Rabu, 01 April 2020

COVID-19 YANG BANYAK MEMBAWA HIKMAH


Kapten Pnb “Dompak” Hutagalung


HIKMAH DARI WABAH COVID-19

          Assalamualaikum wr wb, salam tangguh, sabar serta ikhlas,  kepada seluruh pembaca setia galungs8007.blogspot.com. Sebelum nya ijinkan saya mengucapkan turut berbela sungkawa terhadap seluruh korban dari wabah virus Covid-19, dan apresiasi yang setinggi-tinggi nya kepada pemerintah RI, dan seluruh komponen masyarakat Indonesia yang sedang berjuang dalam memerangi wabah ini.

          Kurang lebih 3 bulan lamanya semenjak nama virus Corona ini hinggap di telinga kita, sampai dengan sekarang akrab dengan sapaan Covid-19. Dimulai dari kemunculan pertamanya di wilayah Wuhan-China, sampai akhirnya tiba di negara kita tercinta ini. Kedatangan nya yang baru dan mendadak, membuat resah seluruh masyarakat global, wabil khusus saya beserta keluarga, walaupun banyak juga masyarakat dunia yang awalnya menganggap remeh terhadap virus ini. Mudah dan cepat nya penyebaran dari virus ini, menambah panik seluruh pihak yang belum menyiapkan diri denga baik, bahkan selevel negara maju pun luluh lantak dibuatnya.


         
Covid-19 menyebar cepat ke seluruh dunia
Virus Corona baru atau Covid-19 ini, pada akhirnya sangat meresahkan masyarakat dunia. Sampai saat saya menulis blog ini, tidak kurang dari 882ribu manusia diseluruh dunia terinfeksi oleh makhluk ciptaan Allah Swt. yang sangat kecil ini. Dan tidak kurang 44ribu orang telah meninggal akibat virus ini. Khusus nya di Indonesia, korban yang meninggal telah mencapai 157 orang. Virus ini dapat menyerang siapa saja, tanpa mengenal isu SARA dan status sosial seseorang. Yang menakutkan lagi dari virus ini adalah cara penyebarannya yang sangat cepat, yaitu melalui dropplet yang keluar dari mulut dan hidung orang yang terinveksi dan tanpa kita sadari disebarluaskan oleh sentuhan tangan manusia ke benda dan manusia lainnya.
         
Penularan nya memaliu droplet
       Akhirnya situasi buruk yang sudah diprediksi sebelumnya pun terjadi juga. Tanpa diundang Covid-19 tiba di Indonesia, dengan ditandai oleh pengumuman oleh pemerintah Indonesia, mengenai 2 orang pasien postif Covid-19 yang berdomisili di Depok. Kaget pasti, namun yang membuat saya sedih dan juga memperburuk keadaan adalah kesadaran masyarakat yang rendah, dikarenakan memang kondisi masyarakat kita yang homogen, sosial budaya, politik dan lain-lain, serta tidak semua orang memiliki akses ke media untuk memperoleh informasi tersebut.  Dan ditambah dengan lambatnya sosialisasi dari pemerintah untuk memberikan gambaran yang jelas kepada seluruh masyarakat Indonesia. Harapannya adalah, paling minim pejabat formal terkecil di masyarakat yaitu Bapak/Ibu RT atau RW harus tau informasi dan kebijakan pemerintah dalam menaggulangi Covid-19, agar dapat mengedukasi warga dilingkungannya. 

Kerja keras pemerintah harus didukung penuh oleh masyarakat
Jauh sebelum hari kedatangan Covid-19 di Indonesia, pemerintah sudah men-delcear bahwa KITA telah SIAP untuk menanggulangi wabah ini, namun fakta dilapangan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Namun hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, karena terlihat juga dari negara-negara tetangga yang kewalahan dalam menangani dampak dari wabah ini. Pemerintah Indonesia harus bertindak cepat dan tepat, dengan segera membuat/menyempurnakan SOP (Standar Operational Prosedure) dalam rangka menanggulangi wabah Covid-19 dan mendistribusikannya sampai dengan elemen terkecil di masyarakat. Pemerintah bisa/wajib memanfaatkan seluruh komponen yang ada di masyarakat, baik formal maupun informal guna mengoptimalkan SOP nya ini. 

Pemerintah harus melakukan segala daya dan upaca untuk membendung laju penyebaran dari Covid-19, semuanya ini merupakan tanggung jawab dari seluruh warga yang memiliki KTP Indonesia, dengan dipimpin oleh Pemerintah. Jadi tidak bisa hanya salah satu atau sebagian atau malah tidak sama sekali, karena Pemerintah pun memiliki keterbatasan yang harus dibantu oleh masyarakatnya agar tidak terjadi over load. Dari pada sibuk mengoreksi kinerja pemerintah, lebih baik waktu dan tenaga itu kita gunakan untuk tindakan positif yang nyata, dan bisa dimulai dari hal yang kecil dari lingkungan diri dan keluarga.

Bersatu melawan penyebaran Covid-19
Ayo kita bersatu, saling bahu-membahu untuk bangkit dari kondisi ini. Kita dapat memulai dengan memproteksi keluarga kita, banyak contoh kiat-kiatnya di medsos dan WA group, tinggal kita nya saja mau mempraktekkan atau tidak. Seperti hal-hal apa saja yang harus dilakukan sebelum masuk ke dalam rumah, bagaimana cara membuat cairan disinfektan mandiri dirumah, bagian-bagian mana di rumah yang harus sering-sering kita bersihkan, dan lain-lain. Setelah selesai mengamankan lingkungan keluarga kita, barulah kita memperluas gerak maju ke lingkungan kantor. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, karena mustahil seseorang dapat bekerja dengan optimal apabila masih dibebani tentang keselamatan keluarganya. 

Tentunya dilingkungan kantor ini membutuhkan koordinasi dengan seluruh anggota dan rekomendasi dari pimpinan atau komandan nya. Kebetulan saya berdinas di Skadron Udara 7, dengan dipimpin oleh komandan yang peka dan cepat merespon kondisi ini. Tidak perlu menunggu lama, Letkol Pnb Luky “Klewang” segera mengumpulkan perwira-perwira terbaiknya dan memberikan instruksi agar segera melakukan upaya-uapaya pencegahan terhadap penyebaran Covid-19. 

Penyemprotan di Skadron 7
Beliaupun menampung ide-ide positif dari seluruh personel skadron dan segera merealisasikan dengan se-optimal mungkin sesuai dengan kemampuan skadron. Berikut ini merupakan inovasi-inovasi yang dikerjakan oleh Skadron Udara 7, antara lain; membangun tenda disinfektan sederhana, membuat cuci tangan fixed dan portable,  menyediakan Hand sanitizer dan penyemprotan cairan disinfektan ke ruangan-ruangan kantor, bahkan ke rumah-rumah anggotanya. Karena kami percaya bahwa usaha tidak akan membohongi hasil, dan kami tidak mau menyesal dikemudian hari karena tidak berupaya secara optimal.

Ada hal yang menurut saya tidak kalah penting pada kejadian wabah Covid-19, disamping kisah pilu dengan banyak korban dari wabah ini, namun banyak pula hikmah yang bisa kita ambil selama bersabar menjalani proses penanggulangan wabah ini. Terutama yang saya rasakan secara pribadi dalam kehidupan keluarga saya.

Gejala-gejala awal dari Covid-19
  Secara pribadi, saya pun pernah merasakan gejala sakit tenggorokan dan sedikit sulit bernafas, namun syukurnya tanpa disertai dengan demam, dab berangsur-angsur membaik. Entah karena beban pikiran kawatir memikirkan nasib anak dan istri apabila terpapar Covid-19, ataupun memang karena capek kerja. Saya pun langsung meminta obat kepada dokter Skadron. Dibayang-banyangi rasa takut dan kawatir, karena gejala yang saya alami mirip seperti gejala awal pasien Covid-19. Disaat inilah saya benar-benar merasa lemah, kecil dan sangat membutuhkan pertolongan dari Tuhan YME, Allah Swt.

Percaya pada kekuatan doa
Sepanjang malam saya berdoa agar diangkat gejala penyakit saya oleh Allah Swt. dan memohon perlindungan agar jangan sampai wabah penyakit ini menyerang anak dan istri, orang tua, mertua, dan seluruh keluarga besar saya. Tidak lupa pula saya selipkan doa keselamatan untuk seluruh umat Islam di Indonesia dan seluruh warga Indonesia agar diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini. Disinilah terasa sekali hikmah dari wabah Covid-19 ini sangat mendekatkan saya kepada sang illahi. Semoga hal ini dapat menjadi momentum bagi kita untuk instropeksi diri, betapa lemahnya kita masnusia tanpa pertolongan dari Allah Swt. Tuhan YME. Saya pun berjanji pada diri saya untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk dan kotra produkstif yang pernah saya lakukan selama ini. Dengan harapan keseluruhan doa kita di dengar dan dikabulkan oleh Allah Swt. Aamiin.

       
Selalu cuci tangan sebelum masuk rumah
Pada kondisi unfit tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk bertindak preventif. Saya memisahkan diri dengan tidur di kamar terpisah dari anak dan istri. Saya pun memisahkan alat makan dan juga alat mandi, dengan harapan untuk mengurangi potensi penularan penyakit apa pun itu. Saya mengambil langkah-langkah isolasi mandiri selama berada di rumah, sampai dengan merasa kondisi tubuh saya fit kembali.

Di dalam kondisi was-was ini pun saya merasakan bahwa waktu bersama keluarga menjadi sangat berharga di setiap detiknya. Setiap bertemu dengan anak selepas pulang ke rumah, saya pandangi wajahnya, betapa senyumnya yang mungil dapat menguatkan hati saya. Saya harus kuat, saya harus survive, keluarga saya harus survive, sehingga muncul tekat yang kuat di hati saya agar berikhtiar dengan maksimal dalam menghadapi wabah Covid-19 ini. Saya tidak ingin keluarga kecil saya menjadi korban keteledoran saya dalam bertindak. Oleh karena itu, saya pun membuat protokol pribadi dalam hal berinteraksi terhadap keluarga saya.

Meja khusus pembersihan di teras rumah
Setiap datang dari luar rumah, saya selalu mencuci tangan dan kaki terlebih dahulu dengan air sabun yang sudah saya sediakan di teras rumah saya. Dan sesuai dengan anjuran yang banyak beredar di medsos, saya pun mengosongkan isi kantong saya jangan sampai ada kertas-kertas yang terbawa ke dalam rumah. Dompet, HP, jam tangan, kunci motor dan barang apapun yang melekat di badan, saya kumpulkan di atas meja teras dan semprot dengan cairan disinfektan buatan sendiri (mudah-mudahan aja isi campurannya bener). Setelah itu saya langsung menuju gudang untuk melepas dan mengganti baju serta celana, dan dilanjutkan dengan mandi. Untuk seragam yang masih akan saya gunakan, saya semprot dengan cairan disinfektan dan jemur di dalam gudang agar jauh dari keluarga saya. Setelah beres semuanya, barulah saya berinteraksi dengan keluarga.

Dan sebagai tambahan, setiap 2 kali sehari, saya me-lap gagang pintu, lemari, handle jendela dan bagian-bagia rumah yang sering atau mungkin disentuh oleh keluarga saya. Saya Terserah mau dibilang lebay, namun saya hanya konsen pada kesehatan dan keselamatan keluarga saya.

          Intinya adalah kita semua harus mulai menerapkan budaya hidup bersih agar terhindar dari bahaya penyakit, terutama wabah Covid-19. Manfaatkan waktu bersama keluarga, karena itu tidak akan terulang kembali. Dan janga pernah menyerah dalam berupaya dalam menaggulangi wabah ini, dan yakin bahwa Allah Swt. akan merubah nasib suatu kaum yang berusaha merubah nasib nya menjadi lebih baik. Berusaha, berdoa dan tawakal.

Budayakan hidup sehat yah gaess...

#bersatulawancovid19
#usahatidakmenipuhasil
#indahnyaberbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar