Senin, 14 September 2015

GLADI POSKO ANGKASA YUDA 2015

 


Lembang, 5 - 10 September 2015.

         Skadron Udara 7 selaku jajaran operasi Koopsau1 mendapat kehormatan untuk mengikuti latihan gladi posko Angkasa Yuda (Ayu) 2015. Diwakili oleh Komandan Skadron Udara 7, Letkol Pnb Tarmuji dan turut membawa ke dua pujangga skadron lainnya yaitu : Lettu Pnb Agung dan Lettu Pnb Galung. Gladi Posko ini bertujuan untuk melatih para pelaku latihan dalam melaksanakan administrasi operasi yang dilaksanakan dalam merencanakan peperangan.

Day 1, Sabtu 5 September.
         Seluruh pelaku latihan melaksanakan briefing awal dan penataran yang dilaksankan oleh Wasdal. Latihan kali ini dipimpin oleh Direktur Latihan, Dankodikau beserta jajarannya. Ditambah dengan pejabat dilingkungan Seskoau. Cukup banyak senior yang terlibat dalam latihan ini. Khusus nya kami tergabung dalam Unsur Heli yang berada di bawah Satgas Dukpur. Untuk Satgas Dukpur terdiri dari beberapa unsur lainnya, yaitu : Unsur Angkut, Intai dan Pangkalan. Setelah menerima pengarahan panjang lebar dan diakhiri dengan tanya jawab, maka acara dilanjutkan dengan pelaksanaan gladi upacara pembukaan latihan Ayu. Setelah gladi selesai , pelaku mendapat pengarahan lagi mengenai teknis pelaksanaan latihan yang menggunakan Sistem Olah Yuda Seskoau (Soyus).


Day 2, Minggu 6 September.
         Pada hari ini kegiatan tidak terlalu banyak, hanya diisi dengan menyiapkan kelengkapan posko masing-masing Satgas. Hal ini dengan melaksanakan pembuatan dan penempelan bener, baik yang berisi doktrin, kegiatan operasi dan peta latihan. Pada latihaan ini disimulasikan Panglima TNI telah menunjuk Pangkogab, dan Pangkogab melanjutkan membentuk organisasinya yang salah satunya adalah Pangkogasud.  Pangkogasud ini lah yang membawahi sebagian besar satuan TNI AU dengan terdiri dari beberapa satgas, yaitu : Satgas Tempur, Dukpur, Hanud, Paskhas, Info dan Komlek.

Day 3, Senin 7 September.
        Diawali dengan upacara pembukaan Ayu yang dipimpin oleh Wakasau dan dilanjutkan dengan photo bersama oleh seluruhnya. Kegiatan gladi posko dilaksanakan setelahnya, Wakasau berkeliling ke semua posko satgas untuk memberikan semangat kepada semua pelaku. Pada hari ini masih belum ada kesibukan yang berarti dikalangan satgas. Seluruh kegiatan masih berkutat di ranah Pangkogasud beserta stafnya. Banyak informasi beredar mengenai bergerakan negara Musang yang melakukan invansi ke wilayah kepulauan Natunan Republik Indonesia. Para petinggi masih merumuskan rencana operasi untuk melaksanakan pengusiran dan perebutan kembali. Diakhiri dengan evaluasi dari wasdal kepada pelaku, kegiatan dapat berjalan lancar dan selesai pada pikul 19.00 WIB.

Day 4, Selasa 8 September.
        Kegaitan dimulai pada pukul 07.30 WIB, sebelumnya melaksanakan photo bersama Satgasdukpur di belakang gedung Leo Watimena. Kegiatan hari ini pun juga berlangsung cukup lancar, kesibukan masih relatif berada di komando atas. Untuk satgas sudah mulai mencicil rengerak nya masing-masing, yang nantinya akan disesuaikan waktunya setelah ada putusan dari Konsep Umum Operasi (KUO). Staf komando atas masih merumus kan Cara Bertindak (CB), baik utama maupun cadangannya. Yang nantinya akan dilaporkan ke Pangkogasud dan akan dipilih mana CB yang terbaik untuk dilaksanakan. Kegiatan selesai pada pukul 17.00 WIB.

Day 5, Rabu 9 September.
        KUO sudah terumuskan, para Dansatgas diminta untuk melaporkan perkembangan satuannya masing-masing. Dinamika sekenario latihan masih bergulir dengan cepat, hal ini menyebabkan perubahan di RGB masing-masing unsur yang akan disiapkan dalam pelaksanaan operasi. Pada hari ini kegiatan mulai padat dikalangan unsur. Semua staf unsur berlomba-lomda untuk menyiapkan rencana gerak pesawatnya, untuk menyukseskan pelaksanaan operasi yang diperi nama sandi "Garuda Perkasa 15". Ini adalah hari yang sangat melelahkan, dikarekan pada rapat evaluasi di siang hari, Asops Kasau memberikan banyak koreksi yang berkaitan denga operasi udara. Dan hal ini menyebabkan RGB dari masing-masing unsur mengalami perubahan, padahal di sore hari nya sudah akan memasukan data ke komputer untuk uji coba RO esoknya. Akhirnya diambil keputusan untuk RGB yg dirubah hanya yang Satgastempur saja, dan uji Ro yang dilaksanakan hanya pada hari H dan H+1. Kami semua menunggu fase pengisian data dan baru bisa selesai pada pukul 23.00 WIB, sedangkan yang Satgastempur masih harus berjibaku sampai dini hari.

Day 6, Kamis 10 September.
        Pelaksanaan uji RO yang akan dihadiri oleh Kasau. Pagi hari pukul 07.00 WIB kami sudah berkumpul diruang Oyu untuk melaksanakan gladi uji RO yang dipimpin oleh Pangkogasud yang saat itu dijabat oleh Kas Koopsau 1. Gladi berjalan 2 kali dengan cukup lancar, tak lama Kasau pun tiba di rungan Oyu, pelaksanaan uji RO pun dimulai.
        Pada dasar nya Kasau mengucapkan terimakasih atas kerja keras dari semua pihak, tapi tidak luput pula memberikan beberapa koreksi agar kedepannya bisa semakin membaik. Kasau menjelaskan dengan gamblang mengenai doktrin operasi udara yang dianut oleh TNI AU saat ini, hal ini sangat menambah pengetahuan kami semua.
        Operasi udara terdiri dari beberapa tahapan, dan diawali oleh pernyataan perang oleh Presiden dan disetujui oleh DPR, maka Panglima TNi akan menunjuk Pangkogab beserta staf nya. Khusus nya TNI AU berada di bawah Pangkogasud untuk merencanakan operasi udara yang akan diawali oleh OSUS (Operasi Serangan Udara Strategis) dimana yang menjadi sasarannya adalah COG (Center of Gravity) negara musuh yang bertujuan u tuk membatalkan niat perang musuh. Dimana nantinya akan dikirim composite straight yang terdiri dari beberapa pesawat tempur dengan kemampuan dan tugas nya masing-masing.
       Apabila OSUS mengalami kegagalan, yang diakibatkan oleh beberapa hal seperti : salah nya informasi intelegent mengenai COG musuh, sehingga musuh masih dapat melanjutkan peperangan, dan salah nya data perkuatan musuh, sehingga composite straight gagal memasuki wilayah musuh. Pada dasar nya OSUS dilakukan di atau ke wilayah musuh. 
       Setelah OSUS gagal, maka TNI AU akan melaksanakan operasi selanjutnya yaitu OLUO (Operasi Lawan Udara Offensive). Dengan kekuatan dari Kohanudnas beserta jajaran radarnya, mengamankan wilayah udara Indonesia. Apabila ada pesawat musuh yang memasuki wilayah kita, makan akan dikirimlah pesawat-pesawat penyergap untuk melakukan OLUO tersebut untuk menghancurkan atau mengusir pesawat musuh.
      Apabila OLUO mengalami kegagalan, dimana pesawat-pesawat kita dapat dihancurkan oleh musuh dan musuh dapat memasuki wilayah udara Indonesia. Maka TNI AU akan melanjutkan operasinya dengan melaksanakan Operasi Hanud (Pertahanan Udara). Dimana Kohanudnas akan menggerakan Arhanud nya untuk menghancur kan pesawat musuh yang masuk di wilayah objek pertahanan Hanud tersebut.
      Apabila Operasi Hanud pun mengalami kegagalan, maka bisa diasumsikan wilayah /  beberapa wilayah Indonesia sudah jatuh ke tangan musuh dan ke kuatan utama TNI AU sudah mampu dilumpuhkan oleh musuh. Maka akan dibentuk Operasi Gabungan oleh TNI untuk menghancurkan musuh dan merebut kembali wilayah NKRI yang telah dikuasai musuh tersebut. Dalam hal ini TNI AU akan melaksanakan Operasi Dukpur (Dukungan Udara) seperti : operasi BTU (Bantuan Tembakan Udara), PMU (Pengungsian Medis Udara), Angkut Personil dan Materiil dan lain sebagainya.
       Dapat disimpulkan bahwa TNI AU merupakan Benteng terdepan dari NKRI, dimana untuk sebagian operasinya dilaksanakan diwilayah perbatasan udara NKRI bahkan sampai ke wilayah udara musuh. Apabila TNI AU sudah kalah, maka wilayah NKRI sudah berhasil dimasuki dan dikuasai oleh musuh. Dan untuk memulai operasi gabungan juga harus diawali oleh operasi udara yang dilaksanakan oleh TNI, dimana kita harus mengusai wilayah udara terlebih dahulu, barulah wilayah laut dan darat bisa kita kuasi juga.


Jaya terus Angkatan Udara, "Swa Bhuana Paksa".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar