Kamis, 17 Juni 2021

NARASI JALAK SAKTI 2021 HARI KEDUA

 

Persiapan Narator di AWR Buding prov. Bangka Belitung

Koordinator  :  Mayor Pnb Galung

Narator 1      :  Letda Pnb Gilang

Narator 2      :  Sertu Wahyu


Hadirin yang berbahagia.

Pada hari sebelumlah telah dilaksanakan serangkaian operasi udara gabungan, seperti: Operasi Informasi offensive dan devensife, Operasi Udara Lawan Udara Offensive dan Devensife, Operasi Udara Serangan Strategis, Operasi Khusus berupa  Operasi Perebutan dan Pengoperasian Pangkalan Udara

Keseluruhan operasi udara tersebut dikendalikan oleh Komando Tugas Udara Gabungan yang dipimpin oleh Panglima Komando Operasi Angkatan Udara 1.


Hadirin yang kami hormati.

Terbang pada ketinggian 15.000 kaki diatas permukaan laut, Boeing 737-200 dari melaksanakan Operasi Intelejen dengan melaksanakan Operasi Pengintaian Udara. Pesawat Boeing 737-200 mampu mengirim informasi yang diperolehnya secara real time, dapat disaksikan di layar TV di depan hadirin sekalian.

Operasi Intelijen. Operasi intelijen merupakan segala usaha kegiatan, dan tindakan yang terencana dan terarah secara terbuka maupun tertutup guna mendapatkan bahan keterangan, menciptakan atau mematangkan suatu situasi/keadaan yang dihendaki untuk melawan dan menggagalkan penyelenggaraan operasi intelijen musuh.

Bentuk operasi udara dalam operasi intelijen adalah Operasi Udara Intelijen Pengamatan dan Pengintaian yang dilakukan untuk memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan operasi udara dan operasi lainnya. Informasi yang diperoleh akan dikumpulkan, diproses, diintegrasikan, dianalisis, dievaluasi dan diinterpretasikan menjadi produk intelijen untuk bahan pertimbangan pelaksanaan operasi dan pengambilan keputusan pimpinan. Sasaran nya diarahkan pada objek vital dan objek strategis musuh/lawan.


Didapatkan informasi intelejen bahwa pasukan kawan yang berada di darat telah berhasil mengambil alih sebagian besar wilayah yang sempat dikuasai oleh musuh. Namun demikian seiiring dengan berjalannya pertempuran, pasokan logistik di pihak pasukan kawan semakin menipis. Informasi strategis tersebut segera diteruskan kepada Panglima Komando Tugas Udara Gabungan, dan segera ditindaklanjuti dengan melaksanakan Operasi Angkutan Udara guna mendorong kebutuhan logistik ke wilayah operasi.

Tanpa logistik yang memadai maka peperangan tidak dapat dimenangkan. Oleh karena itu, dalam kegiatan operasi militer, ketersedian logistik menjadi sangat vital. Demi menjamin kesinambungan dukungan logistik di darah operasi maka dikirimlah dukungan logistik tersebut melalui jalur udara, agar tidak terdeteksi oleh lawan. Operasi udara ini merupakan salah satu operasi mobilitas udara.

 

Hadirin yang berbahagia.

Sesaat akan dilaksanakan proses pengiriman logistik dengan menggunakan teknik penerjunan Helibox. Sejumlah 20 helibox berisikan bahan makanan dan obat-obatan telah berada di dalam cabin pesawat CN-295 TNI Angkatan Udara.

Pesawat Angkut CN-295 dengan call sign KALONG Flight ini sudah sangat teruji dalam melaksanakan operasi di medan pertempuran.

Penerjunan helibox merupakan simulasi distribusi logistik umum, dimana kali ini akan dilaksanakan teknik  penerjunan sejumlah 20 helibox dengan berat tiap helibox 5-10 kg dari ketinggian 500 ft, dari udara ke darat pada daerah yang telah ditentukan oleh tim Dalpur Paskhas yang berada diwilayah operasi, sehingga dibutuhkan kedisiplinan, ketepatan sasaran, kejelian dan presisi waktu yang harus dimiliki oleh awak pesawat terbang.

Dapat kita saksikan bersama, Pintu pesawat CN-295 Telah terbuka siap menerjunkan Helibox, dan Droping.... Droping.... Goo...!!

helibox berhasil diterjunkan.

Dapat kita saksikan bersama, satu persatu helibox telah diterjunkan dari dalam pesawat CN-295. Tampak pula sejumlah pasukan yang berada di darat bersiap-siap untuk menerima bantuan logistik tersebut,  agar dapat segera didistribusikan.


Menyusul dibelakangnya, akan datang pesawat C-130 Herkules dengan membawa perlengkapan CDS atau Container Delivery Systems yang berisi pasokan logistik berupa amunisi dan persenjataan guna mendukung kebutuhan operasi prajurit kawan di medan pertempuran.

Pada Operasi Angkutan Udara ini akan dilaksanakan cargo drop yaitu container delivery sistem. CDS    dirancang mampu menerjunkan sejumlah 16   container tunggal,  dengan menggunakan teknik penerjunan berkecepatan rendah atau low velocity dan berkecepatan tinggi atau high velocity yang lebih dikenal denga istilah HALO yaitu, High Altitude Low Opening. Apabila menggunakan container  ganda, maka dapat diterjunkan dengan  teknik high velocity

Setiap container CDS dirancang untuk membawa muatan dengan berat mulai 228 kg sampai dengan 1000 kg.

Hadirin yang berbahagia, mari kita saksikan bersama di sebelah kiri podium , terlihat Pintu belakang pesawat C-130 Hercules telah terbuka siap menerjunkan CDS , dan Droping.... Droping.... Goo...!!

CDS berhasil diterjunkan dari dalam pesawat Herkules.

Dapat kita saksikan bersama, CDS telah mendarat dengan aman di lokasi pendaratan. Tampak pula sejumlah pasukan yang berada di darat bergegas untuk mengamankan bantuan logistik tersebut,  agar dapat segera didistribusikan kepada prajurit kawan yang berada di medan operasi.

Seluruh logistik telah berhasil diterjunkan oleh pesawat angkut TNI Angkatan Udara, dengan melaksanakan Operasi Angkutan Udara yang termasuk dalam Operasi Mobilitas Udara.

Operasi Mobilitas udara yang merupakan operasi udara untuk memindahkan personel dan atau barang dengan cara didaratkan dan diterjunkan, serta melaksanakan pengisian bahan bakar di udara.

Narasi Tambahan :

Penerjunan CDS dengan teknik high velocity atau HALO biasanya dilaksanakan tanpa Center Line Restraine / CVR atau rel besi tempat CDS bergerak. CVR bisa disusun  untuk  multiple airdrop (berangkai), dengan  atau  tanpa CVR.  Container- container dilepas pada drop time oleh suatu sistem pisau guillotine yang dipasang pada static line retriever, yang  akan  memutus aft restraint gate, sehingga  muatan  bisa keluar  dari  pesawat  oleh gaya  gravitasi.

Drop zone minimum requirement.   Penerjunan dengan menggunakan media CDS membutuhkan  daerah pendaratan atau dropping zone cukup luas.  Minimum luas drop zone yang dibutuhkan untuk penerjunan CDS dijelaskan seperti dibawah ini :

A.        Untuk ketinggian penerjunan sampai dengan 600 ft di atas permukaan tanah, dibutuhkan drop zone dengan panjang  366 mtr dan lebar 366 mtr.

B.        Untuk setiap penambahan container dalam multiple drop dibutuhkan penambahan panjang drop zone 46 meter.

Pesawat c-130 hercules ini dibuat di lockheed aircraft corporation georgia. Pesawat ini memiliki kecepatan maksimum 230 knots (420 km/h) di 35,000 ft. Kecepatan jelajah 220 knots (420 km/h) dan jangkauan 3,360 nm (6150 km).

 

Hadirin yang berbahagia.

Telah diperoleh update informasi intelejen dari pasukan kawan yang berada di medan operasi, bahwa ada sejumlah pasukan cadangan musuh yang mencoba menerobos barisan pertahanan pasukan kawan di darat. Disamping itu, terdapat sejumlah pasukan kawan yang terluka dan membutuhkan pertolongan medis segera, maka Panglima Komando Tugas Udara Gabungan segera memberangkatkan 2 pesawat tempur untuk melaksanakan Misi Air Cover guna mengantisipasi manuver dari pasukan musuh di wilayah operasi.

Air cover merupakan salah satu dari Operasi Udara Khusus berupa Operasi Perlindungan Kekuatan Udara.

Ditengah-tengah pelaksanaan air cover, Phanter Flight berhasil mengidentifikasi keberadaan pasukan lawan yang mencoba menerobos masuk ke wilayah operasi dan berpotensi menggagalkan operasi yang sedang dilaksanakan. Maka dengan sigap, Phanter Flight melaksanakan Bantuan Tembakan Udara guna menetralisir potensi ancaman tersebut.

Hadirin yang kami hormati, dapat kita saksikan bersama dari sebelah Kanan Podium, Melesat 2 Pesawat Hawk dengan call sign Panther Flight yang akan melaksanakan AIR COVER guna mengamankan wilayah operasi yang sudah dikuasi oleh pasukan kawan.

Phanter Flight saat telah membawa rocket FFAR (Folding Fin Aircraft Rocket) 2,75 inch High Explosive anti personnel per pesawat, dengan menggunakan rocket laucher 2 Lai-51 pin point. 1 launcher nya dapat membawa 19 rockets.

Dan dapat kita saksikan bersama. Diawali oleh Phanter-1

PERSIAPAN PENEMBAKAN, MENGUNCI SASARAN, DAN ROCKET DITEMBAKKAN....!!!  TARGET BERHASIL DIHANCURKAN.....

 

Satu persatu target telah berhasil dihancurkan oleh Phanter Flight yang berhasil meluluh lantahkan daerah pertahanan musuh, kini akan disapu bersih Phanter -2 yang telah bersiap menghancurkan sasaran selanjutnya

PERSIAPAN PENEMBAKAN, MENGUNCI SASARAN, DAN ROCKET DITEMBAKKAN....!!!  TARGET BERHASIL DIHANCURKAN.....

 

Pesawat Hawk 200 Milik TNI AU diklaim sebagai pesawat tempur multi-peran dengan kursi tunggal dan ringan untuk misi pertahanan udara dan serangan darat. Pesawat itu mendapat dukungan mesin Adour Rolls-Royce mk871 Adour turbofan.

Adour adalah mesin turbofan counter-rotating yang memberikan daya dorong di kisaran 5.000 hingga 8.000 lb. Mesin itu memberi operator peningkatan daya dorong, peningkatan umur yang mengarah pada pengurangan biaya siklus hidup, dan kinerja
yang lebih besar.

Berkat dukungan mesin Rolls-Royce itu, kecepatan terbang laut Hawk 200 bisa mencapai 1.000 km/jam. Jet itu juga memiliki kemampuan terbang hingga 3.508 meter per menit
.

Panther Flight bertugas memberikan pengamanan dengan aircover dan sewaktu-waktu dapat melaksanakan bantuan tembakan dari udara guna menghancurkan kekuatan musuh yang berpotensi menyerang pasukan kawan.

 

Disamping itu, untuk mengevakuasi pertempuran pasukan kawan, maka Panglima komando tugas udara gabungan memberangkatkan 2 pesawat Helikopter Combat SAR dengan callsign Cougar Flight  Yang bertindak sebagai Tim Keamanan dan Tim penolong untuk melaksanakan Penyelamatan, pertolongan dan pengevakuasian korban yang terluka akibat pertempuran.

 

Hadirin sekalian.

Dapat kita layangkan pandangan sejenak ke arah kiri podium.. akan melintas COUGAR FLIGHT yang sesaat lagi akan melaksanakan misi operasi SAR TEMPUR dan akan bekerja sama dengan Prajurit pasukan khas dalam proses evakuasi korban dengan teknik Fast rope,Rapeling, Hoisting dan Airlandeed.

Tahapan operasi sar tempur yang pertama akan disimulasikan pertolongan kepada korban di medan perang, Dengan dipandu oleh Tim Satpur, akhirnya helikopter Super puma yang diawaki oleh pilot-pilot handal TNI Angkatan Udara sampai di lokasi. Sesuai dengan laporan awal dari Tim Satpur dan melihat langsung kondisi medan yang sebenarnya, maka Captain Pilot mengambil keputusan untuk melaksanakan penyelamatan korban dengan menggunakan teknik Hoisting.

Sebelum melaksanakan penyelamatan terhadap korban, Helikopter ini akan menurunkan beberapa prajurit PASKHAS untuk bersiap siaga menjaga keamanan wilayah sekitar selama proses evakuasi korban dengan menggunakan teknik Fastrope untuk mendaratkan 10 orang pasukan paskhas guna mengamankan daerah pendaratan.

Dapat kita saksikan bersama pesawat helikopter NAS 332 SUPERPUMA  bersiap melaksanakan HOVER di atas target evakuasi korban untuk melaksanakan FAST ROPE!!! Dan tali fast rope sudah di keluarkan dari pesawat heli kopter... satu persatu prajurit pasukan khas berhasil di turunkan!!

Setelah  semua prajurit PASKHAS berhasil di turunkan ke daerah evakuasi, dengan sigap dan cepat membentuk formasi pertahanan agar dapat segera mengantisipasi arah datangnya musuh atau serangan secara tiba-tiba didalam proses evakuasi.

Dan dapat kita saksikan bersama, pesawat helikopter tim penolong bersiap melaksanakan Rappeling untuk menurunkan 6 orang untuk menyelamat korban yang terluka.  Teknik Rapelling adalah suatu manuver pesawat dalam kegiatan operasi dengan cara dropping pasukan menggunakan tali khusus pada tempat yang dikehendaki dimana pesawat tidak bisa mendarat. Dropping dilaksanakan dalam jangka waktu yang relatif singkat, secara aman dan lancar. Teknik  Rapelling ini merupakan kemampuan yang wajib dimiliki oleh Pasukan Khas TNI Angkatan Udara.

Tali rappeling telah di turunkan, satu persatu pasukan berhasil di turunkan...

Dengan segera pasukan tim penolong melaksanakan pertolongan medis pertama terhadap korban yang terluka akibat peperangan.

Sementara itu Tim keamanan melaksanakan Aircover untuk memastikan kondisi wilayah operasi dalam keadaan aman dan memantau keberadaan musuh sehingga  dapat langsung melaksanakan penyerangan terhadap musuh apabila terjadi ancaman atau potensi bahaya.

Setelah melaksanakan pertolongan pertama terhadap beberapa korban, pasukan penolong melaporkan kondisi salah satu korban kepada awak helikopter tim penolong untuk segera mengevakuasi korban tersebut ke tempat yang lebih aman, guna melaksanakan perawatan medis lebih lanjut. Untuk itu akan dilaksanakan teknik hoisting didalam pelaksanaan penyelamatan korban di daerah operasi.

Hoisting adalah suatu manuver helikopter untuk mengambil personil atau barang dengan menggunakan peralatan hoist tanpa harus mendaratkan pesawat dengan cara melaksanakan  hover atau terbang tetap pada ketinggian 70 feet agl.  Tali khusus hoist mempunyai kemampuan menahan beban kurang lebih 272 kg, dengan panjang tali kurang lebih 75 meter atau 225 feet. Perlengkapan Hoist ini merupakan perlengkapan standar yang wajib dimiliki oleh pesawat Helikopter berkemampuan Search and Resque. Dan inilah dia Teknik Hoisting dari Cougar Flight...

Tali hoist sampai dipermukaan dan diterima oleh pasukan penolong yang ada dibawah, maka korban bencana yang membutuhkan pertolongan segera, dirapatkan ke hoist tersebut. Teknik hoist bisa menggunakan tandu atau blanchar, jangkar dan juga Resque Net, menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Khusus untuk kali ini, perlengkapan yang digunakan adalah Jangkar dan korban diangkat dengan cara Tandem.

Dan dapat kita saksikan bersama , Dengan kecakapan dan kecepatan dari Prajurit Paskhas yang segera membawa korban untuk di hubungkan dengan tali hoist.

Korban sudah terhubung dengan tali hoist, setelah dinyatakan siap oleh pasukan yang ada di permukaan, maka tali hoist akan ditarik ke atas secara perlahan sampai dengan merapat ke helikopter.

Setelah kondisi helikopter siap, selanjutnya helikopter Superpuma melaksanakan take off kembali guna membawa korban ke lokasi yang lebih aman untuk mendapatkan pertolongan.

Sementara itu, Tim kemanan Bersama dengan Tim Penolong  akan kembali menuju titik evakuasi guna menyelamatkan korban yang tidak memungkinkan untuk melaksanaka hoisting serta menjemput pasukan keamanan dari prajurit paskhas yang berada di titik evakuasi dengan menggunakan cara Airlandeed.

Sebelum melaksanakan pendaratan, helikopter akan mensurvei terlebih dahulu kondisi lokasi pendaratan melalui udara sesuai dengan prosedur nya. Sampai akhirnya, helikopter dapat mendekat ke lokasi pendaratan secara perlahan sampai dengan mendarat dengan aman.

Lokasi pendaratan helikopter telah disiapkan terlebih dahulu oleh prajurit Paskhas yang berada di lapangan, dengan memastikan bahwa  lokasi tersebut aman untuk didarati dan mampu diakses oleh pasukan yang membawa korban perang.

Dan dapat kita saksikan dari arah datangnya pesawat tepat berada di sebelah kiri podium, Cougar Flight akan melaksanakan Airlandeed....

Helikopter berkemampuan Angkut sedang ini dilengkapi dengan alat-alat menunjang kehidupan yang sewaktu-waktu dapat digunakan selama proses pemindahan korban dari medan pertempuran menuju lokasi yang memilki fasilitas tenaga dan perlengkapan medis yang lebih memadai.

Kecepatan waktu pemindahan korban dari medan operasi sangat menentukan persentasi keberhasilan dalam menyelamatkan korban. Oleh karena itu, pemindahan korban dengan menggunakan helikopter merupakan pilihan yang sangat tepat.

Setelah korban berhasil di evakuasi dan seluruh pasukan sudah berada dalam pesawat, selanjutnya helikopter melaksanakan take off kembali guna membawa korban ke lokasi yang lebih aman untuk  segera mendapatkan pertolongan.


Dan TAKE OFF ... TAKE OFF GO!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar