Lambang & Semboyan Skadik 105 |
Mayor Pnb Dolly "Dompak" Hutagalung
TNI AU harus menjadi angkatan udara yang disegani di kawasan. Demikianlah visi dari Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) saat artikel ini mulai ditulis, Marsekal TNI Fadjar Praseyto. Cukup singkat namun bermakna dalam, yang diantaranya membutuhkan TNI AU yang profesional dan solid, serta mampu bersinergi dengan lingkungan sekitarnya baik nasional bahkan internasional. Penerbang merupakan etalase terdepan dari TNI AU dalam hal personel, yang dituntut bekerja dengan profesional terutama dalam mengawaki pesawat-pesawat yang dimiliki oleh TNI AU. Dan memupuk mental profesional ini sudah dimulai semenjak dari awal berkarir sebagai seorang penerbang, yaitu pada saat melaksanakan pendidikan Sekolah Penerbang (sekbang) TNI AU. Disamping itu, TNI AU juga harus memiliki organisasi yang solid yang mampu beradaptasi dan menjawab tantangan perkembangan jaman. Setiap satuan di TNI AU harus mampu bersinergi dengan satuan lainnya, serta fokus dengan tugas utamanya.
Sebenarnya, sudah cukup lama TNI AU berencana untuk memiliki skadron pendidikan khusus helikopter; namun, karena situasi dan kondisi pendidikan sekbang jurusan helikopter sementara waktu dititipkan di Skadud 7. Hal ini dapat dilihat disetiap laporan pelaksanaan kegiatan dari Skadud 7, yang salah satu saran nya adalah pembentukan skadik helikopter dengan tujuan untuk mengurangi kelebihan
dari beban kerja Skadud 7. Disamping itu, skadik helikopter memang dibutuhkan TNI AU, sebagai dampak dari perkembangan lingkungan strategis di kawasan. Khususnya pada sektor pendidikan sekbang helikoper, angkatan udara negara lain seperti Singapura dan Malaysia sudah lebih dulu memiliki skaron pendidikan helikopter yang independen.
Dalam perjalannya, proses pembentukan Skadik 105 tidak lah mudah, tantangan besar datang dari aspek personel dan logistik dikarenakan kondisi TNI AU pada saat itu. Pada aspek personel, berdasarkan surat perintah Kasau maka ditunjuklah 50 orang sebagai persiapan pengawakan awal Skadik 105 yang hampir seluruhnya berasal dari personel aktif Skadud 7, dan sebagai komandan satuan pertamanya adalah Letkol Pnb Zen M. A. P. yang berupakan alumni AAU 2004, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi Lambangja Lanud Suryadarma. Selanjutnya pada aspek logistik, Skadik 105 mendapatkan sebagian helikopter EC 120B Colibri yang berasal dari Skadud 7, dan menggunakan hanggar Soloy eks Skadud 7. Kondisi pembentukan Skadik 105 ini berdampak signifikan bagi kesiapan operasional Skadud 7 karena mengurangi kurang-lebih 40% dari kekuatan operasional nya baik secara jumlah personel maupun pesawat .
Plakat keluarga besar Helix |
1. Mayor Pnb Zen Mokhammad A. P., M.Han.
2. Mayor Pnb Dolly Johan P. Hutagalung
3. Mayor Tek Agus Jamaludin, S.T.
4. Kapten Pnb Ady Prasojo, S.S.T.Han.
5. Kapten Pnb Dodik Ardiana, S.S.T.Han.
6. Lettu Tek Yohanis Epa, S.Tr.(Han)
7. Lettu Tek Agus Edi Susanto
8. Letda Tek Athur Adi Yoga
9. Letda Tek Miftah Alfirdaus, S. Tr. (Han)
10. Lettu Kes dr. Elfa Rizki Muhammad
11. Serda Alditya Bintang Prajamukti
12. Serda Devit Febri Andika (NIL)
13. Prada Ahmad Kamal Faturrohman (NIL)
14. Serka Wardoyo
15. Peltu Gandhi Heru Martono
16. Serka Yuliwan Stefanus Lidi
17. Serka Marianus Adam Malik
18. Pelda Bambang Yudhistira S.
19. Serma Sundarianto
20. Serka Ngadiyono
21. Serka Wawan Dwi Cahyono
22. Sertu Bill Agustin
23. Sertu Bambang Gunawan
24. Serda Donni Setia Rahman
25. Serma Wawan Darmawan
26. Serma Wawan Kurniawan
27. Serka Arik Adi
28. Serda Surono
29. Serda Sigit Hariyanto
30. Serda Ruliyanto
31. Sertu Tonny Porwoko
32. Serda Dodik Kristanto
33. Sertu Nyoto Dwi Ardianto
34. Praka Sakin
35. Pratu Wahyu Edi Prasetyo
36. Pratu Satrio Pangestu
37. Praka Ahmad Basri Tajul Aripin
38. Pratu Reda Kusdianto Mochtar
39. Pratu A. Rodhotul Jinan
40. Pratu Muslih Arya Pradana
41. Pratu Irvan Kurniawan
42. Sertu Tri Kahono
43. Serda Fatkur Rohman
44. Serda Eko Fidianto
45. Pratu Gandhi Wicaksono
46. Prada Jodie Haganta Lubis
47. Prada Gilberto Agusthio Sagala
48. Prada Irvan Dwi Saputra
49. Prada M. Reza Januar
50. Prada Novan Wahyu Prastyo
Catatan: personel urutan 12 dan 13 mendapatkan penugasan baru belum sempat melaksanakan kedinasan di Skadik 105, sehingga pada saat peresmian oleh Kasau total definitif personel hanya 48 orang.
Skadron Pendidikan 105
Skadik 105 adalah unsur pelaksana
pendidikan Wingdik 100 dan berkedudukan langsung dibawah Komandan Wingdik 100.
Skadik 105 memiliki tugas pokok melaksanakan pendidikan sekbang tingkat lanjut rotary
wing/helikopter dan sekolah instruktur penerbang rotary wing/helikopter.[i] Sebagai satuan yang baru
terbentuk, Skadik 105 memiliki keterbatasan dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan, sehingga sampai dengan saat artikel ini ditulis, pendidikan sekolah instruktur
penerbang helikopter masih belum dapat diselenggarakan di Skadik 105.
Lebih
dari 3 bulan satuan terbentuk, melalui serangkaian proses sayembara, akhirnya
Danskadik mengambil keputusan untuk memberikan callsign “Helix” kepada
Skadik 105. Skadik 105 saat ini hanya berfokus pada pelaksanaan pendidikan
sekbang tingkat lanjut helikopter. Seluruh siswa sekbang yang telah
menyelesaikan fase pendidikan tingkat dasarnya di Skadik 101 Wingdik 100 yang mendapatkan jurusan helikopter akan melanjutkan pendidikan di Skadik 105.
Siswa sekbang terdiri dari dua input yang berbeda, yaitu siswa lulusan dari AAU
yang nantinya akan ditempatkan ke skadron udara operational TNI AU, dan siswa
PSDP yang lulusannya akan disebar ke tiga matra TNI yang berbeda yaitu: Darat, Laut, dan
Udara sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Selama menempuh pendidikan sekbang di Skadik 105, seluruh siswa akan menemui beberapa tahapan fase pendidikan. Tahap pertama adalah fase bina kelas, dimana siswa akan mendapatkan sejumlah pelajaran terkait dengan sistem pesawat, prosedur terbang, dan praktek terbang menggunakan simulator atau FTD (flight training device). Fase bina terbang ini kurang lebih membutuhkan waktu 2 bulan sesuai dengan silabus pada kurikulum pendidikan. Tahap selanjutnya adalah fase bina terbang, yaitu siswa melaksanakan praktek terbang langsung dengan didampingi oleh para instruktur penerbang dengan call sign Jupiter. Pada fase bina terbang ini, siswa akan menerbangkan helikopter EC 120B Colibri dengan alokasi jam terbang kurang lebih 80 - 100 jam per orang, sesuai dengan silabus yang digunakan.
Kegiatan belajar-mengajar di Skadik 105
Skadik Helikopter di Masa Yang
Akan Datang
Walaupun usia Skadik 105 masih
terbilang masih muda, namun sebagai bagian integral dari TNI AU para personel
Skadik 105 selalu berpikir secara jangka pendek, menengah dan panjang demi kemajuan
TNI AU. Skadik 105 sebagai Mother of Chopper atau satuan yang melahirkan
para penerbang helikopter TNI dan TNI AU, berharap dapat melaksanakan kegiatan
pendidikan nya secara bertingkat dan
berkelanjutan. Secara bertingkat, maksudnya adalah Skadik 105 sebagai
pendidikan pada fase latih lanjut, harapannya memiliki helikopter yang
teknologinya tidak kalah dengan pesawat yang digunakan sekbang pada fase latih
dasar bahkan satu langkah lebih tinggi, sehingga materi latihan dapat ditingkatkan. Secara berlanjut, maksudnya
adalah Skadik 105 membutuhkan fasilitas pendidikan yang baik sehingga dapat
mencetak penerbang-penerbang helikopter nya pengetahuan dan kemampuan
terbangnya dapat langsung diaplikasikan di satuan operasional.
Tujuan jangka panjangnya adalah
menciptakan Skadik 105 menjadi satuan pendidikan helikopter yang disegani di
Kawasan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk mencapai hal ini,
tentunya kita harus mengetahui kondisi dari skadik helikopter yang dimiliki
oleh negara lain, dengan cara studi banding atau airman to airman visit,
pertukaran instruktur maupun siswa sekbang untuk menempuh pendidikan di skadik
negara lain seperti yang sudah pernah dilaksanakan dengan TUDM-Malaysia,
ataupun membuka kerjasama bilateral baru dengan negara lain seperti Sigapore, ataupun negara lain di kawasan.
Berdasarkan pengalaman yang sudah kita miliki saat ini dalam melaksanakan
pendidikan sekbang helikopter, ditambah dengan pengetahuan yang didapatkan dari
negara lain, maka kita dapat menciptakan serangkaian inovasi dalam rangka
mengembangkan dan meningkatkan mutu dari Skadik 105 pada khususnya dan satuan-satuan lainnya
yang dimiliki oleh TNI AU pada umumnya.
Skadik
105 selama melaksanakan pengabdian nya melalui tugas pokok menyelenggarakan pendidikan
sekbang latih lanjut helikopter banyak mengalami dinamika, baik dari peronel
maupun materiel. Walaupun dengan segala keterbatasan yang dimiliki, namun
Skadik 105 selalu berupaya mengoptimalkan sumber daya yang ada dan
berkoordinasi dengan satuan samping agar seluruh tanggungjawab dan amanah yang
diberikan oleh TNI AU kepada Skadik 105 dapat selesai dengan baik.
Maju terus Skadik 105, melahirkan penerbang-penerbang helikoter TNI dan TNI AU yang profesional untuk menjaga kedaulatan dan kutuhan wilayah NKRI. Salam dari kami para prajurit Helix dan salam Swa Bhuana Paksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar