Cara termudah untuk memperkenalkan budaya suatu negara
adalah dengan mendatangkan perwakilan warga negara lain ke negaranya. “Lihat
sendiri, rasakan, dan buktikan.” Hal ini berlaku juga dalam hubungan diplomasi
militer yang dilakukan oleh USA kepada negara-negara yang menjadi aliansi dan
partner nya. Departemen Pertahanan Paman Sam ini melalui lembaga Pendidikan Air
Force Air Univercity, mengundang 81 siswa dari 62 negara untuk mengikuti pendidikan Air
Command and Staff College (ACSC) tahun pelajaran 2023-2024. Pendidikan ini
setara dengan pendidikan militer Sekolah Staf dan Komando (Sesko) angkatan
masing-masing matra (AD/AL/AU) di Indonesia.
Salah satu program favorit dalam pendidikan ACSC ini adalah melaksanakan pengenalan budaya USA berupa: sejarah, sistem peradilan, sistem pemerintahan, teknologi militer dan lain sebagainya.[i] Field Studies Program (FSP) ini bertujuan untuk memberikan gambaran hal-hal yang ‘positif’ secara umum dari USA, sehingga dapat memberikan kesan dan keyakinan kepada siswa militer internasional betapa maju nya peradaban negara adidaya ini. Melalui kegiatan ini, diharapkan bagi negara yang sudah menjalin aliansi militer dengan USA akan semakin mantap pendiriannya, sedangkan negara yang masih sekedar berpartnership diharapkan dapat meningkatkan kerjasamanya.
What Have We Done?
FSP dilaksanakan pada tanggal 9 s.d. 13 Juli 2023, dengan
rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Minggu, 9 Juli 2023.
Pemberangkatan dari
Montgomery (MGM) ke Atlanta (ATL) dengan menggunakan 2 buah bus pariwisata, dan
dilanjutkan dengan transportasi udara Flight DL 533 ke Washington DC (WDC).
Sesampainya di WDC pada siang hari, dilanjutkan perjalanan ke hotel Washington
Plaza yang merupakan hotel bersejarah di USA.[ii] Kegiatan dilanjutkan
dengan acara bebas dan persiapan untuk kunjungan esok hari.
Washington Plaza Hotel |
2. Senin, 10 Juli 2023.
Kunjungan FSP di
hari pertama ke Arlington National Cemetry, yang merupakan taman makam pahlawan
nasional di USA yang isinya mulai dari perang saudara sampai dengan korban perang-perang
kontemporer, bahkan termasuk aktor-aktor penting diperpolitikan USA.[iii] Di tempat ini, 4 orang siswa
internasional mendapat kehormatan untuk melaksanakan upacara pemberian karangan
bunga yang dipandu oleh pengurus pemakaman. Selesai nya, dilanjutkan kembali ke
hotel untuk makan siang dan persiapa kunjungan ke tempat kedua yaitu Udvar-Hazy
Center. Tempat ini merupakan National Air and Space Museum yang sangat besar,
dengan koleksi dari awal perkembangan pesawat terbang sampai pesawat luar
angkasa.[iv]
3. Selasa, 11 Juli 2023.
FSP hari kedua
melaksanakan kunjungan ke monumen-menumen nasional yang berada di sekitar WDC
Capitol, mulai dari monumen Air Force, Perang Dunia pertama dan kedua, Perang
Korea, Vietnam, Monumen Abraham Linclon sampai akhirnya masuk ke dalam Capitol
(Gedung legislatif USA). Komplek monumennya cukup luas, dan
disamping-sampingnya terdapat berbagai macam museum yang dapat dikunjungi
secara gratis. Dapat disimpulkan hari ini, adalah hari yang penuh dengan monumen.
4. Rabu, 12 Juli 2023.
FSP hari terakhir
melaksanakan kunjungan ke National War College di Virginia, yang di dalamnya
terdapat Lembaga research departemen pertahanan yaitu North East South Asia (NESA).
Dapat dikatakan NESA merupakan Lembaga think-tank nya USA dalam hal menganalisa
kondisi konflik global sekaligus rekomendasi kepada Departemen Pertahanan.[v] Disini siswa internasional
mendapatkan briefing dari para akademisi perwakilan tiap-tiap regional seperti
Eropa, Afrika, Asia dan Amerika Selatan.
Khususnya perwira
Indonesia, selesai kegiatan kunjungan kami bersekempatan mengunjungi Atase
Pertahanan RI di kantor Kedutaan RI.
Di dalam gedung KBRI USA |
5. Kamis, 13 Juli 2023.
Perjalan kembali dari WDC
ke ATL dengan menggunakan Flight Delta #781, dan dilanjutkan dengan menggunakan
bus kembali ke MGM.
Sebelum kegiatan FSP ke WDC, para siswa internasional
juga sempat melaksanakan kunjungan di daerah lokal MGM yaitu ke kantor Supreme
Court Alabama yang berada di pusat kota. Pada kegiatan ini, siswa berkesempatan
mendapat penjelasan mengenai system hukum di USA mulai dari lokal sampai federal,
langsung oleh salah satu hakim yang bertugas. Sebuah kesempatan yang sangat
langka.
What have I Think Critically?
Beberapa kesan dan pesan yang didapat dalam kegiatan FSP
yang dapat disesuaikan dengan lokasi kunjungan, yaitu:
1. Supreme Court Alabama. Dengan
mempelajari system hukum USA, sedikit-banyak bisa membandingkan dengan system hukum
di Indonesia. Kesan yang didapat adalah bagaimana USA mengembangkan sistem hukumnya
dan dengan percaya diri, bahkan mengklaim sebagai sistem hukum terbaik di dunia
(paling tidak ini yang dikatakan salah satu pembicara). Pesan yang dapat
dianalisa adalah USA menunjukkan bahwa mereka mampu mengatur urusan dalam
negeri nya dengan berdasarkan supremasi hukum, dan dapat menjadi bukti dalam
hubungan internasional bahwa mereka merasa layak untuk memberi warna di dalam international
order.
Di dalam ruang sidang |
2. Arlington National Cemetry. Semua negara memiliki taman makan pahlawannya masing-masing, begitu pula di Indonesia. Yang sangat membedakan dari taman ini adalah luas lahannya yang sangat signifikan, ditambah lagi dengan design bangunan dan taman yang memukau (khas bangunan negara maju). Disamping itu, ada satu tempat yang setiap hari selalu dijaga oleh petugas dari U.S. Army, dan proses serah terima tugas nya yang khas menjadi tontonan menarik pagi para pengunjung. Kesan yang ditangkap adalah bagaimana pemerintah USA dengan serius memberikan penghormatan kepada para pahlawan nya baik sipil dan militer, melestarikannya berabad-abad lamaya. Pesan yang tertangkap adalah betapa besar peran militer USA mulai dari Perang Dunia Pertama sampai dengan saat ini, terlihat dari jumlah makam yang terhampar di tanah yang luas. Sebuah kekuatan militer yang mendunia yang mampu mempertahankan USA sebagai hegemoni global semenjak selesai Perang Dunia Kedua.
Upacara pemberian karangan bunga |
3. Monumen-Monumen dan Gedung Capitol. Design arsitekturnya yang condong bergaya Yunani kuno dengan bentuk-bentuk nya yang megah, rapih dan estetik, menjadi kesan awal yang langsung muncul begitu mata melihatnya. Yang menarik adalah beberapa monumen Perang Dunia yang ada, arsiteknya dipilih memalui sayembara (saking banyak nya monumen). Pesan yang tertangkap yaitu, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya, bila perlu sejarah yang diwakili oleh monumen-monumen tersebut dibuat semakin besar menarik, dan membuat kagum para wisatawan, sehingga secara tidak langsung di dalam hati para pengunjung akan melegitimasi kebesaran negara USA.
The U.S. Capitol |
4. National Air and Space Museum. Koleksi nya sangat lengkap, mulai dari pesawat terbang awal dunia dirgantara berkembang sampai dengan pesawat berkecepatan suara berjajar rapih di dalam bangunan hangar yang sangat besar dan panjang. Bagi para pecinta dunia dirgantara, tempat ini adalah surga. Ditambah lagi ada petugas-petugas yang siap menjelaskan mengenai sejarah dan kemampuan dari pesawat-pesawat yang menjadi primadona dijamannya. Kesan yang timbul adalah betapa maju teknologi militer, khususnya kekuatan udara yang dimiliki oleh USA. Menurut pendapat saya pribadi, Indonesia saat ini tertinggal satu generasi dalam hal teknologi militer, baik dari segi kualitas apalagi dari segi kuantitas. Rasa-rasanya hampir tidak mungkin mengimbangi perkembangan teknologi USA secara mandiri. Indonesia harus memiliki komitmen yang kuat dan berkesinambungan, serta mau ikut bekerjasama dengan negara-negara maju lainnya agar mendapatkan loncatan teknologi.
Salah satu sisi hanggar penuh koleksi pesawat |
5. North East South Asia. Sebuah lembaga think-tank bidang strategis dan pertahanan yang perwakilan kantornya berada hampir seleluruh benua, dan alumni nya tersebar diseluruh belahan dunia termasuk di Indonesia. Kajian dan analisa yang dihasilkan berdasarkan isu global yang terkait dengan kepentingan USA di seluruh dunia. Kesan yang muncul adalah bagaimana kebijakan strategis USA berdasarkan dengan informasi global ter-update dan matang dari para ahli terbaik dibidangnya. Hal ini turut menjelaskan bagaimana USA dapat berkontribusi besar dalam konflik-konflik yang terjadi di dunia. Pesan yang jelas muncul adalah pentingnya peran akademisi dalam menganalisa perkembangan strategis global terkait dengan kepentingan nasional suatu negara, dan pentingnya sumber informasi yang akurat dan berdasarkan analisa. Khususnya dibidang pertahanan, perkembangan kekuatan militer haruslah berdasakan potensi ancaman yang akan dihadapi dan mengikuti perkembangan teknologi secara global.
Jendral TNI (purn) Andika Perkasa |
What Other Things We Got?
Selain banyak hal yang didapatkan dari kegiatan FSP seperti
yang telah dijelaskan, namun masih ada tambahan-tambahan lain yang dihasilkan,
yaitu:
1. Bertambahnya pemahaman tentang negara adidaya USA, dan sedikit
pencerahan bagaimana negara ini bisa sangat maju dan bertahan deman
mempromosikan sistem demokrasi liberalnya yang jelas tidak seluruhnya cocok
dengan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia, namun tetap saja ada
hal-hal baik yang dapat dijadikan contoh dan inspirasi.
2. Selama kegiatan FSP (5 hari) para siswa internasional memiliki
banyak kesempatan untuk saling berinteraksi dan mengenal baik di dalam jadwal
kegiatan atau pun disaat waktu istirahat. Selain ilmu dan pengalaman, satu hal
penting lainnya adalah hubungan internasional atau networking yang akan
sangat berguna untuk jangka panjang. Kami berkeyakinan bahwa negara yang
melaksanakan diplomasi militer dengan USA pasti mengirimkan perwira terbaiknya untuk
menempuh pendidikan ACSC. Jadi bukanlah sebuah kebetulan, dan kami juga
menyakini bahwa siswa internasional lulusan ACSC ini pasti akan menjadi
seseorang di angkatan perang negaranya.
Makan bersama dengan Seminar 164 |
3. Negara superpower seperti USA pun memiliki keterbatasan, sehingga tidak bisa menjalankan kebijakan internasional untuk mencapai kepentingan nasional nya sendirian. USA sangat membutuhkan peran aliansi dan partner dari negara-negara di kawasan. Disini kita dapat memetik pelajaran untuk negara kita yang belum semaju USA, harusnya juga lebih mengedepankan hubungan internasional, paling tidak untuk mencapai tujuan nasional Indonesia dan juga membantu stabilitas dikawasan terkait perkembangan konflik di Pasifik. Melalui pendidikan ACSC ini pun, saya menjadi sadar betapa penting nya posisi Indonesia bagi kepentingan luar negeri USA.
Rasa-rasannya tepat sekali pepatah yang mengatakan “pengalaman 1x jauh lebih baik dari mendengan pengalaman orang lain ratusan kali.”[vi] Dengan datang, meligat dan merasakan langsung kehidupan di USA dapat memberikan gambaran nyata bagi para perwira siswa perwakilan dari puluhan negara yang ada di dunia. Para perwira internasional lulusan ACSC ini lah yang akan kembali ke negaranya dan melaporkan ke pimpinan militer dan sipil nya, bagaimana kesan-pesan ‘positif’ USA yang berhasil mereka tangkap. Ataupun suatu saat mereka berada pada tatanan pengambilan keputusan, dapat melaksanakannya dengan lebih bijaksana sehingga akan memiliki dampak global.
Di depan monumen Abraham Lincoln |
[i] https://www.airuniversity.af.edu/News/Display/Article/3467342/au-international-military-students-visit-dc-gain-us-government-military-perspec/
[ii] https://www.washingtonplazahotel.com/
[iii] https://www.arlingtoncemetery.mil/#/
[iv] https://airandspace.si.edu/visit/udvar-hazy-center
[v] https://nesa-center.org/
[vi] Anonim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar