Minggu, 09 Juni 2024

SEJARAH S.D. MASA DEPAN SKADRON PENDIDIKAN 105 WINGDIK 100/TERBANG

Lambang & Semboyan Skadik 105

 Mayor Pnb Dolly "Dompak" Hutagalung

         TNI AU harus menjadi angkatan udara yang disegani di kawasan. Demikianlah visi dari Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) saat artikel ini mulai ditulis, Marsekal TNI Fadjar Praseyto. Cukup singkat namun bermakna dalam, yang diantaranya membutuhkan TNI AU yang profesional dan solid, serta mampu bersinergi dengan lingkungan sekitarnya baik nasional bahkan internasional. Penerbang merupakan etalase terdepan dari TNI AU dalam hal personel, yang dituntut bekerja dengan profesional terutama dalam mengawaki pesawat-pesawat yang dimiliki oleh TNI AU. Dan memupuk mental profesional ini sudah dimulai semenjak dari awal berkarir sebagai seorang penerbang, yaitu pada saat melaksanakan pendidikan Sekolah Penerbang (sekbang) TNI AU. Disamping itu, TNI AU juga harus memiliki organisasi yang solid yang mampu beradaptasi dan menjawab tantangan perkembangan jaman. Setiap satuan di TNI AU harus mampu bersinergi dengan satuan lainnya, serta fokus dengan tugas utamanya.

          Pendidikan sekolah penerbang TNI AU memiliki sejarah yang panjang, semenjak awal berdirinya TNI AU sampai dengan saat ini. Khususnya pada pendidikan sekbang helikopter, sebelumnya dilaksanakan oleh Skadron Udara 7 (Skadud 7) yang merupakan skadron udara operasional. Pada saat itu, Skadud 7 disamping melaksanakan tugas pokok operasi udara juga mendapatkan tugas tambahan berupa tugas pendidikan sekbang helikopter. Sampai akhirnya pada tanggal 1 September 2022, Skadron Pendidikan 105 (Skadik 105) diresmikan oleh Kasau bersama dengan satuan-satuan baru lainnya di Pangkalan Udara (lanud) Suryadarma Kalijati-Subang. Semenjak saat itu, tugas pendidikan sekbang helikopter diserahkan sepenuhnya kepada Skadik 105.     

        Sebenarnya, sudah cukup lama TNI AU berencana untuk memiliki skadron pendidikan  khusus helikopter; namun, karena situasi dan kondisi pendidikan sekbang jurusan helikopter sementara waktu dititipkan di Skadud 7. Hal ini dapat dilihat disetiap laporan pelaksanaan kegiatan dari Skadud 7, yang salah satu saran nya adalah pembentukan skadik helikopter dengan tujuan untuk mengurangi kelebihan 

dari beban kerja Skadud 7. Disamping itu, skadik helikopter memang dibutuhkan TNI AU, sebagai dampak dari perkembangan lingkungan strategis di kawasan. Khususnya pada sektor pendidikan sekbang helikoper, angkatan udara negara lain seperti Singapura dan Malaysia sudah lebih dulu memiliki skaron pendidikan helikopter yang independen.

         Dalam perjalannya, proses pembentukan Skadik 105 tidak lah mudah, tantangan besar datang dari aspek personel dan logistik dikarenakan kondisi TNI AU pada saat itu. Pada aspek personel, berdasarkan surat perintah Kasau maka ditunjuklah 50 orang sebagai persiapan pengawakan awal Skadik 105 yang hampir seluruhnya berasal dari personel aktif Skadud 7, dan sebagai komandan satuan pertamanya adalah Letkol Pnb Zen M. A. P. yang berupakan alumni AAU 2004, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi Lambangja Lanud Suryadarma. Selanjutnya pada aspek logistik, Skadik 105 mendapatkan sebagian helikopter EC 120B Colibri yang berasal dari Skadud 7, dan menggunakan hanggar Soloy eks Skadud 7. Kondisi pembentukan Skadik 105 ini berdampak signifikan bagi kesiapan operasional Skadud 7 karena mengurangi kurang-lebih 40% dari kekuatan operasional nya baik secara jumlah personel maupun pesawat .

Plakat keluarga besar Helix
    
      Daftar nama personel yang melaksanakan pengawakan Skadik 105 Wingdik 100/Terbang Lanud Adi. Berdasarkan Surat Perintah Nomor Sprin/1237/VIII/2022, yaitu: 

1. Mayor Pnb Zen Mokhammad A. P., M.Han.

2. Mayor Pnb Dolly Johan P. Hutagalung

3. Mayor Tek Agus Jamaludin, S.T.

4. Kapten Pnb Ady Prasojo, S.S.T.Han.

5. Kapten Pnb Dodik Ardiana, S.S.T.Han.

6. Lettu Tek Yohanis Epa, S.Tr.(Han)

7. Lettu Tek Agus Edi Susanto

8. Letda Tek Athur Adi Yoga

9. Letda Tek Miftah Alfirdaus, S. Tr. (Han)

10. Lettu Kes dr. Elfa Rizki Muhammad

11. Serda Alditya Bintang Prajamukti

12. Serda Devit Febri Andika (NIL)

13. Prada Ahmad Kamal Faturrohman (NIL)

14. Serka Wardoyo

15. Peltu Gandhi Heru Martono

16. Serka Yuliwan Stefanus Lidi

17. Serka Marianus Adam Malik

18. Pelda Bambang Yudhistira S.

19. Serma Sundarianto

20. Serka Ngadiyono

21. Serka Wawan Dwi Cahyono

22. Sertu Bill Agustin

23. Sertu Bambang Gunawan

24. Serda Donni Setia Rahman

25. Serma Wawan Darmawan

26. Serma Wawan Kurniawan

27. Serka Arik Adi

28. Serda Surono

29. Serda Sigit Hariyanto

30. Serda Ruliyanto

31. Sertu Tonny Porwoko

32. Serda Dodik Kristanto

33. Sertu Nyoto Dwi Ardianto

34. Praka Sakin

35. Pratu Wahyu Edi Prasetyo

36. Pratu Satrio Pangestu

37. Praka Ahmad Basri Tajul Aripin

38. Pratu Reda Kusdianto Mochtar

39. Pratu A. Rodhotul Jinan

40. Pratu Muslih Arya Pradana

41. Pratu Irvan Kurniawan

42. Sertu Tri Kahono

43. Serda Fatkur Rohman

44. Serda Eko Fidianto

45. Pratu Gandhi Wicaksono

46. Prada Jodie Haganta Lubis

47. Prada Gilberto Agusthio Sagala

48. Prada Irvan Dwi Saputra

49. Prada M. Reza Januar

50. Prada Novan Wahyu Prastyo

Catatan: personel urutan 12 dan 13 mendapatkan penugasan baru belum sempat melaksanakan kedinasan di Skadik 105, sehingga pada saat peresmian oleh Kasau total definitif personel hanya 48 orang.

Skadron Pendidikan 105

      Skadik 105 adalah unsur pelaksana pendidikan Wingdik 100 dan berkedudukan langsung dibawah Komandan Wingdik 100. Skadik 105 memiliki tugas pokok melaksanakan pendidikan sekbang tingkat lanjut rotary wing/helikopter dan sekolah instruktur penerbang rotary wing/helikopter.[i] Sebagai satuan yang baru terbentuk, Skadik 105 memiliki keterbatasan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, sehingga sampai dengan saat artikel ini ditulis, pendidikan sekolah instruktur penerbang helikopter masih belum dapat diselenggarakan di Skadik 105.

Lebih dari 3 bulan satuan terbentuk, melalui serangkaian proses sayembara, akhirnya Danskadik mengambil keputusan untuk memberikan callsign “Helix” kepada Skadik 105. Skadik 105 saat ini hanya berfokus pada pelaksanaan pendidikan sekbang tingkat lanjut helikopter. Seluruh siswa sekbang yang telah menyelesaikan fase pendidikan tingkat dasarnya di Skadik 101 Wingdik 100 yang mendapatkan jurusan helikopter akan melanjutkan pendidikan di Skadik 105. Siswa sekbang terdiri dari dua input yang berbeda, yaitu siswa lulusan dari AAU yang nantinya akan ditempatkan ke skadron udara operational TNI AU, dan siswa PSDP yang lulusannya akan disebar ke tiga matra TNI yang berbeda yaitu: Darat, Laut, dan Udara sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Selama menempuh pendidikan sekbang di Skadik 105, seluruh siswa akan menemui beberapa tahapan fase pendidikan. Tahap pertama adalah fase bina kelas, dimana siswa akan mendapatkan sejumlah pelajaran terkait dengan sistem pesawat, prosedur terbang, dan praktek terbang menggunakan simulator atau FTD (flight training device). Fase bina terbang ini kurang lebih membutuhkan waktu 2 bulan sesuai dengan silabus pada kurikulum pendidikan. Tahap selanjutnya adalah fase bina terbang, yaitu siswa melaksanakan praktek terbang langsung dengan didampingi oleh para instruktur penerbang dengan call sign Jupiter.  Pada fase bina terbang ini, siswa akan menerbangkan helikopter EC 120B Colibri dengan alokasi jam terbang kurang lebih 80 - 100 jam per orang, sesuai dengan silabus yang digunakan. 

Kegiatan belajar-mengajar di Skadik 105

Skadik Helikopter di Masa Yang Akan Datang

            Walaupun usia Skadik 105 masih terbilang masih muda, namun sebagai bagian integral dari TNI AU para personel Skadik 105 selalu berpikir secara jangka pendek, menengah dan panjang demi kemajuan TNI AU. Skadik 105 sebagai Mother of Chopper atau satuan yang melahirkan para penerbang helikopter TNI dan TNI AU, berharap dapat melaksanakan kegiatan pendidikan nya secara bertingkat  dan berkelanjutan. Secara bertingkat, maksudnya adalah Skadik 105 sebagai pendidikan pada fase latih lanjut, harapannya memiliki helikopter yang teknologinya tidak kalah dengan pesawat yang digunakan sekbang pada fase latih dasar bahkan satu langkah lebih tinggi, sehingga materi latihan dapat ditingkatkan. Secara berlanjut, maksudnya adalah Skadik 105 membutuhkan fasilitas pendidikan yang baik sehingga dapat mencetak penerbang-penerbang helikopter nya pengetahuan dan kemampuan terbangnya dapat langsung diaplikasikan di satuan operasional.

          Tujuan jangka panjangnya adalah menciptakan Skadik 105 menjadi satuan pendidikan helikopter yang disegani di Kawasan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk mencapai hal ini, tentunya kita harus mengetahui kondisi dari skadik helikopter yang dimiliki oleh negara lain, dengan cara studi banding atau airman to airman visit, pertukaran instruktur maupun siswa sekbang untuk menempuh pendidikan di skadik negara lain seperti yang sudah pernah dilaksanakan dengan TUDM-Malaysia, ataupun membuka kerjasama bilateral baru dengan negara lain seperti Sigapore, ataupun negara lain di kawasan. Berdasarkan pengalaman yang sudah kita miliki saat ini dalam melaksanakan pendidikan sekbang helikopter, ditambah dengan pengetahuan yang didapatkan dari negara lain, maka kita dapat menciptakan serangkaian inovasi dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan mutu dari Skadik 105 pada khususnya dan satuan-satuan lainnya yang dimiliki oleh TNI AU pada umumnya.

Skadik 105 selama melaksanakan pengabdian nya melalui tugas pokok menyelenggarakan pendidikan sekbang latih lanjut helikopter banyak mengalami dinamika, baik dari peronel maupun materiel. Walaupun dengan segala keterbatasan yang dimiliki, namun Skadik 105 selalu berupaya mengoptimalkan sumber daya yang ada dan berkoordinasi dengan satuan samping agar seluruh tanggungjawab dan amanah yang diberikan oleh TNI AU kepada Skadik 105 dapat selesai dengan baik.

        Maju terus Skadik 105, melahirkan penerbang-penerbang helikoter TNI dan TNI AU yang profesional untuk menjaga kedaulatan dan kutuhan wilayah NKRI. Salam dari kami para prajurit Helix dan salam Swa Bhuana Paksa.



[i] POP Skadik 105


Tidak ada komentar:

Posting Komentar