Di
dalam tulisan ini saya Dhawam Dwi Argo ingin membagikan suatu kisah mengenai
arti perjuangan. Untuk memperoleh gambar ini butuh waktu, perjuangan, dan
proses yang bisa dikatakan tidak sebentar namun akhirnya dapat diraih. Satu hal
yang sangat saya percaya bahwa “Result will never abuse the effort”. Tuhan akan
menjanjikan sebuah kesuksesan kepada hamba-Nya jika mau berusaha dengan
sungguh-sungguh dan disertai hati yang ikhlas dalam menjalankannya.
Proses kehidupan yang saya alami terlihat begitu bertahap. Dari kecil saya terbiasa tinggal berpindah-pindah, di desa pernah di kota pun pernah. saya adalah anak ke dua dari tiga bersaudara, ayah saya merupakan seorang karyawan swasta, sedangkan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Kemudian saat saya berusia 5 tahun, ayah saya mempunyai mimpi agar anaknya bisa menempuh Pendidikan menjadi seorang lulusan AKABRI. Dari situlah saya terpacu untuk mewujudkan impian dari orang tua tercinta.
Bertindak sebagai komandan upacara di AAU |
Saya memang bukan siapa-siapa dan belum apa-apa saat itu. Namun satu hal yang sudah tertanam dalam benak saya adalah saya ingin selalu memulai, memulai menjadi yang terbaik dan berguna bagi orang lain, terutama bagi orang tua dengan menjadi diri sendiri dan percaya bahwa saya memiliki potensi di dalam diri saya untuk melangkah maju.
Semua
orang pada dasarnya memiliki kemampuan yang sama, namun yang membedakan adalah kemauan
dan keyakinan pada dirinya . Keyakinan ini terus tumbuh dan telah mengantarkan
saya menjadi seseorang yang memiliki sifat selalu berusaha, igin mencoba,
pantang menyerah, dan selalu memberikan yang terbaik untuk apapun yang ada di
hadapan saya. Tidak hanya memikirkan diri sendiri prinsip saya dari kecil
adalah berusaha selalu ada saat di butuhkan oleh saudara, sahabat, ataupun
rekan seperjuangan saya.
Akhirnya
Semua impian dan perjuangan serta kenangan yang beragam terjadi saat saya
menginjak bangku SMA. Kata-kata “Indahnya perjuangan” semakin bisa saya maknai
saat di sekolah ini. Saya masih sebuah titik, masih menjadi sebuah titik yang
selalu ingin memulai hal-hal baru yang positif dan menyenangkan. Di SMA saya
masuk di jurusan IPA karena dari awal saya menyukai pelajaran IPA khususnya
Biologi. Mulai memimpin sebagai ketua pelatih pencak silat “Persaudaraan Setia
Hati Terate” di sekolah membuat saya banyak belajar arti sebuah tanggung jawab.
Cerita dan mimpi besar saya berawal dari Organisasi PSHT di SMAN 1 Driyoredjo,
Gresik.
Selama di SMA saya memiliki visi yaitu ingin seimbang dalam akademik dan non-akademik. Ini tentu sulit karena jika ingin sukses maka haruslah fokus pada satu hal. Namun, saya mencoba untuk menggabungkan keduanya. Cara yang saya lakukan tidak lain adalah time management. Saya berusaha untuk aktif di kelas, menjadi ketua dalam sebuah organisasi ekstrakulikuler PSHT. Beban sebagai ketua Organisasi di SMA menurut saya tidak mudah karena harus terus melaksanakan koordinasi dan menjadi penghubung antara SMA dan organisasi di luar SMA “PSHT” Semua hal tersebut terkadang berada dalam waktu yang sama sehingga saya sangat bergantung pada time management yang telah saya atur sedemikian rupa.
Kunjungan ke Negeri Matahari - Jepang |
Selain
visi, saya memiliki mimpi yang ingin sekali saya wujudkan yaitu pergi ke luar
negeri. Satu hal yang sangat saya pegang adalah “Apabila kita telah
melaksanakan sesuatu maka selesaikanlah itu hingga akhir, walaupun ada banyak
tantangan di depan”. Hal ini akan membuat kita, saya pribadi, menjadi seseorang
yang memiliki ilmu yang lebih, jiwa dan mental yang kuat. The only source of knowledge is
experience, kata Albert Einstein.
Kegagalan awal saya melaksankan tes pertama saya pada tahun 2015, saya tidak menyerah dan membuat saya semakin siap saat pendaftaran di 2016. Rasa syukur ini kian bertambah saat saya dan rekan saya dapat menempuh Pendidikan di tahun 2016 bersamaan, masuk dan mulai melaksanakan pendidikan sebagai Taruna Akademi Angkatan Udara. Semakin banyak saudara saya di Akademi Angkatan Udara semakin banyak perjuangan yang harus di lewati Bersama dengan saudara saya.
Impian saya yang ingin ke luar negeri terwujud
di saat saya menjadi Taruna Angkatan Udara kami dapat terbang dengan pesawat
menuju negara Jepang, ini semua berkat doa orang tua, mimpi orang tua dan mimpi
saya serasa menjadi power bagi saya untuk terus melecit menuju tahapan yang
lebih tinggi. Di taruna saya menjadi
pejabat Wing Korps Sebagai Poltar di Tingkat III menjadi danflight korps 1
taruna tingkat 1 dan menjadi Komandan Skadron korps Taruna tingkat 1 banyak
lika liku kehidupan yang terjadi di Taruna.
Sampailah saya di tahapan akhir perjuangan di Taruna pada 14 Juli 2020 kami resmi menjadi perwira Angkatan Udara Bersama rekan saya Pakcadirwa alhamdulillah kami solid sampai sekarang. Saya melanjudkan KIBI di AAU kemudian kami terpisah Kembali dalam pemilihan Korps TNI AU, Alhamdulillah saya berhasil masuk dan menjalani Pendidikan di Sekolah penerbang TNI AU merupakan kebanggaan buat saya karena dari keluarga besar saya baru saya yang masuk sebagai AKABRI dan mampu masuk di tahapan menjadi seorang Penerbang TNI AU. Cerita lika-liku kehidupan 37 orang Siswa Sekbang berlanjut sampai diakhir latih dasar dan saya ingin menjalani kehidupan saya sebagai seorang penerbang helikopter.
Terbang dengan helikopter EC 120B Colibri |
Satu
hal yang dapat saya petik dari semua cerita ini adalah jika kita punya impian
maka targetkanlah. Jika Tuhan belum menakdirkan impian itu untuk kita, maka
belajar dan bersabarlah. Last,
but not least, “Start, Believe, and Be your self in your own way, Never give up on your
dreams for they are who always waiting for you forever”. Salam
pantang menyerah dari saya seorang pengejar mimpi, Akhir kata mohon maaf
apabila ada salah kata. Demikian terima kasih.
Siswa Sekbang A-99 bersama Danflight dan Dankorsis |
Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar