Siapa yang menguasai teknologi, dia menguasai dunia. |
Satu Pengalaman Pahit yang Tidak Akan Pernah Terlupakan.
Kalimat ini yang selalu teringat dalam benak saya selama beberapa hari, pasca kejadian yang menimpa saya. Tepatnya hari Jumat 11 Juni 2020, pertama kali nya saya ingin mencoba investasi saham menggunakan media online dan ternyata tidak semulus yang dibayangkan. Banyak pihak yang memanfaatkan kondisi ini demi kepentingan pribadinya, dan akhirnya saya pun menjadi salah satu korbannya, karena ke tidak pahama saya terhadap dunia online ini.
Sebelum masuk ke kisah utama ini, perkenankan lah saya menceritakan back ground dari cerita ini. Semenjak masa pandemi Covid-19, seperti kebanyakan orang lain nya, saya pun mendapat satu hobi baru yaitu menonton YouTube. Ditambah lagi di rumah sudah dipasang Indihome, yang membuat aktivitas streeming menjadi tidak terbatas kuota. Awal mula nya saya senang menonton video ceramah agama, apalagi pada saat bulan Ramadhan. Sampai akhirnya saya iseng menonton video podcast mas Dedi Corbuzier untuk pertama kalinya, dan saat itu dia sedang mewawancarai seseorang yang bernama Bosman Sontoloyo atau mas Mardigu Wowiek. Saya sangat tertarik dengan obrolan mereka, mulai dari ngalor-ngidul sampai dengan bahas negara. Di samping acara ini diguide oleh host profesional, kualitas dari ide-ide Bosman ini lah yang membuat obrolan nya menjadi sangat menarik. Semenjak saat itulah saya menjadi terkesan oleh sosok Bosman ini, dan ingin mengenal nya lebih mendalam melalui video-video YouTube yang diunggah nya.
Puluhan video dari Bosman saya simak, dan bertambah simpati saya saat mengetahui beliau berasal dari keluarga besar TNI AU dan juga masa kecil nya kental dengan pendidikan agama, sampai saat ini beliau juga mengelola yayasan yatim piatu. Bisa saya tarik kesimpulan beliau ini bisnis nya dunia dan akhirat cuy... Sampai akhirnya saya tertarik dengan salah satu platform yang beliau rintis untuk mendukung UMKM dalam negeri yang bernama SANTARA. Kebetulan saya awam dibidang investasi online ini, apabila berhasil mungkin ini adalah untuk yang pertama kalinya, apabila gagal toh modal nya tidak terlalu besar juga. Tapi saya optimis, setelah mempelajari dari YouTube dan langsung membuka aplikasi nya, inshaaAllah ini ada hasilnya.
Tepat nya tanggal 11 Juni pasca sholat Jumat, setelah berpikir matang-matang saya merasa ini adalah saat yang tetap untuk memulai aplikasi di Santara ini, kebetulan lagi ada sedikit dana. Untuk pembaca ketahui, perlunya membaca keterangan atau aplikasi secara detail agar tingkat pemahaman nya pun semakin tinggi, dan barang kali bisa bertanya juga kepada teman atau orang lain siapa tau ada yang bisa memberi sedikit masukan. Beberapa hal ini lah yang menjadi kunci kesalahan saya di samping minimnya pengalaman di dunia online.
Pada saat akan memulai investasi, saya mengawali dengan registrasi sesuai petunjuk aplikasi. Karena penasaran, saya pun mencari Account Instagram (IG) nya Santara dan di sinilah awal dari kesalahan saya. Saya tidak mengetahui bahwa ada banyak account palsu yang meniru Santara. Saya meng Add account Santara ini beberapa hari sebelumnya, dan setelah saya follow account nya, tidak lama kemudian ada 3 account yang mengatasnamakan Santara namun ditambah dengan embel-embel berbeda meng Add account IG saya. Dan saya tidak menaruh curiga, betapa naif nya saya dengan berpikiran mungkin ini memang bagian dari account IG Santara, padahal IG resmi Santara adalah yang memiliki tanda check list biru (verifikasi), sayang nya saya mengetahui hal ini setelah terlanjur tertipu.
Kembali ke hari Jumat saat saya mendaftar di aplikasi Santara, saya iseng bertanya ke IG palsu Santara mengenai beberapa hal yang belum saya pahami tentang investasi, seperti naik turun nya nilai saham, deviden dan lain sebagainya. Mohon maaf karena back ground saya jauh dari dunia bisnis. Sampai akhirnya admin dari account itu bertanya, “mau mulai investasi nya pak?, agar kami bantu tata cara berinvestasi nya, boleh kami minta No HP bapak”. Awal nya saya tidak menaruh curiga terhadap account ini, sampai akhirnya saya sedikit menaruh curiga karena sebagai admin account perusahaan yang cukup besar kok aktif banget menjawab chat saya di IG dan cenderung ada nada memaksa untuk memulai investasi, namun sekali lagi saya kurang peka menyimpulkan sinyal-sinyal negatif yang sudah saya tangkap dengan tetap membiarkan komunikasi kami berlanjut sampai meningkat dengan dia menelepon saya langsung.
Admin ini mengaku bernama Wijaya Kusuma, dia mulai meng guide saya dengan dalih mengajari cara berinvestasi di Santara. Sebelumnya saya harus melakukan simulasi pembelian saham terlebih dahulu dengan menggunakan internet banking ataupun manual melalui ATM, kebetulan setahun belakangan ini saya sudah aktif menggunakan internet banking beberapa bank BUMN. Entah karena didorong oleh rasa penasaran dan tidak sabaran ingin segera berinvestasi ke Santara, atau mungkin malah terkena “hipnotis” atau terperdaya dengan cara admin berbicara, walaupun masih ada keraguan di hati saya toh terbukti saya sesekali bertanya kepada nya yang berisi mengenai kecurigaan saya, namun buktinya saya tetap saja mengikuti instruksi dia.
Sampai akhirnya dia meng guide saya melalui aplikasi mobile banking dengan menggunakan multi payment dan memasukkan beberapa digit angka yang setelah kejadian barulah saya paham bahwa angka-angka tersebut merupakan kode dari rekening virtual nya. Di sinilah terlihat sekali bahwa pemahaman saya mengenai mobil banking masihlah kurang.
Saya dengan lolosnya, sampai 2x melakukan transaksi pembayaran ini. Modus yang pertama, dia berkata bahwa, “step pertama kita akan melaksanakan simulasi pembelian saham harus deposit sejumlah uang terlebih dahulu, jadi silahkan ikuti arahan saya (Multi payment)”. Modus yang ke dua, dia berkata bahwa “step yang ke dua agar deposit nya bisa masuk ke dompet virtual silahkan ikuti (Multi payment)”. Begitu selesai transaksi yang ke dua mendadak saya berucap “astagfirullah halhazim”, disitulah saya baru tersadar bahwa rekening saya sudah melaksanakan transfer uang sebanyak 2x ke rekening virtual mereka. Langsung berat rasanya nafas ini, dan saya pun meminta agar uang saya dikembalikan saja ke rekening semula, namun mereka berkelit agar bisa kembali uang nya harus transfer tahap yang terakhir. Jujur saya hampir terpancing, karena memang sudah panik merasa kehilangan uang, walau jumlah nya tidak seberapa tapi sayang apabila tidak jadi apa-apa. Namun di lalanya jaringan internet mendadak memburuk, sehingga saya tidak dapat melanjutkan proses transaksi. Pas pula azan sholat Ashar berkumandang, saya putuskan sambungan telepon dan bergegas menuju mushola kantor. Hati saya masih dirundung kegalauan, bahkan sampai dengan akhir sholat saya berdoa agar diberikan kesabaran dan petunjuk oleh Allah Swt. Bagaimana tidak galau, semangat membara yang tadi nya mau berinvestasi malah berakhir dengan penipuan.
Selepas sholat, hati saya sudah lebih tenang, dan saya pun mencoba membuka kembali aplikasi Santara, barang kali saja ada petunjuk. Dan benar saja, tertera No HP Call center dari Santara, segera saya hubungi via WA call dan coba jelaskan perihal yang menimpa saya barusan. Penerima telepon saya adalah seorang wanita yang bertugas sebagai Call center. Setelah mendengar penjelasan dari saya, dia pun menyatakan keprihatinan nya dan ternyata bukan baru saya yang terkena kasus seperti ini. Dia menjelaskan bahwa account Santara di IG adalah yang sudah terverifikasi dengan tanda check list biru. Jujur saya kurang paham maksudnya, maka saya langsung check ke IG dan benar saja memang ada satu account Santara dengan tanda Checklist biru di sebelah kanan nya, berarti account-aacount Santara yang lainnya adalah palsu. Waduh telat tau nya ini mah, menyesal banget deh. Di samping itu, dia pun menjelaskan bahwa Santara hanya menerima transaksi melalui platform atau aplikasi nya, jadi tidak ada yang transfer ke rekening langsung. Gubrak...., langsung yakin 100% saya bahwa saya telah berhasil ditipu.
Tanpa menunggu lama, sayapun langsung melaporkan hal ini kepada Call center bank yang saya gunakan untuk transaksi. Ternyata banyak juga syaratnya untuk membuat suatu pelaporan penipuan, hadeeehhh.. Iseng saya coba telepon No penipu tersebut, panggilan masuk namun tidak diangkat. “Dasar penipu kurang ajar” gerutu saya dalam hati. Lalu saya kirim pesan lewat WA saja, yang intinya saya minta uang segera dikembalikan, apabila tidak maka akan saya lapor ke polisi, dan kalaupun mereka lolos dari pengadilan di dunia, sampai berjumpa di pengadilan akhirat.
Nyesel banget rasanya, uang hilang dalam sekejap hanya karena kurang teliti terhadap aplikasi dan kurang peka terhadap kondisi. Wis dapat sinyal-sinyal penipuan kok malah masih diikuti. Namun sesal kemudian memang tiada gunanya. Saya hanya bisa memohon kepada Allah Swt. agar selalu diberikan kesabaran, karena sejatinya semua itu adalah suratan takdir dari Nya.
Selalu ada hikmah dibalik sebuah tragedi, istilah ini sangat akrab di telinga kita terutama apabila sedang terkena musibah. Hal ini lah yang saya coba angkat untuk menguatkan hati saya. Memang benar beberapa minggu belakang ini, khusus nya pasca Lebaran, motivasi saya untuk melaksanakan sholat Subuh di mesjid mendadak jauh berkurang. Rasa malas menyelimuti hati saya, ada saja alasan untuk tidak ke mesjid padahal sudah bangun sebelum waktunya. Dan kejadian musibah ini saya jadikan momen untuk Instrospeksi dan lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Saya berpikir jumlah uang yang hilang tidak sebanding dengan cobaan yang seharusnya nya ditimpakan ke saya, karena ke alpaan saya dalam beribah, dan baik nya Allah hanya memberikan ujian ringan ini.
Kejadian ini juga mengajarkan kepada saya agar lebih teliti dalam hal apapun, tidak hanya mempelajari isi dari aplikasi secara menyeluruh, pokok nya terhadap segala sesuatu harus lebih teliti lagi. Apa lagi bila bersangkutan dengan uang, harus lebih waspada. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah jangan sampai tertipu untuk kedua kalinya, karena saat ini memang sedang marak-marak nya penipuan di dunia online ini.
Saya tetap bersyukur dan bersabar dengan ujian ini. Syukur nya nilai nominal uang yang hilang masih dalam batas wajar, tidak bisa dibayangkan bila dikemudian hari bisa saja saya tertipu lebih besar lagi apabila tidak memiliki pengalaman ini sebelumnya.
Sedikit informasi buat teman-teman apabila ingin membuat pengaduan penipuan ke bank, ada beberapa syarat yang harus dilengkapi sebagai berikut :
1. Membawa buku rekening tabungan.
2. KTP pemilik rekening tabungan, tidak bisa diwakili.
3. Surat laporan kehilangan dari kepolisian.
4. Surat pernyataan yang berisi kronologis kejadian
5. Surat pernyataan bahwa bank tidak bertanggung jawab terhadap rekening terduga penipu apabila terjadi kesalah pahaman, ditandatangani dan diberi materai 6000.
Perlu kita pahami bahwa laporan kita ini tidak ada jaminan uang akan kembali, tapi paling tidak rekening penipu tersebut dapat dibekukan sehingga mencegah jatuh korban lainnya. Dan mudah-Mudahan saja pelaku dapat segera ditangkap setelah terbongkar identitas nya melalui rekening tersebut.
Demikian lah sepenggal kisah pilu dari pengalaman saya, semoga saya dan seluruh pembaca bisa mengambil hikmah dari kejadian ini, dan berharap kedepannya jangan sampai terulang kembali. Semoga bermanfaat, selalu semangat, syukur dan sabar.
Kapten Pnb “Dompak” Hutagalung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar