Kapten Pnb "Dompak" Hutagalung, Skadon 7
MENUNTUT ILMU KE NEGERI
SINGA
Sertifikat telah mengikuti kursus AAI di Singapore |
Akhirnya
seselai juga kursus singkat yang telah sy ikuti di Singapore, yang
diselengarakan oleh RSAF (Royal Sangapore Air Force). Kursus tersebut
bernama Aircraft Accident Investigation, yang dilaksanakan selama 5 hari penuh
di AFTC (Air Force Training Command)-Payalebar. Mau tau bagaimana proses
lengkap nya, silahkan dibaca sampai habis yah. Semoga bermanfaat dan
terimanakasih kepada para pembaca setia....
TAHAP PERSIAPAN.
Dimulai dari test bahasa Inggris di Disdikau pada bulan November 2019, saat itu
cukup banyak kandidat yang dipanggil untuk mengikuti test, sekitar 13 perwira.
Namun dikarenakan dinamika, hanya 7 orang kandidat yang memenuhi panggilan test
dan salah satu nya adalah sy. Pengumuman hasil test dilaksanakan pada bulan
Desember atas nama; Kapten Pnb Galung dari Skadron udara 7 dan Kapten Pnb
Gesta dari Skadron udara 4, dan dilanjutkan dengan mengurus administrasi
pemberangkatan ke Mabesau (Markas besar Angkatan Udara), sebagai berikut:
1. Disdik (Dinas Pendidikan), untuk mengambil surat pengantar ke
beberapa dinas terkait, sebagai berikut:
a. Diskes
(Dinas Kesehatan), untuk mengambil surat pengantar cek kesehatan ke Lakespra
yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar pembuatan health sertificate.
b. Dispamsan
(Dinas Pengamanan dan Persandian), untuk membuat security clearance (SC).
c. Diswatpers
(Dinas Perawatan Personel), untuk mengurus passport, exit permit dan Surat Perintah (SP) dari Mabesau.
2. Mabes TNI, untuk mengambil uang saku selama pendidikan.
Setelah selesai seluruhnya, kami kembali ke satuan
masing-masing sambil menunggu telegram pemberangkatan kursus. Tepatnya pada
tanggal 20 Februari, kami kembali mengurus administrasi ke Mabesau dan
sekaligus mempersiapkan pemberangkatan yang akan dilaksanakan pada tanggal 24
Februari 2020.
Kendala-kendala yang kami
alami selama proses persiapan, adalah sebagai berikut:
1. Rentang waktu yang cukup lama antara waktu test dengan
pemberangkatan, yaitu mulai dari bulan November sampai dengan Februari,
dihadapkan dengan dinamika penugasan yang cukup padat di satuan operasi.
2. Waktu mengurus administrasi akhir cukup mepet dengan hari
keberangkatan, yaitu pada hari Kamis dan berangkat pada hari Senin.
3. Adanya kebijakan baru untuk menerima arahan di Bais TNI,
walaupun hanya kursus singkat sekalipun. Dimana letak kantor Bais cukup jauh
dari Mabesau sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Senin, 24 Februari 2020.
Hari pemberangkatan kursus, direncanakan menggunakan
pesawat Garuda dengan flight number
GA824 rute Soeta-Changi Airport.
Waktu pemberangkatan yg cukup pagi yaitu pukul 06.10 WIB, menyebabkan kami
harus berangkat dari rumah pukul 3 pagi agar tidak terlambat check in di Bandaranya. Pesawat takeoff pukul 06.16 WIB, cukup tepat
waktu sesuai yang direncanakan. Penerbangan cukup lancar, cuaca baik dan kami
sampai di Singapore 08.30 local time. Di Changi Airport sudah ditunggu oleh Mr.
James yang merupakan LO (Liaison
Officer) dari RSAF (Royal Singapore
Air Force) dan Mr. Chan Sao Pern
yang merupakan staf di AATC (Air Force Training Command).
Kami langsung dibawa ke mes AATC yang berada di Payalebar Airbase. Di sepanjang jalan kami
dijelaskan beberapa teknis dan administrasi yang perlu kami ketahui. Kurang
lebih perjalanan 30 menit kami pun sampai di AATC, dan langsung diarahkan ke
kamar kami di salah satu bangunan di lantai 4. Bangunan yang kami gunakan
merupakan flat yang juga dipakai oleh cadet
RSAF yang sedang menjalani pendidikan di AATC. Kami mendapat satu kamar di pojok
yang diisi oleh 2 orang. Dilingkungan flat tersebut sudah tersedia kamar mandi
dan sebuah Water Feeding, namun
sayang nya tidak ada mesin cuci. Syukurnya masih ada ember untuk merendam
pakaian. Kami pun dipinjami setrika oleh LO dari RSAF.
Berphoto ria di depan lembaga pendidikan AFTC |
TAHAP PELAKSANAAN.
1. Selasa, 25 Februari 2020.
Hari pertama kursus diawali dengan joging pagi sebentar untuk menyegarkan badan, lanjut mandi dan makan pagi di ruang makan yang tidak jauh dari flat kami tinggal. Pelajaran dimulai pada pukul 08.00 LT (Local Time), kelas kami tidak pun lokasi nya sangat dekat dari flat kami tinggal, sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di kelas.
15 menit sebelumnya kami telah sampai di kelas, langsung
mengisi absen hadir dan tidak lupa kami menyapa LO dari AFTC, sudah ada
beberapa siswa juga yang telah hadir lebih dulu. Kami menempatkan diri di ruang
kelas yang lebih mirip dengan auditorium. Ruangan yang cukup besar dengan kursi
perorangan yang disusun bertingkat ke belakang.
Namun ada hal yang kami lupakan, yaitu melaksanakan cek
temperatur tubuh mandiri rutin, sehingga LO berinisiatif mengecek dengan alat
yang sudah standby di kelas. Hal ini
dilaksanakan dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19 yang saat itu juga
merebak di Singapore dan Alhamdullilah kondisi aman dan sehat sampai dengan
akhir pendidikan.
Dosen atau instruktur kursus telah menunggu dengan santai.
Mr. Matthew Robinson, yang merupakan instruktur dari SCSI (South Carolina Safety Institude), yang secara langsung didatangkan
dari USA. Beliau ber latar belakang penerbang helikopter dari US Marine Corps, namun sudah pensiun dengan
pangkat terakhir Mayor, dan saat ini bekerja di SCSI. Pengalaman nya menjadi
investigator sudah cukup banyak, melihat Accident
rate di US yang cukup tinggi, dan saat ini beliau aktif berkeliling dunia
sebagai instruktur investigator.
Pelajaran dimulai dengan pembukaan dari beliau yang berisi
perkenalan diri, safety dan
investigasi kecelakaan pesawat. Setelah itu dilanjutkan dengan perkenalan dari
masing-masing siswa dengan format; nama, asal satuan, pengalaman terbang,
pengalaman investigasi dan harapan mengikuti kursus ini. Pelajaran berlangsung
dengan cukup dinamis, beliau dapat menyampaikan materi dengan cukup baik. Aksen
nya yang lambat membuat kami lebih mudah mengerti dengan apa yang di
katakannya, namun terkadang volume suara nya agak pelan. Tapi secara umum masih
OK lah dan orang nya cukup fun juga
dalam membawakan materi.
2. 26 - 28 Februari 2020.
Kegiatan kami sehari-hari dimulai dari bangun pagi pukul
06.00 LT sekaligus waktu sholat Subuh di Singapore, namun sayang sy tidak
mendengar suara adzan selama disana. Setelah itu kami melaksanakan pembersihan
dan persiapan ground school, dan
meninggalkan kamar pada pukul 07.15 LT. Kegiatan dilanjutkan dengan
melaksanakan maka pagi di ruang maka. Selesai makan pagi pagi pada pukul 07.45
LT kami menuju ruang kelas dan tidak lupa menandatangani daftar absen pagi.
Pelajaran dimulai pada pukul 08.00 LT, dan setiap satu jam
diberi waktu istirahat 10 menit bagi siswa, barang kali ada yang mau ke kamar
mandi ataupun membeli minuman ke kantin. Pelajaran diisi dengan banyak kuliah
dari instruktur dengan diselingi tanya jawab, sesekali juga dibuat diskusi
kelompok untuk membahas Studi kasus investigasi kecelakaan pesawat terbang.
Instruktur yang mengajar berasal dari SCSI (South
Carolina Safety Institude) USA, yang merupakan lembaga Aviation safety yang berskala International dan sudah banyak
melaksanakan investigasi kecelakaan pesawat, khusus nya di USA. Jadi RSAF
bekerja sama dengan SCSI untuk menyelenggarakan kursus ini, dan mengundang perwakilan
dari TNI AU.
Jam istirahat banyak kami habiskan untuk melaksanakan makan
siang sambil bertukar pikiran dengan teman sekelas yang berasal dari RSAF,
bernama Kapten Selwin Phang. Khusus
kepada Kapten Phang, kami ucapkan banyak-banyak terima kasih karena telah
bersedia menemani kami selama kegiatan belajar mengajar di AFTC. Selesai makan
siang, kami pun menghabiskan waktu di perpustakaan sambil membaca-baca buku dan
majalah.
Selesai istirahat siang pukul 13.00 LT dilanjutkan dengan
pelajaran, namun sebelumnya tidak lupa kami mengisi absen yang ke dua. Kegiatan
belajar yang padat selesai pada pukul 16.15 LT setiap hari nya. Dari jadwal
pelajaran tersebut, sedikit kendala bagi saya yang beraga Islam untuk
menunaikan ibadah sholat Dzuhur, dikarenakan mulai adzan Dzuhur pada pukul
13.45 LT yang masih dalam lingkup kegiatan belajar, sehingga selesai pelajaran
saya bergegas kembali ke kamar untuk melaksanakan sholat di akhir waktu. Dan
pada hari Jumat juga tidak ada disediakan waktu khusus untuk melaksanakan
sholat Jumat berjamaah, sehingga sy menggantinya dengan sholat Dzuhur.
Pada sore hari pukul 17.00 LT kami mengisi waktu dengan
berolah raga, ataupun bepergian ke kota untuk membeli keperluan dengan
menggunakan transportasi umum, berupa; bis, MRT (Mass Rapid Transportation) dan Grab. Kondisi kota Singapore relatif
sepi dikarenakan isu COVID-19 yang membuat resah masyarakat dunia dan menunda
kedatangannya ke Singapore.
Kami pribadi pun sangat konsen dalam menjaga kebersihan,
seperti menggunakan masker dan sering mencuci tangan dengan air maupun hand sanitizer secara berkala. Namun
bila kami perhatikan penduduk Singapore tidak terlalu kwartir terhadap isu
virus ini. Terlihat dari tidak banyak nya warga yang menggunakan masker dalam
beraktivitas, kecuali yang berhubungan dengan pelayan publik wajib menggunakan
masker. Aktivitas warga pun cukup normal, bahkan tetap ada yang berolah raga di
luar ruangan. Disana warga yang memakai
masker adalah warga yang sakit untuk mencegah penularan penyakit, sehingga bagi warga yang
sehat tidak perlu menggunakan masker.
Beberapa materi pelajaran yang kami pelajari selama kursus,
adalah sebagai berikut:
1. Blood Borne Pathogens (BBP). Dijelaskan
bagaimana bahaya nya cairan-cairan tubuh manusia yang berasal dari korban pada
kecelakaan pesawat terbang, oleh karena diwajibkan menggunakan pakaian pengaman
khusus.
Sertifikat tanda telah menerima materi BBP |
2. Fire. Dijelaskan bagai
proses terjadinya kebakaran dan komponen-komponen pada pesawat yang berpotensi
menyebabkan terjadinya kebakaraan di lokasi kecelakaan.
3. Human Factor Analysis and Classification System.
4. Human Factor in AAI. Dijelaskan bagaimana kontribusi faktor manusia dalam proses terjadinya kecelakaan pesawat terbang.
5. Engines. Dijelaskan
bagaimana dampak pada mesin pesawat yang diakibatkan oleh kecelaakan pesawat
terbang.
6. Materials. Dijelaskan
bagaimana dampak kecelakaan pesawat terhadap material-material yang berada pada
pesawat tersebut.
7. Photography. Dijelaskan
bagaimana teknik/cara pengambilan photo terhadap barang bukti di lokasi
terjadinya kecelakaan pesawat terbang, dan rekomendasi standar kamera yang
dibutuhkan.
8. Search, Salvage and
Reconstruction. Dijelaskan bagaimana proses
pencarian barang bukti di lokasi terjadinya kecelakaan pesawat terbang dan pengamanannya,
serta apakah diperlukan untuk merangkai kembali bagian-bagian pesawat yang
mengalami kecelakaan.
9. Witness Interview. Dijelaskan siapa-siapa saja yang dapat
dijadikan sebagai saksi dan bagaimana teknik interview nya dalam rangka
investigasi kecelakaan pesawat terbang.
Kendala-kendala yang kami alami selama pelaksanaan kursus, adalah sebagai berikut :
a. Kami belum mendapat pembekalan materi pembelajaran tentang investigasi sebelumnya di
Indonesia khususnya yang dilaksanakan oleh TNI AU, sehingga beberapa materi
yang disampaikan terasa cukup awam. Dan terlebih lagi harus memahami cara
penyampaian Instruktur yang menggunakan istilah-istilah investigasi dalam bahasa Inggris.
b. Waktu
kursus yang relatif singkat untuk mempelajari
metode investigasi yang memiliki materi pembelajaran yang kompleks, sehingga
kesempatan siswa untuk mendalami materi investigasi kurang mendalam. Ditambah
lagi dengan tidak adanya kegiatan praktek di lapangan, seluruh kegiatan kursus hanya penyampaian materi di kelas
saja.
c. Referensi
materi pelajaran baru diberikan menjelang akhir pendidikan dikarenakan sedang
di update datanya oleh instruktur, sehingga kami tidak dapat belajar
mandiri sebelum materinya diberikan oleh Instruktur di kelas.
Suasana di Merlion park yang relatif sepi dari wisatawan |
3. 29 Februari 2020.
Hari terakhir di Singapore, sekaligus hari kembali ke tanah
air Indonesia. Kami diantar oleh LO RSAF dengan ditemani staf AFTC. Kami
menggunakan pesawat Garuda dengan flight
number GA-825, berangkat dari bandara Changi pukul 10.00 LT menuju bandara
Soeta dan sampai pada pukul 11.00 WIB. Penerbangan berjalan lancar dan tepat
waktu, sesampai nya di Soeta saya telah ditunggu oleh orang tua dan melanjutkan
perjalanan ke kota Tangerang.
TAHAP PENGAKHIRAN.
Pada tahap ini yang dilaksanakan adalah pembuatan laporan
pelaksanaan pendidikan yang akan diserahkan ke Disdikau dan Watpersau, serta
mengumpulkan kembali passport ke Watpersau. Sebenarnya ada kebijakan baru untuk
melaksanakan paparan di Disdikau pagi yang baru selesai melaksanakan pendidikan
atau kursus di luar negeri, namun untuk pelaksanaan nya tidak seluruh nya, hanya
sesuai dengan kebutuhan dari Disdikau.
Demikianlah sedikit gambaran singkat mengenai pelaksanaan
kursus AAI di Singapore mulai dari tahap persiapan sampai dengan pengakhiran.
Dan semoga artikel ini dapat menjadi gambaran dan menambah wawasan bagi
personel TNI AU lainnya yang akan melaksanakan kursus serupa, sehingga dapat
mempersiapkan dengan lebih baik untuk hasil yang lebih maksimal. Dan bagi para
pembaca setia, semoga dapat menambah pengetahuan mengenai salah satu kegiatan
pendidikan yang dilaksanakan oleh TNI AU.
#indahnyaberbagi
#tulisanmubuktikeberadaanmu
Bagi yang baca, jangan lupa tuliskan komentarnya yah..��
BalasHapus