Kapten Pnb “Dompak” Hutagalung
Sumber : FLM EC-120B Colibri, Airbus Helicopter
Sumber : FLM EC-120B Colibri, Airbus Helicopter
Pesawat Colibri dalam perawatan Skadron Udara 7 |
FLIGHT MANUAL EC 120B
COLIBRI
SECTION 7, DESKRIPSI
SISTEM
Halo
teman-teman para penggiat dunia penerbangan, khususnya bagi seluruh penerbang
pesawat helikopter Colibri. Disini saya mencoba men-translate satu bab dari FLM pesawat Colibri ke dalam bahasa
Indonesia. Semoga dengan adanya artikel ini, dapat sedikit membantu dan
mempermudah para pembaca untuk mengenal helikpter Colibri, serta tentunya
menambah ilmu mengenai sistem-sistem yang ada pada helikopter ini. Selamat
membaca, dan mohon maaf apabila ada salah-salah kata. J
7.2. FLIGHT
INSTRUMENTS AND COMPUTERS
7.2.1. CENTRAL
COMPUTERS
* General. Central
Computers memberikan tambahan fungsi pelayanan dari helikopter. Ini mencakup
dua bagian sub pemasangan :
- Ancillary Systems Unit (ASU) (1)
- Lighting and Ancillary Control Unit
(LACU) (2)
ASU Mengatur seluruh bunyi alarm, beberapa
peringatan visual, dan proses dari sinyal-sinyal elektrik spesifik.
LACU termasuk semua indikator elektrik dan pengaturan
komponen-komponen dari sistem utama dan sistem pencahayaan.
* Karakteristik. ASU dan LACU keduanya disupai oleh dual power
28V DC, dan dilindungi oleh CB.
* Deskripsi. ASU (1) memiliki fungsi sebagai berikut :
- Mengatur
warning light dari ENG FIRE.
- Pembangkit
suara maximum dan minimum dari alarm NR.
- Mengatur
suara dan alarm “gong”, yang disebabkan oleh alarm-alarm dari warning light warna merah dan maximum takeoff rating.
- Pembangkit
dari sinyal FLIGHT/GROUND dari VEMD.
- Waktu
tunda untuk menahan electro-magnetic
pointer di twist grip setelah
melepas tombol starter.
- Mengatur
lampu peringatan ENG CHIP.
Panel depan dari LACU terdiri dari :
- Pemilihan
pencahayaan : OFF/DAY/NIGHT/NVG.
Pada posisi DAY, pencahayaan sesuai dengan nominal dari kecerahan layar yang
telah diatur. Pada posisi NIGHT, pencahayaan VEMD, pencahayaan indikator NR/NF
dan warning lights diredupkan.
- Dua
potensiometer untuk mengatur kecerahan cahaya pada panel instrumen, konsol dan pencahayaan
standby compass, yang akan aktif
ketika selektornya pada posisi DAY atau NIGHT.
- Tombol
kontrol dan monitor.
LACU Colibri |
7.2.2. PUSAT SISTEM PERINGATAN
* Deskripsi. Indikator visual disediakan oleh CWP (Caution Warning Panel) yang terdiri dari
beberapa komponen sebagai berikut :
- 6
warning lights warna merah untuk
alarm yang membutuhkan aksi sesegera mungkin.
- 18
caution lights warna amber untuk alarm yang pelaksanaan
aksinya masih bisa ditunda.
Alarm suara dihasilkan melalui sistem yang saling
berhubungan. Peringatan suara diaktifkan dengan menekan tombol [HORN] pada LACU. Pada pelaksanaannya,
cauton light HORN di CWP akan padam.
* Karakteristik. Sistem perhatian dan peringatan
disuplai oleh dual power 28V DC dan
dilindungi oleh CB.
Caution Warning Panel |
7.2.3. VEHICLE
AND ENGINE MULTIFUNCTION DISPLAY (VEMD)
* General. Sistem yang terdiri dari layar VEMD
multi fungsi, menyediakan tampilan parameter engine dan pesawat. VEMD berada di tengah-tengah panel instrumen
dan terdiri dari :
- Dua
modul penghitung : LINE 1 dan LINE 2.
- Satu
modul “screen” yang terdiri dari dua
layar dan tombol-tombol pengaturan.
* Karakteristik. VEMD disuplai oleh dual power supali 28V DC dan dilindungi
oleh CB.
* Mode Pengoperasian. Tersedia 3 mode pengoperasian :
- Mode
“FLIGHT” : Dapat dipilih, ini merupakan mode
pengoperasian utama yang digunakan. Ini berisi halaman-halaman dari ENGINE,
VEHICLE, FLI, FLIGHT REPORT, ENGINE POWER CHECK dan PERFORMANCE.
- Akses
ke mode “CONFIG” :
1. [BAT] or [BAT/EPU] ................. OFF
2. [SELECT] and [ENTER] .......... MAINTAIN DEPRESSED
3. [BAT] or [BAT/EPU] ................. ON
Tahan sampai muncul pesan RELEASE KEY di ke dua layarnya
- Akses
ke mode “MAINT” :
Prosedur yang sama dengan mode “CONFIG”
kecuali no 2 diganti dengan :
2. [SCROLL] dan [RESET] .......... MAINTAIN DEPRESSED
* Operasi. VEMD dipilih pada posisi On ketika tombol [BAT] atau [BAT/EPU] di
set ke “ON”
Performa peralatan di test penginstalannya
dengan mengecek pengoperasian yang benar dari ke dua jalur yang ada. Saat pelaksanaan test, akan muncul pesan
dilayar sebagai berikut :
TEST IN PROGRESS
Apabila test nya gagal, tampilannya sebagai
berikut :
“LANE 1 FAILED” “LANE
2 FAILED”
“PRESS OFF 1”
“PRESS OFF 2”
Perihal jalur
yang digunakan bisa dipilih pada posisi Off
dengan menekan tombol ([OFF1] atau [OFF2]) secara bersamaan. Ini mem-validasi
test penginstalan dan memilih jalur yang tersisa untuk mode pengoperasian.
Apabila test
nya benar, VEMD secara otomatis menggunakan mode pengoperasian.
* FLIGHT mode. Mode
Flight ditampilkan sesuai dengan
pilihan, ketika tidak ada mode lain yang dipilih.
Tombol
[SCROLL] digunakan untuk memindahkan halaman tampilan sesuai dengan diagram
yang ada.
7.3. SISTEM
ENGINE
7.3.1 GENERAL
Engine terletak pada bagian terpisah yang tahan api setelah MGB dan posisi pada cargo bagian atas di sebelah
kiri. Engine TURBOMECA ARRIUS 2F adalah engine
bertipe free-wheel turbo shaft dengan
sentrifugal kompresor tingkat satu, sebuah ruang pembakaran dengan annular reverse flow dan satu turbin gas
generator.
Gambar engine Colibri |
7.3.2 SISTEM
OLI ENGINE
Sistem oli engine dibagi menjadi dua :
- Sistem external yang terpasang di kedua
bagian MGB dan engine. Ini termasuk
dua pendingan yang melintas secara pararel dengan oli dan katup termostatik
yang melangsungkan (by passes) aliran
awal bertemperatur rendah pada sistem pendinginan. Pipa-pipa yang terpasang
dibagian engine memiliki kemampuan anti api.
- Sistem internal tergabung di dalam engine. Ini termasuk tangki, pressure pump, scavenge pump dan filter.
- Caution
light berwarna amber ENG CHIP mengindikasikan adanya partikel-partikel
metal di magnetic chip detectors.
7.4 SISTEM
FUEL
7.4.1 GENERAL
Sistem fuel terdiri dari 2 tangki yang memiliki
saluran pengeluaran berbahan elastomer dan tahan gesek/benturan (crashworthy elastomer), sebuah sistem
penyuplaian, perlengkapan pengisian dan sebuah sistem monitor. Penghubungnya
didesign anti-crash.
7.4.2 TANGKI FUEL
Tangki bagian atas terletak di atas dari cargo compartment dan mengisi tangki
bagian bawah dengan cara gavitasi. Tangki bawah terletak di bawah lantai dari cargo compartment. Engine disuplai dari
tangki bawah. Kedua tangki dipasang dengan lapisan plat dan transmisi kapasitas
fuel.
Pada saat tanki atas dikosongkan, perkiraan
indikator pada fuel quantity adalah
145 kg (180 lt – 48 US gal). Berdasarkan dari aliran fuel, nilainya mencapai 120 kg (150 lt – 40 US gal) disebabkan
saluran-saluran fuel antara kedua
tangki setelah terbang selama 15 menit.
Tangki bawah juga memiliki starting pump, sebuah katup pengeluaran fuel cepat dan tempat penampungan dengan
katup pengeluaran endapan fuel.
Sebuah perlengkapan lubang angin di sisi kanan dan sebuah saluran pengisian di
sisi kiri yang dihubungkan pada tangki atas.
7.4.3 SISTEM PENYUPLAIAN DAN REGULASI FUEL
Fuel
dihisap ke atas melewati saringan dengan menggunakan pompa bertekanan tinggi.
Aliran fuel diatur dari metering valve berdasarkan tenaga yang
dibutuhkan pada mode penerbangan normal. Pada prinsipnya ini untuk
mengendalikan Nf sehingga konstan tanpa menghiraukan tenaga yang dibutuhkan oleh engine, dengan
mengontrol Ng : Untuk starting, twist grip membuka katup metering,
mengatur suplai fuel yang dibutuhkan
untuk menghidupkan Ng sekitar 15% dibawah pengaruh dari starter
generator. Twist grip selanjutnya dilanjutkan bergerak untuk mencapai
posisi flight. Selanjutnya fuel
dialirkan sampai ke injektor.
7.5 SISTEM TRANSMISI
7.5.1 ROTORS
*
Main Rotors (M/R). Main rotor berbentuk fully
articulated dan terdiri dari 3 blades.
Arah putarannya searah dengan jarum jam ketika dilihat dari atas dengan
kecepatan nominal 406 rpm. Pergerakan blades
berupa : Flapping, lead-lag and pitch
hinges dihasilkan oleh spherical
elastomeric bearing. Setiap blade
dihubungkan ke pusat oleh sebuah elastomeric
lead-leg damper.
*
Tail Rotor (T/R). Tail rotor
dibungkus (FENESTRON), dan bertempat pada sirip vertikal ; yang terdiri dari 8 blades.
Tail
rotor blades berputar searah jarum jam ketika dilihat
dari sisi kiri pesawat.
7.5.2 TRANSMISI
Sistem transmisi terdiri dari :
- Engine / MGB coupling,
- Main Gear Box (MGB),
- Tail rotor drive shaft,
- Tail Gear Box (TGB).
* Engine
/ MGB Coupling. Engine
/MGB coupling menyalurkan tenaga dari
engine ke MGB, yang terdiri dari :
- Sebuah
coupling shaft dengan pinggiran
berbentuk segitiga disetiap ujungnya.
- Dua flexible coupling disetiap ujung
dari shaft.
- Sebuah
sistem antifail apabila flexible coupling failure.
- Sebuah
fixed housing bolted yang pada satu
sisi menuju ke engine dan sisi lainya
menempel pada input casing.
* MGB:
- Berfungsi
menyalurkan tenaga dari engine ke main rotor yang dilengkapi dengan sebuah
pengurang kecepatan.
- Menggerakan
penggerak tail rotor.
- Menggerakan
dan men-support hydraulic compact unit, pompa pelumas MGB, rotor brake dan oil cooler
fan.
- Men-support servo control dan penghubung tambahan suspension bar.
Ini termasuk sistem pelumasan itu sendiri,
sistem monitor dan akses untuk perawatan.
Pompa pelumasan menghisap oli ke atas dari penampungan
MGB melalui saringan/strainer dan oli
dikirim melalui saringan/filter. Oli
kembali ke penampungan dengan cara gravitasi.
Main Gear Box |
TGB dipasang dari ujung belakang tail boom dan terdiri dari modul power dan kontrol yang berada pada satu
tempat.
TGB dilumasi dengan cara flash-lubricated dan terdiri dari indikator visual kapasitas oli
dan sebuah alat chip detector.
Caution
light berwarna amber GB CHIP akan
menyala pada CWP untuk mengidentifikasi partikel metal.
7.7 SISTEM HYDRAULIC
7.7.1 GENERAL
Sistem hidrolik mengurangi beban kerja pilot
dengan memberikan bantuan hidrolik untuk menggerakan kontrol dari M/R. Pemasangan
nya terdiri dari dua bagian:
- Sebuah hydraulic compact unit, didukung dan digerakan oleh MGB dengan cara menghasilkan power hidrolik, tekanan dan flowrate.
- Sistem
pendistribusian yang terdiri dari takanan flexible
dan saluran kembali, yang menyupai ke tiga servo kontrol.
* Normal Operation.
- Pada
saat start-up, tekanan hidrolik adalah kosong: ... HYDR (9).
- Ketika
tekanan di sistem diantara 20 dan 30 bar (290 dan 435 psi): ....... HYDR (9).
- Ketika
[ACCU TST] atau [HYDR] (6) dilepaskan, dan HYD switches (pada collective lever) (7) pada posisi “OFF”, maka electro-valves
(4) dan (8) menjadi tidak aktif dan suplai pada servo-controls menjadi normal dengan menggunakan tekanan dari
cairan hidrolik.
- Pompa
hidrolik (2) beroperasi ketika rotor berputar.
- Regulating
valve (1) mengatur tekanan antara 37 dan 40 bar (537 dan 580 psi): ......... HYDR (9)
- Servo-controls disuplai secara normal.
- Nitrogen
di dalam accumulators (3) dimampatkan
dengan menggunakan cairan hidrolik. Tekanan dari nitrogen P1 sama dengan
tekanan cairan hidrolik P2 (Detail A). Accumulator
(3) sudah siap untuk melepaskan energi nya (mengembangkan gas) apabila terjadi
penurunan tekanan.
7.8 SISTEM ELECTRICAL
7.8.1 GENERAL
Pembangkit dan pendistribusian sistem
penyuplai jaringan elektrik menggunakan pengaturan tegangan 28V DC. Jaringan
dapat disuplai dari :
- Starter generator yang terletak di engine accesorry gear box.
- Batterai
yang terletak di bagasi pada bagian ekor penghubung rangka, cadangannya ada di
bagasi kanan.
- EPU
mengisi (bila ada) dari sebelah kanan (400A max)
7.8.2 DESKRIPSI DARI SISTEM ELEKTRIK
Sumber power dihubungkan ke EMB dengan
memastikan fungsi-fungsi sebagai berikut :
- Pengaturan
dari starter generator.
- Jaringan
proteksi elektrik terhadap kegagalan sumber power dan pendistribusian.
- Hubungan
sumber power dengan jaringan elektrik.
- Logika
pengoperasian (penyusunan kembali jaringan).
- Menghubungkan
antara pembangkit, sistem distribusi dan penunjukan, kontrol dan sistem monitor.
- Keseluruhan
dapat diuji.
7.8.3 PENDISTRIBUSIAN ELEKTRIK
Sistem distribusi DC terdiri dari :
- EMB.
- Sebuah
ruang bermuatan panel CB.
- Sebuah
CCBP (Cockpit CB Panel).
7.8.4 PENGEDALIAN DAN PENGAWASAN
* Pengendalian. Berikut ini adalah tombol
pengendali sistem power DC, semua berlokasi di SCU atau di panel instrument :
- [EMER SW] (apabila ada)(terkunci)
- [BAT/EPU]
- [CRANK]
- [GENE]
- [GENE RST]
* Pengawasan. Berikut ini adalah warning light yang
ada pada CWP :
- Satu
warning light merah : BATT TEMP
- Dua
amber light : GENE
dan BATT
Halaman penanda pada tampilan parameter VEMD berupa :
- DC
bus voltage (U/GEN)
- Generator Current (I/GEN)
7.8.5 OPERASI
* External Power Circuit. EPU berpasangan dengan primary distribution bus yang berarti
jaringan ini saling berhubungan ketika beberapa kondisi terpenuhi :
- 28V
DC tersedia pada EPU plug.
- [EMER SW] di panel instrumen dalam
posisi normal (UP).
- [BATT/EPU] digunakan.
Pada CWP
: GENE dan BATT
Batterai dan Generator diputus dari sistem DC
sampai EPU dilepaskan.
* Battery Power Circuit. Batterai adalah bagian dari primary distribution bus yang berarti
terhubung dengan jaringan ketika beberapa kondisi terpenuhi :
- 28V
DC power tidak tersedia pada EPU plug.
- [EMER SW] (apabila ada) pada instrument
panel pada posisi normal (UP).
- [BATT/EPU] dipasang.
Demikian juga di ground, power pesawat hanya dari [BAT/EPU] memungkinkan crew
untuk memonitor komunikasi dan merencanakan navigasi, sementara menyimpan power battery.
Tombol [AVIONIC]
(apabila ada) secara langsung menyuplai perlengkapan :
- VOR2
/ VHF2
- Turn and Bank indicator
- Horizon
- HSI
+ gyro compass
Batterai bisa diputus dari sistem DC apabila
:
- Secara
otomatis dengan menggunakan EPU 28V power DC.
- Secara
manual dengan menyeting posisi cut-off
(down) pada [EMER SW] (apabila
ada) atau tombol [BAT/EPU].
Apabila terjadi emergensi elektrik, setelah
menggerakan [EMER SW] (apabila ada)
ke posisi cut-off (down), semua power
DC dimatikan kecuali beberapa bagian penting yang lansung disuplai oleh
batterai, yaitu :
- Engine
- Instrumen
NR/Nf
- Emergency lighting (Map lights)
* Generator Circuit. Generator 150A dipasangkan pada primary distribution bus, yang akan
terhubung apabila :
- Engine bekerja.
- Power
28V DC tidak tersedia dari EPU plug.
- [EMER SW] pada posisi normal (UP)
(apabila ada).
- [GENE] diaktifkan.
- Voltase
generator melewati voltase batterai paling sedikit 0.5V.
Generator akan terputus dari sistem DC :
- Secara
manual :
> Dengan
menonaktifkan tombol [GENE].
> Dengan
menyeting [EMER SW] ke posisi cut-off (apabila ada), atau dengan
memilih menonaktifkan tombol [BAT/EPU].
- Secara
otomatis :
> Dengan
menggunakan EPU power 28V DC.
> Apabila
muatan kembali dideteksi dari batterai ke generator.
> Apabila
voltase generator melewati 31.5V.
> Ketika
[CRANK], diaktifkan.
Ketika generator diputus dari circuit DC,
maka GENE light
menyala pada CWP.
7.9 LIGHTING
SYSTEM
7.9.1 INTERIOR
LIGHTING
* General. Lampu/pencahayaan interior dihasilkan
oleh:
- Sebuah
spot light yang terlatak di atas
panel, untuk pencahayaan normal
pada panel instrumen.
- Dua buah map light
yang berada di atas panel, yang disuplai secara langsung oleh batterai, untuk
panel
instrumen dan konsol lampu
emergensi:
- Lampu integral pada konsol instrumen (termasuk standby compass).
- Display-display LCD pada VEMD dan indikator NR/Nf.
- Lampu integral CWP.
- Sebuah dome light
untuk penumpang.
- Sebuah lampu dalam untuk standby compass.
* Pengaturan. Pengecualian untuk map light, lampu dalam dikontrol pada
LACU, sebagai berikut:
- Selektor mode lampu OFF/DAY/NIGHT/NVG (optional):
> OFF: Spot light dan lampu pada konsol instrumen
pada posisi mati; lampu display CD dab CWP pencahayaannya sesuai nominal yang
di set.
> DAY: Spot light dan lampu konsol instrumen pada posisi hidup; lampu
display CD dan CWP pencahayaannya sesuai
nominal yang di set.
> NIGHT: Spot light dan lampu konsol instrumen pada
posisi hidup; lampu display CD dan CWP pencahayaannya
redup.
> NVG: Spot light dan lampu konsol instrumen
pada posisi hidup; lampu display CD dab CWP pencahayaannya redup dengan penyesuaian
terhadap penggunaan NVG.
> Lampu general potentiometer.
Terdapat pada panel
instrumen, adalah:
> Lampu potentiometer NR/Nf
Pencahayaan dari spot light
dan lampu konsol instrumen dapat diatur dengan menggunakan lampu general
potentiometer.
Setiap map light dipilih dengan cara memutar kepala dari lampu.
Pencahayaan diatur
menggunakan sebuah potentiometer yang terletak di dekat lampu.
Dome
light penumpang dikontrol oleh switch yang terletak di di
depan lampu.
Lampu Standby kompas dikontrol
oleh switch yang terletak di kompas.
Pencahayaan pada display LCD
di indikator NR/Nf dapat diatur dengan menggunakan lampu potentiometer NR/Nf
ketika lampu selektor LACU pada posisi NIGHT.
7.9.2
EXTERIOR LIGHTING
Lampu luar tediri dari position lights, anticollision light dan fixed
landing light.
Positon
lights dan anticollision
light dipilih ON/OFF oleh tombol LACU [POS.LIGHT]
atau [POS LT] dan [A.COL LIGHT] atau [A/COL LT]. Landing light
dipilih ON/OFF oleh switch yang
berada di tuas collective grip.
7.10 CABIN VENTILATION / HEATING AND DEMISTING
7.10.1
AIR GENERATION
Saat terbang, sebagian udara
luar didapatkan melalui bagian depan air intake,
disalurkan menuju bagian kanan depan pelindung kompartemen melalui ventilation scoop. Udara ini melewati venturi nozzle dimana udara tersebut
dicampur dengan udara P2. Udara tersebut kemudian menyuplai sistem
pendistribusian melalui lubang pada langi-langit kabin.
Sistem pendistribusian udara
pada cabin terdiri dari sebuah saluran yang terpasang di langit-langit kabin
dan posisinya pada center line
pesawat. Saluran ini dibagi menjadi dua cabang.
Air Generation |
Apabila sirkulasi ulang pada
sistem pemanas ditingkatkan, produksi udara panas bekerja untuk menutup circuit. Udara tidak lagi diambil dari
luar, tetapi diambil dari interior cabin, untuk efektivitas pemanas yang lebih
baik (berdasarkan aircrat maintenance
manual).
7.10.2 PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
* Pengendalian Ventilasi. Ventilasi dikendalikan dengan mengubah louvres:
- Buka/tutup.
- Mengatur aliran udara.
* Pengendalian Heating Dan Demisting. Pengontrolan temperatur udara hangat
dilaksanakan oleh P2. Kenop pengontrol katup pintu berada pada langit-langit
kabin.
Louvres
(pintu) harus ditutup untuk mengoperasikan demisting.
* Pengawasan. Crew mendapatkan informasi bahwa katup pintu P2
pada posisi terbuka dengan munculnya peringatan P2 pada layar VEMD baian atas.
7.11 SISTEM PITOT-STATIC
* General. Pitot tube membawa tekanan total (Pt)
yang dikirimkan pada indikator airspeed.
Tube menghubungkan sebuah resistor pemanas yang dioperasikan dengan tombol [PITOT] pada LACU yang mengaktifkan
circuti pemanas. Sebuah lampu peringatan warna Amber PITOT pada CWP mengindikasikan bahwa
sistem pemanas sedang tidak beroperasi atau mengalami kegagalan.
Dua buah static pressure port membawa static pressure (Ps) yang dikirimkan ke
instrumen konvensional Pilot (indikator airspeed,
indikator rate-of-climb, altimeter)
dan ke VEMD mengkalkulasi hasilnya
Bleed
valve digunakan untuk menguras air hasil pengembunan yang bisa
terakumulasi di dalam sistem.
Sistem Pitot-static |
Mantap bg. Sangat bermanfaat
BalasHapus