Selasa, 11 Januari 2022

HELIPORT LANDING SKADRON UDARA 7

EC 120B Colibri approach menuju heliport MRCCC Siloam


 Mayor Pnb “Dompak” Hutagalung

           Salah satu kelebihan dari pesawat helikopter adalah dapat mendarat di mana saja atau tidak membutuhkan landasan. Hal ini dikarenakan helikopter dapat melakukan manuver hover, atau diam melayang di atas permukaan tanah. Sehingga tempat pendaratan helikopter disebut dengan helipad, yaitu sebuah huruf H di dalam sebuah lingkaran. Helipad ini ada yang lokasi nya di permukaan seperti pada apron maupun runway yang biasa disebut dengan istilah spot, namun ada juga yang diletakkan di atas gedung yang biasa kita sebut dengan elevated heliport. Biasa nya gedung-gedung yang memiliki fasilitas heliport ini bertujuan untuk mempercepat transportasi untuk menghindari keterlambatan, seperti:

-    Heliport di rumah sakit, digunakan untuk pasien gawat darurat atau VVIP yang membutuhkan pertolongan segera.

-    Heliport di kantor atau apartemen, digunakan untuk pimpinan perusahaan dalam aktivitas bisnis nya yang sibuk.

 

Skadron Udara 7 yang merupakan skadron udara operasi TNI AU yang mengoperasionalkan helikopter angkut ringan berjenis EC 120B Colibri, mendapat tugas dari kotama Koopsau 1 untuk melaksanakan latihan heliport landing di beberapa gedung yang ada di daerah Ibu kota.

Sebelum nya, para penerbang Skadud 7 telah melaksanakan latihan heliport landing di fasilitas latihan elevated heliport milik Lanud Suryadarma, secara rutin setiap bulannya. Dan pimpinan menghendaki agar skill para penerbang semakin meningkat dengan melaksanakan latihan lanjutan, yaitu landing di heliport milik gedung-gedung sipil di daerah Jakarta. Maka ditunjuk lah 2 gedung yang memiliki heliport dan cukup terkenal di Jakarta, yaitu MRCCC Siloam dan Pacific Place.

 

Rumah Sakit MRCCC Siloam


Koordinasi awal langsung dilaksanakan oleh personel Skadud 7, dengan dipimpin langsung oleh komandan skadron Letkol Pnb Yogi “”, dan dibantu oleh baseops Lanud Halim yang memiliki banyak pengalaman dalam melaksanakan latihan penerbangan di Jakarta. Dari pihak MRCCC Siloam, kami menghubungi pak Agung yang berdinas di APU (Air Pacific Utama) yang merupakan divisi yang mengoperasikan seluruh dukungan penerbangan dari Lippo group, termasuk heliport di MRCCC Siloam. Dan dari pihak Rumah Sakit MRCCC nya langsung, kami menghubungi pak Jefri yang merupakan chief security dan merangkap operasional heliport.

Koordinasi dengan pihak APU dan MRCCC berjalan dengan sangat baik, sangat terasa bagaimana dukungan mereka terhadap latihan TNI dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan. Sedikit promosi, MRCCC Siloam ini merupakan rumah sakit dengan gedung tertinggi yang ada di ibu kota yang dilengkapi dengan fasilitas heliport yang dapat digunakan untuk pengungsian medis udara (medical evacuation), cerita pak Ferry kepada kami.


Gedung Pacific Place

         Disamping itu, kami juga berkoordinasi dengan pihak Pacific Place melalui manajemen apartemen Pacific Place yaitu ibu Sari. Ada cerita menarik dalam berkodinasi dengan manajemen Pacific Place, jadi saat itu kondisinya kita bingung harus menghubungi kemana, lalu Danskadron berinisiatif mencari contact point nya melalui internet. Setelah coba dihubungi dan beberapa kali dialihkan akhirnya sampai juga kepada pihak manajemen. Responnya pun cukup baik, kita menyampaikan ini latihan TNI AU dalam rangka menyiapkan pilot-pilotnya menghadapi kondisi kontijensi. Setelah berdiskusi dan saling meyakinkan, sampai akhirnya bisa deal untuk melaksanakan cx lokasi terlebih dahulu sebelum pelaksanaan latihan. 

Pengecekan lokasi dilaksanakan selama dua hari, secara bergantian dimulai dari MRCCC Siloam dan esok harinya dilanjutkan dengan Pacific Palace. Tim yang menuju lokasi gedung dipimpin oleh salah seorang Pabandya dari Koopsau1. Pada setiap gedung pertama-tama kita melakukan perkenalan terlebih dahulu dengan manajemen masing-masing gedung, sebelum meninjau kondisi heliport. Komponen-komponen yang di cek adalah: ketersediaan alat pemadam kebakaran dan alat komunikasi ground to air (VHF), serta alat bantu penunjuk arah dan kuat angin yaitu wind shock. Dan alhamdulillah seluruhnya ada kecuali VHF, dan solusinya adalah dengan membawa VHF portabel oleh pihak PLLU lanud Halim, serta alat pembaca kondisi cuaca oleh pihak Meteo lanud Halim. 

Yang tidak kalah penting adalah melakukan pengecekan arah heading approach dan obstacle disekitaran gedung. Perlu kita ketahui bahwa di sekitaran heliport banyak terdapat gedung-gedung yang lebih tinggi yang perlu diwaspadai saat melaksanakan approach. Tidak lupa kami mendokumentasikan dengan kamera photo, maupun drone agar mendapatkan data yang lebih presisi. Berdasarkan data yang didapatkan dari pengecekan di spot inilah kami merumuskan perencanaan penerbangan. 


Pilot helikopter Colibri pada fase approach

Hari pelaksanaan Latihan pun tiba. Sesuai dengan rencana, kami berangkat pagi-pagi dari lanud Suryadarma menuju lanud Halim untuk melaksanakan briefing sebelum memulai latihan heliport landing, yang difasilitasi oleh Baseops Halim. Pada briefing tersebut disampaikan informasi mengenai traffic yang ada disekitaran heliport dan perkiraan cuaca kedepan. Pada hari ini juga Komandan Wing 8 Kolonel Pnb Antonius ikut mendampingi pelaksanaan latihan. 

Latihan hari pertama dengan tujuan heliport di MRCCC Siloam, dilaksanakan oleh tiga orang Instruktur Penerbang atas nama: Letkol Pnb Yogi, Mayor Pnb Jumeno dan saya sendiri Mayor Pnb Galung. Tim aju sudah mendahului berangkat menuju gedung dengan menggunakan kendaraan VCV Baseops Halim untuk menggelar perlengkapan komunikasi di heliport. Setelah dilaporkan siap, kami pun persiapan melaksanakan penerbangan. Alhamdulillah cuaca pagi itu cukup cerah sampai dengan siang hari. 

Untuk latihan hari kedua dengan tujuan gedung Pacific Palace, dilaksanakan oleh tiga orang penerbang yaitu: Letkol Pnb Taufik, Mayor Pnb Zen, dan Mayor Pnb Jumeno. Latihan hari kedua pun berjalan lancar dengan tahapan seperti di hari pertama. Bahkan tim Lambangja dari Koopsau1 selalu mendampingi mulai dari awal latihan sampai dengan selesai.

 

Data area heliport MRCCC Siloam

Berdasarkan pengalaman latihan tersebut, ada beberapa poin yang dapat saya ambil sebagai pembelajaran, adalah sebagai berikut: 

1.       Betapa penting nya pelaksanaan check spot sebelum pelaksanaan latihan, karena bisa jadi ada perbedaan dengan data awal yang kita miliki. Terutama di wilayah Jakarta pertumbuhan gedung-gedung sangat lah pesat. Berdasarkan check spot ini, kita dapat melihat secara langsung kondisi heliport yang akan didarati, obstacle disekitaran heliport, arah approach yang dapat digunakan sesuai dengan tren arah angin pada saat itu, beserta lapangan atau tanah terbuka yang dapat dijadikan sebagai tempat pendaratan dalam situasi emergency. 

2.       Hendicap dari landing di heliport gedung adalah dengan adanya gedung-gedung lain disekitaraan heliport yang berpotensi menghalangi sudut pandang pilot terhadap heliport yang dituju. Disamping itu, kurang familiarnya pilot terhadap lingkungan disekitar heliport dapat menyebabkan pilot kebingungan dalam mengidentifikasi heliport yang dituju. Oleh karena itu, Copilot memegang peranan penting sebagai observer sehingga pilot tidak kehilangan heliport nya. 


Data area gedung Pacific Place

3.       Pelaksaan latihan di elevated heliport sebelumnya di homebase sangat lah membantu saat melaksanakan latihan di heliport sebenarnya pada gedung-gedung tinggi. 

4.       Kota Jakarta memiliki banyak gedung tinggi dengan heliport nya masing-masing. Hal ini menjadi potensi bagi TNI AU untuk melaksanakan latihan dengan menggunakan heliport yang berbeda-beda. 

5.       Koordinasi latihan dengan manajemen gedung harus dilaksanakan jauh hari sebelumnya, dan agar dapat menghubungi pimpinan dari manajemen atau perusahan dari gedung yang akan dijadikan sebagai tempat latihan. Hal ini akan mempermudah koordinasi di lapangan, apabila sesama pimpinan sudah memiliki satu visi yang sama.

  

    Demikianlah sedikit cerita pengalaman mengenai latihan heliport landing di gedung MRCCC Siloam dan Pacific Place oleh Skadron Udara 7. Semoga bermanfaat.




The End.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar