIR ATTACK, AND DECIDE TO UTILIZE A 20 DEGREE VERTICAL ANGLE ON THEIR APPROACH. AT A SPEED OF 450 KNOTS, THE F-16 FIGHTING FALCONS REPORT THEIR READINESS TO DESTROY THE TARGET.

 

PARA HADIRIN YANG BERBAHAGIA, DISAMPING ITU, TUCANO FLIGHT, YANG TERDIRI ATAS 2 UNIT PESAWAT TEMPUR EMB-314 SUPER TUCANO MILIK TNI ANGKATAN UDARA, JUGA SEDANG BERSIAP UNTUK MELAKSANAKAN SERANGAN UDARA

ADDITIONALLY, A TUCANO FLIGHT CONSISTING OF 2 AIRCRAFT EMB-314 SUPER TUCANOS FROM THE INDONESIAN AIRFORCE CHECKS ON THE STATION TO AUGMENT THE STRIKE.

TUCANO FLIGHT DIPIMPIN OLEH LETKOL PNS SUFRIADI “GOBLIN” SEBAGAI FLIGHT LEADER, DAN KAPTEN PNB DWI ARI “BRAYDEN” SEBAGAI WINGMAN DAR TUCANO FLIGHT

THE TUCANO FLIGHT IS LED BY LT COL SUFRIADI “GOBLIN”. AS A FLIGHT LEADER, AND CAPT DWI ARI “BRAYDEN” AS A WINGMAN

TUCANO FLIGHT AKAN MELAKSANAKAN TRAIL ATTACK SEPARASI 30 DETIK, MENGGUNAKAN PROFILE DIVE 20 DERAJAT, DAN KECEPATAN 160 KNOTS SAAT MELEPASKAN BOMB MK 82, F-16 FIGHTING FALCON SIAP UNTUK MENGHANCURKAN SASARAN

THE TUCANO FLIGHT WILL CARRY OUT THE TRAILING ATTACK WITH 30 SECONDS OF SEPARATION, AND ALSO MAINTAIN 20 DEGREE ANGLE OF APPROACH.  WITH 160 KNOTS TO RELEASE MK81 BOMBS

 

DALAM MELAKSANAKAN AIR STRIKE, PESAWAT TEMPUR YANG AKAN MENYERANG SASARAN, DIKENDALIKAN OLEH TIM JOINT TERMINAL ATTACK CONTROLLER MULTINASIONAL

The airspace is deconflicted by Air Force Joint Tactical Air Controllers (JTACs). JTACs infiltrate behind enemy lines and position themselves so that they can best observe enemy activity and guide friendly aircraft toward their targets. They can communicate with the pilot directly to carefully deconflict the airspace for friendly aircraft.

 

STANDBY PENJELASAN JTAC

STANDBY PENJELASAN CAS

 

==========9 LINE BRIEF BROADCAST (OPTIONAL)============

==============NARATION FOR RE ATTACK==================

======================VISUAL F-16======================

 

STANDBY PENJELASAN F-16 FIGHTING FALCON

STANDBY PENJELASAN BOMB MK 82

 

PARA HADIRIN YANG KAMI HORMATI, MARILAH KITA ARAHKAN PANDANGAN KITA KE ARAH KANAN PODIUM, INILAH F-16 FIGHTING FALCON

LADIES AND GENTLEMEN, APPROACHING FROM THE RIGHT SIDE OF THE PODIUM, THE F-16 FIGHTING FALCON!!!!!!!!

TARGET AQUIRED!!

BOMBS AWAY!!

TARGET DESTROYED/BOMB ON TARGET/BOMB EXPLODE!!

DAN DI IKUTI OLEH WINGMAN DARI EAGLE FLIGHT

TARGET AQUIRED!!

BOMBS AWAY!!

TARGET DESTROYED/BOMB ON TARGET/BOMB EXPLODE!!

====================VISUAL EMB-314====================

 

LINE 8170

Dalama rangka untuk memaksimalkan serangan udara close air support maka 2 unit super Tucano akan melanjutkan misi penghancuran sasaran vital musuh

In order to maximize close air support air attacks, 2 super Tucano units will continue the mission of destroying vital enemy targets.

 

STANDBY PENJELASAN SPESIFIKASI EMB-314 SUPER TUCANO

STANDBY PENJELASAN BOMB MK 81

 

PARA HADIRIN YANG KAMI HORMATI, MARILAH KITA ARAHKAN PANDANGAN KITA KEMBALI KE ARAH KANAN PODIUM, GELOMBANG KEDUA DARI AIR STRIKE, INILAH EMB-314 SUPER TUCANO

APPROACHING FROM THE RIGHT SIDE OF THE PODIUM, THE SECOND PHASE OF THE AIRSTRIKE, THE EMB-314 SUPER TUCANO.

TARGET AQUIRED!!

BOMBS AWAY!!

TARGET DESTROYED/BOMB ON TARGET/BOMB EXPLODE!!

DAN DI IKUTI OLEH WINGMAN DARI TUCANOFLIGHT

TARGET AQUIRED!!

BOMBS AWAY!!

TARGET DESTROYED/BOMB ON TARGET/BOMB EXPLODE!!

Tugas asisten memonitor tahapan latihan 


LINE 8175

Satuan manuver malanjutkan pergerakan, dengan menggerakan mortar 81, menuju ke daerah stelling 1

As Bison Troop continues its movement, the Japanese and US combined 81mm section moves to emplace at Mortar Firing Position 1 to provide fire support for the maneuver element.

 

LINE 8180

Sedangakan kompi manuver 1/ kompi Beast yang dipimpin oleh US ARMY dan diperkuat oleh satu Peleton TNI AD, 1 peleton Singapore melewati garis taraf bullshark

As Bison Troop continues its movement toward OBJ Torq, Task Force Tiger’s Beast Company maneuver company departs southwest from Phase Line Bullshark toward OBJ Torq. Beast company is led by 2-35 IN’s Beast Command and is reinforced by one Indonesian Army platoon and 1 Singaporean platoon.

 

LINE 8185

Pasukan Beast terancam dan bereaksi terhadap kontak, terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan musuh. Pasukan Beast menyampaikan situasi tersebut kepada Komandan Task Force. Komandan Task Force memerintahkan Kompi Beast untuk memulai serangan 

While infiltrating toward the objective, the lead Beast Company Platoon is compromised and reacts to contact, engaging in close combat with the enemy. The Beast Company Commander conveyed the situation to the Task Force Commander. The Task Force Commander orders Beast Company to deploy and conduct the attack. 

 

LINE 8190

Kompi Beast tiba di SBF 1 dan SBF 2, mengerahkan daya tembak mereka untuk menghadapi musuh. Satu peleton Singapura dan Amerika maju ke SBF 1 dan 1 peleton TNI di SBF 2. Bersamaan dengan itu, Posisi Tembakan Mortir 1 didirikan dan Tim Gabungan mortir 81mm mulai menyerang musuh dengan kode sasaran KH 5020

SBF 2 mengalihkan tembakan ke sasaran 4 dan 5. Sementara ITU SBF 1 menghentikan tembakan

Beast Company maneuvers to occupy SBF 1 and SBF 2, deploying their firepower to engage the enemy. At SBF1, the Singaporean and American platoon establish target reference points to the southwest and southeast to orient their key weapon systems. At SBF2, the TNI Platoon orients its fires toward the southwest to provide maximum enfilading fires on OBJ Torq. Simultaneously, the 81mm Combined Mortar Section establishes Mortar Firing Position 1, and fires on enemy targets KH 5020 to fix the enemy force in its position.

As the friendly follow-on mobility force approaches the SBF positions, the Commander orders SBF 2 to shift their fire west to target reference points 4 and 5, and SBF 1 to lift their fire.

 

LINE 8215

Komandan Satgas mengidentifikasi perlunya menerobos penghalang kawat yang menghalangi gerak maju Satgasnya. KOMPI BEAST akan memanggil peleton gabungan tentara AS, TNI, dan Australia untuk melakukan tugas tersebut.

The Task Force Commander identifies the need to breach a line-wire obstacle blocking his Task Force’s advance. Beast Company calls upon the combined sapper platoon of US, TNI, and Australian soldiers to enable task force mobility.

 

LINE 8215 - 8275

NARASI ZENI

Dalam skema serangan pada hari ini, pasukan manuver depan terhambat oleh rintangan berupa roll harmonika yang dikombinasikan dengan lapangan ranjau. Sehingga Pleton Sapper Gabungan yang terdiri dari 1 Regu Zipur dari Yonzipur 10/Jaladri Palaka/2 Kostrad, 1 Regu dari SAPPER US Army dan 1 Regu SAPPER AUSTRALIAN DEFENCE FORCE/ADF  melaksanakan Penerobosan Rintangan dengan menggunakan Bangalore Torpedo modifikasi dari bahan peledak C4 atau dapat disebut dengan istilah Breacher Charge. Penerobosan Rintangan ini bertujuan untuk menghancurkan rintangan yang dibuat oleh musuh sehingga pasukan kita dapat melanjutkan manuver ke depan untuk merebut sasaran Bengal.

Pada saat Pleton Sapper Gabungan melaksanakan Penerobosan, pasukan Infantri akan melaksanakan tembakan penyokong untuk melindungi pasukan Zeni agar terlindung dari tembakan musuh.

Saat ini mereka sedang berada di belakang tanggul dan Bersiap untuk memasang Breacher Charge yang akan ditajamkan secara ganda menggunakan M14 dan M23.

The forward maneuver troops determine the obstacle field consists of triple strand concertina wire combined with minefields. The Combined Sapper Platoon consists of one Combat Engineer Squad from the TNI 10th Combat Engineer Battalion, one Sapper squad from US Army, AND ONE SAPPER SQUAD FROM the AUSTRALIAN DEFENCE FORCE will carry out the Obstacle Breaching using a Modified Bangalore made with C4. To set the conditions for the breach, the Task Force’s 60 and 81mm mortars initiate suppressing fires on the enemy and provide smoke obscuration to enable the security element and sapper platoon to move toward the obstacle. 

Operasi Penerobosan: Saat ini Komandan Satgas Garuda telah mengarahkan pasukan Zeni Tepur untuk menempati posisi terakhir mereka yang tertutup dan tersembunyi untuk mempersiapkan serangan penerobosan.

Breach Operations: The TF Garuda Commander directed Sapper forces to occupy their last covered and concealed position to prepare the breach charge. The Sapper Platoon stages behind the berm and prepares the dual primed M14 and M23 demolition charge.

 

LINE - Seiring dengan penghentian tembakan dari tembakan pada kedudukan pasukan Infanteri maka pasukan Zipur gabungan TNI dan US bergerak dari tanggul mereka untuk menempatkan bahan peledak di lokasi penerobosan.

LINE– The Beast Company Commander orders SBF 2 to cease fire, allowing the combined force of TNI and US Sappers move from their berm to emplace the charge at the breach site.

 

LINE - Disaat pasukan Zeni Tempur kembali ke tanggul, mereka menyiapkan mekanisme peledakan dan meminta izin untuk meledakkan bahan peledak tersebut dan membuka rintangan yang dibuat oleh musuh.

LINE – The Sappers return to the berm, they are preparing the detonating mechanism and requesting permission to blow the charge and open the breach.

 

LINE - Berdasarkan perkembangan situasi tersebut maka, Komandan Satgas Garuda memberikan izin untuk meledakkan bahan peledak bungalore torpedo di lokasi penerobosan yang telah ditentukan dengan perintah, LAKSANAKAN.

LINE – With conditions set, the TF Garuda Commander gives permission to detonate the breach charge with the command, EXECUTE.

 

LINE - Selanjutnya dalam rangka memperingatkan Satuan Tugas bahwa ledakan akan segera terjadi, maka pasukan Zeni Tempur meneriakkan Fire in the Holesebanyak tiga kali.

LINE– The Sappers ensure that all friendly forces in close proximity remain behind defilade cover by yelling Fire in the Hole three times.

 

Saat ini Breacher Charge telah diajukan dan mereka akan meminta izin untuk melakukan peledakan.

- Izin peledakan telah disetujui dan saat ini menunggu dimulainya peledakan.

- FIRE IN THE HOLE 3x...Boom!!!

- Di bawah pimpinan Serda Romi dari Yonzipur 10/Jaladri Palaka/2 Kostrad dan Sersan Natal dari regu SAPPER US Army, Pleton Sapper Gabungan telah berhasil menerobos rintangan musuh dan membuat lorong yang dapat dilewati oleh pasukan manuver untuk melanjutkan gerakan menuju ke sasaran dalam rangka menghancurkan musuh. 

 

Once the sappers move back to the cover of a protective berm, the call of EXECUTE is ordered and the call of FIRE IN THE HOLE is yelled three times. 

Under the leadership of Sergeant Romi and Sergeant Natal from the SAPPER squads, the Joint Sapper Platoon has succeeded in breaking through enemy obstacles and creating a passage that can be utilized by maneuver troops to continue their movement toward the OBJ. Concurrently, TF Badak, the TNI company team, initiates movement from ATK POS BRAVO south toward OBJ Torq.

 

Hadirin yang kami hormati, telah kita saksikan kecepatan tim Zeni Tempur melaksanakan pergerakan dalam rangka operasi penerobosan, dikawal dengan adanya tembakan pelindung guna mendukung keberhasilan operasi yang dilaksanakan.

As soon as the Sappers move to proof the breach lane, Beast Company immediately resumes suppression from the support by fire position to cover their movement.

 

Line 8295

KOMPI 2 badak yang dipimpin oleh TNI AD dan diperkuat oleh 1 Peleton US ARMY mengamankan tepi jauh dari area breaching, 

TF Badak, led by the Indonesian Army and reinforced by 1 Platoon of US ARMY soldiers, conducts a forward passage of lines with Beast Company and secures the far side of the breach 

 

Line 8305

OBJ TORQ direbut memungkinkan Posisi Penembakan Mortir 2 untuk didirikan, yang memungkinkan daya tembak mortir 120mm yang sangat besar.

TF BADAK sekarang sedang menyerang. Mereka menghadapi rintangan pertama mereka, rintangan kabel lainnya. Sebelum mereka dapat melakukan pembobolan mekanis, mereka harus membangun dukungan lain dengan posisi tembakan di sebelah barat. Dengan posisi ini, mereka akan memiliki kemampuan untuk melanjutkan misi dan MEREBUT OBJEKTIF LOPEZ.

TF Badak’s seizure of OBJ TORQ is now complete, allowing the establishment of Mortar Firing Position 2, which is occupied by a combined 120mm mortar section.

TF BADAK continues to maneuver South toward objective lopez. They encounter their first obstacle, another line-wire obstacle. Before they can conduct a mechanical breach, they must establish another support by fire position to the west. With this position established they will have the ability to isolate the intended breach site and utilize the capabilities of their breaching assets.

 

Line 8310

SBF 3 (Singapura): Setelah berhasil merebut sasaran, Pasukan Penyerang Singapura mulai menekan musuh dengan senapan mesin dan senapan serbu untuk menutupi pergerakan pasukan TNI yang bergerak dari posisi terakhir mereka. Pasukan TNI tersebut bergerak secara tertutup dan tersembunyi terlindung dari peninjauan pasukan musuh.

SBF 3 (Singapore): Having seized OBJ Torq, the Singaporean Infantry begin suppressing the enemy with machine guns and assault rifles to cover the movement of TNI forces moving up the road from their last covered and concealed position.

Setelah Lorong dinyatakan aman maka kompi 2 badak akan melewati Lorong tsb untuk selanjutnya melintasi garis taraf DOGFISH 

Hadirin yang kami hormati dapat kita saksikan bersama pergerakan pasukan manuver dimana pasukan manuver sebelah kiri terdiri dari dan AS, TNI, SINGAPORE. Sementara itu di sebelah kanan terdiri dari Pasukan Indonesia, Amerika Serikat, bergerak dengan lincah dan penuh semangat. Sulitnya medan yang dihadapi dan teriknya cuaca yang dirasakan tidak menjadi alasan untuk dapat terus bergerak menuju sasaran yang telah ditentukan.

The lead elements of TF Tadak move southwest to cross Phaseline DOGFISH.

The current frontline trace of maneuver troops consists of US, TNI, SINGAPORE forces in the west and Indonesian and US troops to the East.

 

Line 8330

Setelah kompi badak menduduki OBJECTIVE 2 maka peleton mortar 81mm dari Kompi Senjata bantuan  melakukan penembakan kepada musuh , pada target KH 5025 selanjutnya satuan manuver melakukan Pendudukan pada SBF 5 

As Task Force Tadak moves to occupy OBJECTIVE Lopez, the 81mm mortar section initiates fixing fires at the enemy, thus allowing the maneuver unit to occupy SBF 5.

 

Line 8340

Kompi 2 badak, mendekati GARIS TARAF EEL sedangkan disisi LAIN SBF 2 menghentikan tembakan diikuti oleh SBF 4 menghentikan tembakan 

As TF Tadak approaches PHASE LINE EEL, the Beast Commandercalls for a cease fire on SBF 2 and SBF4.

 

Line 8350

Dari sebelah kiri arah pergerakan satuan manuver mekanis GUNDOG mulai bergerak melewati daerah steling mortar. satuan GUNDOG merupakan satuan pendukung berupa kendaraan humpvee yang dilengkapi dengan senjata mesin berat kaliber 12,7

From the left, the direction of movement of the GUNDOG mechanized maneuver unit begins to clear through the mortar firing position. The GUNDOG platoon is a mounted humvee unit with a 12.7 caliber heavy machine gun or a MK19 grenade launche.

Masuk ke deskripsi humpvee

 

LINE 8365

Dalam rangka untuk meyakinkan dukungan Kesehatan maka 1 unit ambulance dari ARMY dan 1 UNIT AMBULAN DARI TNI terus merapat DARI belakang pasukan 

In order to provide health support to the maneuver forces, US and TNI ambulances trail one phase line behind the troops in order to rapidly provide aid should the need arise.

 

Line 8370

MFP 2 Selanjutnya mari kita arahkan pandangan di ujung kiri posisi SENJATA BANTUAN mortar 120 US ARNY DAN JEPANG, dimana saat ini mereka juga membangun daerah steling mortir 60mm AS. Mortir 60mm menempatkan tembakan tidak langsung/lintas lengkung pada ancaman hibrida yang turun dari pasukan di depannya, memperbaiki mereka untuk dihancurkan oleh sistem senjata lintas datar dan lintas lengkung. Mortar 120 mm US ARMY dan jepang akan memberikan bantuan tembakan untuk menghancurkan kubu pertahanan  musuh dengan sasaran KH 5030

MFP 2 US ARMY AND JAPAN 120 and 60mm mortars establish MFP 2 in order to set conditions for the upcoming breach operation. The advantage of the 60mm mortar is that it is highly mobile for ground forces, whereas the 120 mm mortar must be towed, though the 120 can deliver more powerful effects against fixed positions. The 60mm mortas fire on enemy troops to fix them in their positions.

Hadirin yang kami hormati mari kita den garkan bersama dentuman dari kekuatan mortir 120 mm Amerika Serikat. Munisi-munisi diluncurkan menuju sasaran sehingga melumpuhkan berbagai sasaran di depan. Adapun mortir 120 memiliki jarak capai maksimal 10 km dengan isian maksimal.

The US 120 mm mortars engage reinforced positions to allow friendly forces the freedom of maneuver. The 120 mortar has a maximum range of 10 km with a maximum charge.

 

Line 8380-8410

Kompi badak melewati garis taraf eel, regu sapper melakukan penerobosan mekanis berupa halangan kawat harmoni yang dipasang oleh musuh. Setelah rintangan diatasi maka kompi badak melanjutkan pergerakan. Kompi BADAK menerobos rintangan dan segera bergerak untuk membersihkan gedung yang digunakan musuh sebagai markas.

On confirmation that the mortars have ceased their fire, TF Badak initiates movement across Phase Line Eel and provides local support by fire to allow the sapper team to conduct a mechanical breach of the enemies concertina wire obstacle. After the obstacles were overcome, TF Badak hastily cleared the lane and moved to clear the building used by the enemy as a fortified position.

 

Line 8415

Peleton Mortir 60 mm menghancurkan target kh 5035. 

The lead elements of Tabak Company call for a 60mm High Explosive target on enemy dismounts in fixed positions. 

 

Line 8420

Peleton 2 KOMPI BADAK bergerak mengamankan pendaratan heli (HLZ KIWI) setelah pendaratan heli dinyatakan aman. Danki Badak melaporkan kepada komandan satgas bahwa daerah pendaaratan telah clear 

The TF Rhino Company moves to secure the helicopter landing zone (HLZ KIWI) after the helicopter landing was declared safe. The troops on the ground must confirm that the HLZ is free of obstacles and that they can provide the necessary security to infiltrate friendly troops via air assets.

 

Line 8440

Luncurkan HAF: Melihat perkembangan situasi yang terjadi, dimana salah satunya adalah tidak ada musuh yang mengancam zona pendaratan Helikopter, maka komandan pasukan manuver mengarahkan pasukan penyerang Mobud multi-nasional call sign TF INDIA pimpinan ADF dan diperkuat oleh 1 PELETON TNI AD DAN 1 PELETON UK GURKA untuk melaksanakan misi mereka, merebut tujuan akhir di pertahanan depan musuh.

Launch the Helicopter assault force: With conditions set, and no enemy threatening the Helicopter landing zone, the ground force commander directs the multi-national air assault force to execute their mission, seizing the final objective in the enemy’s forward defense.

W/D: Pasukan Penyerang Mobud diangkut dengan 2 SORTI. SORTI 1 terdiri dari 1 HELIKOPTER UH-60 BLACKHAWK DAN 2 UNIT HELICOPTER CH-47 CHINOOK sedangkanan SORTI 2 TERDIRI DARI 1 UNIT MI17 DAN 1 UNIT BLACKHAWK. Saat helikopter mendarat, pasukan penyerang Mobud multi-nasional yang terdiri dari pasukan TNI, ADF, dan UK GURKA bergerak untuk merebut sasaran 3/OBJ Wavestorm dengan cepat. Kelompok Mobud pertama terdiri dari ADF dan UK. Sementara itu kelompok Mobud kedua terdiri dari pasukan TNI dan ADF

W/D: Troops from TF India are rapidly inserted via air assets in 2 serials. Serial 1 consists of 1 UH-60 BLACKHAWK HELICOPTER AND 2 CH-47 CHINOOK HELICOPTERs while Serial 2 CONSISTS OF 1 MI17 UNIT AND 1 BLACKHAWK UNIT. As the helicopters land, TF India’s multi-national strike force consisting of TNI, ADF and UK GURKA troops moves in to quickly seize OBJ Wavestorm and establish defensive positions in preparation for the counterattack.

 

Line 8445

PELETON GUNDOG dari posisi stand by bergerak menuju  Ke sisi kiri penyerangan untuk mengamankan daerah pendaratan .

The GUNDOG PLATOON advances from OBJ Lopez to integrate with the lightfighters and provide security for the flank of the landing area.

 

Line 8470-8475

TF India engages the counter attack on OBJ Wavestorm with its organic weapons by first prioritizing enemy key weapon systems. Team leaders call fire commands to their soldiers to conserve ammunition and pririotize targets. As the enemy attack subsides, TF India deconflicts firing positions with the incoming air insertion by establishing a restrictive firing line.

 

Line 8480-8510

Hadirin yang berbahagia dari arah utara kita saksikan 1 HELICOPTER UH-60 BLACKHAWK DAN 1 UNIT HELICOPTER CH-47 CHINOOK yang membawa 1 Kompi cadangan jepang medarat di LZ. Kompi ini akan memperkuat Kompi India yang akan dipimpin  oleh ADF dalam rangka mengantisipasi serangan balasan musuh . kompi jepang akan melanjutkan pergerakan untuk menguasai sisi kanan dari OBJ MERRICK

TF Japan arrives by 1 UH-60 BLACKHAWK HELICOPTER AND 1 CH-47 CHINOOK HELICOPTER UNIT at the Kiwi LZ. The Japanese company will continue its movement to control OBJ MERRICK.

Setelah merebut sasaran 3/OBJ MERRICK, pasukan penyerang terus menghancurkan pasukan musuh yang berada di puncak bukit terdekat. Kita akan menyaksikan elemen gabungan TNI,US ARMY ,JEPANG dan GURKA UK menggunakan senapan  untuk menyerang musuh yang ada dalam kedudukan.

After capturing objective OBJ MERRICK, the assault force continues to destroy enemy troops on the nearby hilltop. 

Dengan direbutnya 3/OBJ MERRICK, maka berakhirlah perebutan sasaran objektif terakhir kami, WILAYAH SASARAN IGEN. Dari pos komando taktisnya, Komandan Satgas Garuda baru saja menerima laporan tentang serangan balik musuh yang menghantam pasukannya dari arah selatan. 

With OBJ MERRICK SEIZED, TF TIGER has reached its limit of advance and sets up hasty battle positions. Friendly ISR has detected an enemy counter attack advancing to re-take HLZ KIWI. The squad leaders on the ground are currently designating target reference points to their squads and positioning their key weapon systems to cover suspected enemies of approach. Squad leaders are also reconsolidating ammunition to ensure that each team is prepared to engage the counterattack.

 

Line 8515 -8525

Peleton GUNDOG melakukan perlawanan terhadap serangan balasan musuh.  Dengan menggunakan senjata mesin berat dan AT – 4.

Kompi JEPANG melakukan perlawanan dengan menembakkan senjata antitank terhadap GERAK MAJU musuh yg gunakan panser dan tank musuh

Sedangkan peleton TNI, yg memperkuat kompi AUSTRALIA memberikan perlawanan antitank dengan menembakkan senjata AntiTank Instalanza  

The battle positions are reinforced by the Gundog Platoon gun trucks The Company Commander positions the gun trucks to minimize their exposure outside of defilade cover, while maximizing the effects of the weapon systems. Each vehicle commander is assigned a sector of fire that overlaps with the dismounted platoons to ensure 100% coverage of the engagement area. Platoon leaders designate phase lines based on distance that serve as the trigger for each weapon system to engage. 

The JAPANESE company employs anti-tank weapons to target the lead vehicles of the enemy’s formation to block remaining vehicles.

Concurrently, the TNI platoon, as part of TF India, provides anti-tank resistance by firing the Instalanza 84mm Anti-Tank weapon.

 

LINE 8530

Serangan perlawanan dari musuh dapat dihancurkan 

THE ENEMY COUNTER ATTACK HAS BEEN ELIMINATED

 

LINE 8540 (CSAR & MEDEVAC)

Sementara itu, untuk mengevakuasi pasukan kawan di daerah pertempuran, maka Panglima komando tugas udara gabungan memberangkatkan 4 Helikopter Combat SAR dengan callsign SURF 36. COMBAT FLIGHT dan PANTHER FLIGHT Yang terdiri dari 1 helikopter UH-60 Blackhawk dari US Army 209 Aviation Support Battalion sebagai Pararescue Jumpers, 2 helikopter Caracal dari Skadron Udara 8 yang bertindak sebagai Air cover dan Pararescue Jumpers, serta 1 Helikopter AS565MBE dari Skadron 400 Puspenerbal sebagai helikopter Medevac yang bertugas untuk melaksanakan Penyelamatan, pertolongan dan evakuasi survivor yang terluka akibat pertempuran.

Meanwhile, to evacuate friendly troops in the combat area, the Commander of the Joint Air Task Force deployed four Combat Search and Rescue (Combat SAR) helicopters with callsigns SURF 36, COMBAT FLIGHT, and PANTHER FLIGHT. This includes one UH-60 Blackhawk helicopter from the US Army 209 Aviation Support Battalion serving as Pararescue Jumpers, two Caracal helicopters from Squadron 8 acting as air cover and Pararescue Jumpers, and one AS565MBE helicopter from Squadron 400 Puspenerbal assigned as Medevac, tasked with rescuing, assisting, and evacuating survivors injured in combat.

Hadirin sekalian, dapat kita layangkan sejenak pandangan ke arah kanan podium. akan melintas COMBAT 1 dari TNI AU Skadron Udara 8 yang diawaki oleh Komandan Skadron Udara 8 Letkol Pnb Adam “Fledermaus” yang sesaat lagi akan melaksanakan rocketing profile simulation.

Ladies and gentlemen, let us direct our attention to the right of the podium, where COMBAT 1 from the Indonesian Air Force's Squadron 8, piloted by Squadron Commander Lieutenant Colonel Adam “Fledermaus,” will soon conduct a rocketing profile simulation.

Tahapan operasi SAR tempur yang pertama akan disimulasikan adalah menurunkan pasukan dari helikopter pararescue jumpers menggunakan teknik airlanded dan rappelling, serta evakuasi survivor dengan helikopter Medevac menggunakan teknik airlanded. Sebelum melaksanakan penyelamatan terhadap survivor, Helikopter BLACKHAWK Callsign SURF 36 dari US Army 209 Aviation Support Battalion yang diawaki oleh Komandan Unit CAPTAIN ROTH untuk drop Pararescue Jumpers dengan menggunakan cara Airlanded. 

The first stage of the Combat SAR operation to be simulated is the deployment of Pararescue Jumpers from helicopters using airlanded and rappelling techniques, as well as the evacuation of survivors using Medevac helicopters with airlanded technique.

Akan menurunkan beberapa prajurit PASGAT TNI AU dari DENMATRA 2 KOPASGAT dan US ARMY yang bersiap siaga menjaga keamanan wilayah landing zone selama proses evakuasi survivor dengan menggunakan teknik Air Landed.

Before proceeding with the rescue of survivors, the BLACKHAWK helicopter with callsign SURF 36 from the US Army 209 Aviation Support Battalion, commanded by Unit Commander Captain Roth, will drop Pararescue Jumpers using the airlanded method. This will involve dropping several PASGAT TNI AU soldiers from DENMATRA 2 KOPASGAT and US ARMY, who will be on standby to secure the landing zone during the survivor evacuation process using the Air Landed technique.

Dapat kita saksikan bersama helikopter BLACKHAWK bersiap melaksanakan APPROACH pada target untuk melaksanakan AIR LANDED!!! 

Let us watch together as the BLACKHAWK helicopter prepares to approach the target for AIR LANDED!

Dan satu persatu Pararescue Jumpers turun dari Helikopter untuk mengamankan lokasi target!!! 1 TURUN...2 TURUN...3 TURUN!!

And one by one, the Pararescue Jumpers descend from the helicopter to secure the target location! 1 DOWN... 2 DOWN... 3 DOWN!!

Setelah semua Pararescue Jumpers berhasil diturunkan ke daerah evakuasi, dengan sigap dan cepat mereka membentuk formasi pertahanan agar dapat segera mengantisipasi adanya gangguan / ancaman dari arah datangnya musuh. 

After all Pararescue Jumpers have successfully been deployed to the evacuation area, they quickly and efficiently form a defensive perimeter to promptly address any disturbances or threats from enemy forces.

Hadirin yang berbahagia, dapat kita saksikan bersama, Helikopter COMBAT FLIGHT 2 CARACAL akan melintas di atas landing zone yang selanjutnya COMBAT 1 akan melaksanakan STRAFFING SIMULATION DAN AIR COVER diikuti oleh COMBAT 2 yang diawaki oleh Mayor Pnb Randi “Katana” akan melaksanakan Rappeling untuk menurunkan 8 orang Pararescue Jumpers ke daerah evakuasi. Teknik Rappeling dalam operasi Combat Search and Rescue (CSAR) melibatkan penurunan dari helikopter menggunakan tali untuk mencapai lokasi penyelamatan atau evakuasi di area yang tidak dapat dijangkau langsung oleh helikopter. Teknik ini sangat berguna di medan yang terjal, berbatu, atau di lokasi yang memiliki ruang pendaratan yang terbatas. Dropping dilaksanakan dalam jangka waktu yang relatif singkat, secara aman dan lancar. Teknik Rapelling ini merupakan kemampuan yang wajib dimiliki oleh Pasukan Gerak Cepat TNI Angkatan Udara.

Distinguished guests, we can observe together that the COMBAT FLIGHT 2 CARACAL helicopter will pass over the landing zone, followed by COMBAT 1 performing STRAFFING SIMULATION AND AIR COVER, and COMBAT 2, piloted by Major Randi “Katana,” will execute rappelling to deploy 8 Pararescue Jumpers to the evacuation area. The rappelling technique in Combat Search and Rescue (CSAR) involves lowering personnel from a helicopter using ropes to reach a rescue or evacuation site in areas inaccessible by direct helicopter landing. This technique is particularly useful in rugged, rocky terrains, or locations with limited landing space. The dropping is executed within a relatively short timeframe, safely and smoothly. This rappelling capability is essential for PASUKAN GERAK TJEPAT FROM INDONESIAN AIR FORCE

Tali rappeling telah di keluarkan, satu persatu Pararescue Jumpers berhasil di turunkan...1 TURUN...2 TURUN...3 TURUN!! Pararescue jumpers mendarat dengan SEMPURNA.

The rappel ropes have been deployed, and one by one, the Pararescue Jumpers have been successfully lowered... 1 DOWN... 2 DOWN... 3 DOWN!! The Pararescue Jumpers land PERFECTLY.

Dengan segera Pararescue Jumpers melaksanakan pertolongan terhadap Survivor yang terluka.

Immediately, the Pararescue Jumpers perform first aid on the injured survivors.

Setelah melaksanakan pertolongan pertama terhadap survivor, pararescue jumpers melaporkan kondisi survivor kepada Crew helikopter MEDEVAC untuk segera mengevakuasi survivor ke tempat yang lebih aman untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

After administering first aid to the survivors, the Pararescue Jumpers report the survivors' condition to the MEDEVAC helicopter crew for immediate evacuation to a safer location for further medical treatment.

 

Untuk itu akan dilaksanakan teknik airlanded didalam pelaksanaan penyelamatan survivor di daerah operasi. 

For this purpose, airlanded technique will be used for survivor rescue operations in the area.

Hadirin sekalian, telah datang HELIKOPTER PANTHER PUSPENERBAL yang diawaki oleh Lettu Laut (P) Andromeda ke titik target untuk mengevakuasi survivor dengan menggunakan cara Airlanded.

Ladies and gentlemen, the PANTHER PUSPENERBAL helicopter, piloted by Lieutenant (Navy) Andromeda, has arrived at the target point to evacuate survivors using the airlanded method.

Dengan sigap, awak pesawat memberi tanda dan petunjuk dari pesawat untuk mendekat ke pesawat dengan aman kepada pasukan yang membawa survivor. 

With efficiency, the flight crew provides signals and guidance from the aircraft to the ground troops with survivors to safely approach the aircraft. 

Secara perlahan namun pasti, survivor berhasil DIEVAKUASI ke dalam helikopter dengan mensimulasikan helikopter membawa survivor ke kapal.

Gradually but surely, the survivors are successfully EVACUATED into the helicopter, simulating transport to a ship.

Helikopter berkemampuan medis ini dilengkapi dengan perlengkapan pertolongan pertama yang sewaktu-waktu dapat digunakan selama proses pemindahan survivor dari mandala operasi menuju lokasi yang memilki fasilitas medis yang lebih memadai.

This medically capable helicopter is equipped with first aid supplies that can be used during the transfer of survivors from the operational area to a location with more adequate medical facilities.

 

Kecepatan waktu sangat menentukan persentasi keberhasilan dalam menyelamatkan survivor. Oleh karena itu, pemindahan survivor dengan menggunakan helikopter merupakan pilihan yang sangat

tepat.

Timely transfer is crucial for the success rate of rescuing survivors. Therefore, using helicopters for survivor transport is a highly effective option.

Mission succes return to Homebase!

 

Setelah kondisi helikopter siap, selanjutnya helikopter melaksanakan take off kembali guna membawa survivor ke kapal yang lebih aman untuk mendapatkan pertolongan segera.

Once the helicopter is prepared, it will take off again to transport the survivors to a safer vessel for immediate medical assistance.

AND TAKE OFF ... TAKE OFF GO!!!

Dan telah datang dari kanan podium, nampak Helikopter Pararescue Jumpers akan melaksanakan teknik airlanded untuk menjemput pasukan pengaman yang berada di daerah evakuasi.

And arriving from the right of the podium, we can see the Pararescue Jumpers helicopter preparing to execute airlanded technique to pick up the security forces stationed in the evacuation area.

Satu persatu pasukan tim pengaman telah masuk kedalam Helikopter dan bersiap untuk melaksanakan TAKE OFF.

One by one, the security team members have boarded the helicopter and are ready for TAKE OFF.

Seluruh pasukan telah masuk kedalam pesawat…. 

All personnel have boarded the aircraft, and….. 

TAKE OFF, TAKE OFF GO!!!

 

Memberkan penjelasan kepada tamu VIP

LINE 8535

ENDEX: HADIRIN SEKALIAN, SEPERTI YANG KITA LIHAT SAAT INI, DENGAN KONSENTRASI TEMBAKAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG YANG BESAR DENGAN KEMAMPUAN DAYA GEMPUR YANG DAHSYAT YANG DIGUNAKAN OLEH GUGUS TUGAS GABUNGAN, , DAN MULTI-NASIONAL KITA, ANCAMAN HIBRIDA TIDAK MEMILIKI PELUANG DAN TELAH DIKALAHKAN DENGAN MAKSIMAL. SELAMAT KEPADA PASUKAN DI LAPANGAN DAN PARA KOMANDAN YANG MELAKSANAKAN OPERASI GABUNGAN NEGARA-NEGARAS SAHABAT. SETELAH MUSUH DINYATAKAN HANCUR MAKA PELAKSANAAN OPS GARUDA DINAYATAKAN SELESAI .

ENDEX: Ladies and gentlemen, as you can see, with the heavy concentration of direct and indirect fires employed by our joint, combined, and multi-national task force, the hybrid threat didn’t stand a chance and has been soundly defeated. Congratulations to the troops on the ground and the commanders who executed this display of our combined nations’ strength! 

 

Hadirin yang kami banggakan, demikian lah akhir dari pelaksanaan CALFEX. TERIMA KASIH TELAH BERGABUNG DALAM ACARA HARI INI. 

This concludes the CALFEX. Thank you for joining today’s events.

 

TOGETHER WE CAN, TOGETHER WE ARE STRONG

--SALAM!!! SUPER GARUDA SHIELD 2024!!!--




 

====================FROGMAN’S ADDITIONAL NARATION===================

 

SPESIFIKASI F-16 FIGHTING FALCON

 

F-16 C/D Fighting Falcon adalah pesawat tempur multirole yang merupakan bagian penting dari armada TNI Angkatan Udara. Pesawat ini dikenal dengan kemampuannya yang serbaguna dan performanya yang mengesankan dalam berbagai misi tempur.

The F-16 C/D Fighting Falcon is a versatile multirole fighter aircraft that plays a crucial role in the Indonesian Air Force's fleet. Renowned for its versatility and impressive performance, the F-16 C/D is designed to handle a wide range of combat missions.

Pesawat F-16 C adalah varian single-seat, dirancang untuk pilot tunggal, sementara F-16 D merupakan varian dual-seat yang memungkinkan adanya pilot dan seorang kopilot atau penembak. Dalam hal dimensi, F-16 C/D memiliki panjang sekitar 15,06 meter, lebar sayap 9,96 meter, dan tinggi 4,88 meter, menjadikannya sebagai pesawat tempur yang relatif kompak namun sangat tangguh.

The F-16 C variant is a single-seat aircraft designed for a single pilot, while the F-16 D variant is a dual-seat version, accommodating both a pilot and a weapons systems officer or a second crew member. In terms of dimensions, the F-16 C/D measures approximately 15.06 meters in length, with a wingspan of 9.96 meters and a height of 4.88 meters, making it a relatively compact yet highly capable fighter.

Dalam hal berat, F-16 C/D memiliki berat kosong sekitar 8.573 kg dan dapat mencapai berat maksimum lepas landas (MTOW) hingga 19.187 kg. Pesawat ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum Mach 2, yang setara dengan sekitar 2.124 km/jam pada ketinggian tertentu, sementara kecepatan jelajahnya sekitar 1.050 km/jam. Untuk jangkauan operasional, F-16 C/D memiliki jangkauan tempur dengan bahan bakar internal sekitar 550 km, dan dengan tangki bahan bakar eksternal, jangkauan tempurnya dapat mencapai hingga 2.200 km.

The F-16 C/D has an empty weight of around 8,573 kg and can achieve a maximum takeoff weight (MTOW) of up to 19,187 kg. The aircraft can reach speeds of up to Mach 2, which is approximately 2,124 km/h at certain altitudes, with a cruising speed of about 1,050 km/h. For operational range, the F-16 C/D can fly up to 550 km on internal fuel alone, and with external fuel tanks, its combat range extends up to approximately 2,200 km.

F-16 C/D juga dilengkapi dengan kemampuan untuk mencapai langit-langit operasional sekitar 15.240 meter atau 50.000 kaki, memungkinkan pesawat ini beroperasi pada ketinggian yang sangat tinggi. Dalam hal persenjataan, pesawat ini dilengkapi dengan kanon M61A1 Vulcan 20mm, serta berbagai opsi rudal udara-ke-udara seperti AIM-120 AMRAAM dan AIM-9 Sidewinder. Untuk serangan udara-ke-darat, F-16 C/D dapat membawa rudal AGM-65 Maverick serta berbagai jenis bom pintar dan konvensional.

The F-16 C/D is also capable of reaching an operational ceiling of 15,240 meters or 50,000 feet, allowing it to operate effectively at high altitudes. Its armament includes a M61A1 Vulcan 20mm cannon and a variety of air-to-air missiles such as the AIM-120 AMRAAM and AIM-9 Sidewinder. For air-to-ground engagements, the F-16 C/D can be equipped with AGM-65 Maverick missiles and various types of precision-guided and conventional bombs.

Pesawat ini juga dilengkapi dengan sistem avionik canggih, termasuk radar AN/APG-68 (V) 5/7 dan sistem penargetan seperti LANTIRN (Low Altitude Navigation and Targeting Infrared for Night), yang meningkatkan kemampuannya dalam melakukan serangan presisi di berbagai kondisi.

Additionally, the F-16 C/D features advanced avionics, including the AN/APG-68 (V) 5/7 radar and targeting systems such as LANTIRN (Low Altitude Navigation and Targeting Infrared for Night), enhancing its precision strike capabilities in diverse conditions.

Dengan berbagai fitur dan kapabilitas ini, F-16 C/D Fighting Falcon memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga keamanan dan kedaulatan udara Indonesia, memberikan fleksibilitas dan kekuatan dalam melaksanakan berbagai misi tempur.

With its advanced features and capabilities, the F-16 C/D Fighting Falcon is a vital asset for the Indonesian Air Force, providing both flexibility and firepower for a wide range of combat missions, and playing a key role in safeguarding the nation's airspace and security.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

JTAC

Joint Terminal Attack Controller (JTAC) adalah seorang spesialis militer yang memiliki peran vital dalam koordinasi dan pelaksanaan serangan udara untuk mendukung operasi di lapangan. JTAC berfungsi sebagai penghubung antara pasukan di darat dan pesawat tempur, memastikan bahwa serangan udara dilakukan secara tepat sasaran dan efektif, dengan meminimalkan risiko terhadap pasukan sendiri serta target non-kombatan.

A Joint Terminal Attack Controller (JTAC) is a specialized military role critical to coordinating and executing close air support (CAS) missions. JTACs serve as the vital link between ground forces and aircraft, ensuring that airstrikes are precise, effective, and executed with minimal risk to friendly forces and non-combatants.

Dalam perannya, seorang JTAC bertugas mengidentifikasi dan mengoordinasikan target yang akan diserang dengan pesawat tempur atau helikopter. Mereka menggunakan berbagai perangkat komunikasi dan sistem navigasi canggih untuk memberikan instruksi yang jelas dan akurat kepada pilot pesawat. JTAC juga bertanggung jawab untuk menilai situasi di lapangan secara real-time, memastikan bahwa serangan udara dilaksanakan sesuai dengan rencana dan mengatasi perubahan situasi yang mungkin terjadi.

In their role, JTACs are responsible for identifying and coordinating targets for attack by fighter jets or helicopters. They use advanced communication and navigation systems to provide clear and accurate instructions to pilots. JTACs continuously assess the situation on the ground in real-time, ensuring that airstrikes are carried out according to the plan and adapting to any changes in the operational environment.

Untuk menjalankan tugas ini, JTAC harus memiliki pelatihan khusus yang mencakup teknik-teknik pengendalian serangan udara, pemahaman mendalam tentang berbagai jenis amunisi dan platform udara, serta kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif di lingkungan yang sering kali penuh dengan tekanan dan kebisingan. Pelatihan ini juga melibatkan simulasi situasi tempur yang realistis untuk memastikan bahwa JTAC dapat mengatasi berbagai skenario yang mungkin mereka hadapi di lapangan.

To fulfill this role, JTACs undergo specialized training that covers techniques for controlling airstrikes, a thorough understanding of various types of munitions and aircraft platforms, and effective communication under the pressures of a combat environment. This training includes realistic combat simulations to prepare JTACs for the diverse scenarios they may encounter.

Secara keseluruhan, peran JTAC sangat penting dalam operasi militer modern, karena mereka memastikan bahwa serangan udara dilakukan dengan tepat dan efisien, mendukung keberhasilan misi di lapangan, dan melindungi keselamatan pasukan serta warga sipil di area operasi.

Overall, the role of the JTAC is crucial in modern military operations, ensuring that air support is delivered precisely and efficiently, supporting mission success, and safeguarding both troops and civilians in the area of operations.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SPESIFIKASI EMB-314 SUPER TUCANO

Embraer EMB 314 Super Tucano adalah pesawat tempur ringan dan pelatih yang dirancang dan diproduksi oleh pabrikan Brasil, Embraer S.A. Pesawat ini mengandalkan mesin turboprop satu mesin Pratt & Whitney PT6A-68C, yang menawarkan daya dorong maksimum sebesar 1.600 shaft horsepower (SHP). Dengan mesin yang kuat ini, Super Tucano mampu memberikan performa yang andal baik dalam pelatihan maupun dalam misi tempur.

The Embraer EMB 314 Super Tucano is a light attack and trainer aircraft developed and manufactured by Brazilian company Embraer S.A. This versatile aircraft is equipped with a single Pratt & Whitney PT6A-68C turboprop engine, delivering a maximum thrust of 1,600 shaft horsepower (SHP). The Super Tucano's robust engine ensures reliable performance for both training and combat missions.

Dalam hal kapasitas operasional, Super Tucano memiliki berat maksimum lepas landas (MTOW) mencapai 5.400 kg dan dapat mengangkut beban eksternal maksimum sebesar 1.550 kg. Pesawat ini memiliki kecepatan maksimum sekitar 320 knot dan kecepatan jelajah 240 knot, sementara kecepatan stall-nya adalah 83 knot. Super Tucano juga dilengkapi dengan kemampuan manuver yang mengesankan, termasuk kemampuan untuk terbang terbalik selama maksimum 60 detik serta faktor beban hingga positif 7G dan  negatif 3G.

In terms of operational capacity, the Super Tucano has a maximum takeoff weight (MTOW) of 5,400 kg and can carry an external load of up to 1,550 kg. It has a maximum speed of approximately 320 knots and a cruising speed of 240 knots, with a stall speed of 83 knots. The aircraft is also noted for its impressive maneuverability, capable of inverted flight for up to 60 seconds and a load factor of up to 7G positive and -3G negative.

Dari segi ketinggian terbang, Super Tucano memiliki langit-langit operasional mencapai 35.000 kaki, yang memungkinkan pesawat ini beroperasi pada ketinggian tinggi dengan efisiensi yang baik. Untuk lepas landas, pesawat ini memerlukan jarak maksimum sekitar 850 meter, memberikan fleksibilitas dalam berbagai kondisi landasan. Super Tucano juga dirancang dengan kapasitas bahan bakar yang memadai, dengan tangki internal yang dapat menampung 648 liter bahan bakar serta kapasitas tambahan dari tangki eksternal hingga 320 liter, memungkinkan daya tahan operasional hingga 3 jam dengan tangki internal dan hingga 6,5 jam dengan tambahan tiga tangki eksternal.

The Super Tucano has a service ceiling of 35,000 feet, allowing it to operate effectively at high altitudes. For takeoff, the aircraft requires a maximum distance of around 850 meters, which provides flexibility for operations from various types of airstrips. It has a substantial fuel capacity, with 648 liters of internal fuel and the option to carry an additional 320 liters in external tanks, offering an endurance of up to 3 hours with internal tanks and up to 6.5 hours with three external tanks.

Ketahanan struktural Super Tucano juga merupakan salah satu fitur utamanya, dengan usia lelah (fatigue life) yang dirancang mencapai sekitar 12.000 jam terbang. Ketahanan ini memastikan bahwa pesawat dapat bertahan dalam penggunaan intensif dan berbagai kondisi operasional tanpa mengorbankan keselamatan atau performa.

Structural durability is another key feature of the Super Tucano, designed with a fatigue life of approximately 12,000 flight hours. This robust construction ensures the aircraft can withstand intensive use and various operational conditions while maintaining safety and performance.

Secara keseluruhan, Embraer EMB 314 Super Tucano adalah pilihan yang sangat baik untuk pelatihan serta misi tempur ringan. Dengan kombinasi dari performa yang kuat, kemampuan manuver yang mumpuni, serta ketahanan struktural yang baik, pesawat ini menawarkan fleksibilitas dan keandalan dalam berbagai situasi, menjadikannya sebagai solusi efektif bagi angkatan udara yang membutuhkan pesawat pelatih dan tempur yang tangguh.

Overall, the Embraer EMB 314 Super Tucano stands out as an excellent choice for both training and light attack missions. With its strong performance, impressive maneuverability, and durable design, it provides a reliable and flexible solution for air forces in need of a capable trainer and light attack aircraft.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

COMBAT SAR

Combat Search and Rescue (Combat SAR) adalah misi kritis yang bertujuan menyelamatkan personel militer yang terjebak, terluka, atau berada dalam bahaya di area tempur atau daerah berisiko tinggi lainnya. Dalam narasi ini, kita akan menjelaskan bagaimana operasi Combat SAR dilaksanakan dengan tujuan utama untuk menyelamatkan anggota militer yang membutuhkan bantuan mendesak.

Combat Search and Rescue (Combat SAR) is a vital military operation designed to rescue personnel who are trapped, injured, or in danger within a combat zone or other high-risk areas. This narrative explains how Combat SAR missions are conducted with the primary goal of providing urgent assistance and evacuation to military members in need.

Dalam operasi Combat SAR, keberhasilan bergantung pada koordinasi yang baik, keterampilan khusus, dan penggunaan teknologi canggih. Misi ini tidak hanya bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, tetapi juga menunjukkan dedikasi dan keberanian para personel militer yang bekerja di bawah kondisi ekstrem untuk memastikan keselamatan rekan-rekan mereka di medan perang.

In Combat SAR operations, success relies on excellent coordination, specialized skills, and the use of advanced technology. These missions not only aim to save lives but also demonstrate the dedication and bravery of military personnel working under extreme conditions to ensure the safety of their comrades in the battlefield.

Langkah pertama dalam Combat SAR adalah mendeteksi dan mengidentifikasi lokasi personel yang memerlukan penyelamatan. Ini sering dilakukan melalui laporan intelijen, sinyal darurat, atau sistem deteksi canggih. Tim penyelamat harus segera mendapatkan informasi akurat mengenai posisi dan kondisi korban untuk memulai operasi penyelamatan dengan efisien.

The first step in Combat SAR involves detecting and identifying the location of the personnel requiring rescue. This is often achieved through intelligence reports, distress signals, or advanced detection systems. Accurate information about the victim's position and condition is essential for initiating the rescue operation efficiently.

Setelah lokasi terdeteksi, perencanaan misi dimulai. Tim penyelamat merancang rencana operasional dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti ancaman musuh, kondisi medan, dan cuaca. Perencanaan ini mencakup penjadwalan dan koordinasi antara berbagai unit militer, termasuk helikopter penyelamat, tim medis, dan pasukan darat.

Once the location is determined, mission planning begins. The rescue team develops an operational plan considering various factors such as enemy threats, terrain conditions, and weather. This planning includes scheduling and coordinating with various military units, including rescue helicopters, medical teams, and ground forces.

Pelaksanaan misi penyelamatan adalah fase berikutnya. Tim penyelamat menggunakan berbagai metode untuk mencapai lokasi, termasuk helikopter, kendaraan lapis baja, atau pergerakan darat. Di bawah kondisi tempur yang sulit, tim penyelamat harus bekerja dengan hati-hati, memastikan keselamatan personel yang diselamatkan serta diri mereka sendiri. Keterampilan khusus seperti rappelling atau teknik evakuasi lainnya sering diterapkan dalam situasi ini.

The execution of the rescue mission is the next phase. Rescue teams employ various methods to reach the location, including helicopters, armored vehicles, or ground movement. Under challenging combat conditions, the rescue team must work meticulously, ensuring both the safety of the rescued personnel and their own. Specialized skills such as rappelling or other evacuation techniques are often used in these situations.

Evakuasi personel yang diselamatkan merupakan tahap kritis dalam operasi Combat SAR. Setelah personel berhasil diselamatkan, mereka dipindahkan ke lokasi yang lebih aman, seperti pangkalan militer atau fasilitas medis, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Proses ini memerlukan kecepatan dan ketepatan, karena setiap detik sangat berharga dalam penyelamatan nyawa.

The evacuation of rescued personnel is a critical stage of the Combat SAR operation. Once the personnel are successfully rescued, they are transported to a safer location, such as a military base or medical facility, for further treatment. This process requires speed and precision, as every second is crucial in saving lives.

Setelah operasi penyelamatan selesai, tim penyelamat kembali ke pangkalan mereka. Seluruh operasi kemudian didokumentasikan untuk evaluasi dan pembelajaran di masa depan. Ini membantu dalam memperbaiki prosedur dan strategi untuk misi penyelamatan berikutnya.

After the rescue operation is complete, the rescue team returns to their base. The entire operation is then documented for evaluation and future learning. This helps in refining procedures and strategies for subsequent rescue missions.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SPESIFIKASI MI-17V5

MI-17V5 adalah helikopter angkut multiguna yang dirancang untuk berbagai misi dengan kapasitas dan performa yang mengesankan. Dengan berat lepas landas normal sebesar 11.100 kg dan berat maksimum lepas landas (MTOW) mencapai 13.000 kg, helikopter ini menawarkan fleksibilitas dan daya angkut yang signifikan. Sebagai helikopter angkut, MI-17V5 dapat membawa hingga 4.000 kg beban atau mengangkut hingga 36 personel dalam satu penerbangan.

The MI-17V5 is a versatile utility helicopter renowned for its impressive payload capacity and performance. With a normal takeoff weight of 11,100 kg and a maximum takeoff weight (MTOW) of 13,000 kg, this helicopter is well-suited for a range of missions. It can carry up to 4,000 kg of cargo or accommodate up to 36 troops in a single flight.

Dalam hal kecepatan, MI-17V5 memiliki kecepatan maksimum dalam penerbangan horizontal yang bervariasi tergantung pada berat lepas landas dan ketinggian. Pada ketinggian antara 0 hingga 1.000 meter, dengan berat lepas landas normal, kecepatan maksimum mencapai 250 km per jam. Sementara itu, pada berat maksimum lepas landas, kecepatan maksimum sedikit menurun menjadi 230 km per jam. Untuk kecepatan jelajah, pada ketinggian yang sama, helikopter ini dapat melaju antara 220 hingga 230 km per jam saat berada pada berat lepas landas normal, dan antara 205 hingga 215 km per jam saat pada berat maksimum lepas landas.

In terms of speed, the MI-17V5 offers varied performance depending on its weight and altitude. At altitudes between 0 and 1,000 meters, the maximum horizontal flight speed is 250 km/h with a normal takeoff weight. At maximum takeoff weight, this speed reduces slightly to 230 km/h. For cruising speeds at the same altitude, the helicopter can travel between 220 and 230 km/h at normal takeoff weight and between 205 and 215 km/h at MTOW.

MI-17V5 juga dilengkapi dengan perangkat pelindung debu, dengan batas efisiensi ejector pada ketinggian 3.980 meter. Dalam hal ketinggian operasional, helikopter ini mampu mencapai langit-langit layanan (service ceiling) hingga 6.000 meter pada berat lepas landas normal, dan sekitar 4.800 meter pada berat maksimum lepas landas. Spesifikasi ini menjadikan MI-17V5 sebagai helikopter yang sangat handal untuk berbagai misi angkut dan operasi di medan yang menantang.

The MI-17V5 is equipped with dust protection devices, with ejectors effective up to an altitude of 3,980 meters. Its service ceiling reaches up to 6,000 meters with a normal takeoff weight and approximately 4,800 meters at maximum takeoff weight. These specifications make the MI-17V5 a highly capable helicopter for various transport and operational roles, even in challenging environments.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

MEDEVAC OPERATION

Setelah pertempuran yang intens, TNI Angkatan Laut segera merespons dengan permintaan evakuasi medis udara (Medevac). Dalam situasi kritis tersebut, TNI AL mengerahkan heli Panther AS565Mbe dari kapal rumah sakit milik mereka, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo. Heli Panther AS565Mbe, yang dikenal dengan kemampuannya dalam evakuasi medis, siap untuk menangani situasi darurat dengan efektif dan efisien.

Following an intense battle, the Indonesian Navy swiftly responded to a medical evacuation (Medevac) request by deploying an AS565Mbe Panther helicopter from their hospital ship, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo. The AS565Mbe Panther is specially equipped for medical air evacuations, ensuring a rapid and efficient response to critical situations.

Heli Panther AS565Mbe dilengkapi khusus untuk evakuasi medis udara, memungkinkan untuk mengangkut hingga tiga pasien sekaligus menggunakan tiga tandu. Selain itu, satu tenaga medis juga berada di dalam heli untuk memberikan pertolongan pertama dan memastikan stabilitas pasien selama perjalanan. Dengan peralatan medis yang memadai dan tim medis yang terlatih, heli ini memainkan peran krusial dalam menyediakan perawatan awal kepada korban sebelum mereka tiba di kapal rumah sakit.

The AS565Mbe Panther is capable of transporting up to three patients simultaneously using stretchers, along with one medical personnel to administer first aid during the evacuation. This setup allows for immediate medical attention and stabilization of patients while en route to the hospital ship. Equipped with essential medical gear and staffed by trained personnel, the helicopter plays a crucial role in providing initial care to casualties before their arrival at the hospital ship.

KRI dr. Wahidin Sudirohusodo, kapal rumah sakit milik TNI AL, merupakan fasilitas medis yang dilengkapi dengan ruang operasi dan dokter spesialis ahli bedah. Kapal ini dirancang untuk memberikan perawatan medis lanjutan dan operasi darurat di laut, menjadikannya pusat medis mobile yang sangat penting dalam situasi krisis. Dengan dukungan dari Heli Panther dan fasilitas di kapal rumah sakit, TNI AL memastikan bahwa pasien menerima penanganan yang optimal dan cepat, bahkan dalam kondisi yang paling menantang.

The Indonesian Navy’s hospital ship,is fully equipped with operating rooms and specialized surgical doctors. Designed to offer advanced medical care and emergency surgery at sea, the hospital ship serves as a vital mobile medical center in crisis situations. With the support of the Panther helicopter and the comprehensive facilities aboard the hospital ship, the Indonesian Navy ensures that patients receive prompt and effective treatment, even under the most challenging conditions.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SPESIFIKASI PANTHER AS 565MBe TNI AL

Helikopter Panther AS 565MBe, yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut, merupakan salah satu helikopter canggih yang dirancang khusus untuk misi anti-kapal selam. Buatan Prancis ini dilengkapi dengan berbagai fitur teknis yang mendukung kemampuan operasionalnya di lapangan. Dengan kecepatan maksimum mencapai 268 km/jam (145 knots) dan kecepatan jelajah sebesar 278 km/jam (130 knots), helikopter ini mampu bergerak cepat dalam berbagai situasi.

The AS 565MBe Panther helicopter, operated by the Indonesian Navy, is a sophisticated aircraft designed specifically for anti-submarine warfare missions. Manufactured in France, this helicopter boasts impressive technical features that enhance its operational capabilities. It can reach a maximum speed of 268 km/h (145 knots) and has a cruising speed of 278 km/h (130 knots), allowing it to maneuver swiftly in various scenarios.

Heli Panther AS 565MBe memiliki jangkauan maksimum hingga 617,6 km (325 nautical miles) dan dapat terbang selama 2,5 jam dengan satu tangki bahan bakar. Dalam hal kapasitas, helikopter ini dapat mengangkut hingga 7 personel militer atau 5 VIP dengan nyaman. Dengan berat kosong sekitar 2.380 kg dan berat maksimum lepas landas (MTOW) 4.500 kg, helikopter ini dirancang untuk membawa beban operasional yang signifikan.

With a maximum range of up to 617.6 km (325 nautical miles) and an endurance of 2.5 hours on a full tank, the Panther AS 565MBe is well-suited for extended missions. The helicopter has the capacity to carry up to 7 military personnel or 5 VIP passengers comfortably. Its empty weight is approximately 2,380 kg, and it has a maximum takeoff weight (MTOW) of 4,500 kg, providing the necessary lift for substantial operational loads.

Ditenagai oleh mesin Turbomeca Arriel 2C dan dilengkapi dengan sensor Helras DS-100 serta senjata torpedo A244SMOD3, Heli Panther AS 565MBe menawarkan kemampuan anti-kapal selam yang efektif. Dengan konsumsi bahan bakar sekitar 400 liter per jam, helikopter ini memiliki daya tahan dan performa yang mendukung berbagai misi maritim. Keseluruhan spesifikasi ini menjadikan Heli Panther AS 565MBe sebagai aset yang sangat berharga bagi TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan operasi di laut.

Powered by the Turbomeca Arriel 2C engine, the AS 565MBe Panther is equipped with the Helras DS-100 sensor and armed with the A244SMOD3 torpedo. It has a fuel consumption rate of around 400 liters per hour, balancing performance with operational efficiency. These specifications make the Panther AS 565MBe a valuable asset for the Indonesian Navy, ensuring effective execution of maritime operations and anti-submarine missions.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SERANGAN UDARA LANGSUNG

Serangan udara langsung adalah operasi militer di mana pesawat tempur atau helikopter melancarkan serangan secara langsung terhadap target yang berada di darat. Tujuan dari serangan ini adalah untuk memberikan dukungan tembakan yang akurat dan efisien dalam mendukung pasukan yang sedang bertempur atau untuk menghancurkan sasaran yang memiliki nilai strategis tinggi di lapangan.

Close Air Support (CAS) refers to military operations where aircraft, such as fighter jets or helicopters, conduct direct strikes against targets on the ground. The primary goal of CAS is to deliver precise and effective firepower to support ground troops engaged in combat or to destroy high-value targets in the field.

Dalam serangan udara langsung, pesawat atau helikopter dilengkapi dengan berbagai jenis amunisi seperti bom, roket, atau rudal yang diluncurkan secara tepat sasaran. Proses ini melibatkan koordinasi yang cermat antara pilot, pengendali serangan udara (seperti JTAC), dan pasukan di darat. Koordinasi ini memastikan bahwa serangan dilakukan dengan presisi tinggi, meminimalkan risiko terhadap pasukan sendiri, serta menghindari kerusakan pada infrastruktur dan warga sipil di sekitarnya.

In a close air support mission, aircraft are equipped with various types of munitions, such as bombs, rockets, or missiles, which are launched with high accuracy. This process involves meticulous coordination between the pilot, air controllers (such as Joint Terminal Attack Controllers or JTACs), and ground forces. This coordination ensures that strikes are carried out with precision, minimizing risks to friendly forces and avoiding collateral damage to infrastructure and civilians in the surrounding area.

Serangan udara langsung sering dilakukan dalam situasi pertempuran yang intens, di mana dukungan dari udara dapat memberikan keuntungan taktis yang signifikan. Sebelum melancarkan serangan, informasi yang akurat mengenai posisi target, kondisi medan, dan lokasi pasukan sendiri sangat penting. Ini memungkinkan penentuan jenis amunisi yang paling sesuai dan teknik serangan yang efektif.

Close air support is often employed in intense combat situations where air support can provide a significant tactical advantage. Prior to launching an attack, accurate information about the target's position, terrain conditions, and the location of friendly forces is crucial. This information allows for the selection of the most appropriate munitions and attack techniques.

 

Operasi ini memerlukan keterampilan dan pelatihan khusus dari pilot dan personel pendukung lainnya. Pilot harus mampu melakukan serangan dengan ketepatan tinggi di tengah kondisi yang seringkali dinamis dan berisiko. Selain itu, pengendali serangan udara, seperti JTAC, memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa komunikasi antara darat dan udara berjalan lancar, serta dalam memberikan instruksi yang jelas dan akurat untuk memandu serangan.

The execution of CAS requires specialized skills and training from both pilots and supporting personnel. Pilots must be able to conduct strikes with high precision in dynamic and often hazardous conditions. Additionally, air controllers play a critical role in ensuring smooth communication between ground and air, providing clear and accurate instructions to guide the attack.

Dengan kemampuan untuk memberikan dukungan tembakan yang langsung dan efektif, serangan udara langsung merupakan elemen penting dalam operasi militer modern, yang berkontribusi pada keberhasilan misi tempur dan perlindungan pasukan di lapangan.

With its ability to deliver direct and effective fire support, close air support is a vital component of modern military operations, contributing to mission success and the protection of ground forces in the field.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BOM MK 82 DAN BOM MK 81

Bom MK 82 adalah bom berdaya ledak sedang yang memiliki berat sekitar 500 pound atau 227 kilogram. Bom ini dirancang untuk memberikan dampak yang signifikan pada target di darat, seperti kendaraan, bangunan, atau fasilitas musuh. Dengan desain aerodinamisnya, MK 82 mampu menjangkau target dengan akurat. Bom ini dapat dilengkapi dengan berbagai jenis fuzing, seperti fuzing waktu atau kontak, yang memungkinkan penyesuaian sesuai dengan jenis target dan kondisi operasi. Bom MK 82 sering digunakan dalam misi serangan presisi atau untuk mendukung pasukan di darat.

The MK 82 is a medium-sized bomb weighing approximately 500 pounds or 227 kilograms. It is designed to deliver a significant impact on ground targets, such as vehicles, buildings, or enemy facilities. With its aerodynamic design, the MK 82 can accurately reach its target. The bomb can be equipped with various types of fuzing, such as time or impact fuzes, allowing it to be tailored to the type of target and operational conditions. The MK 82 is commonly used in precision strike missions or to support ground troops.

Di sisi lain, Bom MK 81 adalah versi yang lebih kecil dari MK 82, dengan berat sekitar 250 pound atau 113 kilogram. MK 81 dirancang untuk menghasilkan ledakan yang lebih kecil tetapi tetap efektif dalam menghancurkan target. Bom ini sangat berguna dalam situasi di mana diperlukan pengendalian kerusakan collateral, atau ketika target yang harus dihancurkan berukuran lebih kecil. Seperti MK 82, MK 81 juga dapat dilengkapi dengan berbagai jenis fuzing, yang memungkinkan penyesuaian ledakan sesuai dengan kebutuhan misi.

On the other hand, the MK 81 is a smaller version of the MK 82, weighing about 250 pounds or 113 kilograms. The MK 81 is designed to produce a smaller explosion but remains effective in destroying targets. This bomb is especially useful in situations where minimizing collateral damage is important or when targeting smaller objectives. Like the MK 82, the MK 81 can also be equipped with various types of fuzing to adapt to mission requirements.

Kedua bom ini, MK 82 dan MK 81, merupakan bagian penting dari persenjataan pesawat tempur TNI AU seperti F-16 Fighting Falcon. Dengan bom-bom ini, pesawat tempur dapat melakukan serangan yang tepat sasaran dan efektif, bahkan dalam kondisi medan tempur yang kompleks. Penggunaan bom MK 82 dan MK 81 membantu TNI AU untuk menghadapi berbagai ancaman dengan strategi serangan yang terukur, sambil meminimalkan risiko terhadap sasaran non-kombatan dan infrastruktur di area operasi.

Both the MK 82 and MK 81 bombs are integral parts of the armament for Indonesian Air Force aircraft, such as the F-16 Fighting Falcon. These bombs enable fighter aircraft to conduct precise and effective strikes, even in complex combat environments. The use of MK 82 and MK 81 bombs helps the Indonesian Air Force address various threats with a measured strike strategy while minimizing the risk to non-combatants and critical infrastructure in the area of operations.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

UH-60 BLACKHAWK

UH-60 Black Hawk adalah helikopter angkut serbaguna yang terkenal karena kemampuannya yang handal dan serbaguna. Digunakan secara luas oleh Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, helikopter ini dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan operasional, mulai dari transportasi personel hingga dukungan tempur.

The UH-60 Black Hawk is a versatile and reliable utility helicopter extensively used by the U.S. Army. Designed to handle a wide range of operational needs, it excels in missions ranging from personnel transport to combat support.

Dimensi dan Kapasitas: Dengan panjang sekitar 19,76 meter termasuk rotor utama, dan lebar rotor mencapai 16,36 meter, UH-60 Black Hawk memiliki ukuran yang cukup besar untuk mengakomodasi berbagai misi. Helikopter ini berdiri dengan tinggi sekitar 5,13 meter. Dalam konfigurasi angkut, UH-60 dapat membawa hingga 11 personel atau 2.600 kilogram beban kargo, tergantung pada jenis misi yang dijalankan.

Dimensions and Capacity: The UH-60 Black Hawk measures approximately 19.76 meters in length, including its main rotor, and has a rotor diameter of about 16.36 meters. It stands roughly 5.13 meters tall. In its transport configuration, the Black Hawk can carry up to 11 personnel or up to 2,600 kilograms of cargo, depending on the mission requirements.

Performa dan Kecepatan: UH-60 Black Hawk memiliki kecepatan maksimum sekitar 280 km/jam atau 150 knot, dan kecepatan jelajahnya sekitar 220 km/jam atau 120 knot. Ini memungkinkan helikopter ini bergerak cepat menuju lokasi misi dan memberikan dukungan yang diperlukan dengan efisien. Dengan jarak tempuh maksimum sekitar 590 km atau 320 nm, UH-60 dapat melakukan penerbangan jarak jauh tanpa perlu sering mengisi bahan bakar.

Performance and Speed: The Black Hawk can reach a maximum speed of around 280 km/h or 150 knots, with a cruising speed of approximately 220 km/h or 120 knots. This enables the helicopter to rapidly move to mission locations and provide efficient support. It has a maximum range of about 590 km or 320 nautical miles, allowing for extended flights with a single refueling.

Ketinggian Terbang dan Daya Angkut: Helikopter ini mampu mencapai ketinggian terbang maksimum sekitar 4.570 meter atau 15.000 kaki, memberikan fleksibilitas operasional di berbagai jenis medan. UH-60 Black Hawk dilengkapi dengan berbagai sistem perlindungan yang memungkinkan helikopter ini bertahan di tengah ancaman seperti serangan rudal atau tembakan kecil.

Altitude and Lift Capacity: The UH-60 Black Hawk has a maximum operating altitude of approximately 4,570 meters or 15,000 feet, providing operational flexibility in various terrains. The helicopter is equipped with protection systems to help it endure threats such as missile attacks or small-arms fire.

Perlengkapan dan Fitur: UH-60 Black Hawk dipersenjatai dengan mesin turboshaft General Electric T700-GE-701D, yang memberikan daya dorong yang kuat untuk memastikan performa optimal. Helikopter ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi modern dan perangkat komunikasi canggih, yang mendukung berbagai misi seperti pencarian dan penyelamatan, evakuasi medis, dan dukungan tempur.

Equipment and Features: Powered by the General Electric T700-GE-701D turboshaft engine, the UH-60 Black Hawk delivers strong performance to ensure optimal operational capabilities. It is also equipped with advanced navigation systems and sophisticated communication devices, supporting a range of missions including search and rescue, medical evacuation, and combat support.

Dengan fitur dan spesifikasi ini, UH-60 Black Hawk menjadi helikopter yang sangat penting bagi Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, menawarkan kemampuan yang handal dan fleksibel untuk berbagai operasi militer dan kemanusiaan.

With these specifications and features, the UH-60 Black Hawk remains a crucial asset for the U.S. Army, offering reliable and versatile capabilities for various military and humanitarian operations.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Spesifikasi Pesawat CH-47 Chinook 

Pesawat CH-47 Chinook adalah helikopter angkut berat yang sangat diandalkan oleh Angkatan Bersenjata Amerika Serikat untuk berbagai misi penting. Dirancang untuk mengatasi beban berat dan operasi dalam kondisi yang menantang, Chinook adalah salah satu helikopter angkut paling efektif yang ada saat ini.

The CH-47 Chinook is a heavy-lift helicopter extensively utilized by the U.S. Army for a range of critical missions. Engineered to handle substantial loads and operate in challenging conditions, the Chinook stands out as one of the most effective heavy-lift helicopters available today.

Dimensi dan Kapasitas: CH-47 Chinook memiliki panjang sekitar 30,2 meter dengan rotor utama, dan lebar rotor mencapai 18,3 meter. Dengan tinggi sekitar 5,7 meter, helikopter ini dirancang untuk menangani beban besar dan mengangkut hingga 55 personel atau 10.886 kilogram beban kargo dalam konfigurasi angkut. Ini menjadikannya sangat ideal untuk tugas-tugas seperti pengangkutan logistik dan evakuasi massal.

Dimensions and Capacity: The CH-47 Chinook has a length of approximately 30.2 meters, including its main rotor, with a rotor diameter of about 18.3 meters. It stands around 5.7 meters tall. This helicopter is designed to accommodate heavy loads, capable of transporting up to 55 personnel or up to 10,886 kilograms of cargo in its cargo configuration. This makes it ideal for tasks such as logistical transport and mass evacuations.

Performa dan Kecepatan: Helikopter ini mampu mencapai kecepatan maksimum sekitar 315 km/jam atau 170 knot, sementara kecepatan jelajahnya adalah sekitar 280 km/jam atau 150 knot. Dengan jangkauan maksimum sekitar 1.370 km atau 740 nm, CH-47 Chinook dapat melakukan penerbangan jarak jauh tanpa sering mengisi bahan bakar, memberikan fleksibilitas tinggi dalam operasi.

Performance and Speed: The Chinook can achieve a maximum speed of about 315 km/h or 170 knots, with a cruising speed of approximately 280 km/h or 150 knots. With a maximum range of approximately 1,370 km or 740 nautical miles, the CH-47 Chinook is capable of long-distance flights without frequent refueling, providing high operational flexibility.

Ketinggian Terbang dan Daya Angkut: CH-47 Chinook memiliki ketinggian terbang maksimum sekitar 6.100 meter atau 20.000 kaki. Dengan kemampuan ini, helikopter ini dapat beroperasi di berbagai ketinggian dan kondisi medan yang berbeda. Selain itu, Chinook dilengkapi dengan sistem perlindungan yang memungkinkan operasinya dalam situasi yang penuh ancaman.

Altitude and Lift Capability: The CH-47 Chinook can reach a maximum operational altitude of around 6,100 meters or 20,000 feet. This altitude capability allows it to operate in various terrains and conditions. Additionally, the Chinook is equipped with protection systems to enable its operation in high-threat environments.

Perlengkapan dan Fitur: Pesawat ini dilengkapi dengan dua mesin turboshaft yang kuat, yaitu General Electric T55-GA-714A, yang memberikan daya dorong yang cukup untuk menangani beban berat dan operasi yang menuntut. CH-47 Chinook juga memiliki ruang kargo yang luas dengan pintu belakang ramp yang memudahkan proses pemuatan dan pembongkaran. Selain itu, helikopter ini dilengkapi dengan sistem navigasi dan komunikasi canggih yang mendukung berbagai misi operasional.

Equipment and Features: The helicopter is powered by two robust turboshaft engines, the General Electric T55-GA-714A, which provide the thrust needed to handle heavy loads and demanding operations. The CH-47 Chinook also features a spacious cargo area with a rear ramp door, facilitating easy loading and unloading of cargo. Furthermore, the helicopter is equipped with advanced navigation and communication systems, supporting a wide range of operational missions.

Dengan semua fitur dan spesifikasi tersebut, CH-47 Chinook merupakan helikopter angkut yang sangat efisien dan andal, memainkan peran penting dalam operasi militer dan logistik Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Kemampuannya untuk membawa beban berat dan operasional yang fleksibel menjadikannya aset berharga dalam berbagai situasi di lapangan.

With these features and specifications, the CH-47 Chinook is a highly efficient and reliable heavy-lift helicopter, playing a crucial role in the U.S. Army's military and logistical operations. Its capability to carry substantial loads and operate flexibly makes it a valuable asset in various field scenarios.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SENJATA ANTI TANK JAVELIN

Senjata ANTI TANK JAVELIN adalah salah satu sistem rudal anti-tank yang paling canggih dan efektif yang digunakan oleh berbagai angkatan bersenjata di seluruh dunia, termasuk oleh Angkatan Bersenjata Indonesia. Sistem ini dirancang untuk menghancurkan target kendaraan lapis baja dan instalasi dengan presisi tinggi, bahkan dalam kondisi pertempuran yang paling menantang.

The Javelin Anti-Tank Guided Missile (ATGM) is one of the most advanced and effective anti-tank missile systems used by armed forces worldwide, including the Indonesian Armed Forces. This system is designed to destroy armored vehicles and installations with high precision, even in the most challenging combat conditions.

Desain dan Teknologi: Javelin adalah rudal anti-tank yang diluncurkan dari tangan, yang berarti dapat digunakan oleh seorang prajurit di lapangan dengan mobilitas tinggi. Rudal ini menggunakan sistem panduan infra merah yang memungkinkan peluncur untuk mengunci target secara otomatis sebelum peluncuran. Teknologi ini juga dilengkapi dengan kemampuan "fire-and-forget", yang memungkinkan operator untuk meluncurkan rudal dan segera mencari perlindungan atau melanjutkan misi tanpa perlu mengikuti jalur rudal setelah peluncuran.

Design and Technology: The Javelin is a man-portable, shoulder-fired missile, which means it can be operated by a soldier on the move with high mobility. The missile features an infrared guidance system that allows the launcher to automatically lock onto the target before launch. Additionally, the Javelin is equipped with "fire-and-forget" technology, enabling the operator to launch the missile and then immediately seek cover or continue with their mission without tracking the missile's flight path after launch.

Fitur Utama: ATGM Javelin memiliki jangkauan efektif antara 2.500 hingga 4.000 meter, tergantung pada versi dan kondisi operasi. Rudal ini dirancang dengan hulu ledak tandem yang dapat menembus lapisan pelindung reaktif dan armor berlapis ganda, menjadikannya sangat efektif terhadap kendaraan tempur modern. Sistem ini juga dilengkapi dengan mode serangan yang bisa menargetkan bagian atas kendaraan (top-attack), yang merupakan area paling lemah pada banyak jenis kendaraan lapis baja.

Key Features: The Javelin ATGM has an effective range of between 2,500 to 4,000 meters, depending on the variant and operational conditions. It is designed with a tandem warhead capable of penetrating reactive armor and multi-layered armor, making it highly effective against modern combat vehicles. The system also includes a top-attack mode, targeting the most vulnerable area on many armored vehicles, which is the upper part.

Kelebihan Operasional: Salah satu keunggulan utama dari ATGM Javelin adalah kemampuannya untuk memberikan daya hancur yang signifikan sambil tetap relatif mudah dioperasikan oleh personel infanteri. Dengan desain yang kompak dan berat yang tidak terlalu memberatkan, Javelin memungkinkan prajurit untuk membawa dan mengoperasikannya dalam berbagai situasi medan tempur. Selain itu, sistem ini memiliki akurasi tinggi dan jarak jangkauan yang memadai untuk menghadapi berbagai ancaman kendaraan lapis baja.

Operational Advantages: One of the primary advantages of the Javelin ATGM is its ability to deliver significant destructive power while remaining relatively easy for infantry personnel to operate. With its compact design and manageable weight, the Javelin allows soldiers to carry and use it in a variety of combat scenarios. Moreover, its high accuracy and sufficient range make it well-suited for engaging armored threats.

Penggunaan dan Efektivitas: Dalam pertempuran, ATGM Javelin telah terbukti efektif dalam menghancurkan berbagai jenis kendaraan tempur, dari tank berat hingga kendaraan lapis baja ringan. Kemampuannya untuk menghancurkan target dengan presisi tinggi dan minim risiko terhadap operator menjadikannya senjata yang sangat berharga dalam arsenal pasukan infanteri.

Usage and Effectiveness: In combat, the Javelin ATGM has proven effective in destroying various types of combat vehicles, from heavy tanks to light armored vehicles. Its ability to deliver precise strikes with minimal risk to the operator makes it a valuable asset in an infantry force's arsenal.

Secara keseluruhan, ATGM Javelin merupakan sistem rudal anti-tank yang sangat canggih dan andal, memberikan kemampuan serangan yang efektif terhadap kendaraan lapis baja dan memperkuat kapasitas tempur pasukan di lapangan.

Overall, the Javelin ATGM is a highly advanced and reliable anti-tank missile system, providing effective strike capabilities against armored vehicles and enhancing the combat effectiveness of troops on the ground.

—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

LIFT LOITERING (CSAR - CARACAL)

lift loitering adalah teknik strategis yang memungkinkan pesawat untuk tetap berada di udara dalam waktu yang lama sambil beroperasi di area tertentu. Teknik ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat penting, yang sangat berguna dalam berbagai aspek operasi militer.

lift loitering is a strategic technique that allows aircraft to remain airborne for extended periods while operating in a specific area. This technique serves several key purposes and offers significant benefits in various aspects of military operations.

Salah satu tujuan utama dari lift loitering adalah untuk pengawasan dan pengintaian. Ketika pesawat melakukan lift loitering, ia dapat terus-menerus memantau dan mengumpulkan informasi intelijen dari area yang penting. Dengan tetap berada di sekitar lokasi tanpa harus kembali ke pangkalan atau berpindah tempat, pesawat ini mampu memberikan data yang akurat dan terkini kepada pusat komando. Hal ini memungkinkan militer untuk mengawasi situasi secara mendetail dan merespons perkembangan dengan cepat.

One primary objective of lift loitering is for surveillance and reconnaissance. When an aircraft engages in lift loitering, it can continuously monitor and gather intelligence from a critical area. By remaining in the vicinity without needing to return to base or relocate, the aircraft provides accurate and up-to-date data to command centers. This enables the military to keep a detailed watch on the situation and respond rapidly to developments.

Dalam konteks dukungan tempur, teknik lift loitering menawarkan kesiapan tempur yang sangat penting. Pesawat yang terlibat dalam operasi ini selalu dalam posisi untuk memberikan bantuan udara kapan pun diperlukan. Apakah itu bantuan tembakan langsung, dukungan udara untuk pasukan di darat, atau intervensi dalam skenario tempur, pesawat yang melakukan loitering siap untuk bertindak segera, memberikan fleksibilitas dan kecepatan dalam merespons situasi yang dinamis di lapangan.

In the context of combat support, lift loitering offers crucial readiness. Aircraft involved in this technique are always in position to provide air support whenever needed. Whether it’s delivering direct fire assistance, offering aerial support to ground troops, or intervening in combat scenarios, loitering aircraft are ready to act immediately, providing flexibility and speed in responding to dynamic field situations.

Penanganan ancaman juga merupakan aspek krusial dari lift loitering. Dengan pesawat yang terus-menerus berada di udara, militer dapat segera menghadapi dan menanggapi ancaman yang muncul secara tiba-tiba. Teknik ini memastikan bahwa pesawat tidak harus melakukan perjalanan jauh untuk merespons serangan musuh atau ancaman lain, yang pada gilirannya meningkatkan efektivitas dan ketepatan respons.

Threat handling is another critical aspect of lift loitering. With aircraft continuously airborne, the military can quickly address and respond to emerging threats. This technique ensures that aircraft do not have to travel long distances to counter enemy attacks or other threats, thereby enhancing the effectiveness and timeliness of their responses.

Selain itu, lift loitering meningkatkan efisiensi operasional. Dengan menjaga pesawat dalam mode loitering, angkatan bersenjata dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya udara mereka. Pesawat yang beroperasi dalam mode ini dapat menjaga dan memantau area tanpa harus terlibat dalam manuver yang lebih mahal atau melelahkan. Ini memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih efisien dan pengelolaan waktu yang lebih baik dalam operasi militer.

Additionally, lift loitering improves operational efficiency. By maintaining aircraft in loitering mode, military forces can optimize the use of their air resources. Loitering aircraft can patrol and monitor areas without engaging in more costly or exhausting maneuvers. This allows for more efficient resource allocation and better time management in military operations.

Terakhir, teknik ini sangat penting untuk perlindungan dan keamanan. Dengan pesawat yang terus-menerus memantau zona yang sensitif, lift loitering membantu dalam menjaga keamanan area yang sangat penting dari potensi ancaman. Pesawat ini dapat mendeteksi dan mencegah aktivitas musuh yang mencoba mendekati atau memasuki zona yang dilindungi, memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap objek vital.

Finally, this technique is vital for protection and security. With aircraft consistently monitoring sensitive zones, lift loitering helps secure critical areas from potential threats. These aircraft can detect and prevent enemy activity that attempts to approach or enter protected zones, providing stronger defense for vital assets.

Secara keseluruhan, lift loitering dalam penerbangan militer merupakan teknik yang memungkinkan pesawat untuk tetap berada di udara lebih lama, memberikan misi pengawasan yang efektif, serta siap merespons situasi yang berubah dengan cepat. Teknik ini menawarkan manfaat signifikan dalam berbagai aspek operasi militer, dari pengumpulan intelijen hingga dukungan tempur dan perlindungan area.

Overall, lift loitering in military aviation is a technique that enables aircraft to remain airborne longer, effectively conduct surveillance missions, and be prepared to respond to rapidly changing situations. This approach offers significant advantages across various aspects of military operations, from intelligence gathering and combat support to area protection.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar