Minggu, 08 Maret 2020

AIRCRAFT ACCIDENT INVESTIGATION COURSE

Kapten Pnb "Dompak" Hutagalung, Skadon 7

 MENUNTUT ILMU KE NEGERI SINGA

Sertifikat telah mengikuti kursus AAI di Singapore

         Akhirnya seselai juga kursus singkat yang telah sy ikuti di Singapore, yang diselengarakan oleh RSAF (Royal Sangapore Air Force). Kursus tersebut bernama Aircraft Accident Investigation, yang dilaksanakan selama 5 hari penuh di AFTC (Air Force Training Command)-Payalebar. Mau tau bagaimana proses lengkap nya, silahkan dibaca sampai habis yah. Semoga bermanfaat dan terimanakasih kepada para pembaca setia....

TAHAP PERSIAPAN.

       Dimulai dari test bahasa Inggris di Disdikau pada bulan November 2019, saat itu cukup banyak kandidat yang dipanggil untuk mengikuti test, sekitar 13 perwira. Namun dikarenakan dinamika, hanya 7 orang kandidat yang memenuhi panggilan test dan salah satu nya adalah sy. Pengumuman hasil test dilaksanakan pada bulan Desember atas nama; Kapten Pnb Galung dari Skadron udara 7 dan Kapten Pnb Gesta dari Skadron udara 4, dan dilanjutkan dengan mengurus administrasi pemberangkatan ke Mabesau (Markas besar Angkatan Udara), sebagai berikut:

1.  Disdik (Dinas Pendidikan), untuk mengambil surat pengantar ke beberapa dinas terkait, sebagai berikut:
       a.       Diskes (Dinas Kesehatan), untuk mengambil surat pengantar cek kesehatan ke Lakespra yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar pembuatan health sertificate.
       b.       Dispamsan (Dinas Pengamanan dan Persandian), untuk membuat security clearance (SC).
   c.   Diswatpers (Dinas Perawatan Personel), untuk mengurus passport, exit permit dan Surat Perintah (SP) dari Mabesau.

2.  Mabes TNI,  untuk mengambil uang saku selama pendidikan.

   Setelah selesai seluruhnya, kami kembali ke satuan masing-masing sambil menunggu telegram pemberangkatan kursus. Tepatnya pada tanggal 20 Februari, kami kembali mengurus administrasi ke Mabesau dan sekaligus mempersiapkan pemberangkatan yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2020.

Kendala-kendala yang kami alami selama proses persiapan, adalah sebagai berikut:

1.  Rentang waktu yang cukup lama antara waktu test dengan pemberangkatan, yaitu mulai dari bulan November sampai dengan Februari, dihadapkan dengan dinamika penugasan yang cukup padat di satuan operasi.

2.   Waktu mengurus administrasi akhir cukup mepet dengan hari keberangkatan, yaitu pada hari Kamis dan berangkat pada hari Senin.

3.      Adanya kebijakan baru untuk menerima arahan di Bais TNI, walaupun hanya kursus singkat sekalipun. Dimana letak kantor Bais cukup jauh dari Mabesau sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar.


Senin, 24 Februari 2020.

    Hari pemberangkatan kursus, direncanakan menggunakan pesawat Garuda dengan flight number GA824 rute Soeta-Changi Airport. Waktu pemberangkatan yg cukup pagi yaitu pukul 06.10 WIB, menyebabkan kami harus berangkat dari rumah pukul 3 pagi agar tidak terlambat check in di Bandaranya. Pesawat takeoff pukul 06.16 WIB, cukup tepat waktu sesuai yang direncanakan. Penerbangan cukup lancar, cuaca baik dan kami sampai di Singapore 08.30 local time. Di Changi Airport sudah ditunggu oleh Mr. James yang merupakan LO (Liaison Officer) dari RSAF (Royal Singapore Air Force) dan Mr. Chan Sao Pern yang merupakan staf di AATC (Air Force Training Command).  

     Kami langsung dibawa ke mes AATC yang berada di Payalebar Airbase. Di sepanjang jalan kami dijelaskan beberapa teknis dan administrasi yang perlu kami ketahui. Kurang lebih perjalanan 30 menit kami pun sampai di AATC, dan langsung diarahkan ke kamar kami di salah satu bangunan di lantai 4. Bangunan yang kami gunakan merupakan flat yang juga dipakai oleh cadet RSAF yang sedang menjalani pendidikan di AATC. Kami mendapat satu kamar di pojok yang diisi oleh 2 orang. Dilingkungan flat tersebut sudah tersedia kamar mandi dan sebuah Water Feeding, namun sayang nya tidak ada mesin cuci. Syukurnya masih ada ember untuk merendam pakaian. Kami pun dipinjami setrika oleh LO dari RSAF.


Berphoto ria di depan lembaga pendidikan AFTC

TAHAP PELAKSANAAN.

1.     Selasa, 25 Februari 2020.
  
      Hari pertama kursus diawali dengan joging pagi sebentar untuk menyegarkan badan, lanjut mandi dan makan pagi di ruang makan yang tidak jauh dari flat kami tinggal. Pelajaran dimulai pada pukul 08.00 LT (Local Time), kelas kami tidak pun lokasi nya sangat dekat dari flat kami tinggal, sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di kelas.

    15 menit sebelumnya kami telah sampai di kelas, langsung mengisi absen hadir dan tidak lupa kami menyapa LO dari AFTC, sudah ada beberapa siswa juga yang telah hadir lebih dulu. Kami menempatkan diri di ruang kelas yang lebih mirip dengan auditorium. Ruangan yang cukup besar dengan kursi perorangan yang disusun bertingkat ke belakang.

     Namun ada hal yang kami lupakan, yaitu melaksanakan cek temperatur tubuh mandiri rutin, sehingga LO berinisiatif mengecek dengan alat yang sudah standby di kelas. Hal ini dilaksanakan dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19 yang saat itu juga merebak di Singapore dan Alhamdullilah kondisi aman dan sehat sampai dengan akhir pendidikan.

     Dosen atau instruktur kursus telah menunggu dengan santai. Mr. Matthew Robinson, yang merupakan instruktur dari SCSI (South Carolina Safety Institude), yang secara langsung didatangkan dari USA. Beliau ber latar belakang penerbang helikopter dari US Marine Corps, namun sudah pensiun dengan pangkat terakhir Mayor, dan saat ini bekerja di SCSI. Pengalaman nya menjadi investigator sudah cukup banyak, melihat Accident rate di US yang cukup tinggi, dan saat ini beliau aktif berkeliling dunia sebagai instruktur investigator.

       Pelajaran dimulai dengan pembukaan dari beliau yang berisi perkenalan diri, safety dan investigasi kecelakaan pesawat. Setelah itu dilanjutkan dengan perkenalan dari masing-masing siswa dengan format; nama, asal satuan, pengalaman terbang, pengalaman investigasi dan harapan mengikuti kursus ini. Pelajaran berlangsung dengan cukup dinamis, beliau dapat menyampaikan materi dengan cukup baik. Aksen nya yang lambat membuat kami lebih mudah mengerti dengan apa yang di katakannya, namun terkadang volume suara nya agak pelan. Tapi secara umum masih OK lah dan orang nya cukup fun juga dalam membawakan materi.


2.     26 - 28 Februari 2020.

     Kegiatan kami sehari-hari dimulai dari bangun pagi pukul 06.00 LT sekaligus waktu sholat Subuh di Singapore, namun sayang sy tidak mendengar suara adzan selama disana. Setelah itu kami melaksanakan pembersihan dan persiapan ground school, dan meninggalkan kamar pada pukul 07.15 LT. Kegiatan dilanjutkan dengan melaksanakan maka pagi di ruang maka. Selesai makan pagi pagi pada pukul 07.45 LT kami menuju ruang kelas dan tidak lupa menandatangani daftar absen pagi.

        Pelajaran dimulai pada pukul 08.00 LT, dan setiap satu jam diberi waktu istirahat 10 menit bagi siswa, barang kali ada yang mau ke kamar mandi ataupun membeli minuman ke kantin. Pelajaran diisi dengan banyak kuliah dari instruktur dengan diselingi tanya jawab, sesekali juga dibuat diskusi kelompok untuk membahas Studi kasus investigasi kecelakaan pesawat terbang. Instruktur yang mengajar berasal dari SCSI (South Carolina Safety Institude) USA, yang merupakan lembaga Aviation safety yang berskala International dan sudah banyak melaksanakan investigasi kecelakaan pesawat, khusus nya di USA. Jadi RSAF bekerja sama dengan SCSI untuk menyelenggarakan kursus ini, dan mengundang perwakilan dari TNI AU.

      Jam istirahat banyak kami habiskan untuk melaksanakan makan siang sambil bertukar pikiran dengan teman sekelas yang berasal dari RSAF, bernama Kapten Selwin Phang. Khusus kepada Kapten Phang, kami ucapkan banyak-banyak terima kasih karena telah bersedia menemani kami selama kegiatan belajar mengajar di AFTC. Selesai makan siang, kami pun menghabiskan waktu di perpustakaan sambil membaca-baca buku dan majalah.

      Selesai istirahat siang pukul 13.00 LT dilanjutkan dengan pelajaran, namun sebelumnya tidak lupa kami mengisi absen yang ke dua. Kegiatan belajar yang padat selesai pada pukul 16.15 LT setiap hari nya. Dari jadwal pelajaran tersebut, sedikit kendala bagi saya yang beraga Islam untuk menunaikan ibadah sholat Dzuhur, dikarenakan mulai adzan Dzuhur pada pukul 13.45 LT yang masih dalam lingkup kegiatan belajar, sehingga selesai pelajaran saya bergegas kembali ke kamar untuk melaksanakan sholat di akhir waktu. Dan pada hari Jumat juga tidak ada disediakan waktu khusus untuk melaksanakan sholat Jumat berjamaah, sehingga sy menggantinya dengan sholat Dzuhur.

      Pada sore hari pukul 17.00 LT kami mengisi waktu dengan berolah raga, ataupun bepergian ke kota untuk membeli keperluan dengan menggunakan transportasi umum, berupa; bis, MRT (Mass Rapid Transportation) dan Grab. Kondisi kota Singapore relatif sepi dikarenakan isu COVID-19 yang membuat resah masyarakat dunia dan menunda kedatangannya ke Singapore.

   Kami pribadi pun sangat konsen dalam menjaga kebersihan, seperti menggunakan masker dan sering mencuci tangan dengan air maupun hand sanitizer secara berkala. Namun bila kami perhatikan penduduk Singapore tidak terlalu kwartir terhadap isu virus ini. Terlihat dari tidak banyak nya warga yang menggunakan masker dalam beraktivitas, kecuali yang berhubungan dengan pelayan publik wajib menggunakan masker. Aktivitas warga pun cukup normal, bahkan tetap ada yang berolah raga di luar ruangan. Disana warga yang memakai masker adalah warga yang sakit untuk mencegah penularan penyakit, sehingga bagi warga yang sehat tidak perlu menggunakan masker.

     Beberapa materi pelajaran yang kami pelajari selama kursus, adalah sebagai berikut:

1.   Blood Borne Pathogens (BBP).   Dijelaskan bagaimana bahaya nya cairan-cairan tubuh manusia yang berasal dari korban pada kecelakaan pesawat terbang, oleh karena diwajibkan menggunakan pakaian pengaman khusus.
Sertifikat tanda telah menerima materi BBP




2.      Fire.  Dijelaskan bagai proses terjadinya kebakaran dan komponen-komponen pada pesawat yang berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaraan di lokasi kecelakaan.

3.      Human Factor Analysis and Classification System.  

4.    Human Factor in AAI.   Dijelaskan bagaimana kontribusi faktor manusia dalam proses terjadinya kecelakaan pesawat terbang.

5.      Engines.   Dijelaskan bagaimana dampak pada mesin pesawat yang diakibatkan oleh kecelaakan pesawat terbang.

6.      Materials.  Dijelaskan bagaimana dampak kecelakaan pesawat terhadap material-material yang berada pada pesawat tersebut.

7.    Photography.    Dijelaskan bagaimana teknik/cara pengambilan photo terhadap barang bukti di lokasi terjadinya kecelakaan pesawat terbang, dan rekomendasi standar kamera yang dibutuhkan.

8.      Search,  Salvage and Reconstruction.     Dijelaskan bagaimana proses pencarian barang bukti di lokasi terjadinya kecelakaan pesawat terbang dan pengamanannya, serta apakah diperlukan untuk merangkai kembali bagian-bagian pesawat yang mengalami kecelakaan.

9.      Witness Interview.     Dijelaskan siapa-siapa saja yang dapat dijadikan sebagai saksi dan bagaimana teknik interview nya dalam rangka investigasi kecelakaan pesawat terbang.

Kendala-kendala yang kami alami selama pelaksanaan kursus, adalah sebagai berikut :

a.  Kami belum mendapat pembekalan materi pembelajaran tentang investigasi sebelumnya di Indonesia khususnya yang dilaksanakan oleh TNI AU, sehingga beberapa materi yang disampaikan terasa cukup awam. Dan terlebih lagi harus memahami cara penyampaian Instruktur yang menggunakan istilah-istilah investigasi dalam bahasa Inggris. 

b.     Waktu kursus yang relatif singkat untuk mempelajari metode investigasi yang memiliki materi pembelajaran yang kompleks, sehingga kesempatan siswa untuk mendalami materi investigasi kurang mendalam. Ditambah lagi dengan tidak adanya kegiatan praktek di lapangan, seluruh kegiatan kursus hanya penyampaian materi di kelas saja.


c.    Referensi materi pelajaran baru diberikan menjelang akhir pendidikan dikarenakan sedang di update datanya oleh instruktur, sehingga kami tidak dapat belajar mandiri sebelum materinya diberikan oleh Instruktur di kelas.

Suasana di Merlion park yang relatif sepi dari wisatawan
3.     29 Februari 2020.

          Hari terakhir di Singapore, sekaligus hari kembali ke tanah air Indonesia. Kami diantar oleh LO RSAF dengan ditemani staf AFTC. Kami menggunakan pesawat Garuda dengan flight number GA-825, berangkat dari bandara Changi pukul 10.00 LT menuju bandara Soeta dan sampai pada pukul 11.00 WIB. Penerbangan berjalan lancar dan tepat waktu, sesampai nya di Soeta saya telah ditunggu oleh orang tua dan melanjutkan perjalanan ke kota Tangerang.


TAHAP PENGAKHIRAN.

      Pada tahap ini yang dilaksanakan adalah pembuatan laporan pelaksanaan pendidikan yang akan diserahkan ke Disdikau dan Watpersau, serta mengumpulkan kembali passport ke Watpersau. Sebenarnya ada kebijakan baru untuk melaksanakan paparan di Disdikau pagi yang baru selesai melaksanakan pendidikan atau kursus di luar negeri, namun untuk pelaksanaan nya tidak seluruh nya, hanya sesuai dengan kebutuhan dari Disdikau.

     Demikianlah sedikit gambaran singkat mengenai pelaksanaan kursus AAI di Singapore mulai dari tahap persiapan sampai dengan pengakhiran. Dan semoga artikel ini dapat menjadi gambaran dan menambah wawasan bagi personel TNI AU lainnya yang akan melaksanakan kursus serupa, sehingga dapat mempersiapkan dengan lebih baik untuk hasil yang lebih maksimal. Dan bagi para pembaca setia, semoga dapat menambah pengetahuan mengenai salah satu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh TNI AU.

#indahnyaberbagi
#tulisanmubuktikeberadaanmu

1 komentar: