Minggu, 03 April 2022

GIGIH

 


A story by Letda Lek Reno / Siswa Sekbang Rotarywing A-99 

Sebelum membaca artikel ini, marilah kita panjatkan puja dan puji kita kepada Tuhan YME oleh karena rakhmat dan karunia-Nya, saya pribadi dapat menyelesaikan tulisan ini dan readers dapat membaca tulisan saya dalam keadaan sehat. Nama saya Reno Leonard Kasmadi, saya seorang prajurit TNI AU berpangkat Letnan dua Elektronika, dan saat ini saya sedang menempuh Pendidikan di Sekolah Penerbang TNI Angkatan Udara. Hidup sebagai manusia tidaklah selalu berjalan sesuai dengan harapan kita, maka dari itu dalam tulisan ini saya akan memberi sedikit inspirasi kepada pembaca agar bagaimana tetap menjadi gigih menjalani kehidupan ini.

Saya termotivasi menjadi seorang Taruna TNI AU berawal dari saat saya duduk di bangku kelas 4 SD. Saat itu saya sedang menonton televisi dimana hari itu adalah hari kemerdekaan RI dan di televisi tersebut menampilkan upacara yang dihadiri oleh seluruh pasukan TNI termasuk didalamnya terdapat Taruna, saat itu ayah saya memotivasi saya untuk menjadi Taruna. Di sisi lain saya ingin menjadi Taruna karena dapat membanggakan orang tua saya, saudara, bahkan tetanggapun dapat membanggakan saya. Singkat cerita pada saat saya duduk di bangku kelas 3 SMA saya semakin mempersiapkan diri saya dan mendaftarkan diri sebagai Taruna, namun di tahun tersebut saya gagal karena Kesehatan yang kurang mendukung saya saat itu.

Hari demi hari kegagalan diratapi dengan rasa sedih dan kecewa, saat itu teman-teman sekolah saya yang sudah kuliah selalu update status BBM dimana mereka menceritakan aktivitas mereka di kampus, hal itu membuat saya semakin merasa malu karena saya tidak kuliah dan hanya mengikuti kursus Bahasa inggris untuk menunggu pembukaan tes Taruna diselenggarakan kembali. Dalam menjalani satu tahun kegagalan tersebut saya merasa membebani orang tua dengan kehadiran saya yang setelah lulus sekolah masih hadir dan merepotkan mereka untuk mengurus saya. Hati saya pun tergugah untuk bangkit dalam kekeceweaan yang membuat segala kegiatan menjadi malas atau Bahasa sehari-harinya “gak mood” menjadi semangat Kembali. Saya menyiapkan diri saya dengan semaksimal mungkin, namun ditengah perjalanan saya melakukan medical check up dan terdapat remark terhadap jantung saya. Hal tersebut membuat saya sadar bahwa mungkin persiapan saya yang terlalu ambisi (dalam hal ini persisapan fisik) dan tidak memikiran dampak yang akan terjadi, dan memang hal tersebut sinkron dengan yang disampaikan pihak rumah sakit kepada saya.

Akhirnya saya pun berhenti sejenak dalam persiapan saya untuk melaksanakan pemulihan. Di tengah pemulihan saya sempat berpikir bahwa apakah saya akan berhasil di tahun ini? Apakah saya diterima menjadi Taruna? Saya sempat ragu, namun saya jalani dengan penuh doa dan sisa kemampuan yang saya miliki untuk melakukan persiapan ditengah pemulihan. Tibalah saatnya dokter menyampaikan kepada saya bahwa saya dapat melaksanakan persiapan fisik Kembali namun tidak usah dengan “hardcore”. Saya pun melakukan persiapan Kembali setelah beristirahat selama 1 bulan. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, saya bergegas untuk melaksanakan tes dan tidak lupa meminta doa restu kepada orang tua. Singkat cerita saya pun di terima sebagai seorang Taruna TNI AU. Sebelum melakukan pergeseran menuju mess Akademi TNI dan melakukan karantina, saya dipesankan kepada Ayah saya untuk tetap semangat dan jangan menyerah mendapatkan kepahitan apapun yang akan saya terima sebagai seorang Taruna, karena itu semua hanya untuk membentuk saya menjadi seseorang yang baik.

Memang secara manusiawi, tersungkur akan kekececawaan itu sangat wajar, namun Kembali lagi bahwa kita manusia yang diberikan hati Nurani dan akal sehat oleh Tuhan YME untuk memilih. Memilih berlama-lama untuk tersungkur, ataukah memilih untuk bangkit dan melawan kekecewaan tersebut dengan hal yang dapat mengembangkan diri kita. Tetapi pahamilah, sesuatu yang diperjuangkan dengan ambisi yang besar, ibarat berlari kencang, tersandung kemudian jatuh dengan sangat keras. Untuk itu kunci dalam mengejar sesuatu adalah dengan tidak berlari kencang atau berusaha keras untuk mengejar tujuannya saja tapi kita harus menikmati proses perjalanan usaha kita untuk mencapai suatu hal tersebut, baik senang maupun memberatkan hati. Maka kita bisa menjadi manusia gigih dalam mendapati permasalahan apapun juga. Demikian tulisan yang dapat kami sampaikan, apabila terdapat kata yang tidak menyenangkan menurut pembaca, sebagai manusia kami memohon maaf sebesar-besarnya. Terima kasih.

 

Selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar