Mayor Pnb Dolly "Dompak" Hutagalung
PENDAHULUAN
1. Pangkalan TNI AU Suryadarma sebagai salah satu pangkalan operasional dalam jajaran Komando Operasi TNI AU I mempunyai tugas menyiapkan dan melaksanakan pengoperasian seluruh satuan dalam jajarannya serta pemberdayaan wilayah pertahanan dirgantara. Skadron Udara 7 adalah satuan pelaksana operasional di bawah Wing 8 Lanud Suryadarma yang bertugas menyiapkan dan mengoperasikan pesawat Helikopter latih angkut ringan untuk operasi dukungan udara dan sekolah pendidikan helikopter. Pada tahun 2001 Skadron Udara 7 mendapatkan penambahan kekuatan berupa pesawat EC 120B Colibri sebagai pesawat latih lanjut helikopter.
2. Skadron Udara 7 dalam melaksanakan tugasnya masih ditemui beberapa hambatan dalam pelaksanaan operasi sehari-hari yaitu dengan banyaknya terjadi pelanggaran terhadap kaidah Lambangja, sehingga terjadi beberapa hal yang tidak diinginkan baik accident maupun incident. Kondisi ini dapat menimbulkan ”Unsafe Condition” dan ”Unsafe Action”, sehingga menimbulkan turunnya kesiapan operasional Skadron Udara 7.
3. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut di atas, maka diperlukan upaya-upaya peningkatan peran seluruh komponen di Skadron Udara 7 yaitu dalam bidang personel melaksanakan pembinaan personel dan peningkatan kualitas pendidikan, dalam bidang sarana dan prasarana mengajukan pengadaan sesuai dengan kebutuhan dan bidang piranti lunak merevisi prosedure yang ada sesuai dengan terbaru. Dengan adanya upaya-upaya tersebut diatas diharapkan dapat tercapainya ”zero accident” di Skadron Udara 7 dalam rangka mempertahankan kesiapan operasional pada masa lima tahun mendatang.
4. Maksud dan Tujuan. Maksud dari penulisan ini adalah untuk memberikan gagasan tentang bagaimana mencapai ”zero accident” di Skadron Udara 7. Adapun tujuannya adalah untuk dapat dijadikan bahan masukan bagi pimpinan dalam rangka mendukung pencapaian “zero accident” dalam rangka mempertahankan kesiapan operasional masa lima tahun mendatang.
5. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup penulisan Karangan Militer ini dibatasi pada upaya mencapai “zero accident” di Skadron Udara 7, dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Dasar Pemikiran
c. Kondisi Saat Ini
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
e. Kondisi Yang Diharapkan
f. Upaya Mempertahankan Kesiapan Operasional di Skadron Udara 7
g. Kesimpulan dan Saran
h. Penutup
KONDISI SAAT INI
6. Dalam beberapa kurun waktu terakhir telah terjadi pelanggaran terhadap kaidah Lambangja, sehingga timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik Accident maupun Incident. Hal-hal yang tidak diinginkan tersebut dapat terus berlangsung selama Skadron Udara 7 dalam situasi dan kondisi sebagai berikut :
a. Personel.
1) Kurangnya Pengetahuan Tentang Lambangja. Pendidikan tentang Lambangja yang ada di TNI AU dirasakan masih kurang, sehingga menyebabkan pengetahuan yang didapatkan pada setiap personel yang mengikuti pendidikan tersebut masih kurang.
2) Kurangnya Ceramah Tentang Lambangja. Kegiatan-kegiatan yang berupa pengarahan maupun ceramah bidang Lambangja dirasakan jarang sekali ada, walau secara umum penekanan tentang Lambangja ada, tetapi masih tertentu pada para penerbangnya saja.
b. Sarana dan Prasarana. Peralatan Lambangja dalam suatu satuan operasional tentunya harus dilengkapi sesuai dengan kebutuhan, karena itu semua akan menunjang dalam mempertahankan kesiapan operasional. Namun pada kenyataannya, kondisi peralatan Lambangja yang ada di Skadron Udara 7 sangat terbatas, diantaranya yaitu :
1) Belum mempunyai mobil recovery. Skadron Udara 7 saat ini belum mempunyai mobil recovery jadi apabila terjadi emergency, team recovery masih menggunakan mobil dinas yang ada dan tidak dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai serta radio komunikasi (VHF) yang menghubungkan ke pilot untuk memandu saat terjadi emergency atau ATC.
2) Alat pemadam kebakaran (Alpeka). Skadron Udara 7 saat ini masih kekurangan Alpeka terutama pada ruangan, yang normalnya setiap ruangan terdapat Alpeka. Sehingga apabila terjadi kebakaran diruangan manapun akan segera teratasi dan tidak mencari-cari Alpeka.
c. Perangkat Lunak Belum Lengkap. Sebagai bahan pengetahuan membutuhkan buku yang berisi
tentang pengetahuan Lambangja. Selain itu sebagai dasar
pelaksanaan latihan membutuhkan buku yang berisi tentang segala prosedur
latihan. Checklist pesawat masih belum sesuai dengan prosedur latihan yang
dilaksanakan, serta Flight Manual yang belum diupdate setelah mendapat revisi
dari pabrikan.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
7. Di dalam mencapai suatu Lambangja yaitu “Zero Accident” disetiap aktivitas kerja Skadron Udara 7 terdapat beberapa faktor yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi upaya dalam meningkatkan peran Lambangja maupun tujuan Lambangja sendiri. Adapun faktor –faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut :
a. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada masa sekarang berkembang dengan sangat pesat dan untuk mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memadai, namun sumber daya manusia di Skadron Udara 7 belum memadai dan mempengaruhi terhadap pengoperasian alutsista yang ada.
b. Ekonomi. Tingkat pertumbuhan ekonomi negara secara langsung akan merubah pola hidup personel dan hal ini akan berpengaruh pula kepada kinerjanya di kesatuan. Ekonomi negara yang lemah juga menyebabkan rendahnya anggaran yang diterima oleh TNI sehingga anggaran yang kurang menyebabkan adanya keterbatasan untuk melaksanakan program-program pendidikan bagi kemajuan profesionalisme personel TNI.
c. Pertahanan. Kesiapan tempur Skadron Udara 7 merupakan faktor yang
sangat penting dan harus terpenuhi secara optimal. Tingkat kesiapan satuan
tentunya akan menjadi barometer pertahanan nasional Indonesia khususnya di Udara.
KONDISI YANG DIHARAPKAN
8. Untuk mempertahankan kesiapan operasional penerbangan di Skadron Udara 7 memerlukan adanya kondisi yang aman, selamat dan kesadaran yang tinggi dalam setiap kegiatan. Keinginan untuk memperoleh semua itu merupakan harapan yang telah diungkapkan dari bidang Lambangja dalam peranannya menuju aman bagi operasi penerbangan maupun kegiatan pendukungnya, oleh karena itu hal-hal yang diinginkan dari keadaan tersebut meliputi :
a. Personel
1) Meningkatnya Pengetahuan Tentang Lambangja. Berdasarkan pengalaman yang lalu dan telah diperbaiki serta dikembangkannya ilmu pengetahuan, khususnya tentang Lambangja yang dimiliki oleh personil Skadron Udara 7 terutama awak pesawat, maka pelaksanaan operasi udara akan berjalan lancar.
2) Meningkatnya Penyuluhan dan Ceramah-ceramah Tentang Lambangja. Program penyuluhan dan ceramah dilaksanakan oleh pejabat Lambangja baik dari Mabesau maupun Koopsau I. Pimpinan maupun pejabat Lambangja Skadron Udara 7 sendiri dapat melakukan kegiatannya pada setiap hari untuk memberikan pengarahan dan penekanan tentang safety kepada seluruh personil Skadron Udara 7.
b. Sarana dan Prasarana. Peralatan Lambangja yang ada di Skadron Udara 7 masih terbatas. Dengan adanya pengadaan peralatan Lambangja yang cukup, diharapkan dapat tercapai “zero accident” di Skadron Udara 7. Peralatan yang dibutuhkan antara lain :
1) Mobil
Recovery yang memiliki perlengkapan memadai dan
mendukung.
2) Alat Pemadam Kebakaran yang cukup dan
sesuai dengan penggunaannya.
c. Perangkat Lunak.
1) Checklist pesawat sesuai dengan prosedur latihan yang dilaksanakan.
2) Flight
Manual diperbaruhi sesuai revisi yang terakhir dari pabrikan.
UPAYA
MEMPERTAHANKAN KESIAPAN OPERASIONAL DI SKADRON UDARA 7
9. Dengan berpedoman pada rasa ingin selalu lebih baik dan dapat menekan bahkan meniadakan Accident maupun Incident serta tercapainya “zero accident” di Skadron Udara 7, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan peran Lambangja di Skadron Udara 7 dengan beberapa cara antara lain :
a. Personel
1) Pendidikan. Upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan personil dapat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan pendidikan baik yang bersifat akademis ( kursus ) maupun non akademis ( seminar atau studi banding).
2) Mengadakan Ceramah Lambangja. Ceramah maupun pengarahan merupakan salah satu cara yang diperlukan dalam menyampaikan pesan-pesan tentang safety kepada setiap personil Skadron Udara 7. Untuk itu agar peran Lambangja meningkat, perlu adanya upaya dalam hal memperbanyak ceramah maupun pengarahan kepada seluruh personil Skadron Udara 7.
3) Mengajukan Personel. Skadron Udara 7 mengajukan personel yang memiliki kualifikasi lambangja, sehingga dapat memberikan contoh dan mengingatkan personel lainnya apabila ada tindakan yang mengarah kepada unsafe action.
b. Sarana dan Prasarana belum lengkap dan digunakan secara optimal. Fasilitas peralatan Lambangja di Skadron Udara 7 masih terbatas, namun tetap masih dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan penerbangan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan penerbangan adalah sebagai berikut :
1) Mobil Recovery. Menggunakan mobil dinas yang ada dilengkapi dengan memaksimalkan perlengkapan yang ada dan membawa radio komunikasi (VHF Portable) maupun HT yang bisa untuk berkomunikasi langsung dengan pihak pilot atau ATC.
2) Menggunakan Alpeka yang ada dan mengutamakan penempatkan pada ruangan yang terdapat benda-benda maupun berkas-berkas yang penting.
3) Mengajukan kepada komando atas perlengkapan Lambangja untuk mendukung operasional penerbangan, agar meminimalisir terjadinya accident maupun incident.
4) Melakukan pengadaan perlengkapan lambangja secara swadaya.
c. Perangkat Lunak Belum Lengkap.
1) Merevisi Checklist pesawat sesuai dengan prosedur latihan yang dilaksanakan.
2) Merevisi
Flight Manual yang sudah diberikan oleh pabrikan.
KESIMPULAN
DAN SARAN
10. Kesimpulan. Kesiapan operasional Skadron Udara 7 memang belum terlaksana secara optimal, hal ini disebabkan oleh banyak faktor dari dalam maupun dari luar terutama di bidang Lambangja yang masih perlu adanya peningkatan peran Lambangja dalam mendukung tercapainya :zero accident” di Skadron Udara 7. Dari penulisan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Skadron Udara 7 mempunyai peranan penting dalam mendukung tugas pokok TNI, tentunya sumber daya manusia yang mengawakinya harus mempunyai kekuatan dan kemampuan serta sikap profesionalisme yang baik. Kondisi tersebut membutuhkan pemenuhan di segala bidang sehingga proses pembinaan dapat terlaksana dengan optimal. Kendala yang terjadi di Skadron Udara 7 diantaranya minimnya kemampuan personel tentang pengetahuan lambangja, keterbatasan dalam pemenuhan sarana dan prasarana dan tidak diperbaruhinya piranti lunak yang ada.
b. Dalam
rangka mempertahankan kesiapan
operasional di Skadron Udara 7 secara optimal, maka bidang Lambangja di Skadron Udara 7
melaksanakan upaya-upaya untuk menekan
bahkan meniadakan terjadinya Accident maupun Incident.
Upaya-upaya yang dilaksanakan antara lain pembinaan
personel dan peningkatan
kualitas pendidikan personel, perbaikan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan serta merevisi piranti lunak yang ada.
11. Saran. Untuk mencapai “zero accident” di Skadron Udara 7 dalam rangka mempertahankan kesiapan operasional pada masa lima tahun mendatang, maka diajukan saran-saran sebagai berikut :
a. Pendidikan tentang pengetahuan lambangja pada saat ini hanya di laksanakan oleh perwira saja, untuk menambah pengetahuan lambangja anggota (Ba/Ta) kiranya kedepan anggota (Ba/TA) juga dilibatkan untuk melaksanakan sekolah lambangja.
b. Perlu diadakannya Road Zero Accident oleh komando atas baik dari mabes maupun dari koops dan terjadwal.
c. Perlunya dukungan perlengkapan Lambangja secara berkala, dalam rangka mendukung operasi penerbangan sehingga mampu tercapainya zero accident dan kesiapan operasional terjaga.
d.
Perlu
adanya kerjasama intensif terhadap pabrikan pesawat, sehingga medapatkan update
yang valid apabila ada perubahan dan dapat disosialisasikan langsung kepada
anggota.
PENUTUP
12. Demikian naskah tentang Upaya Mencapai “Zero Accident” di Skadron Udara 7 Dalam Rangka Mempertahankan Kesiapan Operasional Pada Masa Lima Tahun Mendatang kami susun, dengan harapan naskah ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam menentukan kebijaksanaan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar