Take a photo after show time |
Capt
Gene Maslink – Narator US Army
Lettu
Pnb Marshal “Frogman” Tobing – Narator TNI AU
Letda
Arm Charles – Narator TNI AD
Mayor
Pnb “Dompak” Hutagalung – TNI AU (Asisten)
Assalamualaikum wr wb, Syalom, Om Swasti Astu, selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Good morning Ladies and Gentlemen.
My name is CAPT Gene Maslink; I am the Garuda Shield
Task Force US Battle Captain, and I’m joined by my partner,
Saya Lettu Pnb Frendy D. “Frogman” Marshal Tobing,
Penerbang Skadron Udara 4 dari TNI AU
dan Saya Letda Arm Charles, dari Batalion Armed 10
and today, we will be your narrators for
Super Garuda Shield 2024 Joint-Multinational Combined Arms
Live Fire Exercise.
Yang terhormat Panglima TNI
The honorable Commanding Chief of the Indonesian Armed
Forces
Yang kami hormati ……….
The honorable Commanding in Chief of USARPAC
Yang kami hormati ……….
The honorable Chief Of Staff of Ground Self-Defense Force
And distinguished guest
Yang kami hormati ………., beserta para hadirin sekalian
Selamat datang di T-12, Puslatpur Marinir
Welcome to T-12, Puslatpur Marinir
CALFEX (COMBINED ARMS LIVE FIRE EXERCISE) MERUPAKAN
MATERI LATIHAN PUNCAK YANG MENGINTEGRASIKAN PENEMBAKAN SELURUH ALUSISTA DAN
PERGERAKAN SATUAN MANUVER YANG TERGABUNG DALAM LATIHAN GABUNGAN BERSAMA SUPER
GARUDA SHIELD 2024 TERDIRI DARI 6 NEGARA YAITU INDONESIA, AMERIKA SERIKAT,
AUSTRALIA, SINGAPURA, JEPANG DAN INGGRIS, BAIK MATRA DARAT, LAUT MAUPUN UDARA.
JUMLAH PERSONEL YANG TERLIBAT DALAM CALFEX SEJUMLAH 884 ORANG
CALFEX IS A TOP TRAINING MATERIAL THAT INTEGRATES THE
SHOOTING OF ALL THE ALUSISTA AND THE MOVEMENT OF MANEUVER UNITS JOINED IN THE
JOINT EXERCISE WITH SUPER GARUDA SHIELD 2024 CONSISTING OF 6 COUNTRIES, NAMELY
INDONESIA, UNITED STATES, AUSTRALIA, SINGAPORE, JAPAN AND ENGLAND, BOTH LAND,
SEA AND AIR DIMENSIONS. THE NUMBER OF PERSONNEL INVOLVED IN CALFEX WAS 884
PEOPLE
ADAPUN JENIS ALUTSISTA YANG TERLIBAT TERDIRI DARI ALUTSISTA
UDARA BERUPA 2 UNIT PESAWAT TEMPUR F-16 FIGHTING FALCON, 2 UNIT PESAWAT
TEMPUR EMB-314 SUPER TUCANO, 2 UNIT CH-47 CHINOOK, 1 UNIT UH-60 BLACK HAWK,
1 UNIT Mi 17. SEMENTARA ALUTSISTA DARAT TERDIRI DARI 2 UNIT ROKET HIMARS, 2
UNIT ASTROS, 1 UNIT VAMPIRE, 6 CUK MER 105 mm, 4 UNIT MORTIR 120 MM, 6 UNIT
ATGM JAVELINE, 6 UNIT INSTALANZA, MORTIR 60 MM, MORTIR 81 DAN BERBAGAI SENJATA
INFANTERI RINGAN SERTA SENJATA MESIN LAINNYA.
THE TYPES OF DEFENSE EQUIPMENT INVOLVED CONSISTED OF AIR
DEFENSE EQUIPMENT IN THE FORM OF 2 F-16 FIGHTING FALCON FIGHTER AIRCRAFT, 2
EMB-314 SUPER TUCANO FIGHTER AIRCRAFT, 2 CH-47 CHINOOK UNITS, 1 UH-60 BLACK
HAWK UNIT, 1 Mi 17 UNIT. WHILE THE LAND DEFENSE EQUIPMENT CONSISTED OF 2 HIMARS
ROCKET UNITS, 2 ASTROS UNITS, 1 VAMPIRE UNIT, 6 105 mm CUK MER, 4 120 MM MORTAR
UNITS, 6 JAVELINE ATGM UNITS, 6 INSTALANZA UNITS, 60 MM MORTAR, 81 AND VARIOUS
LIGHT INFANTRY WEAPONS AND OTHER MACHINE GUNS.
2. (Battle space description)
(OPTION TO ADD INDOPACOM ROAD TO WAR SCENARIO VERBIAGE
FOR INTEGRATED SCENE SETTER)
LINE…………. Selanjutnya izinkan
kami untuk memandu acara pada pagi hari ini. Selamat datang di wilayah sasaran
IJEN, wilayah yang diperebutkan di negara fiksi Donga, mitra sekutu yang sudah
lama ada. Kekuatan ancaman hibrida telah memantapkan diri mereka dalam postur
pertahanan di sekitar sistem pertahanan udara terpadu mereka, menyangkal
kebebasan bermanuver bagi koalisi pasukan multinasional kita. Untuk tujuan
LATIHAN hari ini, Satgas Garuda adalah anggota Pasukan Tanggap Kontinjensi
Gabungan-Multinasional, yang diselaraskan secara regional dan dikerahkan
sebagai pasukan terdepan di Donga, dengan misi untuk menyerang sasaran IJEN dan
menghancurkan sistem Pertahanan Akses Area musuh. Dalam beberapa saat, Anda
akan menyaksikan SERANGAN ARTILERI (ARTILERRY STRIKE), SERANGAN UDARA, TEMBAKAN
sarana bantuan tembakan artileri medan SERTA MANUVER PASUKAN INFANTERI KE ARAH
SELATAN untuk menyelesaikan misi mereka, DENGAN TUMUAN UNTUK mengusir pasukan
musuh dari Donga dan memulihkan integritas teritorial dan kedaulatan negara.
LINE. Now to orient you to the Area of
Operations. Welcome to Objective Torgue, a contested territory in the notional
nation of Dongan, a longstanding allied partner. A hybrid threat force has
established themselves in a defensive posture around their integrated air
defense system, denying freedom of maneuver to our mutli-national coalition of
forces. For the purposes of today’s demonstration, Task Force Garuda is a
member of the Joint-Multinational Contingency Response Force, regionally
aligned and forward deployed in Dongan, given the mission to attack OBJ IJEN
and destroy the enemy Anti-Access Area Denial system. In a few moments, you
will witness a Light Infantry Task Force conduct a deliberate attack, supported
by Air and Artillery assets to seize OBJ Torque in order to enable follow-on
forces to expel enemy forces from Dongan and restore the country’s territorial
sovereignty.
LINE 8115 (COMBINED MLRS EXECUTE)
Berdasarkan hasil Laporan Intelijen bahwa musuh masih
memiliki kekuatan Pertahanan Udara beserta Pusat Kendali Operasi yang masih
beroperasi, maka perlu dilaksanakan Artillery Strike untuk melumpuhkan sejumlah
objek vital tersebut.
Unmanned Aerial Surveillance assets have identified enemy
Air Defense forces and an Operations Control Center that is operating in the
Enemy’s Deep Area. Intelligence and Targeting Officers in the Task Force Joint
Operations Center designated these targets as high value targets, and the
Commander has directed the Operation’s Center’s fires team to conduct an
Artillery Strike to neutralize these assets.
Diawali oleh M142 HIMARS dengan meluncurkan 6
unit RRPR dengan sasaran Pusat Kendali Operasi musuh. HIMARS merupakan sistem
ROKET MULTI LARAS yang dapat diangkut dengan pesawat dan mampu menembakkan
roket serta menyerang target dari jarak jauh dengan meluncurkan peluru kendali
dan presisi tinggi. Dengan Kode sasaran KH 5000
Dilanjutkan dengan peluncuran Roket ASTROS II MK 6
menembakan 48 roket SS-09 dengan sasaran artileri pertahanan udara musuh ,
Sistem roket ASTROS II adalah sistem ROKET MULTI LARAS yang mampu menembakkan
roket dengan kaliber bervariasi serta memiliki Sub Kaliber yang memungkinkan
menghancurkan Sasaran Area yang bersifat Strategis dari jarak jauh.
Serangan Artilleri ditutup dengan penembakan Roket JROF
sejumlah 24 unit oleh Vampire Marinir TNI AL yang akan menghancurkan dan
menetralisir sarana bantem musuh.
After receiving the fire order, the Fire Direction Officer
carries out the calculation of the target data and convert it into firing data.
The fire direction officer gives the order for all elements in its command to
conduct the fire mission.
The M142 HIMARS launches 6 rockets targeting the enemy
Operations Control Center. The HIMARS is a MULTI LAUNCHER ROCKET System that
can move under its own power and be transported by aircraft and is capable of
attacking targets from a distance by launching guided missiles with high
precision.
When the HIMARS ceases fire, the ASTROS II Rocket fires 64
SS-09 rockets targeting the enemy air defense artillery. The ASTROS II is a
MULTI Launcher ROCKET system capable of firing rockets with a Sub Caliber that
allows it to destroy Strategic Area Targets.
Finally, the Indonesian Navy's Vampire Artillery System
launches 34 JROF Rockets to further neutralize enemy air defenses in
preparation for friendly air infiltration.
LINE 8125 *ROCKETS FIRE**ROUNDS COMPLETE*
Misi penembakan telah selesai dan penilaian kerusakan
pertempuran terhadap target dikonfirmasi oleh aset ISR di UDARA.
The Indonesian Scan Eagle confirms air defense systems
in the Enemy’s deep area have been effectively neutralized, and the live feed
of the UAS’s cameras is shown directly in the Joint Operations Center. The Task
Force Operations Center disseminates the Battle Damage Assessment to all
subordinate headquarters.
LINE 8130
Baterai Gabungan MLRS, sekarang TELAH MENYELESAIKAN misinya,
berpindah dari posisinya agar tidak menarik perhatian tembakan baterai balasan
musuh.
The Combined MLRS Battery, now complete with its mission, rapidly
displaces from its position to avoid enemy counter battery fires.
LINE 8140-8145
Tembakan Artileri: Dengan kemampuan musuh untuk menahan dan
memberikan tembakan balasan dengan menggunakan sisa kekuatan yang ada, Satuan
Tugas Garuda sekarang menekan kekuatan musuh dengan tembakan artileri Medan
dalam rangka melindungi dan memberikan keleluasaan manuver bagi pasukan
penyerang. Tembakan Artileri Medan ini diberikan oleh 3 pucuk Howitzer 105 mm
M119 US Army, 2 pucuk Howitzer 105 mm KH 178 TNI AD dan 1 pucuk Howitzer 105 mm
LG 1 TNI AL dengan kode sasaran KH 5005
Didukung dengan bantuan tembakan Meriam 105 MM Howitzer
mereka, pasukan depan Satgas Garuda mulai bergerak dari Posisi Serangan menuju
sasaran pertama mereka.
Awalnya, Peninjau Depan meminta tembakan lintas lengkung...
permintaan tembakan adalah permintaan yang dibuat untuk Sarana Bantuan
Tembakan, baik Artileri Medan maupun Mortir, yang mengkomunikasikan lokasi dan
deskripsi sasaran. Tembakan lintas lengkung digunakan untuk melawan musuh yang
terlalu jauh untuk dilawan dengan tembakan langsung atau tidak dapat dilihat
oleh pasukan depan. Dalam contoh yang baru saja kita saksikan, Baterai
Artileri Medan TNI dan AS menggunakan munisi berdaya ledak tinggi setelah
Peninjau Depan meminta bantuan tembakan. Sebagai keuntungan dari
koordinasi senjata gabungan ini maka secara efektif menghancurkan pengamatan
pos depan musuh, melindungi pergerakan dan memberikan keleluasaan bagi Satgas
Garuda untuk memulai serangan.
Pada sudut pandang lainnya dapat kita saksika bersama
pergerakan pasukan manuver dibawah kepemimpinan Komandan Satuan Tugas bergerak
dengan cepat dan penuh kerahasiaan menuju kedudukan yang telah ditentukan.
Di sisi lain, dapat kita saksikan kedudukan steling Meriam
105 mm yang terdiri dari 2 Meriam 105 mm kh 178 TNI AD, 3 Meriam M 119 mm
Amerika Serikat. 1 pucuk meriam LG 1. Baterai Armed stand by, melakukan
perkuatan perkubuan dan menunggu adanya permintaan bantuan tembakan dari
pasukan manuver.
Artillery Fire: To enable the displacement of
the MLRS and allow for the maneuver of friendly ground forces, a battery of
Combined US and TNI 105mm howitzers suppress enemy artillery assets and fix the
enemy ground forces in their positions. This artillery barrage is provided
by 2 X 105mm TNI AD and 1 X 105 mm TNI AL.
Forward Observers serve as the fire controllers for indirect
fire missions…a call for fire is a request made to a firing unit, artillery or
mortars, that communicates a target location and description. Indirect fires
are used against enemy who are either too far away to engage with direct fire
or cannot be seen by an acquiring unit. In the example you just witnessed, the
TNI and US Artillery Battery engaged with high explosive ammunition after the
Forward Observers called for fire. The effects of this combined arms
coordination have effectively stripped away the forward eyes of the enemy,
setting the conditions for Task Force Garuda to begin the attack.”
LINE 8145
Misi Tembakan Pertama Meriam 105mm AS 1: Mari kita dengarkan
bersama yaitu suara Meriam 105 mm Howitzer AS memberikan bantuan tembakan
tambahan yang diperlukan untuk mempertahankan tekanan terhadap elemen-elemen
manuver musuh, sementara itu Satgas Garuda terus bergerak kedepan untuk
membangun kedudukan dalam rangka memperoleh posisi tembak yang menguntungkan
dalam rangka mendukung operasi penerobosan.
US 105mm Fire Mission 1: US 105mm Howitzers
provide the additional fire support necessary to maintain suppression of enemy
maneuver elements while the Bison Troop moves to conduct its reconnaissance,
setting the conditions for a combined arms breach.
LINE 8145 - LINE 8155
MISI PENEMBAKAN SELESAI
The Fire Mission is Complete. Supported by their
Howitzers, TF Garuda’s Bison Troop initiates movement from Attack Position
Bravo in order to conduct area reconnaissance for positive confirmation of
enemy obstacles on Objective Torq.
As the Troop travels south toward Objective Torq, the scouts
on the ground report valuable information for follow-on units, including
information on the terrain, obstacles, and enemy activity throughout their area
of responsibility.
LINE 8165
BERDASARKAN HASIL PENINJAUAN DAN ANALISIS ISR DAN TIM RECON
MULTINASIONAL YANG MENYATAKAN BAHWA SYSTEM PERTAHANAN UDARA MUSUH TELAH LUMPUH
MAKA UNIT SKUADRON UDARA MELANJUTKAN OPERASI PENGHANCURAN, OBJEK VITAL MUSUH
BERUPA KUBU PERTAHANAN, GUDANG MUNISI DAN KEDUDUKAN SARANA BANTUAN TEMBAKAN
MUSUH.
While Bison Troop continues their movement, Scan Eagle UAS
operators identify strategic targets in the enemy’s deep area. Target analysts
and airspace planners at the Joint Operations Center provide the Commander the
recommendation for an airstrike to destroy vital enemy fortifications and fire
support facilities.
SESAAT LAGI KITA AKAN SAKSIKAN, SERANGAN UDARA, YANG AKAN DI
EKSEKUSI OLEH NAGA FLIGHT, TERCDIRI ATAS 2 UNIT PESAWAT TEMPUR F-16 FIGHTING
FALCON MILIK TNI ANGKATAN UDARA
The Task Force Commander approves the airstrike and tasks
the Naga Flight team, consisting of a pair of TNI F-16 Fighting Falcons.
EAGLE FLIGHT DIPIMPIN OLEH KAPTEN PNB HANGGA “ROCKET”, SEBAGAI
FLIGHT LEADER, DAN LETTU PNB SULISTYO “BLACK LICE” SEBAGAI WINGMAN DARI EAGLE
FLIGHT
EAGLE FLIGHT IS LED BY CAPT HANGGA “ROCKET”, AS THE FLIGHT
LEADER, AND 1ST LT SULISTYO “BLACK LICE” AS THE WINGMAN.
EAGLE FLIGHT AKAN MELAKSANAKAN ELEMENT ATTACK, MENGGUNAKAN
PROFILE DIVE 20 DERAJAT, DAN KECEPATAN 450 KNOTS SAAT MELEPASKAN BOMB MK 82,
F-16 FIGHTING FALCON SIAP UNTUK MENGHANCURKAN SASARAN
EAGLE FLIGHT, IN CONJUNCTION WITH THEIR JOINT AIR TACTICAL
CONTROLLERS ON THE GROUND, CALCULATE THE SPECIFICS OF THEIR ATTACK, AND DECIDE
TO UTILIZE A 20 DEGREE VERTICAL ANGLE ON THEIR APPROACH. AT A SPEED OF 450
KNOTS, THE F-16 FIGHTING FALCONS REPORT THEIR READINESS TO DESTROY THE TARGET.
PARA HADIRIN YANG BERBAHAGIA, DISAMPING ITU, TUCANO FLIGHT,
YANG TERDIRI ATAS 2 UNIT PESAWAT TEMPUR EMB-314 SUPER TUCANO MILIK TNI ANGKATAN
UDARA, JUGA SEDANG BERSIAP UNTUK MELAKSANAKAN SERANGAN UDARA
ADDITIONALLY, A TUCANO FLIGHT CONSISTING OF 2 AIRCRAFT
EMB-314 SUPER TUCANOS FROM THE INDONESIAN AIRFORCE CHECKS ON THE STATION TO
AUGMENT THE STRIKE.
TUCANO FLIGHT DIPIMPIN OLEH LETKOL PNS SUFRIADI “GOBLIN”
SEBAGAI FLIGHT LEADER, DAN KAPTEN PNB DWI ARI “BRAYDEN” SEBAGAI WINGMAN DAR
TUCANO FLIGHT
THE TUCANO FLIGHT IS LED BY LT COL SUFRIADI “GOBLIN”. AS A
FLIGHT LEADER, AND CAPT DWI ARI “BRAYDEN” AS A WINGMAN
TUCANO FLIGHT AKAN MELAKSANAKAN TRAIL ATTACK SEPARASI 30
DETIK, MENGGUNAKAN PROFILE DIVE 20 DERAJAT, DAN KECEPATAN 160 KNOTS SAAT
MELEPASKAN BOMB MK 82, F-16 FIGHTING FALCON SIAP UNTUK MENGHANCURKAN SASARAN
THE TUCANO FLIGHT WILL CARRY OUT THE TRAILING ATTACK WITH 30
SECONDS OF SEPARATION, AND ALSO MAINTAIN 20 DEGREE ANGLE OF APPROACH.
WITH 160 KNOTS TO RELEASE MK81 BOMBS
DALAM MELAKSANAKAN AIR STRIKE, PESAWAT TEMPUR YANG AKAN
MENYERANG SASARAN, DIKENDALIKAN OLEH TIM JOINT TERMINAL ATTACK CONTROLLER
MULTINASIONAL
The airspace is deconflicted by Air Force Joint Tactical Air
Controllers (JTACs). JTACs infiltrate behind enemy lines and position
themselves so that they can best observe enemy activity and guide friendly
aircraft toward their targets. They can communicate with the pilot directly to
carefully deconflict the airspace for friendly aircraft.
STANDBY PENJELASAN JTAC
STANDBY PENJELASAN CAS
==========9 LINE BRIEF BROADCAST (OPTIONAL)============
==============NARATION FOR RE ATTACK==================
======================VISUAL F-16======================
STANDBY PENJELASAN F-16 FIGHTING FALCON
STANDBY PENJELASAN BOMB MK 82
PARA HADIRIN YANG KAMI HORMATI, MARILAH KITA ARAHKAN
PANDANGAN KITA KE ARAH KANAN PODIUM, INILAH F-16 FIGHTING FALCON
LADIES AND GENTLEMEN, APPROACHING FROM THE RIGHT SIDE OF THE
PODIUM, THE F-16 FIGHTING FALCON!!!!!!!!
TARGET AQUIRED!!
BOMBS AWAY!!
TARGET DESTROYED/BOMB ON TARGET/BOMB EXPLODE!!
DAN DI IKUTI OLEH WINGMAN DARI EAGLE FLIGHT
TARGET AQUIRED!!
BOMBS AWAY!!
TARGET DESTROYED/BOMB ON TARGET/BOMB EXPLODE!!
====================VISUAL EMB-314====================
LINE 8170
Dalama rangka untuk memaksimalkan serangan udara close air
support maka 2 unit super Tucano akan melanjutkan misi penghancuran sasaran
vital musuh
In order to maximize close air support air attacks, 2 super
Tucano units will continue the mission of destroying vital enemy targets.
STANDBY PENJELASAN SPESIFIKASI EMB-314 SUPER TUCANO
STANDBY PENJELASAN BOMB MK 81
PARA HADIRIN YANG KAMI HORMATI, MARILAH KITA ARAHKAN
PANDANGAN KITA KEMBALI KE ARAH KANAN PODIUM, GELOMBANG KEDUA DARI AIR STRIKE,
INILAH EMB-314 SUPER TUCANO
APPROACHING FROM THE RIGHT SIDE OF THE PODIUM, THE SECOND
PHASE OF THE AIRSTRIKE, THE EMB-314 SUPER TUCANO.
TARGET AQUIRED!!
BOMBS AWAY!!
TARGET DESTROYED/BOMB ON TARGET/BOMB EXPLODE!!
DAN DI IKUTI OLEH WINGMAN DARI TUCANOFLIGHT
TARGET AQUIRED!!
BOMBS AWAY!!
TARGET DESTROYED/BOMB ON TARGET/BOMB EXPLODE!!
Tugas asisten memonitor tahapan latihan |
LINE 8175
Satuan manuver malanjutkan pergerakan, dengan menggerakan
mortar 81, menuju ke daerah stelling 1
As Bison Troop continues its movement, the Japanese and US
combined 81mm section moves to emplace at Mortar Firing Position 1 to provide
fire support for the maneuver element.
LINE 8180
Sedangakan kompi manuver 1/ kompi Beast yang dipimpin oleh
US ARMY dan diperkuat oleh satu Peleton TNI AD, 1 peleton Singapore melewati
garis taraf bullshark
As Bison Troop continues its movement toward OBJ Torq, Task
Force Tiger’s Beast Company maneuver company departs southwest from Phase Line
Bullshark toward OBJ Torq. Beast company is led by 2-35 IN’s Beast Command and
is reinforced by one Indonesian Army platoon and 1 Singaporean platoon.
LINE 8185
Pasukan Beast terancam dan bereaksi terhadap kontak,
terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan musuh. Pasukan Beast menyampaikan
situasi tersebut kepada Komandan Task Force. Komandan Task Force memerintahkan
Kompi Beast untuk memulai serangan
While infiltrating toward the objective, the lead Beast
Company Platoon is compromised and reacts to contact, engaging in close combat
with the enemy. The Beast Company Commander conveyed the situation to the Task
Force Commander. The Task Force Commander orders Beast Company to deploy and
conduct the attack.
LINE 8190
Kompi Beast tiba di SBF 1 dan SBF 2, mengerahkan daya tembak
mereka untuk menghadapi musuh. Satu peleton Singapura dan Amerika maju ke SBF 1
dan 1 peleton TNI di SBF 2. Bersamaan dengan itu, Posisi Tembakan Mortir 1
didirikan dan Tim Gabungan mortir 81mm mulai menyerang musuh dengan kode
sasaran KH 5020
SBF 2 mengalihkan tembakan ke sasaran 4 dan 5. Sementara ITU
SBF 1 menghentikan tembakan
Beast Company maneuvers to occupy SBF 1 and SBF 2, deploying
their firepower to engage the enemy. At SBF1, the Singaporean and American
platoon establish target reference points to the southwest and southeast to
orient their key weapon systems. At SBF2, the TNI Platoon orients its fires
toward the southwest to provide maximum enfilading fires on OBJ Torq.
Simultaneously, the 81mm Combined Mortar Section establishes Mortar Firing
Position 1, and fires on enemy targets KH 5020 to fix the enemy force in its position.
As the friendly follow-on mobility force approaches the SBF
positions, the Commander orders SBF 2 to shift their fire west to target
reference points 4 and 5, and SBF 1 to lift their fire.
LINE 8215
Komandan Satgas mengidentifikasi perlunya menerobos penghalang
kawat yang menghalangi gerak maju Satgasnya. KOMPI BEAST akan memanggil peleton
gabungan tentara AS, TNI, dan Australia untuk melakukan tugas tersebut.
The Task Force Commander identifies the need to breach a
line-wire obstacle blocking his Task Force’s advance. Beast Company calls upon
the combined sapper platoon of US, TNI, and Australian soldiers to enable task
force mobility.
LINE 8215 - 8275
NARASI ZENI
Dalam skema serangan pada hari ini, pasukan manuver depan
terhambat oleh rintangan berupa roll harmonika yang dikombinasikan dengan
lapangan ranjau. Sehingga Pleton Sapper Gabungan yang terdiri dari 1 Regu Zipur
dari Yonzipur 10/Jaladri Palaka/2 Kostrad, 1 Regu dari SAPPER US Army dan 1
Regu SAPPER AUSTRALIAN DEFENCE FORCE/ADF melaksanakan Penerobosan
Rintangan dengan menggunakan Bangalore Torpedo modifikasi dari bahan peledak C4
atau dapat disebut dengan istilah Breacher Charge. Penerobosan Rintangan ini bertujuan
untuk menghancurkan rintangan yang dibuat oleh musuh sehingga pasukan kita
dapat melanjutkan manuver ke depan untuk merebut sasaran Bengal.
Pada saat Pleton Sapper Gabungan melaksanakan Penerobosan,
pasukan Infantri akan melaksanakan tembakan penyokong untuk melindungi pasukan
Zeni agar terlindung dari tembakan musuh.
Saat ini mereka sedang berada di belakang tanggul dan
Bersiap untuk memasang Breacher Charge yang akan ditajamkan secara ganda
menggunakan M14 dan M23.
The forward maneuver troops determine the obstacle field
consists of triple strand concertina wire combined with minefields. The
Combined Sapper Platoon consists of one Combat Engineer Squad from the TNI 10th
Combat Engineer Battalion, one Sapper squad from US Army, AND ONE SAPPER SQUAD
FROM the AUSTRALIAN DEFENCE FORCE will carry out the Obstacle Breaching using a
Modified Bangalore made with C4. To set the conditions for the breach, the Task
Force’s 60 and 81mm mortars initiate suppressing fires on the enemy and provide
smoke obscuration to enable the security element and sapper platoon to move
toward the obstacle.
Operasi Penerobosan: Saat ini Komandan Satgas Garuda telah
mengarahkan pasukan Zeni Tepur untuk menempati posisi terakhir mereka yang
tertutup dan tersembunyi untuk mempersiapkan serangan penerobosan.
Breach Operations: The TF Garuda Commander
directed Sapper forces to occupy their last covered and concealed position to
prepare the breach charge. The Sapper Platoon stages behind the berm and
prepares the dual primed M14 and M23 demolition charge.
LINE - Seiring dengan penghentian tembakan dari tembakan
pada kedudukan pasukan Infanteri maka pasukan Zipur gabungan TNI dan US
bergerak dari tanggul mereka untuk menempatkan bahan peledak di lokasi
penerobosan.
LINE– The Beast Company Commander orders SBF 2 to
cease fire, allowing the combined force of TNI and US Sappers move from their
berm to emplace the charge at the breach site.
LINE - Disaat pasukan Zeni Tempur kembali ke tanggul, mereka
menyiapkan mekanisme peledakan dan meminta izin untuk meledakkan bahan peledak
tersebut dan membuka rintangan yang dibuat oleh musuh.
LINE – The Sappers return to the berm, they are
preparing the detonating mechanism and requesting permission to blow the charge
and open the breach.
LINE - Berdasarkan perkembangan situasi tersebut
maka, Komandan Satgas Garuda memberikan izin untuk meledakkan bahan peledak
bungalore torpedo di lokasi penerobosan yang telah ditentukan dengan perintah,
LAKSANAKAN.
LINE – With conditions set, the TF Garuda Commander
gives permission to detonate the breach charge with the command, EXECUTE.
LINE - Selanjutnya dalam rangka memperingatkan Satuan Tugas
bahwa ledakan akan segera terjadi, maka pasukan Zeni Tempur meneriakkan Fire
in the Holesebanyak tiga kali.
LINE– The Sappers ensure that all friendly forces in
close proximity remain behind defilade cover by yelling Fire in the Hole three
times.
Saat ini Breacher Charge telah diajukan dan mereka akan
meminta izin untuk melakukan peledakan.
- Izin peledakan telah disetujui dan saat ini menunggu
dimulainya peledakan.
- FIRE IN THE HOLE 3x...Boom!!!
- Di bawah pimpinan Serda Romi dari Yonzipur 10/Jaladri
Palaka/2 Kostrad dan Sersan Natal dari regu SAPPER US Army, Pleton Sapper
Gabungan telah berhasil menerobos rintangan musuh dan membuat lorong yang dapat
dilewati oleh pasukan manuver untuk melanjutkan gerakan menuju ke sasaran dalam
rangka menghancurkan musuh.
Once the sappers move back to the cover of a protective
berm, the call of EXECUTE is ordered and the call of FIRE IN THE HOLE is yelled
three times.
Under the leadership of Sergeant Romi and Sergeant
Natal from the SAPPER squads, the Joint Sapper Platoon has succeeded in
breaking through enemy obstacles and creating a passage that can be utilized by
maneuver troops to continue their movement toward the OBJ. Concurrently, TF
Badak, the TNI company team, initiates movement from ATK POS BRAVO south toward
OBJ Torq.
Hadirin yang kami hormati, telah kita saksikan kecepatan tim
Zeni Tempur melaksanakan pergerakan dalam rangka operasi penerobosan, dikawal
dengan adanya tembakan pelindung guna mendukung keberhasilan operasi yang
dilaksanakan.
As soon as the Sappers move to proof the breach lane, Beast
Company immediately resumes suppression from the support by fire position to
cover their movement.
Line 8295
KOMPI 2 badak yang dipimpin oleh TNI AD dan diperkuat oleh 1
Peleton US ARMY mengamankan tepi jauh dari area breaching,
TF Badak, led by the Indonesian Army and reinforced by 1
Platoon of US ARMY soldiers, conducts a forward passage of lines with Beast
Company and secures the far side of the breach
Line 8305
OBJ TORQ direbut memungkinkan Posisi Penembakan Mortir 2
untuk didirikan, yang memungkinkan daya tembak mortir 120mm yang sangat besar.
TF BADAK sekarang sedang menyerang. Mereka menghadapi
rintangan pertama mereka, rintangan kabel lainnya. Sebelum mereka dapat
melakukan pembobolan mekanis, mereka harus membangun dukungan lain dengan
posisi tembakan di sebelah barat. Dengan posisi ini, mereka akan memiliki
kemampuan untuk melanjutkan misi dan MEREBUT OBJEKTIF LOPEZ.
TF Badak’s seizure of OBJ TORQ is now complete, allowing the
establishment of Mortar Firing Position 2, which is occupied by a combined
120mm mortar section.
TF BADAK continues to maneuver South toward objective lopez.
They encounter their first obstacle, another line-wire obstacle. Before they
can conduct a mechanical breach, they must establish another support by fire
position to the west. With this position established they will have the ability
to isolate the intended breach site and utilize the capabilities of their
breaching assets.
Line 8310
SBF 3 (Singapura): Setelah berhasil merebut sasaran, Pasukan
Penyerang Singapura mulai menekan musuh dengan senapan mesin dan senapan serbu
untuk menutupi pergerakan pasukan TNI yang bergerak dari posisi terakhir
mereka. Pasukan TNI tersebut bergerak secara tertutup dan tersembunyi
terlindung dari peninjauan pasukan musuh.
SBF 3 (Singapore): Having seized OBJ Torq, the
Singaporean Infantry begin suppressing the enemy with machine guns and assault
rifles to cover the movement of TNI forces moving up the road from their last
covered and concealed position.
Setelah Lorong dinyatakan aman maka kompi 2 badak akan
melewati Lorong tsb untuk selanjutnya melintasi garis taraf DOGFISH
Hadirin yang kami hormati dapat kita saksikan bersama
pergerakan pasukan manuver dimana pasukan manuver sebelah kiri terdiri dari dan
AS, TNI, SINGAPORE. Sementara itu di sebelah kanan terdiri dari Pasukan
Indonesia, Amerika Serikat, bergerak dengan lincah dan penuh semangat. Sulitnya
medan yang dihadapi dan teriknya cuaca yang dirasakan tidak menjadi alasan
untuk dapat terus bergerak menuju sasaran yang telah ditentukan.
The lead elements of TF Tadak move southwest to cross
Phaseline DOGFISH.
The current frontline trace of maneuver troops consists of
US, TNI, SINGAPORE forces in the west and Indonesian and US troops to the East.
Line 8330
Setelah kompi badak menduduki OBJECTIVE 2 maka peleton
mortar 81mm dari Kompi Senjata bantuan melakukan penembakan kepada musuh
, pada target KH 5025 selanjutnya satuan manuver melakukan Pendudukan pada SBF
5
As Task Force Tadak moves to occupy OBJECTIVE Lopez, the
81mm mortar section initiates fixing fires at the enemy, thus allowing the
maneuver unit to occupy SBF 5.
Line 8340
Kompi 2 badak, mendekati GARIS TARAF EEL sedangkan disisi
LAIN SBF 2 menghentikan tembakan diikuti oleh SBF 4 menghentikan tembakan
As TF Tadak approaches PHASE LINE EEL, the Beast
Commandercalls for a cease fire on SBF 2 and SBF4.
Line 8350
Dari sebelah kiri arah pergerakan satuan manuver
mekanis GUNDOG mulai bergerak melewati daerah steling mortar. satuan GUNDOG
merupakan satuan pendukung berupa kendaraan humpvee yang dilengkapi dengan
senjata mesin berat kaliber 12,7
From the left, the direction of movement of the GUNDOG
mechanized maneuver unit begins to clear through the mortar firing position.
The GUNDOG platoon is a mounted humvee unit with a 12.7 caliber heavy machine
gun or a MK19 grenade launche.
Masuk ke deskripsi humpvee
LINE 8365
Dalam rangka untuk meyakinkan dukungan Kesehatan maka 1 unit
ambulance dari ARMY dan 1 UNIT AMBULAN DARI TNI terus merapat DARI belakang
pasukan
In order to provide health support to the maneuver forces,
US and TNI ambulances trail one phase line behind the troops in order to
rapidly provide aid should the need arise.
Line 8370
MFP 2 Selanjutnya mari kita arahkan pandangan di ujung kiri
posisi SENJATA BANTUAN mortar 120 US ARNY DAN JEPANG, dimana saat ini mereka
juga membangun daerah steling mortir 60mm AS. Mortir 60mm menempatkan tembakan
tidak langsung/lintas lengkung pada ancaman hibrida yang turun dari pasukan di
depannya, memperbaiki mereka untuk dihancurkan oleh sistem senjata lintas datar
dan lintas lengkung. Mortar 120 mm US ARMY dan jepang akan memberikan bantuan
tembakan untuk menghancurkan kubu pertahanan musuh dengan sasaran KH 5030
MFP 2 US ARMY AND JAPAN 120 and 60mm mortars
establish MFP 2 in order to set conditions for the upcoming breach operation.
The advantage of the 60mm mortar is that it is highly mobile for ground forces,
whereas the 120 mm mortar must be towed, though the 120 can deliver more
powerful effects against fixed positions. The 60mm mortas fire on enemy troops
to fix them in their positions.
Hadirin yang kami hormati mari kita den garkan bersama
dentuman dari kekuatan mortir 120 mm Amerika Serikat. Munisi-munisi diluncurkan
menuju sasaran sehingga melumpuhkan berbagai sasaran di depan. Adapun mortir
120 memiliki jarak capai maksimal 10 km dengan isian maksimal.
The US 120 mm mortars engage reinforced positions to allow
friendly forces the freedom of maneuver. The 120 mortar has a maximum range of
10 km with a maximum charge.
Line 8380-8410
Kompi badak melewati garis taraf eel, regu sapper melakukan
penerobosan mekanis berupa halangan kawat harmoni yang dipasang oleh musuh.
Setelah rintangan diatasi maka kompi badak melanjutkan pergerakan. Kompi BADAK
menerobos rintangan dan segera bergerak untuk membersihkan gedung yang
digunakan musuh sebagai markas.
On confirmation that the mortars have ceased their fire, TF
Badak initiates movement across Phase Line Eel and provides local support by
fire to allow the sapper team to conduct a mechanical breach of the enemies
concertina wire obstacle. After the obstacles were overcome, TF Badak hastily
cleared the lane and moved to clear the building used by the enemy as a
fortified position.
Line 8415
Peleton Mortir 60 mm menghancurkan target kh 5035.
The lead elements of Tabak Company call for a 60mm High
Explosive target on enemy dismounts in fixed positions.
Line 8420
Peleton 2 KOMPI BADAK bergerak mengamankan pendaratan heli
(HLZ KIWI) setelah pendaratan heli dinyatakan aman. Danki Badak melaporkan
kepada komandan satgas bahwa daerah pendaaratan telah clear
The TF Rhino Company moves to secure the helicopter landing
zone (HLZ KIWI) after the helicopter landing was declared safe. The troops on
the ground must confirm that the HLZ is free of obstacles and that they can
provide the necessary security to infiltrate friendly troops via air assets.
Line 8440
Luncurkan HAF: Melihat perkembangan situasi yang terjadi,
dimana salah satunya adalah tidak ada musuh yang mengancam zona pendaratan
Helikopter, maka komandan pasukan manuver mengarahkan pasukan penyerang Mobud
multi-nasional call sign TF INDIA pimpinan ADF dan diperkuat oleh 1 PELETON TNI
AD DAN 1 PELETON UK GURKA untuk melaksanakan misi mereka, merebut tujuan akhir
di pertahanan depan musuh.
Launch the Helicopter assault force: With
conditions set, and no enemy threatening the Helicopter landing zone, the
ground force commander directs the multi-national air assault force to execute
their mission, seizing the final objective in the enemy’s forward defense.
W/D: Pasukan Penyerang Mobud diangkut dengan 2 SORTI. SORTI
1 terdiri dari 1 HELIKOPTER UH-60 BLACKHAWK DAN 2 UNIT HELICOPTER CH-47 CHINOOK
sedangkanan SORTI 2 TERDIRI DARI 1 UNIT MI17 DAN 1 UNIT BLACKHAWK. Saat
helikopter mendarat, pasukan penyerang Mobud multi-nasional yang terdiri dari
pasukan TNI, ADF, dan UK GURKA bergerak untuk merebut sasaran 3/OBJ Wavestorm
dengan cepat. Kelompok Mobud pertama terdiri dari ADF dan UK. Sementara itu
kelompok Mobud kedua terdiri dari pasukan TNI dan ADF
W/D: Troops from TF India are rapidly inserted via air
assets in 2 serials. Serial 1 consists of 1 UH-60 BLACKHAWK HELICOPTER AND 2
CH-47 CHINOOK HELICOPTERs while Serial 2 CONSISTS OF 1 MI17 UNIT AND 1
BLACKHAWK UNIT. As the helicopters land, TF India’s multi-national strike force
consisting of TNI, ADF and UK GURKA troops moves in to quickly seize OBJ
Wavestorm and establish defensive positions in preparation for the counterattack.
Line 8445
PELETON GUNDOG dari posisi stand by bergerak menuju Ke
sisi kiri penyerangan untuk mengamankan daerah pendaratan .
The GUNDOG PLATOON advances from OBJ Lopez to integrate with
the lightfighters and provide security for the flank of the landing area.
Line 8470-8475
TF India engages the counter attack on OBJ Wavestorm with
its organic weapons by first prioritizing enemy key weapon systems. Team
leaders call fire commands to their soldiers to conserve ammunition and
pririotize targets. As the enemy attack subsides, TF India deconflicts firing
positions with the incoming air insertion by establishing a restrictive firing
line.
Line 8480-8510
Hadirin yang berbahagia dari arah utara kita saksikan 1
HELICOPTER UH-60 BLACKHAWK DAN 1 UNIT HELICOPTER CH-47 CHINOOK yang membawa 1
Kompi cadangan jepang medarat di LZ. Kompi ini akan memperkuat Kompi India yang
akan dipimpin oleh ADF dalam rangka mengantisipasi serangan balasan musuh
. kompi jepang akan melanjutkan pergerakan untuk menguasai sisi kanan dari OBJ
MERRICK
TF Japan arrives by 1 UH-60 BLACKHAWK HELICOPTER AND 1 CH-47
CHINOOK HELICOPTER UNIT at the Kiwi LZ. The Japanese company will continue its
movement to control OBJ MERRICK.
Setelah merebut sasaran 3/OBJ MERRICK, pasukan penyerang
terus menghancurkan pasukan musuh yang berada di puncak bukit terdekat. Kita
akan menyaksikan elemen gabungan TNI,US ARMY ,JEPANG dan GURKA UK menggunakan
senapan untuk menyerang musuh yang ada dalam kedudukan.
After capturing objective OBJ MERRICK, the assault force
continues to destroy enemy troops on the nearby hilltop.
Dengan direbutnya 3/OBJ MERRICK, maka berakhirlah perebutan
sasaran objektif terakhir kami, WILAYAH SASARAN IGEN. Dari pos komando
taktisnya, Komandan Satgas Garuda baru saja menerima laporan tentang serangan
balik musuh yang menghantam pasukannya dari arah selatan.
With OBJ MERRICK SEIZED, TF TIGER has reached its limit of
advance and sets up hasty battle positions. Friendly ISR has detected an enemy
counter attack advancing to re-take HLZ KIWI. The squad leaders on the ground
are currently designating target reference points to their squads and
positioning their key weapon systems to cover suspected enemies of approach.
Squad leaders are also reconsolidating ammunition to ensure that each team is
prepared to engage the counterattack.
Line 8515 -8525
Peleton GUNDOG melakukan perlawanan terhadap serangan
balasan musuh. Dengan menggunakan senjata mesin berat dan AT – 4.
Kompi JEPANG melakukan perlawanan dengan menembakkan
senjata antitank terhadap GERAK MAJU musuh yg gunakan panser dan tank
musuh
Sedangkan peleton TNI, yg memperkuat kompi AUSTRALIA
memberikan perlawanan antitank dengan menembakkan senjata AntiTank
Instalanza
The battle positions are reinforced by the Gundog Platoon
gun trucks The Company Commander positions the gun trucks to minimize their
exposure outside of defilade cover, while maximizing the effects of the weapon
systems. Each vehicle commander is assigned a sector of fire that overlaps with
the dismounted platoons to ensure 100% coverage of the engagement area. Platoon
leaders designate phase lines based on distance that serve as the trigger for
each weapon system to engage.
The JAPANESE company employs anti-tank weapons to target the
lead vehicles of the enemy’s formation to block remaining vehicles.
Concurrently, the TNI platoon, as part of TF India, provides
anti-tank resistance by firing the Instalanza 84mm Anti-Tank weapon.
LINE 8530
Serangan perlawanan dari musuh dapat dihancurkan
THE ENEMY COUNTER ATTACK HAS BEEN ELIMINATED
LINE 8540 (CSAR & MEDEVAC)
Sementara itu, untuk mengevakuasi pasukan kawan di daerah
pertempuran, maka Panglima komando tugas udara gabungan memberangkatkan 4
Helikopter Combat SAR dengan callsign SURF 36. COMBAT FLIGHT dan PANTHER FLIGHT
Yang terdiri dari 1 helikopter UH-60 Blackhawk dari US Army 209 Aviation
Support Battalion sebagai Pararescue Jumpers, 2 helikopter Caracal dari Skadron
Udara 8 yang bertindak sebagai Air cover dan Pararescue Jumpers, serta 1
Helikopter AS565MBE dari Skadron 400 Puspenerbal sebagai helikopter Medevac
yang bertugas untuk melaksanakan Penyelamatan, pertolongan dan evakuasi
survivor yang terluka akibat pertempuran.
Meanwhile, to evacuate friendly troops in the combat area,
the Commander of the Joint Air Task Force deployed four Combat Search and
Rescue (Combat SAR) helicopters with callsigns SURF 36, COMBAT FLIGHT, and
PANTHER FLIGHT. This includes one UH-60 Blackhawk helicopter from the US Army
209 Aviation Support Battalion serving as Pararescue Jumpers, two Caracal
helicopters from Squadron 8 acting as air cover and Pararescue Jumpers, and one
AS565MBE helicopter from Squadron 400 Puspenerbal assigned as Medevac, tasked
with rescuing, assisting, and evacuating survivors injured in combat.
Hadirin sekalian, dapat kita layangkan sejenak pandangan ke
arah kanan podium. akan melintas COMBAT 1 dari TNI AU Skadron Udara 8 yang
diawaki oleh Komandan Skadron Udara 8 Letkol Pnb Adam “Fledermaus” yang sesaat
lagi akan melaksanakan rocketing profile simulation.
Ladies and gentlemen, let us direct our attention to the
right of the podium, where COMBAT 1 from the Indonesian Air Force's Squadron 8,
piloted by Squadron Commander Lieutenant Colonel Adam “Fledermaus,” will soon
conduct a rocketing profile simulation.
Tahapan operasi SAR tempur yang pertama akan disimulasikan
adalah menurunkan pasukan dari helikopter pararescue jumpers menggunakan teknik
airlanded dan rappelling, serta evakuasi survivor dengan helikopter Medevac
menggunakan teknik airlanded. Sebelum melaksanakan penyelamatan terhadap
survivor, Helikopter BLACKHAWK Callsign SURF 36 dari US Army 209 Aviation
Support Battalion yang diawaki oleh Komandan Unit CAPTAIN ROTH untuk drop
Pararescue Jumpers dengan menggunakan cara Airlanded.
The first stage of the Combat SAR operation to be simulated
is the deployment of Pararescue Jumpers from helicopters using airlanded and
rappelling techniques, as well as the evacuation of survivors using Medevac
helicopters with airlanded technique.
Akan menurunkan beberapa prajurit PASGAT TNI AU dari
DENMATRA 2 KOPASGAT dan US ARMY yang bersiap siaga menjaga keamanan wilayah
landing zone selama proses evakuasi survivor dengan menggunakan teknik Air
Landed.
Before proceeding with the rescue of survivors, the
BLACKHAWK helicopter with callsign SURF 36 from the US Army 209 Aviation
Support Battalion, commanded by Unit Commander Captain Roth, will drop
Pararescue Jumpers using the airlanded method. This will involve dropping
several PASGAT TNI AU soldiers from DENMATRA 2 KOPASGAT and US ARMY, who will
be on standby to secure the landing zone during the survivor evacuation process
using the Air Landed technique.
Dapat kita saksikan bersama helikopter BLACKHAWK bersiap
melaksanakan APPROACH pada target untuk melaksanakan AIR LANDED!!!
Let us watch together as the BLACKHAWK helicopter prepares
to approach the target for AIR LANDED!
Dan satu persatu Pararescue Jumpers turun dari Helikopter
untuk mengamankan lokasi target!!! 1 TURUN...2 TURUN...3 TURUN!!
And one by one, the Pararescue Jumpers descend from the
helicopter to secure the target location! 1 DOWN... 2 DOWN... 3 DOWN!!
Setelah semua Pararescue Jumpers berhasil diturunkan ke
daerah evakuasi, dengan sigap dan cepat mereka membentuk formasi pertahanan
agar dapat segera mengantisipasi adanya gangguan / ancaman dari arah datangnya
musuh.
After all Pararescue Jumpers have successfully been deployed
to the evacuation area, they quickly and efficiently form a defensive perimeter
to promptly address any disturbances or threats from enemy forces.
Hadirin yang berbahagia, dapat kita saksikan bersama,
Helikopter COMBAT FLIGHT 2 CARACAL akan melintas di atas landing zone yang
selanjutnya COMBAT 1 akan melaksanakan STRAFFING SIMULATION DAN AIR COVER
diikuti oleh COMBAT 2 yang diawaki oleh Mayor Pnb Randi “Katana” akan
melaksanakan Rappeling untuk menurunkan 8 orang Pararescue Jumpers ke daerah
evakuasi. Teknik Rappeling dalam operasi Combat Search and Rescue (CSAR)
melibatkan penurunan dari helikopter menggunakan tali untuk mencapai lokasi
penyelamatan atau evakuasi di area yang tidak dapat dijangkau langsung oleh
helikopter. Teknik ini sangat berguna di medan yang terjal, berbatu, atau di
lokasi yang memiliki ruang pendaratan yang terbatas. Dropping dilaksanakan
dalam jangka waktu yang relatif singkat, secara aman dan lancar. Teknik
Rapelling ini merupakan kemampuan yang wajib dimiliki oleh Pasukan Gerak Cepat
TNI Angkatan Udara.
Distinguished guests, we can observe together that the
COMBAT FLIGHT 2 CARACAL helicopter will pass over the landing zone, followed by
COMBAT 1 performing STRAFFING SIMULATION AND AIR COVER, and COMBAT 2, piloted
by Major Randi “Katana,” will execute rappelling to deploy 8 Pararescue Jumpers
to the evacuation area. The rappelling technique in Combat Search and Rescue
(CSAR) involves lowering personnel from a helicopter using ropes to reach a
rescue or evacuation site in areas inaccessible by direct helicopter landing.
This technique is particularly useful in rugged, rocky terrains, or locations
with limited landing space. The dropping is executed within a relatively short
timeframe, safely and smoothly. This rappelling capability is essential for
PASUKAN GERAK TJEPAT FROM INDONESIAN AIR FORCE
Tali rappeling telah di keluarkan, satu persatu Pararescue
Jumpers berhasil di turunkan...1 TURUN...2 TURUN...3 TURUN!! Pararescue jumpers
mendarat dengan SEMPURNA.
The rappel ropes have been deployed, and one by one, the
Pararescue Jumpers have been successfully lowered... 1 DOWN... 2 DOWN... 3
DOWN!! The Pararescue Jumpers land PERFECTLY.
Dengan segera Pararescue Jumpers melaksanakan pertolongan
terhadap Survivor yang terluka.
Immediately, the Pararescue Jumpers perform first aid on the
injured survivors.
Setelah melaksanakan pertolongan pertama terhadap survivor,
pararescue jumpers melaporkan kondisi survivor kepada Crew helikopter MEDEVAC
untuk segera mengevakuasi survivor ke tempat yang lebih aman untuk mendapatkan
penanganan medis lebih lanjut.
After administering first aid to the survivors, the
Pararescue Jumpers report the survivors' condition to the MEDEVAC helicopter
crew for immediate evacuation to a safer location for further medical
treatment.
Untuk itu akan dilaksanakan teknik airlanded didalam
pelaksanaan penyelamatan survivor di daerah operasi.
For this purpose, airlanded technique will be used for
survivor rescue operations in the area.
Hadirin sekalian, telah datang HELIKOPTER PANTHER
PUSPENERBAL yang diawaki oleh Lettu Laut (P) Andromeda ke titik target untuk
mengevakuasi survivor dengan menggunakan cara Airlanded.
Ladies and gentlemen, the PANTHER PUSPENERBAL helicopter,
piloted by Lieutenant (Navy) Andromeda, has arrived at the target point to
evacuate survivors using the airlanded method.
Dengan sigap, awak pesawat memberi tanda dan petunjuk dari
pesawat untuk mendekat ke pesawat dengan aman kepada pasukan yang membawa
survivor.
With efficiency, the flight crew provides signals and
guidance from the aircraft to the ground troops with survivors to safely
approach the aircraft.
Secara perlahan namun pasti, survivor berhasil DIEVAKUASI ke
dalam helikopter dengan mensimulasikan helikopter membawa survivor ke kapal.
Gradually but surely, the survivors are successfully
EVACUATED into the helicopter, simulating transport to a ship.
Helikopter berkemampuan medis ini dilengkapi dengan
perlengkapan pertolongan pertama yang sewaktu-waktu dapat digunakan selama
proses pemindahan survivor dari mandala operasi menuju lokasi yang memilki
fasilitas medis yang lebih memadai.
This medically capable helicopter is equipped with first aid
supplies that can be used during the transfer of survivors from the operational
area to a location with more adequate medical facilities.
Kecepatan waktu sangat menentukan persentasi keberhasilan
dalam menyelamatkan survivor. Oleh karena itu, pemindahan survivor dengan
menggunakan helikopter merupakan pilihan yang sangat
tepat.
Timely transfer is crucial for the success rate of rescuing
survivors. Therefore, using helicopters for survivor transport is a highly
effective option.
Mission succes return to Homebase!
Setelah kondisi helikopter siap, selanjutnya helikopter
melaksanakan take off kembali guna membawa survivor ke kapal yang lebih aman
untuk mendapatkan pertolongan segera.
Once the helicopter is prepared, it will take off again to
transport the survivors to a safer vessel for immediate medical assistance.
AND TAKE OFF ... TAKE OFF GO!!!
Dan telah datang dari kanan podium, nampak Helikopter
Pararescue Jumpers akan melaksanakan teknik airlanded untuk menjemput pasukan
pengaman yang berada di daerah evakuasi.
And arriving from the right of the podium, we can see the
Pararescue Jumpers helicopter preparing to execute airlanded technique to pick
up the security forces stationed in the evacuation area.
Satu persatu pasukan tim pengaman telah masuk kedalam
Helikopter dan bersiap untuk melaksanakan TAKE OFF.
One by one, the security team members have boarded the
helicopter and are ready for TAKE OFF.
Seluruh pasukan telah masuk kedalam pesawat….
All personnel have boarded the aircraft, and…..
TAKE OFF, TAKE OFF GO!!!
Memberkan penjelasan kepada tamu VIP |
LINE 8535
ENDEX: HADIRIN SEKALIAN, SEPERTI YANG KITA LIHAT SAAT
INI, DENGAN KONSENTRASI TEMBAKAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG YANG BESAR DENGAN
KEMAMPUAN DAYA GEMPUR YANG DAHSYAT YANG DIGUNAKAN OLEH GUGUS TUGAS GABUNGAN, ,
DAN MULTI-NASIONAL KITA, ANCAMAN HIBRIDA TIDAK MEMILIKI PELUANG DAN TELAH
DIKALAHKAN DENGAN MAKSIMAL. SELAMAT KEPADA PASUKAN DI LAPANGAN DAN PARA
KOMANDAN YANG MELAKSANAKAN OPERASI GABUNGAN NEGARA-NEGARAS SAHABAT. SETELAH
MUSUH DINYATAKAN HANCUR MAKA PELAKSANAAN OPS GARUDA DINAYATAKAN SELESAI .
ENDEX: Ladies and gentlemen, as you can see,
with the heavy concentration of direct and indirect fires employed by our
joint, combined, and multi-national task force, the hybrid threat didn’t stand
a chance and has been soundly defeated. Congratulations to the troops on the
ground and the commanders who executed this display of our combined nations’
strength!
Hadirin yang kami banggakan, demikian lah akhir dari
pelaksanaan CALFEX. TERIMA KASIH TELAH BERGABUNG DALAM ACARA HARI INI.
This concludes the CALFEX. Thank you for joining today’s
events.
TOGETHER WE CAN, TOGETHER WE ARE STRONG
--SALAM!!! SUPER GARUDA SHIELD 2024!!!--
====================FROGMAN’S ADDITIONAL
NARATION===================
SPESIFIKASI F-16 FIGHTING FALCON
F-16 C/D Fighting Falcon adalah pesawat tempur multirole
yang merupakan bagian penting dari armada TNI Angkatan Udara. Pesawat ini
dikenal dengan kemampuannya yang serbaguna dan performanya yang mengesankan
dalam berbagai misi tempur.
The F-16 C/D Fighting Falcon is a versatile multirole
fighter aircraft that plays a crucial role in the Indonesian Air Force's fleet.
Renowned for its versatility and impressive performance, the F-16 C/D is
designed to handle a wide range of combat missions.
Pesawat F-16 C adalah varian single-seat, dirancang untuk
pilot tunggal, sementara F-16 D merupakan varian dual-seat yang memungkinkan
adanya pilot dan seorang kopilot atau penembak. Dalam hal dimensi, F-16 C/D
memiliki panjang sekitar 15,06 meter, lebar sayap 9,96 meter, dan tinggi 4,88
meter, menjadikannya sebagai pesawat tempur yang relatif kompak namun sangat
tangguh.
The F-16 C variant is a single-seat aircraft designed for a
single pilot, while the F-16 D variant is a dual-seat version, accommodating
both a pilot and a weapons systems officer or a second crew member. In terms of
dimensions, the F-16 C/D measures approximately 15.06 meters in length, with a
wingspan of 9.96 meters and a height of 4.88 meters, making it a relatively
compact yet highly capable fighter.
Dalam hal berat, F-16 C/D memiliki berat kosong sekitar
8.573 kg dan dapat mencapai berat maksimum lepas landas (MTOW) hingga 19.187
kg. Pesawat ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum Mach 2, yang setara
dengan sekitar 2.124 km/jam pada ketinggian tertentu, sementara kecepatan
jelajahnya sekitar 1.050 km/jam. Untuk jangkauan operasional, F-16 C/D memiliki
jangkauan tempur dengan bahan bakar internal sekitar 550 km, dan dengan tangki
bahan bakar eksternal, jangkauan tempurnya dapat mencapai hingga 2.200 km.
The F-16 C/D has an empty weight of around 8,573 kg and can
achieve a maximum takeoff weight (MTOW) of up to 19,187 kg. The aircraft can
reach speeds of up to Mach 2, which is approximately 2,124 km/h at certain
altitudes, with a cruising speed of about 1,050 km/h. For operational range,
the F-16 C/D can fly up to 550 km on internal fuel alone, and with external
fuel tanks, its combat range extends up to approximately 2,200 km.
F-16 C/D juga dilengkapi dengan kemampuan untuk mencapai
langit-langit operasional sekitar 15.240 meter atau 50.000 kaki, memungkinkan
pesawat ini beroperasi pada ketinggian yang sangat tinggi. Dalam hal
persenjataan, pesawat ini dilengkapi dengan kanon M61A1 Vulcan 20mm, serta
berbagai opsi rudal udara-ke-udara seperti AIM-120 AMRAAM dan AIM-9 Sidewinder.
Untuk serangan udara-ke-darat, F-16 C/D dapat membawa rudal AGM-65 Maverick
serta berbagai jenis bom pintar dan konvensional.
The F-16 C/D is also capable of reaching an operational
ceiling of 15,240 meters or 50,000 feet, allowing it to operate effectively at
high altitudes. Its armament includes a M61A1 Vulcan 20mm cannon and a variety
of air-to-air missiles such as the AIM-120 AMRAAM and AIM-9 Sidewinder. For
air-to-ground engagements, the F-16 C/D can be equipped with AGM-65 Maverick
missiles and various types of precision-guided and conventional bombs.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan sistem avionik canggih,
termasuk radar AN/APG-68 (V) 5/7 dan sistem penargetan seperti LANTIRN (Low
Altitude Navigation and Targeting Infrared for Night), yang meningkatkan
kemampuannya dalam melakukan serangan presisi di berbagai kondisi.
Additionally, the F-16 C/D features advanced avionics,
including the AN/APG-68 (V) 5/7 radar and targeting systems such as LANTIRN
(Low Altitude Navigation and Targeting Infrared for Night), enhancing its
precision strike capabilities in diverse conditions.
Dengan berbagai fitur dan kapabilitas ini, F-16 C/D Fighting
Falcon memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga keamanan dan
kedaulatan udara Indonesia, memberikan fleksibilitas dan kekuatan dalam
melaksanakan berbagai misi tempur.
With its advanced features and capabilities, the F-16 C/D
Fighting Falcon is a vital asset for the Indonesian Air Force, providing both
flexibility and firepower for a wide range of combat missions, and playing a
key role in safeguarding the nation's airspace and security.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
JTAC
Joint Terminal Attack Controller (JTAC) adalah seorang
spesialis militer yang memiliki peran vital dalam koordinasi dan pelaksanaan
serangan udara untuk mendukung operasi di lapangan. JTAC berfungsi sebagai
penghubung antara pasukan di darat dan pesawat tempur, memastikan bahwa
serangan udara dilakukan secara tepat sasaran dan efektif, dengan meminimalkan
risiko terhadap pasukan sendiri serta target non-kombatan.
A Joint Terminal Attack Controller (JTAC) is a specialized
military role critical to coordinating and executing close air support (CAS)
missions. JTACs serve as the vital link between ground forces and aircraft,
ensuring that airstrikes are precise, effective, and executed with minimal risk
to friendly forces and non-combatants.
Dalam perannya, seorang JTAC bertugas mengidentifikasi dan
mengoordinasikan target yang akan diserang dengan pesawat tempur atau
helikopter. Mereka menggunakan berbagai perangkat komunikasi dan sistem
navigasi canggih untuk memberikan instruksi yang jelas dan akurat kepada pilot
pesawat. JTAC juga bertanggung jawab untuk menilai situasi di lapangan secara
real-time, memastikan bahwa serangan udara dilaksanakan sesuai dengan rencana
dan mengatasi perubahan situasi yang mungkin terjadi.
In their role, JTACs are responsible for identifying and
coordinating targets for attack by fighter jets or helicopters. They use
advanced communication and navigation systems to provide clear and accurate
instructions to pilots. JTACs continuously assess the situation on the ground
in real-time, ensuring that airstrikes are carried out according to the plan
and adapting to any changes in the operational environment.
Untuk menjalankan tugas ini, JTAC harus memiliki pelatihan
khusus yang mencakup teknik-teknik pengendalian serangan udara, pemahaman
mendalam tentang berbagai jenis amunisi dan platform udara, serta kemampuan
untuk berkomunikasi secara efektif di lingkungan yang sering kali penuh dengan
tekanan dan kebisingan. Pelatihan ini juga melibatkan simulasi situasi tempur
yang realistis untuk memastikan bahwa JTAC dapat mengatasi berbagai skenario
yang mungkin mereka hadapi di lapangan.
To fulfill this role, JTACs undergo specialized training
that covers techniques for controlling airstrikes, a thorough understanding of
various types of munitions and aircraft platforms, and effective communication
under the pressures of a combat environment. This training includes realistic
combat simulations to prepare JTACs for the diverse scenarios they may
encounter.
Secara keseluruhan, peran JTAC sangat penting dalam operasi
militer modern, karena mereka memastikan bahwa serangan udara dilakukan dengan
tepat dan efisien, mendukung keberhasilan misi di lapangan, dan melindungi
keselamatan pasukan serta warga sipil di area operasi.
Overall, the role of the JTAC is crucial in modern military
operations, ensuring that air support is delivered precisely and efficiently,
supporting mission success, and safeguarding both troops and civilians in the
area of operations.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SPESIFIKASI EMB-314 SUPER TUCANO
Embraer EMB 314 Super Tucano adalah pesawat tempur ringan
dan pelatih yang dirancang dan diproduksi oleh pabrikan Brasil, Embraer S.A.
Pesawat ini mengandalkan mesin turboprop satu mesin Pratt & Whitney
PT6A-68C, yang menawarkan daya dorong maksimum sebesar 1.600 shaft horsepower
(SHP). Dengan mesin yang kuat ini, Super Tucano mampu memberikan performa yang
andal baik dalam pelatihan maupun dalam misi tempur.
The Embraer EMB 314 Super Tucano is a light attack and
trainer aircraft developed and manufactured by Brazilian company Embraer S.A.
This versatile aircraft is equipped with a single Pratt & Whitney PT6A-68C
turboprop engine, delivering a maximum thrust of 1,600 shaft horsepower (SHP).
The Super Tucano's robust engine ensures reliable performance for both training
and combat missions.
Dalam hal kapasitas operasional, Super Tucano memiliki berat
maksimum lepas landas (MTOW) mencapai 5.400 kg dan dapat mengangkut beban
eksternal maksimum sebesar 1.550 kg. Pesawat ini memiliki kecepatan maksimum
sekitar 320 knot dan kecepatan jelajah 240 knot, sementara kecepatan stall-nya
adalah 83 knot. Super Tucano juga dilengkapi dengan kemampuan manuver yang
mengesankan, termasuk kemampuan untuk terbang terbalik selama maksimum 60 detik
serta faktor beban hingga positif 7G dan negatif 3G.
In terms of operational capacity, the Super Tucano has a
maximum takeoff weight (MTOW) of 5,400 kg and can carry an external load of up
to 1,550 kg. It has a maximum speed of approximately 320 knots and a cruising
speed of 240 knots, with a stall speed of 83 knots. The aircraft is also noted
for its impressive maneuverability, capable of inverted flight for up to 60
seconds and a load factor of up to 7G positive and -3G negative.
Dari segi ketinggian terbang, Super Tucano memiliki
langit-langit operasional mencapai 35.000 kaki, yang memungkinkan pesawat ini
beroperasi pada ketinggian tinggi dengan efisiensi yang baik. Untuk lepas
landas, pesawat ini memerlukan jarak maksimum sekitar 850 meter, memberikan
fleksibilitas dalam berbagai kondisi landasan. Super Tucano juga dirancang
dengan kapasitas bahan bakar yang memadai, dengan tangki internal yang dapat
menampung 648 liter bahan bakar serta kapasitas tambahan dari tangki eksternal
hingga 320 liter, memungkinkan daya tahan operasional hingga 3 jam dengan
tangki internal dan hingga 6,5 jam dengan tambahan tiga tangki eksternal.
The Super Tucano has a service ceiling of 35,000 feet,
allowing it to operate effectively at high altitudes. For takeoff, the aircraft
requires a maximum distance of around 850 meters, which provides flexibility
for operations from various types of airstrips. It has a substantial fuel
capacity, with 648 liters of internal fuel and the option to carry an
additional 320 liters in external tanks, offering an endurance of up to 3 hours
with internal tanks and up to 6.5 hours with three external tanks.
Ketahanan struktural Super Tucano juga merupakan salah satu
fitur utamanya, dengan usia lelah (fatigue life) yang dirancang mencapai
sekitar 12.000 jam terbang. Ketahanan ini memastikan bahwa pesawat dapat
bertahan dalam penggunaan intensif dan berbagai kondisi operasional tanpa
mengorbankan keselamatan atau performa.
Structural durability is another key feature of the Super
Tucano, designed with a fatigue life of approximately 12,000 flight hours. This
robust construction ensures the aircraft can withstand intensive use and
various operational conditions while maintaining safety and performance.
Secara keseluruhan, Embraer EMB 314 Super Tucano adalah
pilihan yang sangat baik untuk pelatihan serta misi tempur ringan. Dengan
kombinasi dari performa yang kuat, kemampuan manuver yang mumpuni, serta
ketahanan struktural yang baik, pesawat ini menawarkan fleksibilitas dan
keandalan dalam berbagai situasi, menjadikannya sebagai solusi efektif bagi
angkatan udara yang membutuhkan pesawat pelatih dan tempur yang tangguh.
Overall, the Embraer EMB 314 Super Tucano stands out as an
excellent choice for both training and light attack missions. With its strong
performance, impressive maneuverability, and durable design, it provides a
reliable and flexible solution for air forces in need of a capable trainer and
light attack aircraft.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
COMBAT SAR
Combat Search and Rescue (Combat SAR) adalah misi
kritis yang bertujuan menyelamatkan personel militer yang terjebak, terluka,
atau berada dalam bahaya di area tempur atau daerah berisiko tinggi lainnya.
Dalam narasi ini, kita akan menjelaskan bagaimana operasi Combat SAR
dilaksanakan dengan tujuan utama untuk menyelamatkan anggota militer yang
membutuhkan bantuan mendesak.
Combat Search and Rescue (Combat SAR) is a vital
military operation designed to rescue personnel who are trapped, injured, or in
danger within a combat zone or other high-risk areas. This narrative explains
how Combat SAR missions are conducted with the primary goal of providing urgent
assistance and evacuation to military members in need.
Dalam operasi Combat SAR, keberhasilan bergantung pada
koordinasi yang baik, keterampilan khusus, dan penggunaan teknologi canggih.
Misi ini tidak hanya bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, tetapi juga
menunjukkan dedikasi dan keberanian para personel militer yang bekerja di bawah
kondisi ekstrem untuk memastikan keselamatan rekan-rekan mereka di medan
perang.
In Combat SAR operations, success relies on excellent
coordination, specialized skills, and the use of advanced technology. These
missions not only aim to save lives but also demonstrate the dedication and
bravery of military personnel working under extreme conditions to ensure the
safety of their comrades in the battlefield.
Langkah pertama dalam Combat SAR adalah mendeteksi
dan mengidentifikasi lokasi personel yang memerlukan penyelamatan. Ini sering
dilakukan melalui laporan intelijen, sinyal darurat, atau sistem deteksi
canggih. Tim penyelamat harus segera mendapatkan informasi akurat mengenai
posisi dan kondisi korban untuk memulai operasi penyelamatan dengan efisien.
The first step in Combat SAR involves detecting and
identifying the location of the personnel requiring rescue. This is often
achieved through intelligence reports, distress signals, or advanced detection
systems. Accurate information about the victim's position and condition is essential
for initiating the rescue operation efficiently.
Setelah lokasi terdeteksi, perencanaan misi dimulai.
Tim penyelamat merancang rencana operasional dengan mempertimbangkan berbagai
faktor seperti ancaman musuh, kondisi medan, dan cuaca. Perencanaan ini
mencakup penjadwalan dan koordinasi antara berbagai unit militer, termasuk
helikopter penyelamat, tim medis, dan pasukan darat.
Once the location is determined, mission planning begins.
The rescue team develops an operational plan considering various factors such
as enemy threats, terrain conditions, and weather. This planning includes
scheduling and coordinating with various military units, including rescue
helicopters, medical teams, and ground forces.
Pelaksanaan misi penyelamatan adalah fase berikutnya.
Tim penyelamat menggunakan berbagai metode untuk mencapai lokasi, termasuk
helikopter, kendaraan lapis baja, atau pergerakan darat. Di bawah kondisi
tempur yang sulit, tim penyelamat harus bekerja dengan hati-hati, memastikan
keselamatan personel yang diselamatkan serta diri mereka sendiri. Keterampilan
khusus seperti rappelling atau teknik evakuasi lainnya sering diterapkan dalam
situasi ini.
The execution of the rescue mission is the next phase.
Rescue teams employ various methods to reach the location, including
helicopters, armored vehicles, or ground movement. Under challenging combat
conditions, the rescue team must work meticulously, ensuring both the safety of
the rescued personnel and their own. Specialized skills such as rappelling or
other evacuation techniques are often used in these situations.
Evakuasi personel yang diselamatkan merupakan tahap
kritis dalam operasi Combat SAR. Setelah personel berhasil diselamatkan, mereka
dipindahkan ke lokasi yang lebih aman, seperti pangkalan militer atau fasilitas
medis, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Proses ini memerlukan kecepatan
dan ketepatan, karena setiap detik sangat berharga dalam penyelamatan nyawa.
The evacuation of rescued personnel is a critical
stage of the Combat SAR operation. Once the personnel are successfully rescued,
they are transported to a safer location, such as a military base or medical
facility, for further treatment. This process requires speed and precision, as
every second is crucial in saving lives.
Setelah operasi penyelamatan selesai, tim penyelamat
kembali ke pangkalan mereka. Seluruh operasi kemudian didokumentasikan untuk
evaluasi dan pembelajaran di masa depan. Ini membantu dalam memperbaiki
prosedur dan strategi untuk misi penyelamatan berikutnya.
After the rescue operation is complete, the rescue
team returns to their base. The entire operation is then documented for
evaluation and future learning. This helps in refining procedures and
strategies for subsequent rescue missions.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SPESIFIKASI MI-17V5
MI-17V5 adalah helikopter angkut multiguna yang dirancang
untuk berbagai misi dengan kapasitas dan performa yang mengesankan. Dengan
berat lepas landas normal sebesar 11.100 kg dan berat maksimum lepas landas
(MTOW) mencapai 13.000 kg, helikopter ini menawarkan fleksibilitas dan daya
angkut yang signifikan. Sebagai helikopter angkut, MI-17V5 dapat membawa hingga
4.000 kg beban atau mengangkut hingga 36 personel dalam satu penerbangan.
The MI-17V5 is a versatile utility helicopter renowned for
its impressive payload capacity and performance. With a normal takeoff weight
of 11,100 kg and a maximum takeoff weight (MTOW) of 13,000 kg, this helicopter
is well-suited for a range of missions. It can carry up to 4,000 kg of cargo or
accommodate up to 36 troops in a single flight.
Dalam hal kecepatan, MI-17V5 memiliki kecepatan maksimum
dalam penerbangan horizontal yang bervariasi tergantung pada berat lepas landas
dan ketinggian. Pada ketinggian antara 0 hingga 1.000 meter, dengan berat lepas
landas normal, kecepatan maksimum mencapai 250 km per jam. Sementara itu, pada
berat maksimum lepas landas, kecepatan maksimum sedikit menurun menjadi 230 km
per jam. Untuk kecepatan jelajah, pada ketinggian yang sama, helikopter ini
dapat melaju antara 220 hingga 230 km per jam saat berada pada berat lepas
landas normal, dan antara 205 hingga 215 km per jam saat pada berat maksimum
lepas landas.
In terms of speed, the MI-17V5 offers varied performance
depending on its weight and altitude. At altitudes between 0 and 1,000 meters,
the maximum horizontal flight speed is 250 km/h with a normal takeoff weight.
At maximum takeoff weight, this speed reduces slightly to 230 km/h. For
cruising speeds at the same altitude, the helicopter can travel between 220 and
230 km/h at normal takeoff weight and between 205 and 215 km/h at MTOW.
MI-17V5 juga dilengkapi dengan perangkat pelindung debu,
dengan batas efisiensi ejector pada ketinggian 3.980 meter. Dalam hal
ketinggian operasional, helikopter ini mampu mencapai langit-langit layanan
(service ceiling) hingga 6.000 meter pada berat lepas landas normal, dan
sekitar 4.800 meter pada berat maksimum lepas landas. Spesifikasi ini
menjadikan MI-17V5 sebagai helikopter yang sangat handal untuk berbagai misi
angkut dan operasi di medan yang menantang.
The MI-17V5 is equipped with dust protection devices, with
ejectors effective up to an altitude of 3,980 meters. Its service ceiling
reaches up to 6,000 meters with a normal takeoff weight and approximately 4,800
meters at maximum takeoff weight. These specifications make the MI-17V5 a
highly capable helicopter for various transport and operational roles, even in
challenging environments.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MEDEVAC OPERATION
Setelah pertempuran yang intens, TNI Angkatan Laut segera
merespons dengan permintaan evakuasi medis udara (Medevac). Dalam situasi
kritis tersebut, TNI AL mengerahkan heli Panther AS565Mbe dari kapal rumah
sakit milik mereka, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo. Heli Panther AS565Mbe, yang
dikenal dengan kemampuannya dalam evakuasi medis, siap untuk menangani situasi
darurat dengan efektif dan efisien.
Following an intense battle, the Indonesian Navy swiftly
responded to a medical evacuation (Medevac) request by deploying an AS565Mbe
Panther helicopter from their hospital ship, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo. The
AS565Mbe Panther is specially equipped for medical air evacuations, ensuring a
rapid and efficient response to critical situations.
Heli Panther AS565Mbe dilengkapi khusus untuk evakuasi medis
udara, memungkinkan untuk mengangkut hingga tiga pasien sekaligus menggunakan
tiga tandu. Selain itu, satu tenaga medis juga berada di dalam heli untuk
memberikan pertolongan pertama dan memastikan stabilitas pasien selama
perjalanan. Dengan peralatan medis yang memadai dan tim medis yang terlatih,
heli ini memainkan peran krusial dalam menyediakan perawatan awal kepada korban
sebelum mereka tiba di kapal rumah sakit.
The AS565Mbe Panther is capable of transporting up to three
patients simultaneously using stretchers, along with one medical personnel to
administer first aid during the evacuation. This setup allows for immediate
medical attention and stabilization of patients while en route to the hospital
ship. Equipped with essential medical gear and staffed by trained personnel,
the helicopter plays a crucial role in providing initial care to casualties
before their arrival at the hospital ship.
KRI dr. Wahidin Sudirohusodo, kapal rumah sakit milik TNI
AL, merupakan fasilitas medis yang dilengkapi dengan ruang operasi dan dokter
spesialis ahli bedah. Kapal ini dirancang untuk memberikan perawatan medis
lanjutan dan operasi darurat di laut, menjadikannya pusat medis mobile yang
sangat penting dalam situasi krisis. Dengan dukungan dari Heli Panther dan
fasilitas di kapal rumah sakit, TNI AL memastikan bahwa pasien menerima
penanganan yang optimal dan cepat, bahkan dalam kondisi yang paling menantang.
The Indonesian Navy’s hospital ship,is fully equipped with
operating rooms and specialized surgical doctors. Designed to offer advanced
medical care and emergency surgery at sea, the hospital ship serves as a vital
mobile medical center in crisis situations. With the support of the Panther
helicopter and the comprehensive facilities aboard the hospital ship, the
Indonesian Navy ensures that patients receive prompt and effective treatment,
even under the most challenging conditions.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SPESIFIKASI PANTHER AS 565MBe TNI AL
Helikopter Panther AS 565MBe, yang dimiliki oleh TNI
Angkatan Laut, merupakan salah satu helikopter canggih yang dirancang khusus
untuk misi anti-kapal selam. Buatan Prancis ini dilengkapi dengan berbagai
fitur teknis yang mendukung kemampuan operasionalnya di lapangan. Dengan
kecepatan maksimum mencapai 268 km/jam (145 knots) dan kecepatan jelajah
sebesar 278 km/jam (130 knots), helikopter ini mampu bergerak cepat dalam
berbagai situasi.
The AS 565MBe Panther helicopter, operated by the Indonesian
Navy, is a sophisticated aircraft designed specifically for anti-submarine
warfare missions. Manufactured in France, this helicopter boasts impressive
technical features that enhance its operational capabilities. It can reach a
maximum speed of 268 km/h (145 knots) and has a cruising speed of 278 km/h (130
knots), allowing it to maneuver swiftly in various scenarios.
Heli Panther AS 565MBe memiliki jangkauan maksimum hingga
617,6 km (325 nautical miles) dan dapat terbang selama 2,5 jam dengan satu
tangki bahan bakar. Dalam hal kapasitas, helikopter ini dapat mengangkut hingga
7 personel militer atau 5 VIP dengan nyaman. Dengan berat kosong sekitar 2.380
kg dan berat maksimum lepas landas (MTOW) 4.500 kg, helikopter ini dirancang
untuk membawa beban operasional yang signifikan.
With a maximum range of up to 617.6 km (325 nautical miles)
and an endurance of 2.5 hours on a full tank, the Panther AS 565MBe is
well-suited for extended missions. The helicopter has the capacity to carry up
to 7 military personnel or 5 VIP passengers comfortably. Its empty weight is
approximately 2,380 kg, and it has a maximum takeoff weight (MTOW) of 4,500 kg,
providing the necessary lift for substantial operational loads.
Ditenagai oleh mesin Turbomeca Arriel 2C dan dilengkapi
dengan sensor Helras DS-100 serta senjata torpedo A244SMOD3, Heli Panther AS
565MBe menawarkan kemampuan anti-kapal selam yang efektif. Dengan konsumsi
bahan bakar sekitar 400 liter per jam, helikopter ini memiliki daya tahan dan
performa yang mendukung berbagai misi maritim. Keseluruhan spesifikasi ini
menjadikan Heli Panther AS 565MBe sebagai aset yang sangat berharga bagi TNI
Angkatan Laut dalam melaksanakan operasi di laut.
Powered by the Turbomeca Arriel 2C engine, the AS 565MBe
Panther is equipped with the Helras DS-100 sensor and armed with the A244SMOD3
torpedo. It has a fuel consumption rate of around 400 liters per hour,
balancing performance with operational efficiency. These specifications make
the Panther AS 565MBe a valuable asset for the Indonesian Navy, ensuring
effective execution of maritime operations and anti-submarine missions.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SERANGAN UDARA LANGSUNG
Serangan udara langsung adalah operasi militer di mana
pesawat tempur atau helikopter melancarkan serangan secara langsung terhadap
target yang berada di darat. Tujuan dari serangan ini adalah untuk memberikan
dukungan tembakan yang akurat dan efisien dalam mendukung pasukan yang sedang
bertempur atau untuk menghancurkan sasaran yang memiliki nilai strategis tinggi
di lapangan.
Close Air Support (CAS) refers to military operations where
aircraft, such as fighter jets or helicopters, conduct direct strikes against
targets on the ground. The primary goal of CAS is to deliver precise and
effective firepower to support ground troops engaged in combat or to destroy
high-value targets in the field.
Dalam serangan udara langsung, pesawat atau helikopter
dilengkapi dengan berbagai jenis amunisi seperti bom, roket, atau rudal yang
diluncurkan secara tepat sasaran. Proses ini melibatkan koordinasi yang cermat
antara pilot, pengendali serangan udara (seperti JTAC), dan pasukan di darat.
Koordinasi ini memastikan bahwa serangan dilakukan dengan presisi tinggi,
meminimalkan risiko terhadap pasukan sendiri, serta menghindari kerusakan pada
infrastruktur dan warga sipil di sekitarnya.
In a close air support mission, aircraft are equipped with
various types of munitions, such as bombs, rockets, or missiles, which are
launched with high accuracy. This process involves meticulous coordination
between the pilot, air controllers (such as Joint Terminal Attack Controllers
or JTACs), and ground forces. This coordination ensures that strikes are
carried out with precision, minimizing risks to friendly forces and avoiding
collateral damage to infrastructure and civilians in the surrounding area.
Serangan udara langsung sering dilakukan dalam situasi
pertempuran yang intens, di mana dukungan dari udara dapat memberikan
keuntungan taktis yang signifikan. Sebelum melancarkan serangan, informasi yang
akurat mengenai posisi target, kondisi medan, dan lokasi pasukan sendiri sangat
penting. Ini memungkinkan penentuan jenis amunisi yang paling sesuai dan teknik
serangan yang efektif.
Close air support is often employed in intense combat
situations where air support can provide a significant tactical advantage.
Prior to launching an attack, accurate information about the target's position,
terrain conditions, and the location of friendly forces is crucial. This
information allows for the selection of the most appropriate munitions and
attack techniques.
Operasi ini memerlukan keterampilan dan pelatihan khusus
dari pilot dan personel pendukung lainnya. Pilot harus mampu melakukan serangan
dengan ketepatan tinggi di tengah kondisi yang seringkali dinamis dan berisiko.
Selain itu, pengendali serangan udara, seperti JTAC, memainkan peran kunci
dalam memastikan bahwa komunikasi antara darat dan udara berjalan lancar, serta
dalam memberikan instruksi yang jelas dan akurat untuk memandu serangan.
The execution of CAS requires specialized skills and
training from both pilots and supporting personnel. Pilots must be able to
conduct strikes with high precision in dynamic and often hazardous conditions.
Additionally, air controllers play a critical role in ensuring smooth
communication between ground and air, providing clear and accurate instructions
to guide the attack.
Dengan kemampuan untuk memberikan dukungan tembakan yang
langsung dan efektif, serangan udara langsung merupakan elemen penting dalam
operasi militer modern, yang berkontribusi pada keberhasilan misi tempur dan
perlindungan pasukan di lapangan.
With its ability to deliver direct and effective fire
support, close air support is a vital component of modern military operations,
contributing to mission success and the protection of ground forces in the
field.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BOM MK 82 DAN BOM MK 81
Bom MK 82 adalah bom berdaya ledak sedang yang
memiliki berat sekitar 500 pound atau 227 kilogram. Bom ini dirancang untuk
memberikan dampak yang signifikan pada target di darat, seperti kendaraan,
bangunan, atau fasilitas musuh. Dengan desain aerodinamisnya, MK 82 mampu
menjangkau target dengan akurat. Bom ini dapat dilengkapi dengan berbagai jenis
fuzing, seperti fuzing waktu atau kontak, yang memungkinkan penyesuaian sesuai
dengan jenis target dan kondisi operasi. Bom MK 82 sering digunakan dalam misi
serangan presisi atau untuk mendukung pasukan di darat.
The MK 82 is a medium-sized bomb weighing
approximately 500 pounds or 227 kilograms. It is designed to deliver a
significant impact on ground targets, such as vehicles, buildings, or enemy
facilities. With its aerodynamic design, the MK 82 can accurately reach its
target. The bomb can be equipped with various types of fuzing, such as time or
impact fuzes, allowing it to be tailored to the type of target and operational
conditions. The MK 82 is commonly used in precision strike missions or to
support ground troops.
Di sisi lain, Bom MK 81 adalah versi yang lebih kecil
dari MK 82, dengan berat sekitar 250 pound atau 113 kilogram. MK 81 dirancang
untuk menghasilkan ledakan yang lebih kecil tetapi tetap efektif dalam
menghancurkan target. Bom ini sangat berguna dalam situasi di mana diperlukan
pengendalian kerusakan collateral, atau ketika target yang harus dihancurkan
berukuran lebih kecil. Seperti MK 82, MK 81 juga dapat dilengkapi dengan
berbagai jenis fuzing, yang memungkinkan penyesuaian ledakan sesuai dengan
kebutuhan misi.
On the other hand, the MK 81 is a smaller version of
the MK 82, weighing about 250 pounds or 113 kilograms. The MK 81 is designed to
produce a smaller explosion but remains effective in destroying targets. This
bomb is especially useful in situations where minimizing collateral damage is
important or when targeting smaller objectives. Like the MK 82, the MK 81 can
also be equipped with various types of fuzing to adapt to mission requirements.
Kedua bom ini, MK 82 dan MK 81, merupakan bagian penting
dari persenjataan pesawat tempur TNI AU seperti F-16 Fighting Falcon. Dengan
bom-bom ini, pesawat tempur dapat melakukan serangan yang tepat sasaran dan
efektif, bahkan dalam kondisi medan tempur yang kompleks. Penggunaan bom MK 82
dan MK 81 membantu TNI AU untuk menghadapi berbagai ancaman dengan strategi
serangan yang terukur, sambil meminimalkan risiko terhadap sasaran non-kombatan
dan infrastruktur di area operasi.
Both the MK 82 and MK 81 bombs are integral parts of the
armament for Indonesian Air Force aircraft, such as the F-16 Fighting Falcon.
These bombs enable fighter aircraft to conduct precise and effective strikes,
even in complex combat environments. The use of MK 82 and MK 81 bombs helps the
Indonesian Air Force address various threats with a measured strike strategy
while minimizing the risk to non-combatants and critical infrastructure in the
area of operations.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UH-60 BLACKHAWK
UH-60 Black Hawk adalah helikopter angkut serbaguna yang
terkenal karena kemampuannya yang handal dan serbaguna. Digunakan secara luas
oleh Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, helikopter ini dirancang untuk
memenuhi berbagai kebutuhan operasional, mulai dari transportasi personel
hingga dukungan tempur.
The UH-60 Black Hawk is a versatile and reliable utility
helicopter extensively used by the U.S. Army. Designed to handle a wide range
of operational needs, it excels in missions ranging from personnel transport to
combat support.
Dimensi dan Kapasitas: Dengan panjang sekitar 19,76
meter termasuk rotor utama, dan lebar rotor mencapai 16,36 meter, UH-60 Black
Hawk memiliki ukuran yang cukup besar untuk mengakomodasi berbagai misi.
Helikopter ini berdiri dengan tinggi sekitar 5,13 meter. Dalam konfigurasi
angkut, UH-60 dapat membawa hingga 11 personel atau 2.600 kilogram beban kargo,
tergantung pada jenis misi yang dijalankan.
Dimensions and Capacity: The UH-60 Black Hawk
measures approximately 19.76 meters in length, including its main rotor, and
has a rotor diameter of about 16.36 meters. It stands roughly 5.13 meters tall.
In its transport configuration, the Black Hawk can carry up to 11 personnel or
up to 2,600 kilograms of cargo, depending on the mission requirements.
Performa dan Kecepatan: UH-60 Black Hawk memiliki
kecepatan maksimum sekitar 280 km/jam atau 150 knot, dan kecepatan jelajahnya
sekitar 220 km/jam atau 120 knot. Ini memungkinkan helikopter ini bergerak
cepat menuju lokasi misi dan memberikan dukungan yang diperlukan dengan efisien.
Dengan jarak tempuh maksimum sekitar 590 km atau 320 nm, UH-60 dapat melakukan
penerbangan jarak jauh tanpa perlu sering mengisi bahan bakar.
Performance and Speed: The Black Hawk can reach a
maximum speed of around 280 km/h or 150 knots, with a cruising speed of
approximately 220 km/h or 120 knots. This enables the helicopter to rapidly
move to mission locations and provide efficient support. It has a maximum range
of about 590 km or 320 nautical miles, allowing for extended flights with a
single refueling.
Ketinggian Terbang dan Daya Angkut: Helikopter ini
mampu mencapai ketinggian terbang maksimum sekitar 4.570 meter atau 15.000
kaki, memberikan fleksibilitas operasional di berbagai jenis medan. UH-60 Black
Hawk dilengkapi dengan berbagai sistem perlindungan yang memungkinkan
helikopter ini bertahan di tengah ancaman seperti serangan rudal atau tembakan
kecil.
Altitude and Lift Capacity: The UH-60 Black Hawk has
a maximum operating altitude of approximately 4,570 meters or 15,000 feet,
providing operational flexibility in various terrains. The helicopter is
equipped with protection systems to help it endure threats such as missile
attacks or small-arms fire.
Perlengkapan dan Fitur: UH-60 Black Hawk
dipersenjatai dengan mesin turboshaft General Electric T700-GE-701D, yang
memberikan daya dorong yang kuat untuk memastikan performa optimal. Helikopter
ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi modern dan perangkat komunikasi
canggih, yang mendukung berbagai misi seperti pencarian dan penyelamatan,
evakuasi medis, dan dukungan tempur.
Equipment and Features: Powered by the General
Electric T700-GE-701D turboshaft engine, the UH-60 Black Hawk delivers strong
performance to ensure optimal operational capabilities. It is also equipped
with advanced navigation systems and sophisticated communication devices, supporting
a range of missions including search and rescue, medical evacuation, and combat
support.
Dengan fitur dan spesifikasi ini, UH-60 Black Hawk menjadi
helikopter yang sangat penting bagi Angkatan Bersenjata Amerika Serikat,
menawarkan kemampuan yang handal dan fleksibel untuk berbagai operasi militer
dan kemanusiaan.
With these specifications and features, the UH-60 Black Hawk
remains a crucial asset for the U.S. Army, offering reliable and versatile
capabilities for various military and humanitarian operations.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Spesifikasi Pesawat CH-47 Chinook
Pesawat CH-47 Chinook adalah helikopter angkut berat yang
sangat diandalkan oleh Angkatan Bersenjata Amerika Serikat untuk berbagai misi
penting. Dirancang untuk mengatasi beban berat dan operasi dalam kondisi yang
menantang, Chinook adalah salah satu helikopter angkut paling efektif yang ada
saat ini.
The CH-47 Chinook is a heavy-lift helicopter extensively
utilized by the U.S. Army for a range of critical missions. Engineered to
handle substantial loads and operate in challenging conditions, the Chinook
stands out as one of the most effective heavy-lift helicopters available today.
Dimensi dan Kapasitas: CH-47 Chinook memiliki panjang
sekitar 30,2 meter dengan rotor utama, dan lebar rotor mencapai 18,3 meter.
Dengan tinggi sekitar 5,7 meter, helikopter ini dirancang untuk menangani beban
besar dan mengangkut hingga 55 personel atau 10.886 kilogram beban kargo dalam
konfigurasi angkut. Ini menjadikannya sangat ideal untuk tugas-tugas seperti
pengangkutan logistik dan evakuasi massal.
Dimensions and Capacity: The CH-47 Chinook has a
length of approximately 30.2 meters, including its main rotor, with a rotor
diameter of about 18.3 meters. It stands around 5.7 meters tall. This
helicopter is designed to accommodate heavy loads, capable of transporting up
to 55 personnel or up to 10,886 kilograms of cargo in its cargo configuration.
This makes it ideal for tasks such as logistical transport and mass
evacuations.
Performa dan Kecepatan: Helikopter ini mampu mencapai
kecepatan maksimum sekitar 315 km/jam atau 170 knot, sementara kecepatan
jelajahnya adalah sekitar 280 km/jam atau 150 knot. Dengan jangkauan maksimum
sekitar 1.370 km atau 740 nm, CH-47 Chinook dapat melakukan penerbangan jarak
jauh tanpa sering mengisi bahan bakar, memberikan fleksibilitas tinggi dalam
operasi.
Performance and Speed: The Chinook can achieve a
maximum speed of about 315 km/h or 170 knots, with a cruising speed of
approximately 280 km/h or 150 knots. With a maximum range of approximately
1,370 km or 740 nautical miles, the CH-47 Chinook is capable of long-distance
flights without frequent refueling, providing high operational flexibility.
Ketinggian Terbang dan Daya Angkut: CH-47 Chinook
memiliki ketinggian terbang maksimum sekitar 6.100 meter atau 20.000 kaki.
Dengan kemampuan ini, helikopter ini dapat beroperasi di berbagai ketinggian
dan kondisi medan yang berbeda. Selain itu, Chinook dilengkapi dengan sistem
perlindungan yang memungkinkan operasinya dalam situasi yang penuh ancaman.
Altitude and Lift Capability: The CH-47 Chinook can
reach a maximum operational altitude of around 6,100 meters or 20,000 feet.
This altitude capability allows it to operate in various terrains and
conditions. Additionally, the Chinook is equipped with protection systems to
enable its operation in high-threat environments.
Perlengkapan dan Fitur: Pesawat ini dilengkapi dengan
dua mesin turboshaft yang kuat, yaitu General Electric T55-GA-714A, yang
memberikan daya dorong yang cukup untuk menangani beban berat dan operasi yang
menuntut. CH-47 Chinook juga memiliki ruang kargo yang luas dengan pintu
belakang ramp yang memudahkan proses pemuatan dan pembongkaran. Selain itu,
helikopter ini dilengkapi dengan sistem navigasi dan komunikasi canggih yang
mendukung berbagai misi operasional.
Equipment and Features: The helicopter is powered by
two robust turboshaft engines, the General Electric T55-GA-714A, which provide
the thrust needed to handle heavy loads and demanding operations. The CH-47
Chinook also features a spacious cargo area with a rear ramp door, facilitating
easy loading and unloading of cargo. Furthermore, the helicopter is equipped
with advanced navigation and communication systems, supporting a wide range of
operational missions.
Dengan semua fitur dan spesifikasi tersebut, CH-47 Chinook
merupakan helikopter angkut yang sangat efisien dan andal, memainkan peran
penting dalam operasi militer dan logistik Angkatan Bersenjata Amerika Serikat.
Kemampuannya untuk membawa beban berat dan operasional yang fleksibel
menjadikannya aset berharga dalam berbagai situasi di lapangan.
With these features and specifications, the CH-47 Chinook is
a highly efficient and reliable heavy-lift helicopter, playing a crucial role
in the U.S. Army's military and logistical operations. Its capability to carry
substantial loads and operate flexibly makes it a valuable asset in various
field scenarios.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SENJATA ANTI TANK JAVELIN
Senjata ANTI TANK JAVELIN adalah salah satu sistem
rudal anti-tank yang paling canggih dan efektif yang digunakan oleh berbagai
angkatan bersenjata di seluruh dunia, termasuk oleh Angkatan Bersenjata
Indonesia. Sistem ini dirancang untuk menghancurkan target kendaraan lapis baja
dan instalasi dengan presisi tinggi, bahkan dalam kondisi pertempuran yang
paling menantang.
The Javelin Anti-Tank Guided Missile (ATGM) is one of the
most advanced and effective anti-tank missile systems used by armed forces
worldwide, including the Indonesian Armed Forces. This system is designed to
destroy armored vehicles and installations with high precision, even in the
most challenging combat conditions.
Desain dan Teknologi: Javelin adalah rudal anti-tank
yang diluncurkan dari tangan, yang berarti dapat digunakan oleh seorang
prajurit di lapangan dengan mobilitas tinggi. Rudal ini menggunakan sistem
panduan infra merah yang memungkinkan peluncur untuk mengunci target secara
otomatis sebelum peluncuran. Teknologi ini juga dilengkapi dengan kemampuan
"fire-and-forget", yang memungkinkan operator untuk meluncurkan rudal
dan segera mencari perlindungan atau melanjutkan misi tanpa perlu mengikuti
jalur rudal setelah peluncuran.
Design and Technology: The Javelin is a man-portable,
shoulder-fired missile, which means it can be operated by a soldier on the move
with high mobility. The missile features an infrared guidance system that
allows the launcher to automatically lock onto the target before launch.
Additionally, the Javelin is equipped with "fire-and-forget"
technology, enabling the operator to launch the missile and then immediately
seek cover or continue with their mission without tracking the missile's flight
path after launch.
Fitur Utama: ATGM Javelin memiliki jangkauan efektif
antara 2.500 hingga 4.000 meter, tergantung pada versi dan kondisi operasi.
Rudal ini dirancang dengan hulu ledak tandem yang dapat menembus lapisan
pelindung reaktif dan armor berlapis ganda, menjadikannya sangat efektif
terhadap kendaraan tempur modern. Sistem ini juga dilengkapi dengan mode
serangan yang bisa menargetkan bagian atas kendaraan (top-attack), yang
merupakan area paling lemah pada banyak jenis kendaraan lapis baja.
Key Features: The Javelin ATGM has an effective range
of between 2,500 to 4,000 meters, depending on the variant and operational
conditions. It is designed with a tandem warhead capable of penetrating
reactive armor and multi-layered armor, making it highly effective against
modern combat vehicles. The system also includes a top-attack mode, targeting
the most vulnerable area on many armored vehicles, which is the upper part.
Kelebihan Operasional: Salah satu keunggulan utama
dari ATGM Javelin adalah kemampuannya untuk memberikan daya hancur yang
signifikan sambil tetap relatif mudah dioperasikan oleh personel infanteri.
Dengan desain yang kompak dan berat yang tidak terlalu memberatkan, Javelin memungkinkan
prajurit untuk membawa dan mengoperasikannya dalam berbagai situasi medan
tempur. Selain itu, sistem ini memiliki akurasi tinggi dan jarak jangkauan yang
memadai untuk menghadapi berbagai ancaman kendaraan lapis baja.
Operational Advantages: One of the primary advantages
of the Javelin ATGM is its ability to deliver significant destructive power
while remaining relatively easy for infantry personnel to operate. With its
compact design and manageable weight, the Javelin allows soldiers to carry and
use it in a variety of combat scenarios. Moreover, its high accuracy and
sufficient range make it well-suited for engaging armored threats.
Penggunaan dan Efektivitas: Dalam pertempuran, ATGM
Javelin telah terbukti efektif dalam menghancurkan berbagai jenis kendaraan
tempur, dari tank berat hingga kendaraan lapis baja ringan. Kemampuannya untuk
menghancurkan target dengan presisi tinggi dan minim risiko terhadap operator
menjadikannya senjata yang sangat berharga dalam arsenal pasukan infanteri.
Usage and Effectiveness: In combat, the Javelin ATGM
has proven effective in destroying various types of combat vehicles, from heavy
tanks to light armored vehicles. Its ability to deliver precise strikes with
minimal risk to the operator makes it a valuable asset in an infantry force's
arsenal.
Secara keseluruhan, ATGM Javelin merupakan sistem rudal
anti-tank yang sangat canggih dan andal, memberikan kemampuan serangan yang
efektif terhadap kendaraan lapis baja dan memperkuat kapasitas tempur pasukan
di lapangan.
Overall, the Javelin ATGM is a highly advanced and reliable
anti-tank missile system, providing effective strike capabilities against
armored vehicles and enhancing the combat effectiveness of troops on the
ground.
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
LIFT LOITERING (CSAR - CARACAL)
lift loitering adalah teknik strategis yang
memungkinkan pesawat untuk tetap berada di udara dalam waktu yang lama sambil beroperasi
di area tertentu. Teknik ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat penting, yang
sangat berguna dalam berbagai aspek operasi militer.
lift loitering is a strategic technique that allows
aircraft to remain airborne for extended periods while operating in a specific
area. This technique serves several key purposes and offers significant
benefits in various aspects of military operations.
Salah satu tujuan utama dari lift loitering adalah untuk pengawasan
dan pengintaian. Ketika pesawat melakukan lift loitering, ia dapat
terus-menerus memantau dan mengumpulkan informasi intelijen dari area yang
penting. Dengan tetap berada di sekitar lokasi tanpa harus kembali ke pangkalan
atau berpindah tempat, pesawat ini mampu memberikan data yang akurat dan
terkini kepada pusat komando. Hal ini memungkinkan militer untuk mengawasi
situasi secara mendetail dan merespons perkembangan dengan cepat.
One primary objective of lift loitering is for surveillance
and reconnaissance. When an aircraft engages in lift loitering, it can
continuously monitor and gather intelligence from a critical area. By remaining
in the vicinity without needing to return to base or relocate, the aircraft
provides accurate and up-to-date data to command centers. This enables the
military to keep a detailed watch on the situation and respond rapidly to
developments.
Dalam konteks dukungan tempur, teknik lift loitering
menawarkan kesiapan tempur yang sangat penting. Pesawat yang terlibat dalam
operasi ini selalu dalam posisi untuk memberikan bantuan udara kapan pun
diperlukan. Apakah itu bantuan tembakan langsung, dukungan udara untuk pasukan
di darat, atau intervensi dalam skenario tempur, pesawat yang melakukan
loitering siap untuk bertindak segera, memberikan fleksibilitas dan kecepatan
dalam merespons situasi yang dinamis di lapangan.
In the context of combat support, lift loitering
offers crucial readiness. Aircraft involved in this technique are always in
position to provide air support whenever needed. Whether it’s delivering direct
fire assistance, offering aerial support to ground troops, or intervening in
combat scenarios, loitering aircraft are ready to act immediately, providing
flexibility and speed in responding to dynamic field situations.
Penanganan ancaman juga merupakan aspek krusial dari
lift loitering. Dengan pesawat yang terus-menerus berada di udara, militer
dapat segera menghadapi dan menanggapi ancaman yang muncul secara tiba-tiba.
Teknik ini memastikan bahwa pesawat tidak harus melakukan perjalanan jauh untuk
merespons serangan musuh atau ancaman lain, yang pada gilirannya meningkatkan
efektivitas dan ketepatan respons.
Threat handling is another critical aspect of lift
loitering. With aircraft continuously airborne, the military can quickly
address and respond to emerging threats. This technique ensures that aircraft
do not have to travel long distances to counter enemy attacks or other threats,
thereby enhancing the effectiveness and timeliness of their responses.
Selain itu, lift loitering meningkatkan efisiensi
operasional. Dengan menjaga pesawat dalam mode loitering, angkatan
bersenjata dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya udara mereka. Pesawat
yang beroperasi dalam mode ini dapat menjaga dan memantau area tanpa harus
terlibat dalam manuver yang lebih mahal atau melelahkan. Ini memungkinkan
alokasi sumber daya yang lebih efisien dan pengelolaan waktu yang lebih baik
dalam operasi militer.
Additionally, lift loitering improves operational
efficiency. By maintaining aircraft in loitering mode, military forces can
optimize the use of their air resources. Loitering aircraft can patrol and
monitor areas without engaging in more costly or exhausting maneuvers. This
allows for more efficient resource allocation and better time management in
military operations.
Terakhir, teknik ini sangat penting untuk perlindungan
dan keamanan. Dengan pesawat yang terus-menerus memantau zona yang
sensitif, lift loitering membantu dalam menjaga keamanan area yang sangat
penting dari potensi ancaman. Pesawat ini dapat mendeteksi dan mencegah
aktivitas musuh yang mencoba mendekati atau memasuki zona yang dilindungi,
memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap objek vital.
Finally, this technique is vital for protection and
security. With aircraft consistently monitoring sensitive zones, lift
loitering helps secure critical areas from potential threats. These aircraft
can detect and prevent enemy activity that attempts to approach or enter
protected zones, providing stronger defense for vital assets.
Secara keseluruhan, lift loitering dalam penerbangan
militer merupakan teknik yang memungkinkan pesawat untuk tetap berada di udara
lebih lama, memberikan misi pengawasan yang efektif, serta siap merespons
situasi yang berubah dengan cepat. Teknik ini menawarkan manfaat signifikan
dalam berbagai aspek operasi militer, dari pengumpulan intelijen hingga
dukungan tempur dan perlindungan area.
Overall, lift loitering in military aviation is a
technique that enables aircraft to remain airborne longer, effectively conduct
surveillance missions, and be prepared to respond to rapidly changing
situations. This approach offers significant advantages across various aspects
of military operations, from intelligence gathering and combat support to area
protection.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar