Senin, 05 Agustus 2024

UPAYA MENCAPAI “ZERO ACCIDENT” DI SKADRON UDARA 7 DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN KESIAPAN OPERASIONAL PADA MASA LIMA TAHUN MENDATANG

 

Mayor Pnb Dolly "Dompak" Hutagalung

PENDAHULUAN

 1.         Pangkalan TNI AU Suryadarma sebagai salah satu pangkalan operasional dalam jajaran Komando Operasi TNI AU I mempunyai tugas menyiapkan dan melaksanakan pengoperasian seluruh satuan dalam jajarannya serta pemberdayaan wilayah pertahanan dirgantara. Skadron Udara 7 adalah satuan pelaksana operasional di bawah Wing 8 Lanud Suryadarma yang bertugas menyiapkan dan mengoperasikan pesawat Helikopter latih angkut ringan untuk operasi dukungan udara dan sekolah pendidikan helikopter. Pada tahun 2001 Skadron Udara 7 mendapatkan penambahan kekuatan berupa pesawat EC 120B Colibri sebagai pesawat latih lanjut helikopter.

 2.         Skadron Udara 7 dalam melaksanakan tugasnya masih ditemui beberapa hambatan dalam pelaksanaan operasi sehari-hari yaitu dengan banyaknya terjadi pelanggaran terhadap kaidah Lambangja, sehingga terjadi beberapa hal yang tidak diinginkan baik accident maupun incident. Kondisi ini dapat menimbulkan ”Unsafe Condition dan Unsafe Action”, sehingga menimbulkan turunnya kesiapan operasional Skadron Udara 7.

 3.         Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut di atas, maka diperlukan upaya-upaya peningkatan peran seluruh komponen di Skadron Udara 7 yaitu dalam bidang personel melaksanakan pembinaan personel dan peningkatan kualitas pendidikan, dalam bidang sarana dan prasarana mengajukan pengadaan sesuai dengan kebutuhan dan bidang piranti lunak merevisi prosedure yang ada sesuai dengan terbaru. Dengan adanya upaya-upaya tersebut diatas diharapkan dapat tercapainya ”zero accident” di Skadron Udara 7 dalam rangka mempertahankan kesiapan operasional pada masa lima tahun mendatang.

 4.         Maksud dan Tujuan.        Maksud dari penulisan ini adalah untuk memberikan gagasan tentang bagaimana mencapai ”zero accident” di Skadron Udara 7. Adapun tujuannya adalah untuk dapat dijadikan bahan masukan bagi pimpinan dalam rangka   mendukung pencapaian “zero accident” dalam rangka mempertahankan kesiapan operasional masa lima tahun mendatang.

 5.         Ruang Lingkup dan Tata Urut.      Ruang lingkup penulisan Karangan Militer ini dibatasi pada upaya mencapai “zero accident” di Skadron Udara 7, dengan sistematika pembahasan sebagai berikut : 

a.         Pendahuluan 

           b.         Dasar Pemikiran

           c.         Kondisi Saat Ini

           d.         Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

           e.         Kondisi Yang Diharapkan

           f.          Upaya Mempertahankan Kesiapan Operasional di Skadron Udara 7

          g.         Kesimpulan dan Saran        

          h.         Penutup

 

KONDISI SAAT INI

 6.         Dalam beberapa kurun waktu terakhir telah terjadi pelanggaran terhadap kaidah Lambangja, sehingga timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik Accident maupun Incident.    Hal-hal yang tidak diinginkan tersebut dapat terus berlangsung selama Skadron Udara 7 dalam situasi dan kondisi sebagai berikut : 

a.         Personel. 

1)         Kurangnya Pengetahuan Tentang Lambangja.    Pendidikan tentang Lambangja yang ada di TNI AU dirasakan masih kurang, sehingga menyebabkan pengetahuan yang didapatkan pada setiap personel yang mengikuti pendidikan  tersebut  masih  kurang. 

2)         Kurangnya Ceramah Tentang Lambangja.    Kegiatan-kegiatan yang berupa pengarahan  maupun  ceramah  bidang  Lambangja  dirasakan  jarang  sekali ada, walau secara umum penekanan tentang Lambangja ada, tetapi masih tertentu pada para penerbangnya saja. 

b.         Sarana dan Prasarana.     Peralatan Lambangja dalam suatu satuan operasional tentunya harus dilengkapi sesuai dengan kebutuhan, karena itu semua akan menunjang dalam mempertahankan kesiapan operasional. Namun pada  kenyataannya, kondisi  peralatan Lambangja yang ada di Skadron Udara 7 sangat terbatas, diantaranya yaitu : 

1)         Belum mempunyai mobil recovery.           Skadron Udara 7 saat ini belum mempunyai mobil recovery jadi apabila terjadi emergency, team recovery masih menggunakan mobil dinas yang ada dan tidak dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai serta radio komunikasi (VHF) yang menghubungkan ke pilot untuk memandu saat terjadi emergency atau ATC. 

2)         Alat pemadam kebakaran (Alpeka).         Skadron Udara 7 saat ini masih kekurangan Alpeka terutama pada ruangan, yang normalnya setiap ruangan terdapat Alpeka. Sehingga apabila terjadi kebakaran diruangan manapun akan segera teratasi dan tidak mencari-cari Alpeka. 

c.       Perangkat Lunak Belum Lengkap. Sebagai bahan pengetahuan membutuhkan buku yang berisi tentang pengetahuan Lambangja. Selain itu sebagai dasar pelaksanaan latihan membutuhkan buku yang berisi tentang segala prosedur latihan. Checklist pesawat masih belum sesuai dengan prosedur latihan yang dilaksanakan, serta Flight Manual yang belum diupdate setelah mendapat revisi dari pabrikan.

 

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

 7.         Di dalam mencapai suatu Lambangja yaitu “Zero Accident” disetiap aktivitas kerja Skadron Udara 7 terdapat beberapa faktor yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi upaya dalam meningkatkan peran Lambangja maupun tujuan Lambangja sendiri.   Adapun faktor –faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut : 

a.         Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.    Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)  pada masa sekarang berkembang dengan sangat pesat dan untuk mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memadai, namun  sumber daya manusia di Skadron Udara 7 belum memadai dan mempengaruhi terhadap pengoperasian alutsista yang ada. 

b.         Ekonomi.      Tingkat pertumbuhan ekonomi negara secara langsung akan merubah pola hidup personel dan hal ini akan berpengaruh pula kepada kinerjanya di kesatuan. Ekonomi negara yang lemah juga menyebabkan rendahnya anggaran yang diterima oleh TNI sehingga anggaran yang kurang menyebabkan adanya keterbatasan untuk melaksanakan program-program pendidikan bagi kemajuan profesionalisme personel TNI. 

c.         Pertahanan.             Kesiapan tempur Skadron Udara 7 merupakan faktor yang sangat penting dan harus terpenuhi secara optimal. Tingkat kesiapan satuan tentunya akan menjadi barometer pertahanan nasional Indonesia khususnya di Udara.

 

KONDISI YANG DIHARAPKAN

8.         Untuk mempertahankan kesiapan operasional penerbangan di Skadron Udara 7 memerlukan adanya kondisi yang aman, selamat dan kesadaran yang tinggi dalam setiap kegiatan. Keinginan untuk memperoleh semua itu merupakan harapan yang telah diungkapkan dari bidang Lambangja dalam peranannya menuju aman bagi operasi penerbangan maupun kegiatan pendukungnya, oleh karena itu hal-hal yang diinginkan dari keadaan tersebut meliputi : 

a.         Personel

1)         Meningkatnya Pengetahuan Tentang Lambangja. Berdasarkan pengalaman yang lalu dan telah diperbaiki serta dikembangkannya ilmu pengetahuan, khususnya tentang Lambangja yang dimiliki oleh personil Skadron Udara 7 terutama awak pesawat, maka pelaksanaan operasi udara akan berjalan lancar. 

2)         Meningkatnya  Penyuluhan  dan  Ceramah-ceramah  Tentang Lambangja.    Program penyuluhan dan ceramah dilaksanakan oleh pejabat Lambangja baik dari Mabesau maupun Koopsau I. Pimpinan maupun pejabat Lambangja Skadron Udara 7  sendiri dapat melakukan kegiatannya pada setiap hari untuk memberikan pengarahan dan penekanan tentang safety kepada seluruh personil  Skadron Udara 7. 

b.         Sarana dan Prasarana.   Peralatan Lambangja yang ada di Skadron Udara 7 masih terbatas. Dengan adanya pengadaan peralatan Lambangja yang cukup, diharapkan dapat tercapai “zero accident” di Skadron Udara 7. Peralatan yang dibutuhkan antara lain : 

            1)        Mobil Recovery yang memiliki perlengkapan memadai dan mendukung.    

            2)        Alat Pemadam Kebakaran yang cukup dan sesuai dengan penggunaannya.

           c.         Perangkat Lunak.   

1)         Checklist pesawat sesuai dengan prosedur latihan yang dilaksanakan. 

2)         Flight Manual diperbaruhi sesuai revisi yang terakhir dari pabrikan.

 

UPAYA MEMPERTAHANKAN KESIAPAN OPERASIONAL DI SKADRON UDARA 7

9.         Dengan   berpedoman  pada  rasa  ingin  selalu  lebih  baik dan dapat menekan bahkan meniadakan Accident maupun Incident serta tercapainya “zero accident” di Skadron Udara 7,  maka  perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan peran Lambangja di Skadron Udara 7 dengan beberapa cara antara lain  : 

a.         Personel 

1)         Pendidikan.      Upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan personil dapat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan pendidikan baik yang bersifat akademis ( kursus )  maupun  non akademis ( seminar atau studi banding). 

2)         Mengadakan Ceramah Lambangja.  Ceramah maupun pengarahan merupakan salah satu cara yang diperlukan dalam menyampaikan pesan-pesan tentang safety kepada setiap personil Skadron Udara 7. Untuk itu  agar peran Lambangja  meningkat, perlu adanya upaya dalam hal memperbanyak ceramah maupun  pengarahan  kepada  seluruh  personil Skadron Udara 7. 

3)         Mengajukan Personel.        Skadron Udara 7 mengajukan personel yang memiliki kualifikasi lambangja, sehingga dapat memberikan contoh dan mengingatkan personel lainnya apabila ada tindakan yang mengarah kepada unsafe action.           

b.        Sarana dan Prasarana belum lengkap dan digunakan secara optimal.   Fasilitas peralatan Lambangja di  Skadron Udara  7   masih  terbatas,  namun   tetap  masih  dapat  digunakan untuk mendukung pelaksanaan penerbangan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan penerbangan adalah sebagai berikut : 

1)        Mobil Recovery.    Menggunakan mobil dinas yang ada dilengkapi dengan memaksimalkan perlengkapan yang ada dan membawa radio komunikasi (VHF Portable) maupun HT yang bisa untuk berkomunikasi langsung dengan pihak pilot atau ATC. 

            2)        Menggunakan Alpeka yang ada dan mengutamakan penempatkan pada ruangan yang terdapat benda-benda maupun berkas-berkas yang penting. 

            3)        Mengajukan kepada komando atas perlengkapan Lambangja untuk mendukung operasional penerbangan, agar meminimalisir terjadinya accident maupun incident. 

            4)        Melakukan pengadaan perlengkapan lambangja secara swadaya. 

c.         Perangkat Lunak Belum Lengkap.     

1)         Merevisi Checklist pesawat sesuai dengan prosedur latihan yang dilaksanakan. 

            2)         Merevisi Flight Manual yang sudah diberikan oleh pabrikan.

 

KESIMPULAN DAN SARAN

10.       Kesimpulan.     Kesiapan operasional Skadron Udara 7 memang belum terlaksana secara optimal, hal ini disebabkan oleh banyak faktor dari dalam maupun dari luar terutama di bidang Lambangja yang masih perlu adanya peningkatan peran Lambangja dalam mendukung tercapainya :zero accident” di Skadron Udara 7. Dari penulisan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 

a.         Skadron Udara 7 mempunyai peranan penting dalam mendukung tugas pokok TNI, tentunya sumber daya manusia yang mengawakinya harus mempunyai kekuatan dan kemampuan serta sikap profesionalisme yang baik. Kondisi tersebut membutuhkan pemenuhan di segala bidang sehingga proses pembinaan dapat terlaksana dengan optimal. Kendala yang terjadi di Skadron Udara 7 diantaranya minimnya kemampuan personel tentang pengetahuan lambangja,  keterbatasan dalam pemenuhan sarana dan prasarana dan tidak diperbaruhinya piranti lunak yang ada. 

b.         Dalam  rangka   mempertahankan kesiapan operasional  di  Skadron Udara 7 secara optimal,  maka bidang Lambangja di Skadron Udara 7 melaksanakan upaya-upaya  untuk menekan bahkan meniadakan terjadinya Accident maupun Incident. Upaya-upaya yang dilaksanakan antara lain pembinaan personel dan peningkatan kualitas pendidikan personel, perbaikan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan serta merevisi piranti lunak yang ada.

 

11.       Saran.   Untuk  mencapai “zero accident” di Skadron Udara 7 dalam rangka mempertahankan kesiapan operasional pada masa lima tahun mendatang, maka diajukan saran-saran sebagai berikut : 

a.            Pendidikan tentang pengetahuan lambangja pada saat ini hanya di laksanakan oleh perwira saja, untuk menambah pengetahuan lambangja anggota (Ba/Ta) kiranya kedepan anggota (Ba/TA) juga dilibatkan untuk melaksanakan sekolah lambangja. 

b.            Perlu diadakannya Road Zero Accident oleh komando atas baik dari mabes maupun dari koops dan terjadwal. 

c.            Perlunya dukungan perlengkapan Lambangja secara berkala, dalam rangka mendukung operasi penerbangan sehingga mampu tercapainya zero accident dan kesiapan operasional terjaga. 

d.            Perlu adanya kerjasama intensif terhadap pabrikan pesawat, sehingga medapatkan update yang valid apabila ada perubahan dan dapat disosialisasikan langsung kepada anggota.

 

PENUTUP

 12.        Demikian naskah tentang Upaya Mencapai “Zero Accident” di Skadron Udara 7 Dalam Rangka Mempertahankan Kesiapan Operasional Pada Masa Lima Tahun Mendatang kami susun, dengan harapan naskah ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam menentukan kebijaksanaan selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar